Tujuan Pembelajaran • Setelah diberikan perkuliahan, mahasiswa dapat mengetahui konsep nyeri, mengidentifikasi klien yang mengalami nyeri dan mengetahui intervensi untuk mengurangi/menghilangkan nyeri pada klien • Nyeri adalah sensasi tidak nyaman yang bersifat sangat individual
• Nyeri merupakan kondisi perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya. • Nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisk dan mental atau perasaan yang menimbulkan ketegangan
• Nyeri merupakan suatu keadaan yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh keotak dan diikuti oleh eraksi fisik, fisiologis da emosional • Nyeri merupakan penyebab seseorang mencari pengobatan: sakit kepala, punggung, perut. • Mempengaruhi hidup seseorang: proses fikir, aktifitas atau gaya hidup • Bukan hanya efek samping dari masalah fisiologis, tetapi merupakan masalah yang berdiri sendiri • Nyeri merupakan stimulus yang mneyakitkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang bersifat potensial atau aktual • Apapun (rasa tidak menyenangkan) yang dikatakan dan dirasakan oleh seseorang yang mengalami • Perawat harus mempercayai nyeri yang dirasakan oleh klien. Fisiologi nyeri • Sensasi nyeri dimulai dengan stimulasi pada reseptor nyeri (nociceptor) • Reseptor nyeri dapat distimulasi oleh beberapa substansi: serotonin, histamin, bradikinin, prostaglandin dan substansi P. • Substansi P adalah neurotransmitter yang menstimulasi transmisi nyeri dari neuron orde pertama ke neuron berikutnya. • Stimulus disampaikan ke SSP melalui 2 tipe serat: A-delta (cepat) dan C (lambat). • Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi. Serabut ini mengirim sensasi segera. • Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, lambat dan terus menerus. Serabut ini yang akan melepaskan substansi P secara lambat sehingga nyeri umumnya tetap dirasakan walaupun penyebabnya sudah tidak ada. • Contoh: ketika seseorang menginjak paku, seseorang mula-mula akan merasakan suatu nyeri yang trelokalisasi dan tajam, yang merupakan transmisi dari serabut-A. dalam beberepa detik, nyeri menjadi menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit karena persarafan serabut C. • Di SSP sensasi nyeri akan disampaikan ke thalamus dan formasio retikularis dan diteruskan ke korteks somatosensori untuk dipersepsikan. Teori Gerbang Kendali Nyeri • Nyeri akan terasa jika dipersepsikan di SSP, sehingga mencegah masuknya sensasi nyeri ke SSP sangat penting. • Melzack dan Wall (1982) mengemukakan teori “Gate Control”. • Menurut teori ini, terdapat gerbang sinaps neuron sensoris. • Sensasi nyeri dapat dihambat jika gerbang ini tertutup. • Beberapa mekanisme dapat menutup gerbang ini, seperti: sentuhan, opioid baik yang bersifat endogen maupun eksogen, musik, berkhayal, dll. Respons thp nyeri • Fase awal: simpatis berdebar-debar hingga berakhir sampai beberapa jam. • Kemudian parasimpatis mengambil alih, adaptasi • Reseptor sendiri tetap mengirimkan stimulus nyeri. • Seseorang mungkin akan berespons dengan analgetik, teknik relaksasi, mengalihkan. Faktor yang mempengaruhi nyeri • Arti nyeri • Persepsi nyeri • Toleransi nyeri • Reaksi terhadap nyeri Klasifikasi Nyeri Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau pengobatan yang terlalu lama Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang atau terselubung Waktu Sampai 3 bulan Lebih 3 bulan atau bertahun- tahun Penyataan nyeri Daerah nyeri terkadang Daerah nyeri sulit dibedakan tidak diketahui secara intensitasnya, sehingga sulit pasti dievaluasi Pola Terbatas Berlangsung terus Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat setelah beberapa saat beberapa saat • Selain itu terdapat nyeri spesifik diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri psikogenik, dll. • Nyeri somatis dan nyeri viseral umumnya bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. • Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik atau yang timbul akibat psikologis Stimulus Nyeri • Trauma pada jaringan tubuh, ex.pembedahan • Gangguan pada jaringan tubuh ex.edema hingga menekan reseptor nyeri • Tumor: menekan reseptor nyeri • Iskemia pada jaringan: blokade pada arterai koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat • Spasme otot dapat menstimulasi mekanik Pengkajian • PQRST • Pemeriksaan fisik: TTV, warna kulit pucat, ekspresi wajah, postur, menarik diri, mengusap-usap daerah yang nyeri, meringkuk • P (pencetus) : penyebab nyeri • Q (quality) : kualitas nyeri ex.rasa tajam, tumpul atau tersayat • R (regio): daerah yang terasa nyeri • S (skala): skala/derajat nyeri • T (time): waktu/serangan atau frekuensi nyeri • Skala nyeri Diagnosa Keperawatan
• Nyeri kronik b.d kurang pengetahuan
mengenai manajemen nyeri • Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d nyeri post op • Gangguan pola tidur b.d nyeri • Gangguan mobiitas fisik b.d nyeri pada ekstremitas Perencanaan • Tujuan: nyeri dapat dicegah, dimodifikasi atau dihilangkan sehingga klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari. • Tindakan keperawatan dapat bersifat farmakologis dan non farmakologis Implementasi • Strategi umum untuk membantu klien mengurangi atau memodifikasi nyeri ketingkat yang dapat ditolerir, meliputi: - Mengakui nyeri yang dialami klien - Mengkaji support system - Mengurangi miskonsepsi tentang nyeri - Mengurangi nyeri dan kecemasan Manajemen nyeri non farmakologis • Intervensi fisik berupa: masase, kompres panas dan dingin, imobilisasi • Intrevensi kognitif perilaku: distraksi visual, auditori, taktil dan hipnotis Manajemen nyeri farmakologis • Analgesik: opioid dan non-opioid • Patient-controlled-analgesia: menggunakan morfin untuk nyeri kronik dan hebat Evaluasi • Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dnegan menilai kemampuan dalam merespons rangasangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, respons fisiologis baik, pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri