Anda di halaman 1dari 40

Case Report

Anestesi Spinal pada


Appendictomy

dr. Susana Sitaresmi K. W, M.sc Sp.An

Disusun Oleh :
E l a A n g g ra i n i _ 1 16 105 021 6

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI


Periode 25 july- 27 agustus 2016
RUMAH SAKIT MARDY WALUYO METRO
 Nama Pasien : Ny. S

 Nomor MR : 328667

 Tanggal masuk :16 Agustus 2016

 Tanggal operasi :16 Agustus 2016

 Alamat : bumi nabung selatan

 Umur : 49 tahun

 Jenis Kelamin : Perempuan


 Keluhan utama : nyeri perut kanan
 Keluhan tambahan : mual dan muntah

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
sampai tembus ke belakang , selain itu pasien juga
mengeluh ada mual dan muntah

 Riwayat Penyakit Dahulu:


Hipertensi, Riwayat diabetes, asma, dan jantung
disangkal

 Riwayat alergi :Disangkal


• Puasa 6 jam
• Riw asma (-), hipertensi (+), DM (-)
• Vital sign preanestesi :
• TD : 130/90 mmHg
• N : 80x/menit
• RR : 20x/menit
• Suhu : 37°C
Respirasi:

 Airway clear
 Riwayat asma disangkal
 Sesak (-)
 BND: vesikuler
 Wheezing -/-
 Ronki -/-
 Gigi palsu (-)
 Gigi goyang (-)
 Malampati: 2
 BJ I dan II reguler
 Murmur (-)
 Gallop (-)
 Akral hangat
 CRT < 2“
 Hipertensi (+)
 Kesadaran: Composmentis
 GCS : E4M6V5
 Pupil isokor diameter 3 mm/3 mm
 RCL +/+, RCTL +/+
 Gastro-intestinal:
Mual (+), Muntah (+), BAB tidak ada keluhan

 Renal:
Vu tampak baik, Kateter (-)

 Metabolik:
Riwayat DM disangkal

 Hati:
Ikterik (-), Hepatitis (-), Hepatomegali (-)
Pemeriksaan Darah rutin
Tanggal 16 Agustus 2016 jam 14.00

 Hb : 12,3 g/dL
 Ht : 34,3%
 Eritrosit : 4,24x 106 / µL
 Leukosit : 17.500/µL
 Trombosit : 593.000/µL
 MCV : 80,9 fL
 MCH : 2,9 pg
 MCHC : 35,9g/dL
 ASA: 2 (Pasien terdapat sedikit gangguan
organik/fisiologik/psikiatrik/biokimia)
 Diagnosa prabedah: Susp. Appendicitis

 Diagnosa pascabedah: Appendicitis

 Jenis pembedahan: Appendictomy

 Jenis anestesi: Anestesi spinal


•Anestesi :
• Anestesi Spinal Lidocain 100mg

Respirasi : Spontaneous, SpO2 : 100%


Posisi : Supine
Infus : RL I line (kanan)
Cairan durante op : 1000 cc (2 kolf RL)
Lama anestesi : 1 jam 30 menit
 Antibiotik dan obat-obatan lain : Sesuai
instruksi dokter bedah
 Meloxicam supp 15mg/ 8 jam
 Monitor : Post op rawat flamboyan, monitor
tanda-tanda vital
 Anestesi secara umum adalah suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh.

 Obat-obat anestesi tidak hanya


menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga
menghilangkan kesadaran.

 Selain itu, juga dibutuhkan relaksasi otot


yang optimal agar operasi dapat berjalan
lancar.
pemberian obat anestetik lokal
ke dalam ruang subarachnoid

jarum suntik akan menembus


kutis  subkutis  Lig.
Supraspinosum  Lig.
Interspinosum  Lig. Flavum 
ruang epidural  durameter 
Arachnoid  ruang
subarachnoid.

Lokal anestesi yang dimasukkan ke


dalam ruang subarakhnoid akan memblok
impuls autonom,sensorik, dan motorik pada
serabut saraf anterior dan posterior yang
melewati cairan serebrospinal.
KOLUMNA VERTEBRA
 Vertebra tersusun dari tulang vertebra
dan diskus intervertebral.
 Tulang vertebra terdiri dari:
 7 servikal (C)
 12 thorakal
 5 lumbal
 5 tulang sacral membentuk sacrum
 1 coccyges
 Vertebra secara keseluruhan membentuk
struktur tubuh dan memberikan
perlindungan terhadap saraf spinal yang
berada di dalamnya.
 Untuk menunjang struktur vertebra maka
tulang vertebra terhubung dengan
ligamentum:
 Ventral : Ligamentum longitudinal anterior
dan posterior
 Dorsal : Ligamentum flavum, interspinosum
dan supraspinosum
Pembedahan daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T4 ke
bawah (Daerah papila mamme ke bawah)

