Anda di halaman 1dari 13

ASTHMA

DI SUSUN OLEH:
SULTAN FREDYANSYAH BAGASKARA DJULA (1651021)
MERZA RIVANO LALIHATU (1551010)
Pengertian Asthma

 asma akan membuat saluran nafas menjadi kaku dan membuat saluran tersebut
menyempit. Selain itu Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada
saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran
napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi.
Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.

 Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa
hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik,
udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

 Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif
dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru
teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita u, akan terjadi
peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.
Penderita Asma di Indonesia

 Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun


2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai
4.5 persen dari total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah
menduduki peringkat penderita asma terbanyak sebanyak 7.8
persen dari total penduduk di daerah tersebut.
 Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014,
angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai
24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian
penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai
penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-
19 di dunia perihal kematian akibat asma.
Diagnosis
 Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan
sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien
mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan
pasien serta keluarganya.
 Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya
dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:
 Spirometri
 Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
 Uji Provokasi Bronkus
 Pengukuran Status Alergi
 CT Scan
 Rontgen
 Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang
ketika dia remaja dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun gejala asma yang tergolong
menengah atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga muncul
kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-
kanak.
Komplikasi Asthma
 Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
 Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
 Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
 Tubuh sering terasa lelah.
 Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
 Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
 Pneumonia.
 Gagal pernapasan.
 Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
 Kematian.
Gejala Asthma

 Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat


penderita megap-megap), batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan
mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran
napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat, sering kali penderita
asma menjadi sulit tidur.
 Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan
hingga parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam hari
atau dini hari. Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi sulit
tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu,
memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas
fisik.
 Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan asma.
Serangan asma biasanya terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam, atau
bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada beberapa penderita
yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat kurang dari
waktu tersebut.
Lanjutan

Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:
 Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.
 Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
 Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.
 Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.
 Denyut jantung yang meningkat.
 Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
 Adanya penurunan arus puncak ekspirasi.
Jangan abaikan jika Anda atau keluarga Anda mengalami tanda-tanda
serangan asma di atas. Segera temui dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Etiologi

Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun begitu, ada
beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, di antaranya:
 Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran napas
bagian atas seperti flu.
 Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).
 Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
 Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas
yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan
suhu yang drastis.
 Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.
 Stres.
 Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah berlebihan, dan
tertawa terbahak-bahak).
 Aktivitas fisik (misalnya olahraga).
Lanjutan

 Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid (aspirin,


naproxen, dan ibuprofen) dan obat penghambat beta (biasanya diberikan
pada penderita gangguan jantung atau hipertensi).
 Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-
kadang digunakan sebagai pengawet), misalnya selai, udang, makanan
olahan, makanan siap saji, minuman kemasan sari buah, bir, dan wine.
 Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).
 Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana asam lambung
kembali naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi saluran cerna bagian atas.
 Sangat penting untuk mengetahui apa yang kerap memicu munculnya gejala
apabila Anda adalah seorang penderita asma. Setelah mengetahuinya,
hindari hal-hal tersebut karena itu merupakan cara terbaik bagi Anda untuk
mencegah terjadinya serangan asma.
Patofisiologi asthma
Pengkajian
 a. Identitas klien
 1) Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin
 2) riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
 3) Status mental : lemas, takut, gelisah
 4) Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.
 5) Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
 6) Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah
 b. Pemeriksaan fisik Dada
 1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
 2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
 3) Keabnormalan struktur Thorax
 4) Contour dada simetris
 5) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata
 6) RR dan ritme selama satu menit. Palpasi :
 1) Temperatur kulit 3) Pengembangan dada 5) Massa
 2) Premitus : fibrasi dada 4) Krepitasi 6) Edema
Lanjutan
 Auskultasi
 1) Vesikuler
 2) Broncho vesikuler
 3) Hyper ventilasi
 4) Rochi 5) Wheezing
 6) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
 c. Pemeriksaan penunjang
 1) Spirometri : Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
 2) Tes provokasi : a) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus. b) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat
tes spirometri. c) Tes provokasi bronkial Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus , test provokasi dilakukan bila
tidak dilakukan test spirometri. Test provokasi bronchial seperti : Test provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan
jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.
 3) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.
 4) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
 5) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
 6) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
 7) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
 8) Pemeriksaan sputum.
SEKIAAAAANNNNN...... :* :* :*

<3 <3 DAN....... :* :* :*

TRIMAKASEEEEEEHHH...!!!!!!!!

<3 <3 <3 :* :* :* :* :* :* :*

Anda mungkin juga menyukai