Jfkfsfs
Jfkfsfs
Autoinfeksi eksternal
daerah perianal hospes→ kontak dengan
larva rhabditiform saat BAB→ larva
filariform→ menembus kulit perianal→
pembuluh darah kapiler→ siklus parasitik
Transmisi transplacental
Transmisi transmammary
Cutaneus larva migran dan Viseral larva
migran
Sindroma löffler’s
Honeycombed appearance (gambaran sarang
tawon dimukosa usus)
Disseminated infection(menyebar)
Gastrointestinal
◦ Muntah dan kembung
◦ BB menurun
◦ Nyeri perut menyebar
◦ Diare
Dermatologi
◦ Lesi papulovesikuler pruritus→ gatal pada kaki
◦ Urtikaria→ cutaneus larva migran
◦ Granuloma
◦ Ptechiae (disseminated)
Pulmonal
◦ Wheezing dan batuk
◦ Pernapasan dangkal dan hemoptisis
SSP
◦ Gejala meningeal (disseminated)
Sistem reproduksi
◦ Infertilitas
Ditemukan larva rhabditiform disediaan feses
segar
Ditemukan larva filariform disediaan feses
dan pembiakan sekret duodenum
Obat utama
◦ Albendazol 400 mg/hari selama 3-5 hari
◦ Ivermectin 200 ug/hari selama 4 hari
Canalis gynaecophorus Bagian ventral badan Bagian ventral badan Bagian venttral badan
Cacing betina
Ukuran 20 X 0.25 mm 14 x 0,25 mm 26 x 0,3 mm
Ovarium Posterior pertengahan badan Anterior pertengahan badan Pertengahan badan
Telur dalam uterus 20-30 butir 1-3 butir 50 butir atau lebih
Sekum yang menyatu Panjang (menyatu dipertengahan Terpanjang (menyatu di anterior Pendek (menyatu di posterior
badan) pertengahan badan) pertengahan badan)
Hospes perantara Bulinus (Physopsis dan Biomphalaria dan Australorbis Oncomelania hupensis
Planorbarius)
Habitat Pleksus vena vesikalis dan Plexus mesenterikus daerah Plexus mesenterikus daerah
prostatika sigmoidorektal (v. mesenterika ileocaecalis (v. mesenterika
inferior dan cabang-cabangnya) superior dan cabang-cabangnya)
Telur
Duri Duri terminal Duri lateral Benjolan lateral
Operkulum - - -
Isi Mirasidium Mirasidium Mirasidium
SERKARIA Schistosoma sp
Ekor bercabang
Perubahan disebabkan oleh 3 bentuk cacing:
Serkaria
Cacing dewasa
Telur → terpenting
3 stadium:
1. Masa tunas biologik
Serkaria menembus kulit sampai menjadi dewasa
Gejala kulit dan alergi: eritema, papula disertai rasa
gatal dan panas (hilang dalam 2-3 hari)
Gejala paru: batuk, kadang-kadang pengeluaran
dahak yang produktif
Gejala toksemia : timbul minggu ke-2 sampai ke-8
setelah infeksi. Berat gejala tergantung jumlah serkaria
yang masuk
Gejala berupa: lemah, malaise, tidak nafsu makan, mual
dan muntah, diare disebabkan hipersensitif terhadap
cacing, hati dan limpa membesar dan nyeri raba.
2. Stadium akut
Mulai sejak cacing bertelur
Keluhan: demam, malaise, berat badan menurun
Pada infeksi berat → Sindroma disentri
Hepatomegali timbul lebih dini disusul splenomegali;
terjadi 6-8 bulan setelah infeksi.
3. Stadium menahun
Penyembuhan dengan pembentukan jaringan ikat dan
fibrosis
Hepar kembali mengecil karena fibrosis. Hal ini disebut
sirosis
Sirosis → sirosis periportal
Gejala: splenomegali, edema tungkai bawah dan alat
kelamin, asites dan ikterus
Berlanjut dapat terjadi hematemesis
Menemukan telur dalam feses, urin, atau
jaringan biopsi
Reaksi serologi
Obat-obat anti schistosoma:
o Emetin (tartras emetikus)
o Fuadin stibofen, Reprodal, neoantimosan
o Astiban TW-56
o Lucanthone-HCl, Miracil D-Nilodin
o Niridazol
o Prazikuantel
Hospes: manusia, kucing, anjing, rusa, tikus
sawah (rattus), sapi, babi rusa, dll.
Hospes perantara: Oncomelania sp
Penyakit: Oriental schistosomiasis,
skistosomiasis japonika, penyakit Katayama,
atau penyakit demam keong.
Penyebaran geografis:
◦ Di Indonesia hanya di Sulteng → daerah danau
Lindu dan lembah Napu.
