Mencegah Penyakit
Vaksinasi
Menjaga Kesehatan
Vaksin Halal
Vaksin Haram/Najis
Darurat/Hajat
Mencegah didahulukan
Alternatif-Alternatif Lain
PRINSIP IKHTIAR: MENCEGAH
PENYAKIT DAN BEROBAT JIKA
SAKIT
Landasan Normatif
عن حبيب بن أبي ثابت قال سمعت إبراهيم بن سعد قال سمعت أسامة بن زيد يحدث
إذا سمعتم بالطاعون بأرض فال تدخلوها: سعدا عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
)وإذا وقع بأرض وأنتم بها فال تخرجوا منها" (رواه البخاري
Dari Habib bin Abi Tsabit ia berkata: Saya mendengar Ibrahim bin
Sa'd berkata: Saya mendengar Usamah bin Zaid berbincang dengan
Sa'd tentang apa yang didengar dari nabi saw bahwa beliau
bersabda: "Bila kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu
daerah maka jangan masuk ke daerah wabah tersebut. Dan bila
wabah tersebut telah terjadi di suatu daerah sedang kalian berada
di situ, maka jangan keluar dari daerah tersebut". (HR. Bukhari)
Hasil Akhir
Masalah Fungsi dan Urgensi
Vaksin Vaksinasi
Regulasi/Peraturan dan
Ketentuan Negara
Vaksin Halal: Langkah Strategis
Percepatan Program Imunisasi
Penyediaan Vaksin Halal adalah salah satu langkah
strategis percepatan program imunisasi
Penggunaan konsumsi halal, termasuk di dalamnya obat
adalah tuntutan agama yang merupakan hak warga
negara dan dilindungi oleh konstitusi
Ketiadaan Vaksin Halal menjadi dosa sosial ilmuwan.
Tanggung jawab kolektif: mewujudkan vaksin halal
Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
masyarakat Indonesia untuk melakukan penelitian yang
serius agar menemukan vaksin meningitis yang halal.
Para ilmuan dan Ulama harus melalukan ijtihad dan jihad
keilmuan untuk menemukannya.
Untuk memenuhi kebutuhan umat Islam, maka wajib
hukumnya bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian
dan penemuan vaksin halal.
Penutup
1. Imunisasi dan Vaksinasi dalam sudut pandang Islam pada dasarnya
dibolehkan, untuk mencegah terjadinya penyakit.
2. Penggunaan vaksin yang mengandung atau bersinggungan dengan unsur
yang diharamkan, maka hukumnya haram. Dengan demikian,
keharamannya bukan pada tindakan vaksinasi, namun karena vaksinasi
dengan vaksin yang diharamkan.
3. Dalam hal tidak (atau lebih tepatnya belum) ditemukannya vaksin yang
halal, vaksin yang haram dapat digunakan terkait dengan adanya
kebutuhan yang mendesak (li al-hajah). Dalam hal ini, kebutuhan untuk
menunaikan kewajiban, yaitu ibadah haji.
4. Dengan demikian esensinya tetap haram, namun dibolehkan. Kebolehan
penggunaan vaksin yang haram tidak merubah esensi keharamannya.
5. Pembolehan penggunaan vaksin meningitis yang haram bersifat
kondisional (pada kondisi mendesak untuk dibutuhkan) dan temporal
(hingga ditemukan vaksin yang halal). Di luar dua keadaan tersebut, tidak
dibolehkan.
6. Temporalitas pembolehan penggunaan vaksin yang haram, secara implisit
mewajibkan bagi umat Islam, khususnya para peneliti di bidang vaksin
untuk melakukan penelitian dan menemukan vaksin pengganti yang halal.
والحمد هلل رب العالمين
Terima Kasih....