1.Bedah ekstremitas bawah


2.Bedah panggul
3.Tindakan sekitar rectum-perineum
4.Bedah urologi
5.Bedah obstetrik dan onkologi
6.Bedah abdomen bawah
1.Pasien menolak
2.Infeksi tempat sintikan
3.Hipovolemik berat, syok
4.Gangguan pembekuan darah
5.Tekanan intrakranial tinggi
6.HIpotensi,
7.Fasilitas resusitasi minim
8.Kurang pengalaman/ tanpa di dampingi
konsultan anestesia
1. Infeksi sistemik
2. Infeksi tempat suntikan
3. Kelainan neurologis
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Nyeri punggung kronik
Informed consent Pemeriksaan fisik

Pem. Lab anjuran


 Peralatan monitor: tekanan darah, nadi, saturasi
oksigen, dll.
 Peralatan resusitasi
 Jarum spinal
Spinal Epidural
Needles Needles
Jarum Spinal

 Dibagi menjadi :
- Sharp cutting edge (Quincke)
- Tipped or blunt-tipped needles
(Whitacre
& Sprotte)
Semakin kecil ukuran jarum
spinal dan
ujung jarung yang bulat
 menurunkan
angka kejadian PDPH
Tehnik dan Posisi Spinal Anestesi

 Posisi pasien:
 Duduk  midline vertebra biasanya
lebih mudah dilihat pada posisi ini
 Lateral decubitus
Lateral
decubitus
position

Sitting position
A. Setelah dimonitor, Inspeksi dan palpasi
daerah lumbal yang akan ditusuk

B. Posisi pasien
C. Bersihkan kulit yang akan ditusuk dengan
larutan antiseptik : Betadine, alkohol

D. Lakukan penyuntikan pada daerah lumbal yang


sudah ditandai menggunakan Jarum dengan
ukuran kecil.
1. Tehnik Median (Metode mediline)
Tulang belakang dipalpasi dan posisi tubuh pasien diatur agak
tegak lurus lantai untuk memastikan jarum dimasukkan secara
pararel dengan lantai dan akan tetap pada posisi garis tengah.
Kemudian disuntikkan melalui celah pada Processus spinosus.
2. Tehnik Paramedian (Paramedian metode)
Penyuntikan dilakukan 2 cm lateral pada prosessus
spinosus superior dari tingkat yang ditentukan. Sebagian
besar menembus ligamen intersoinosus dan otot
paraspinosus
 Hipotensi berat
 Bradikardi
 Trauma pembluh darah
 Hipoventilasi
 Trauma saraf
 Mual-muntah
 Nyeri punggung
 Meningitis
Menghambat
Blok Sensori stimulus nyeri baik
pada somatik dan
viseral

Blok Motorik Menyebabkan


Releksasi maksimal
otot rangka

Pengaruh anestesi lokal pada serabut saraf bervariasi sesuai


dengan ukuran serabut saraf, apakah bermielin, konsenreasi
yang dicapai dan lama kontak.
Respon fisiologis dari anestesi ini adlh Menurunkan kerja
simpatis

Blok neuroaksial tipikal penurunan tekanan darah


disertai penurunan Detak
jantung dan kontraktilitas
jantung.

Blokade saraf simpatis T5-L1 Menurunnya Tonus vasomotor

Penurunan pengisian darah dan aliran


Vasodilatasi Vena darah balik vena ke jantung

Penurunan resistensi pembuluh darah


Vasodilatasi Arteri sistemik
 Volume obat
 Konsentrasi obat
 Barbotase
 Kecepatan
 Manuver valsava
 Berat jenis larutan
 Tinggi pasien
 Waktu
1. HIPERBARIK
merupakan jenis obat anerstesia dengan berat
jenis lebih besar dari berat jenis cairan
serebrospinal, shingga dpt terjadi perpindahan
obat kedasar akibat gaya gravitasi.
contohnya Bupivakain 0,5%
2. HIPOBARIK
merupakan jenis obat anestesi dengan
berat jenis lebih rendah dari cairan
serebrospinal. Densitas cairan
serebrospinal pada suhu 37oC adalah
1,003gr/ml
Contohnya: Tetrakain, dibukain
3. ISOBARIK
secara definisi obat anestesi lokal
dokatakan isobarik bila dnsitas cairannya sama
dengan densitas cairan serebrospinal pada suhu
37oC. Tetapi karena terdapat variasi densitas
cairan serebrospinal maka obat akan menjadi
isobarik untuk semua pasien jika densitasnya
berada pada rentang standar deviasi 0,999-
1,001gr/ml
Contohnya : Levobuvipakain 0,5%
Obat BJ (Sifat) Dosis
Lidokaine
1.006 , ISOBARIK
(xylobain,lignokain) 20-100mg (2-5ml)
2%
Lidokain
(xylobain,Lignokaine)
5% dalam mextrose 1.003 ,HYPERBARIK 20-50mg (1-2ml)
7,5%

Bupivakain (Markaine
1.005, ISOBARIK 5-20 mg
0,5% dalam air
Bupivakaine
(markaine) 0,5% dlm 1.027, HIPERBARIK 5-15 mg (1-3ml)
dextrose 8,25%

Anda mungkin juga menyukai