Stadium I:
◦ Gatal-gatal (urtikaria)
◦ Gejala intoksikasi: demam, hepatomegali, dan
eosinofilia
Stadium II:
◦ Sindroma disentri
Stadium III:
◦ Sirosis hepatis, splenomegali, emasiasis (lemah),
gejala saraf, dan gejala paru
Menemukan telur dalam feses atau jaringan
biopsi
Reaksi serologi:
◦ COPT (circumoral precipitin test)
◦ IHT (Indirect haemagglutinination test)
◦ CFT (complement fixation test)
◦ FAT (Fluorescense antibody test)
◦ ELISA(Enzyme linked immunosorbent assay)
Hospes definitif: manusia
Hospes reservoir: kera dan babon di Afrika
Hospes perantara: Biomphalaria sp
Penyakit: skistosomiasis usus
Tidak ditemukan di Indonesia
Seperti pada S. japonicum, tetapi lebih ringan
Splenomegali dapat jadi berat sekali
Sama seperti S. japonicum
Hospes definitif: manusia
Hospes reservoir: kera dan babon
Hospes perantara: Bulinus sp
Penyakit: skistosomiasis vesika urinaria
Tidak ditemukan di Indonesia
Kelainan terutama → dinding kandung kemih
Gejala yang ditemukan:
Hematuria dan disuria bila terjadi sistitis
Sindroma disentri bila terjadi kelainan di rektum
Menemukan telur didalam urin
Sama seperti skistosomiasis lainnya
Definisi: penyakit parasiter yang disebabkan
oleh genus Taenia
Sistiserkosis → infeksi larva (cysticercus)
Hospes definitif: manusia
Manusia terkontaminasi akibat memakan
daging mentah atau setengah matang yang
mengandung cysticercus
Habitat: small intestine
Distribusi geografik:
Kosmopolit.
Daerah eropa, amerika utara, indonesia, dll.
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Family : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Taenia sp
Taenia saginata
Taenia solium
Taenia asiatica
Taenia taeniaeformis
Taenia pisiformis
Taenia crassiceps
Taenia saginata Taenia solium
Hospes
Sapi dan kerbau Babi dan manusia
perantara
Penyakit Taeniasis saginata Taeniasis solium
Ukuran
Panjang (4-8 meter) Pendek (2-4 meter)
cacing dewasa
Morfologi
Bentuk persegi empat dengan diameter 1,5-2
Bentuk bulat persegi empat dengan diameter ± 1
mm,
mm,
Mempunyai 4 sucker dengan bentuk seperti
Scolex Mempunyai 4 sucker berdiameter 0,5 mm,
mangkuk berdiameter 0,7-0,8 mm yang terletak
Mempunyai rostelum dengan hooklet yang
pada 4 sudut kepala,
tersusun 2 deret
Tidak mempunyai rostelum dan hooklet
Leher Ukuran lebarnya setengah dari ukuran kepala Ukuran lebarnya setengah dari ukuran kepala
Strobila
Proglotid imatur: ukuran lebih lebar dari pada Proglotid imatur: ukuran lebih lebar dari pada
(ruas-ruas
panjangnya panjangnya
proglotid)
Proglotid matur: panjang=lebar, mempunyai 2 Proglotid matur: panjang=lebar, mempunyai 3
lobus ovarium lobus ovarium
Proglotid gravid: panjang>lebar, mempunyai 15- Proglotid gravid: panjang>lebar, mempunyai 7-
30 cabang uterus 13 cabang uterus
Cysticercus cellulosae dengan alat hisap dan kait-
Larva Cysticercus bovis tanpa alat hisap dan kait-kait
kait
Telur
Bentuk bulat (sphericall)
Ukuran 30-40 x 20-30 mikron
Berdinding tebal dengan garis radial (embryophore)
dengan warna kekuningan atau coklat
Berisi embrio matang (onkosfer=hexacanth
embrio) dan didalamnya terdapat 3 pasang kait
Cacing dewasa → small intestine
Mual dan nyeri ulu hati
Diare
Obstipasi
Sakit kepala
Eosinofilia
Peritonitis → disebabkan skoleks
Cysticercus cellulosae → sistiserkosis
Jaringan subkutis, mata, jaringan otak, otot,
jantung, hati, paru, dan rongga perut
Pada otot
Kalsifikasi → pseudohipertrofi otot
Miositis, demam tinggi, dan eosinofilia
Pada otak
Reaksi jaringan
Epilepsi, meningoensefalitis, nyeri kepala (TIK ↑),
kelainan jiwa, hidrosefalus, bahkan kematian.
Cacing dewasa
Mual dan muntah
Nyeri ulu hati dan perut merasa tidak enak
Diare
Pusing
Gugup dan BB tidak jelas menurun
Eosinofilia
Cysticercus bovis jarang/sangat kecil dijumpai
pada manusia
Proglotid
Apendisitis
Obstruksi
Menemukan telur atau proglotid dalam feses
Pencegahan
Daging dimasak sempurna dengan suhu ˃ 60 ºC
Dibekukan dengan suhu -10 ºC selama 10 hari atau
-18 ºC selama 5 hari
Pengobatan
Prazikuantel 5 atau 10 mg/kg bb dengan dosis
tunggal setelah makan pagi
Albendazol 400 mg dengan dosis tunggal selama 3
hari → sistiserkosis