Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 10

Etika Penulisan KTI, Contoh


Jenis-jenis Karangan Ilmiah, dan
Contoh Bagian Karangan Ilmiah

Dessy Tiarasani (P07125216004)


Adina Ridha Azhari (P07125216005)
Ayu Trinanda Putri (P07125216006)

Sarjana Terapan Reguler Semester 6


PENGERTIAN ETIKA KARYA ILMIAH
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang merupakan nilai-nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika juga berkaitan
dengan ahlak (moral): yang baik dan yang buruk.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur
menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil
dari sumber lain. Pemakain bahan atau pikiran dari suatu sumber
atau orang lain yang tidak disertai rujukan dapat didentik dengan
pencurian.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya
instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin
kepada pemilik tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis.
Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus
menyebutkan sumbernya dan menjelaskan apakah bahantersebut
diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi atau
dikembangkan. Nama sumber data atau informan, terutama
dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila
pencamtuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau
informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan
dinyatakan dalam bentuk nama samaran.
ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
1. Kejujuran

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan


metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.

2. Objektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dengan cara:
a. Rancangan percobaan
Sebelum melakukan percobaan atau penelitian, membuat
rancangan percobaan dapat membantu atau memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitiannya dan meminimalkan
tingkat kesalahan dalam penelitian
b. Analisis dan interpretasi data
c. Penilaian ahli/rekan peneliti
Dalam sebuah penelitian yang sedang dilakukan ataupun
sudah selesai dilakukan apabila mendapat penilaian dari
ahli penelitian atau rekan peneliti lain akan dapat
meminimalisasikan tingkat kesalahan pada penelitian
tersebut.
d. Keputusan pribadi
e. Pengaruh pemberi dana/sponsor
Dana merupakan salah satu hal yang sangat penting
bagi berlangsungnya sebuah penelitian. Besar atau
kecilnya dana yang tersedia sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Apabila dana
yang diberikan oleh sponsor cukup besar maka dana
tersebut akan lebih memberikan banyak manfaat
bagi peneliti.
3. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian. Dalam melakukan penelitian tentu saja
pihak peneliti akan melakukan janji atau perjanjian dengan pihak lain,
yang mana perjanjian ini berhubungan dengan proses penelitian baik
dalam pengumpulan data maupun metode dan prosedur penelitian.

4. Ketelitian
Ketelitian dalam sebuah penelitian merupakan point yang sangat penting.
Ketelitian ini muncul karena adanya rasa kepedulian dari peneliti. Bentuk
dari ketelitian ini bisa dilakukan dari hal – hal yang sangat mudah dan
simple. Contoh mencatat pekerjaan yang akan dilakukan tiap peneliti.
Misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan. Selain itu,
catat alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi
lainnya.
5. Keterbukaan
Dalam membuat suatu karya ilmiah, seorang peneliti harus bisa
mempertanggungjawabkan penelitian yang kita lakukan dengan
cara menginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut ke dalam
bentuk laporan. Hasil dari penelitian yang telah dibuat ini nantinya
diharapkan akan berguna bagi para pembaca dan menjadi salah
satu sumber acuan peneliti-peneliti lainnya dalam melakukan
penelitian selanjutnya. Untuk itu, dalam menuliskan hasil laporan
penelitiannya, seorang peneliti harus terbuka dalam berbagi data,
hasil, ide, alat dan juga sumber daya penelitian terhadap para
pembaca. Selain itu, peneliti juga harus terbuka terhadap kritik dan
ide-ide baru yang disampaikan oleh para pembaca meskipun pada
akhirnya masukan tersebut tidak diterima karena
adanya perbedaan pendapat.
6. Penghargaan terhadap HAKI
Penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah teori-teori yang
ada sesuai dengan kenyataannya atau tidak. Jika hasil dari
penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada, maka dapat
terjadi munculnya teori yang baru. Untuk dapat membuktikan
apakah teori-teori yang ada sesuai dengan prakteknya, peneliti
tentu membutuhkan referensi dari berbagai pihak sebagai lanadan
teori yang ingin digunakan dalam menunjang proses
penelitiannya. Referensi-referensi yang digunakan oleh peneliti
harus dituliskan secara jelas sumbernya dalam laporan penelitian.
7. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Sebuah penelitian pastinya memuat atau menyajikan berbagai data
sebagai pendukung dari hasil penelitiannya. Namun, jika data tersebut
menyangkut data pribadi, kriminal dan lain sebagainya yang dianggap
sebagai rahasia oleh responden, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan tersebut. Contohnya peneliti melakukan suatu studi kasus
pada suatu perusahaan dimana data yang diberikan oleh perusahaan
merupakan data rahasia perusahaan, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan tersebut misal dengan tidak menyebutkan nama perusahaan
atau menggantinya dengan nama samaran.

