Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN RASA

NYAMAN DAN NYERI

Dian Sari, Ns., M.Kep., Sp.Kep.A

STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, 2017


Tujuan Pembelajaran
• Setelah diberikan perkuliahan, mahasiswa
dapat mengetahui konsep nyeri,
mengidentifikasi klien yang mengalami
nyeri dan mengetahui intervensi untuk
mengurangi/menghilangkan nyeri pada
klien
• Nyeri adalah sensasi tidak nyaman yang
bersifat sangat individual

• Nyeri merupakan kondisi perasaan tidak


menyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya.
• Nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisk dan mental atau
perasaan yang menimbulkan ketegangan

• Nyeri merupakan suatu keadaan yang


tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut
saraf dalam tubuh keotak dan diikuti oleh
eraksi fisik, fisiologis da emosional
• Nyeri merupakan penyebab seseorang
mencari pengobatan: sakit kepala,
punggung, perut.
• Mempengaruhi hidup seseorang: proses
fikir, aktifitas atau gaya hidup
• Bukan hanya efek samping dari masalah
fisiologis, tetapi merupakan masalah yang
berdiri sendiri
• Nyeri merupakan stimulus yang
mneyakitkan yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan yang bersifat potensial
atau aktual
• Apapun (rasa tidak menyenangkan) yang
dikatakan dan dirasakan oleh seseorang
yang mengalami
• Perawat harus mempercayai nyeri yang
dirasakan oleh klien.
Fisiologi nyeri
• Sensasi nyeri dimulai dengan stimulasi
pada reseptor nyeri (nociceptor)
• Reseptor nyeri dapat distimulasi oleh
beberapa substansi: serotonin, histamin,
bradikinin, prostaglandin dan substansi P.
• Substansi P adalah neurotransmitter yang
menstimulasi transmisi nyeri dari neuron
orde pertama ke neuron berikutnya.
• Stimulus disampaikan ke SSP melalui 2 tipe
serat: A-delta (cepat) dan C (lambat).
• Serabut A mengirim sensasi yang tajam,
terlokalisasi. Serabut ini mengirim sensasi
segera.
• Serabut C menyampaikan impuls yang
terlokalisasi buruk, lambat dan terus
menerus. Serabut ini yang akan melepaskan
substansi P secara lambat sehingga nyeri
umumnya tetap dirasakan walaupun
penyebabnya sudah tidak ada.
• Contoh: ketika seseorang menginjak paku,
seseorang mula-mula akan merasakan
suatu nyeri yang trelokalisasi dan tajam,
yang merupakan transmisi dari serabut-A.
dalam beberepa detik, nyeri menjadi
menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit
karena persarafan serabut C.
• Di SSP sensasi nyeri akan disampaikan
ke thalamus dan formasio retikularis dan
diteruskan ke korteks somatosensori untuk
dipersepsikan.
Teori Gerbang Kendali Nyeri
• Nyeri akan terasa jika dipersepsikan di
SSP, sehingga mencegah masuknya
sensasi nyeri ke SSP sangat penting.
• Melzack dan Wall (1982) mengemukakan
teori “Gate Control”.
• Menurut teori ini, terdapat gerbang sinaps
neuron sensoris.
• Sensasi nyeri dapat dihambat jika gerbang
ini tertutup.
• Beberapa mekanisme dapat menutup
gerbang ini, seperti: sentuhan, opioid baik
yang bersifat endogen maupun eksogen,
musik, berkhayal, dll.
Respons thp nyeri
• Fase awal: simpatis berdebar-debar
hingga berakhir sampai beberapa jam.
• Kemudian parasimpatis mengambil alih,
adaptasi
• Reseptor sendiri tetap mengirimkan
stimulus nyeri.
• Seseorang mungkin akan berespons
dengan analgetik, teknik relaksasi,
mengalihkan.
Faktor yang mempengaruhi
nyeri
• Arti nyeri
• Persepsi nyeri
• Toleransi nyeri
• Reaksi terhadap nyeri
Klasifikasi Nyeri
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Pengalaman Satu kejadian Satu situasi,
Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau
pengobatan yang terlalu lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang
atau terselubung
Waktu Sampai 3 bulan Lebih 3 bulan atau bertahun-
tahun
Penyataan nyeri Daerah nyeri terkadang Daerah nyeri sulit dibedakan
tidak diketahui secara intensitasnya, sehingga sulit
pasti dievaluasi
Pola Terbatas Berlangsung terus
Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat setelah
beberapa saat beberapa saat
• Selain itu terdapat nyeri spesifik
diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral,
nyeri psikogenik, dll.
• Nyeri somatis dan nyeri viseral umumnya
bersumber dari kulit dan jaringan dibawah
kulit (superfisial) pada otot dan tulang.
• Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak
diketahui secara fisik atau yang timbul
akibat psikologis
Stimulus Nyeri
• Trauma pada jaringan tubuh, ex.pembedahan
• Gangguan pada jaringan tubuh ex.edema hingga
menekan reseptor nyeri
• Tumor: menekan reseptor nyeri
• Iskemia pada jaringan: blokade pada arterai koronaria
yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya
asam laktat
• Spasme otot dapat menstimulasi mekanik
Pengkajian
• PQRST
• Pemeriksaan fisik: TTV, warna kulit pucat,
ekspresi wajah, postur, menarik diri,
mengusap-usap daerah yang nyeri,
meringkuk
• P (pencetus) : penyebab nyeri
• Q (quality) : kualitas nyeri ex.rasa tajam,
tumpul atau tersayat
• R (regio): daerah yang terasa nyeri
• S (skala): skala/derajat nyeri
• T (time): waktu/serangan atau frekuensi
nyeri
• Skala nyeri
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri kronik b.d kurang pengetahuan


mengenai manajemen nyeri
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d nyeri
post op
• Gangguan pola tidur b.d nyeri
• Gangguan mobiitas fisik b.d nyeri pada
ekstremitas
Perencanaan
• Tujuan: nyeri dapat dicegah, dimodifikasi
atau dihilangkan sehingga klien dapat
melakukan aktifitas sehari-hari.
• Tindakan keperawatan dapat bersifat
farmakologis dan non farmakologis
Implementasi
• Strategi umum untuk membantu klien
mengurangi atau memodifikasi nyeri
ketingkat yang dapat ditolerir, meliputi:
- Mengakui nyeri yang dialami klien
- Mengkaji support system
- Mengurangi miskonsepsi tentang nyeri
- Mengurangi nyeri dan kecemasan
Manajemen nyeri non
farmakologis
• Intervensi fisik berupa: masase, kompres
panas dan dingin, imobilisasi
• Intrevensi kognitif perilaku: distraksi visual,
auditori, taktil dan hipnotis
Manajemen nyeri farmakologis
• Analgesik: opioid dan non-opioid
• Patient-controlled-analgesia:
menggunakan morfin untuk nyeri kronik
dan hebat
Evaluasi
• Evaluasi terhadap masalah nyeri
dilakukan dnegan menilai kemampuan
dalam merespons rangasangan nyeri,
diantaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnya intensitas nyeri, respons
fisiologis baik, pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri

Anda mungkin juga menyukai