Anda di halaman 1dari 25

Struma

WINDA WIJAYA
FAB 118 043
PEMBIMBING : DR. DESSY SENSIA SARAGIH, SP.PD
DEFINISI

Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh


penambahan jaringan kelenjar tiroid itu sendiri. Pembesaran kelenjar
tiroid ini ada yang menyebabkan perubahan fungsi pada tubuh dan ada
juga yang tidak mempengaruhi fungsi.
Epidemiologi

 Struma endemik sering ditemukan di daerah pegunungan


seperti pegunungan Alpen, Himalaya, Bukit
Barisan dan daerah pegunungan lainnya.
 Untuk struma toksika prevalensinya 10 kali lebih sering
pada wanita dibanding pria. Pada wanita ditemukan 20-27
kasus dari 1.000 wanita, sedangkan pria 1-5 dari
1.000 pria.
Klasifikasi

Struma diklasifikasikan berdasarkan efek fisiologis ya, klinis, dan


perubahan bentuk yang terjadi. Struma dapat dibagi menjadi :
 Struma Toksik
 Diffusa,yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi seluruh
lobus,seperti yang ditemukan pada Grave’s disease
 Nodosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai s
alahsatu lobus, seperti yang ditemukan pada Plummer’s disease.
 Struma NonToksik
STRUMA DIFFUSA TOKSIK
Definisi

 Struma difusa toksik dapat kita temukan pada Grave’s Disease. Penyakit ini juga
biasa disebut Basedow.
 Merupakan suatu kelainan autoimunyang mempengaruhi kelenjar tiroid.
 Trias Basedow meliputi pembesaran kelenjar tiroid difus, hipertiroidi dan
eksoftalmus.
 Awitan penyakit ini umumnya antara 20-40 tahun, dapat disertai dengan
opthalmopathy serta yang lebih jarang dermatopathy.
Patofisiologi
Gejala Klinis

 Tanda dan gejala dari penyakit Grave’s terbagi menjadi 2 bentuk


 Tanda dan gejala umum dari hipertiroid
Gejala Klinis

 Tanda dan gejala khas dari penyakit Grave’s


 Pembesaran kelenjar tiroid
Gejala Klinis
Diagnosis
INDEKS WAYNE
Gejala indeks wayne Nilai Nilai
Sesak saat bekerja +1
Berdebar +2
Kelelahan +2
Suka udara panas -5
Suka udara dingin +5
Keringat berlebihan +3
Gugup +2
Nafsu makan naik +3
Nafsu makan turun -3
Berat badan naik -3
Berat badan turun +3
Tanda indeks wayne Ada Tidak ada

Tiroid teraba +3 -3
Bising tiroid +2 -2
Eksoftalmos +2
Lid lag +1
Hiperkinesis +4 -2
Tremor tangan +1
Tangan keringat +1 +1
Tangan panas +2 -2
Fibrilasi atrium +4
Nadi teratur : > 90 +3
: 80 - 90 0 0

: < 80 -3

Skor < 10 Klinis : tirotoksikosis (-)


Skor 10 - 19 Meragukan
Skor > 20 Klinis : Tirotoksikosis (+)
LABORATORIUM

Pemeriksaan kadar hormon serum


 Diagnostik : fT4/fT3 yang meninggi dan TSHs yang rendah
 Evaluasi : fT4/fT3 saja, karena sering TSH tetap tersupresi padahal klinis
membaik (lazy pituitary)
LABORATORIUM

Antibodi antitiroid
 TPO-Ab / Thyroperoxidase Antibody : positif
 TG-Ab / Thyroglobulin Antibody : positif
 TSHR-Ab / TSH receptor Autoantibody : positif
ULTRASONOGRAFI
Useful for detecting nodules; if a radioiodineuptake study cannot be
performed, increased blood flow by Doppler correlates with increased
radioiodine uptake

Ultrasound of the thyroid


showing an intense vascularity
on color Doppler that is
consistent with an “inferno” Normal thyroid
PLUMMER’S DISEASE

 Struma multinodosa toksik dan Adenoma toksik adalah manifestasi


klinik penyakit tiroid otonom yang paling sering ditemukan
 Hiperfungsi kelenjar tiroid bukan disebabkan oleh rangsang TSH
 Hiperfungsi kelenjar tiroid bukan disebabkan oleh pengaruh
autoantibodi reseptor TSH
LANGKAH MENEGAKKAN DIAGNOSIS

 Menegakkan diagnosa klinis


Dengan Indeks diagnostik klinis Wayne atau New Castle
 Menegakkan tirotoksikosis
Dengan fT4/fT3 tinggi dan TSHs rendah
 Menegakkan adanya nodul
Pemeriksaan fisik teraba nodul
Ultrasonografi ditemukan nodul
Radioactive Iodine Uptake ditemukan nodul
ULTRASONOGRAFI

Multinodular goiter. Transverse gray-scale ultrasound (a) and


color Doppler (b) neck, of a 50-year-old female patient, shows
enlargement of both thyroid lobes and isthmus by multiple iso-
hyperechoic solid nodules (arrowheads). Note, marked increase in
vascularity within the gland.
PENGOBATAN

 Tirostatika :
Derivat tiourasil : propiltiourasil
Derivat tioimidazol : karbimazol, metimazol, tiamazol
 Tiroidektomi
 Yodium radioaktif
TIROSTATIKA

 Ada 2 cara :
Cara titrasi : dosis awal (carbimazol 30 mg, methimazol 30 mg, PTU 400 mg
sehari) → eutiroidisme (4-6 minggu) → dosis dititrasi

Cara blok suplemen : diberi dosis besar terus menerus → hipotiroidisme →


substitusi tiroksin → eutiroidisme
TIROIDEKTOMI

 Prinsip umum : operasi baru dikerjakan kalau keadaan


pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi.
 Plumerisasi diberikan 7-10 hari preoperatif, → involusi
dan mengurangi vaskularisasi kelenjar
 Tiroidektomi subtotal dupleks, sisa jaringan 4-7 gram
 Tiroidektomi total
RADIOIODINE

 Radioiodine causes progressive destruction of thyroid


cells and can be used as
a. initial treatment
b. pts who do not undergo remission after a 1
to 2 year trial of antithyroid drugs
c. relapses after a trial of antithyroid drugs.

Anda mungkin juga menyukai