Anda di halaman 1dari 20

Sindrom Cushing pada

Laki-laki 44tahun

Caecilia Ayu Putri Wulandari


102013028
Skenario 1
Seorang laki-laki 44 tahun diantar ke poliklinik
dengan keluhan sering lemas sejak 1,5 bulan
yang lalu. Pada malam hari terbangun 3-4x
untuk buang air kecil.
Anamnesis
• Identitas Pasien : laki-laki 44 tahun
• Keluhan utama:
– Umum : Bertambah gemuk, dengan muka yang bulat (moon face)
dan abdomen yang membesar.
– Skenario : Sering Lemas sejak 1.5 bulan yang lalu
• Keluhan penyerta:
– 3-4X buang air kecil pada malam hari
• Riwayat penyakit terdahulu:
– Asma
• Riwayat konsumsi obat:
– Prednisone
• Riwayat penyakit keluarga:
- Dm tipe 2
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Radiologi

•Rontgen
•CT Scan
•MRI
•USG abdomen
Tes diagnostik spesifik sindrom cushing
meliputi :
• Kadar ACTH plasma
• Kortisol bebas dalam urin :
• Normal : 20-100 µg/hari
• Sindrom cushing : > 120 µg/hari, dan meningkat
juga pada penderita obesitas, depresi, policystiv
ovarii
False positif dapat terjadi dengan kehamilan, anoreksia,
olahraga, psikosis, alkohol, latihan berat dan penyakit
yang meningkatkan sekresi kortisol.

• Kortisol serum / variasi diurnal


• Normal : cortisol pagi hari berkisar antara 5-25
µg/ml dan berkurang hingga 1,8 µg/ml pada
malam hari.
• Sindrom Cushing : cortisol pagi hari normal,
tetapi meningkat pada malam hari. Sehingga
pengukuran kortisol total 24 jam juga
meningkat.
Tes diagnostik spesifik sindrom cushing
meliputi :
• Tes supresi dengan deksametason
– Semalaman
• Normal: < 1,8 µg/ml
• Sindrom cushing: > 5 µg/dl
– 2 hari dosis rendah
– Dosis tinggi: Digunakan untuk membedakan
etiologi dari sindrom cushing, pada penyakit
cushing cortisol plasma akan tersupresi,
sedangkan sindrom cushing akibat ACTH
ektopik tidak tersupresi.
– Tes supresi dengan CRH : Untuk mengetahui
penyebab sindrom cushing dilakukan uji
deksametason 2 hari dosis tinggi dan uji
ACTH plasma.
Differential Diagnosis
Diabetes Mellitus Tipe II
penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin.

• poliuria (sering buang air kecil)


• polidipsia (sering haus)
• polifagia (banyak makan/mudahlapar)
• berat badan menurun tanpa sebab
yang jelas.
• penglihatan kabur
• koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu
• kesemutan pada tangan atau kaki
• timbul gatal-gatal yang seringkali
sangat mengganggu (pruritus)
Differential Diagnosis
. Hiperlipidemia
- tingginya kadar lemak (kolesterol,
trigliserida maupun keduanya) dalam
darah.

- Gejala:
• Kdr lemak tinggi tdk timbul gejala
• Kadar sangat tinggi endapan lemak
xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit.
• Kadar trigliserida yang sangat tinggi
(sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa
menyebabkan pembesaran hati dan
limpa dan gejala - gejala dari
pancreatitis (misalnya nyeri perut
yang hebat).
Working Diagnosis
Sindrom Cushing
• Adalah kondisi klinis akibat pajanan kronik oleh kadar
glukokortikoid darah yang tinggi. Keadaan ini juga dinamai
hiperadrenokortikalisme dan hiperkortisolisme. Kausa
tersering sindrom ini adalah kelebihan sekresi ACTH dari
kelenjar hipofisis anterior (penyakit Cushing).
Manifestasi klinis
Etiologi

• Tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol


• Penyebab :
- Penyakit Cushing, di mana kelenjar pituitari mensekresi terlalu
banyak hormon ACTH. ACTH kemudian merangsang kelenjar adrenal
untuk memproduksi kortisol. Tumor kelenjar hipofisis dapat
menyebabkan kondisi ini.
- Tumor kelenjar adrenal
- Tumor di tempat lain dalam tubuh yang menghasilkan kortisol
- Tumor di tempat lain dalam tubuh yang menghasilkan ACTH (seperti
pankreas, paru-paru, dan tiroid).
Epidemiologi
• Tingkat kejadian sindrom cushing
dilaporkan sebesar 2-4 juta per tahun.
• Tingkat kejadian cukup banyak dalam
populasi risiko-tinggi ( 0,5%-1% pasien
hipertensi, 2-3% dari pasien diabetes
yang kurang terkontrol dan 3-5% dari
obese, pasien hipertensi dengan
diabetes tipe 2).
• Sindrom cushing endogenous lebih
umum pada wanita.
Patofisiologi
Penatalaksanaan
• Monitor hormon glukokortikoid, gula darah dan
elektrolit

• Sindrom Cushing yang disebabkan oleh penggunaan


kortikosteroid:
Perlahan-lahan mengurangi dosis obat (jika
memungkinkan) di bawah pengawasan medis.
• Jika tidak bisa berhenti minum obat karena penyakit,
tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan
kepadatan tulang harus dimonitor.
Pencegahan
• Jangan meminum obat-obat korikosteroid
sembarangan, mengikuti dosis dokter, jangan
meminum jamu-jamuan sembarangan, makan
makanan yang seimbang dan cukup gizi, jangan
makan yang terlalu mengandung karbohidrat
sederhana, dan banyak minum air.
Komplikasi
• Diabetes • Infeksi
• Pembesaran tumor • Sepsis
hipofisis • Koma Diabetikum
• Patah tulang karena • Pendarahan
osteoporosis • Gagal jantung karena
• Tekanan darah tinggi hipertensi
• Batu ginjal
• Infeksi berat
Bila sindroma cushing tak diobati akan fatal dalam
beberapa tahun oleh karena gangguan
kardiovaskuler dan sepsis. Prognosis bergantung
pada efek jangka lama dari kelebihan kortisol
sebelum pengobatan, terutama arteroskeloris dan
osteoporosis.
Kesimpulan
• Laki-laki 44 tahun dengan keluhan 1,5 bulan yang
lalu sering lemas dan pada malam hari 3-4 kali
buang air kecil ini menderita sindrom cushing.

Anda mungkin juga menyukai