8. Publikasi yang Terpercaya


Dalam mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya
peneliti menghindari publikasi penelitian yang sama secara berulang-
ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
9. Pembinaan yang Konstruktif
Dalam sebuah penelitian tidak menutup kemungkinan seorang peneliti
mempunyai seorang pembimbing. Peran seorang pembimbing
dalam penelitian adalah memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa
ataupun peneliti pemula yang masih membutuhkan pembimbing.
Seorang pembimbing yang baik tidak memaksakan pendapat ataupun
ide yang dia miliki kepada peneliti. Perkenankan peneliti untuk
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.

10. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja


Jika dalam penelitian, peneliti mempunyai tim, maka etika yang harus
dilakukan adalah menghargai dan memperlakukan rekan penelitian
dengan semestinya dan layak. Urutan menunjukkan besarnya kontribusi
anggota dalam tim. Peneliti dengan konstribusi terbesar ditetapkan
sebagai penulis pertama, sedangkan yang lain menjadi penulis kedua
dan selanjutnya.
11. Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian yang disusun berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, memudahkan serta
membuat aktivitas kehidupan menjadi lebih efisien dan efektif,
meringankan beban hidup, serta bertanggung jawab mendampingi
masyarakat dalam mengaplikasikan hasil penelitian.

12. Tidak Melakukan Diskriminasi


Hindari melakukan pembedaan pada rekan kerja atau mahasiswa
karena jenis kelamin, ras, suku dan faktor-faktor lain yang tidak
ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
13. Kompetensi
Setiap peneliti mengharapkan hasil penelitian berupa karya ilmiah
yang baik, andal, dapat diterima dan bermanfaat bagi khalayak
umum. Kompetensi dan keahlian diperlukan untuk menghasilkan
karya ilmiah yang semakin baik kedepannya. Hal ini dapat
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Semakin sering
seseorang melakukan pembelajaran dan penelitian, maka hasil
penelitiannya akan semakin baik di kemudian hari. Hal ini
dikarenakan pengalaman dan pengetahuan yang bertambah ikut
andil dalam pengembangan cara berpikir serta teknik peneliti.
Peningkatan kompetensi juga dapat dilakukan
dengan pembelajaran seumur hidup yang terus dilakukan secara
bertahap hingga mahir dalam melakukan penelitian.
14. Legalitas
Peneliti haruslah memahami dan mematuhi segala peraturan
institusional dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan
penelitian agar tidak merugikan banyak pihak, baik diri sendiri
maupun orang lain. Aturan legalitas ini, biasanya terkait dengan
hak cipta. Peneliti diharuskan untuk selalu meminta izin sebelum
mengambil data/bahan penelitian baik secara langsung ataupun
dengan menyebutkan nama/sumber penelitian dalam hasil karya
ilmiahnya. Pemerintah telah mengatur secara tegas mengenai
aspek legalitas ini dalam undang-undang, terdapat sanksi
yang pasti dalam setiap pelanggaran etika penulisan karya ilmiah
mulai dari pencabutan karya ilmiah hingga hukuman denda dan
kurungan.
PELANGGARAN ETIKA PUBLIKASI KARYA ILMIAH
1. Research Fraud : Fabrikasi dan Falsifikasi Data
Salah satu dari berbagai pelanggaran etika termasuk kecurangan yang sering
terjadi dalam penelitian (Scientific misconduct ) adalah fabrikasi dan falsifikasi.
Tindakan fabrikasi dan falsifikasi merupakan jenis kesalahan karena unsur
kesengajaan. Kedua kegiatan ini juga termasuk ke dalam jenis pelanggaran
etika terhadap isi dikarenakan pelanggaran etika dan kecurangan yang
dilakukan terkait dengan data penelitian.

