”
Pengertian Kontrak Konstruksi
Landasan:
Undang-Undang Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.7 Tahun 2011 Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi
Kontrak Konstruksi Nasional
Jenis Standar:
Tender, pascakualifikasi metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan,
harga satuan
Tender, pascakualifikasi metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan,
gabungan lumpsum dan harga satuan
Tender, pascakualifikasi metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan,
lumpsum
Tender, prakualifikasi metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan,
harga satuan
Tender, prakualifikasi metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan, lum
sum
Tender, prakualifikasii, metode satu sampul, evaluasi sistem gugur, harga satuan
FIDIC
”
Gambaran Umum Proyek
Nama Proyek :
Proyek Pembangunan Gedung Integrated Teaching
Laboratory and Workshop
Lokasi Proyek :
Fakultas Teknik UI
Para Pihak :
• Owner : FTUI
”
komparasi
perpanjangan waktu hanya boleh jika perpanjangan waktu dapat terjadi akibat apapun yang
disebabkan oleh kelalalian pihak pertama atau diangap wajar, dan dapat dilaporkan hinggal hari ke 28
force majeure dan dipalorkan dalam 3 hari setelah kejadian
”
Pada FIDIC yang tidak terbahas dalam kontrak terpilih
Enjinir
Komunikasi
Enjinir, tidak ada enjinir dalam kontrak, hanya ada pihak pertama dan pihak kedua,
sehingga kurang jelas tentang pembagian tugas tersebut
Inspeksi dan audit, karena tidak diatur dalam kontrak maka akan terjadi
ketidakjelasan dalam pelaksanaannya.
Komunikasi, tidak diatur sehingga akan menimbulkan kesulitan saat dibutuhkan
komunikasi. Akan terjadi banyak kesalahpahaman atau kerepotan ditengah jalan
karena tidak diatur sedari awal
Pemutusan oleh kontraktor tidak diperbolehkan sehingga membuat sasuatu akan
jauh lebih rumit jika ternyata terjadi sesuatu yang membuat kontraktor rugi dan harus
memutuskan kontrak. Resiko besar terletak pada pihak kontraktor
Dampak:
Pengukuran dan evaluasi tidak dibahas prosedurnya, sehingga dapat terjadi sewaktu-
waktu dengan tanpa ketentuan tentang pertanggunjawaban yang jelas sehingga
memungkinkan terjadinya kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Detail tanggung jawab kontraktor pada saat pelaksanaan juga kurang jelas terkait
masalah yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses konstruksi misalnya
jalur akses, fosil yang ditemukan, kebutuhan-kebutuhan seperti listrik, air, dan gas. Hal ini
dapat menimbulkan kebingungan ditengah jalan akibat tidak adanya antisipasi
kebutuhan atau kejadian tersebut.
Bagian staff dan buruh juga tidak dibahas secara detail mengenai kebutuhan, hak dan
wewenangnya. Sehingga tata tertib pada lapangan akan sedikit memiliki kekuatan
karena tidak dibahas dalam perjanjian
Barie, D. (1987). Manajemen Konstruksi
Profesional, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Multilateral Development Bank Harmonised .
(2006). Persyaratan Kontrak Untuk Pelaksanaan