Masa Orde Baru 1
Masa Orde Baru 1
Tugasnya:
• Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
• Menyusun dan melaksanakan Pemilihan Umum
• Mengikis habis sisa Gerakan 30 September
• Membersihkan aparatur Negara di pusat dan daerah dari pengaruh PKI.
2. Pembubaran PKI dan Organisasi Masanya
Sebagai pengembangan SUPERSEMAR, Soeharto mengeluarkan
kebijakan:
• Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang
diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966
• Menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia
• Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri
yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
3. Penyederhanaan Partai Politik
Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum
yang pertama pada masa Orde Baru pemerintahan
pemerintah melakukan penyederhaan dan penggabungan
(fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan social
politik. Tigakekuatan social politik itu adalah:
• Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan
gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI
• Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan
gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan
Parkindo
• Golongan Karya, Penyederhanaan partai politik ini
dilakukan dalam upaya menciptakan stabilitas berbangsa
dan bernegara.
4. Pemilihan Umum
Selama masa orde baru, Indonesia berhasil melaksanakan enam
kali pemilu, yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997.
Dalam masa pemerintahan orde baru, partai Golkar selalu
mendapatkan suara terbesar dan memenangkan Pemilu.
Sedangkan PDI mengalami kemerosotan karena adanya konflik
intern yang menimbulkan perpecahan pada partai berkepala banteng
menjadi PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri atau yang
dikenal dengan nama PDIP.
Meskipun dalam Pemilu sudah sesuai dengan asas LUBER, namun
pada kenyataannya pemilu diarahkan untuk kemenangan salah satu
kontestan pemilu, yakni Golkar. Kemenangan Golkar yang selalu
mencolok sejak Pemilu 1971 sampai dengan Pemilu 1997
menguntungkan pemerintah di mana perimbangan suara di MPR dan
DPR didominasi oleh Golkar. Keadaan ini telah memungkinkan
Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode.
5. Peran Ganda (Dwifungsi) ABRI
Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah Orde Baru
memberikan peran ganda kepada ABRI, yaitu peran Hankam dan sosial.
Peran ganda ABRI ini kemudian terkenal dengan sebutan Dwi Fungsi
ABRI. Timbulnya pemberian peran ganda pada ABRI karena adanya
pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara.
Kedudukan TNI dan POLRI dalam pemerintahan adalah sama. di MPR
dan DPR mereka mendapat jatah kursi dengan cara pengangkatan
tanpa melalui Pemilu.