2. Memanfaatkan Data/Informasi Bukan dari Sumber Asal


Kecurangan atau pelanggaran etika terhadap penelitian terkait dengan data
sekunder adalah memanfaatkan data/informasi bukan dari sumber asalnya.
Memanfaatkan data.informasi bukan dari sumber asalnya yang dimaksud secara
negatif adalah dengan tidak mencantumkan sumber inormasi kedua dalam
rantai data dari sumber data yang diambil oleh peneliti. Dengan kata lain,
peneliti hanya mengambil data penelitian yang teliti orang lain melalui penelitian
orang lain dengan tidak mencantumkan sumber.
3. Salami Slicing
Salami Slicing merupakan salah satu dari tindak pelanggaran publikasi
karya ilmiah, hal tersebut dapat terjadi apabila terdapat sebuah studi
yang berskala besar namun studi tersebut dibagi menjadi dua publikasi
yang terpisah. Hal tersebut dapat menimbulkan kepercayaan kepada
pembaca bahwa sampel yang digunakan pada dua publikasi tersebut
merupakan sampel yang berbeda padahal hal tersebut tidaklah benar.
Adapun hal lain yang menyangkut permasalahan salami slicing ini adalah
data augmentation, pada data augmentation dapat terjadi apabila
seorang penulis melakukan penulisan karya ilmiah lalu karya tersebut
dipublikasikan namun selanjutnya penulis terus memperdalam penelitian
karya ilmiah tersebut dengan hanya menambahkan atau memperdalam
data-data terkait lalu mengklaim penelitian tersebut sebagai
penelitian baru. Salami slicing dan data augmentation keduanya
berpotensi menimbulkan pelanggaran hak cipta karena data atau teks
yang tampil dilebih dari satu copywrited publication.
4. Pelanggaran Hak Kepenulisan, Kepemilikan dan Ucapan Terimakasih
Pelanggaran hak kepenulisan sering terjadi ketika seorang penulis hanya
berfokus untuk menyusun karya ilmiahnya tanpa memerhatikan untuk
mencantumkan sumber atau data yang ia peroleh untuk dapat menyusun
karyanya tersebut.

5. Publikasi Ganda
Publikasi ganda merupakan praktik kecurangan dalam etika karya ilmiah
dimana hal tersebut terjadi ketika seorang penulis karya ilmiah
mengirimkan data yang sama ke lebih dari satu penerbit tanpa
adanya pemberitahuan kepada penerbit sebelumnya. Adapun
pelanggaran lainnya yang terkait publikasi ganda adalah redundant
publication , redundant publication timbul apabila penulis menerbitkan
karya ilmiah dengan data yang sama dengan penelitian sebelumnya
namun penulis hanya mengganti beberapa teks dalam penulisan karya
ilmiah tersebut seperti adanya perbedaan kalimat dalam bab
pendahuluan.
6. Konflik Kepentingan
Dalam melakukan penulisan karya ilmiah, seorang penulis tidak boleh
melibatkan konflik kepentingan golongan tertentu maupun pribadi penulis
dalam melihat permasalahan serta mencari solusi atas isu yang terdapat
dalam penulisan. Hal ini disebabkan karena dalam penulisan karya ilmiah
seorang penulis dituntut untuk adil serta bijaksana dalam mencari solusi
terkait permasalahan yang diangkat.

7. Plagiarisme
Plagiarisme adalah tindakan menyalin sebagian atau seluruh hasil karya
orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa
mencantumkan sumber yang didapat untuk penulisan karya tersebut,
sehingga seakan-akan karya tersebut merupakan murni dari
hasil penelitian diri sendiri.
Jenis Plagiarisme
1. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Aspek yang Dicuri
(a) Plagiarisme Ide: Mengambil ide yang sudah ada tanpa menyebut
sumber dengan jelas.
(b) Plagiarisme isi (data penelitian): Mengambil data penelitian orang
lain.
(c) Plagiarisme kata, kalimat, dan paragraph.
(d) Plagiarisme total

2. Klasifikasi Berdasarkan Sengaja atau Tidaknya Plagiarisme


(a) Plagiarisme yang disengaja
(b) Plagiarisme yang Tidak Disengaja: Menggunakan ide, kata, frase,
kalimat, atau paragraf orang lain tanpa menyebut sumber, baik
disengaja atau pun tidak disengaja karena ketidaktahuan.
3. Klafisikasi Berdasarkan Proporsi atau Persentasi Kata, Kalimat, Paragraf
yang Dibajak
(a) Plagiarisme ringan : <30 %
(b) Plagiarisme sedang : 30-70%
(c) Plagiarisme berat atau total : >70%

4. Berdasarkan pada Pola Plagiarisme


(a) Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing ): Mengambil
sebagian kecil (kalimat) dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh
makalah tanpa digubah menurut aturan penulisan dan tidak menyebutkan
sumber.
(b) Plagiarisme mosaik: Menyalin dengan menyisipkan kata, frase atau
kalimat dari penulis lain lalu menyambungkannya secara acak.
5. Self-Plagiarism
Autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra) yaitu memakai
karya sendiri secara identik tanpa melampirkan sumber karya
aslinya.Jadi, apabila kita membuat suatu karya tulis ilmiah lalu
diterbitkan, maka tulisan tersebut merupakan gagasan milik
si penulis (kita). Ketika kita berkesempatan membuat karya ilmiah
yang sama dengan struktur gagasan, kalimat-kalimat, kata per
kata, yang tepat sama dengan yang sudah diterbitkan tanpa
menyantumkan nama penulis ataupun penerbit terdahulu walaupun
penulisnya kita sendiri maka tindakan tersebut merupakan plagiat
atau self-plagiarism
CONTOH JENIS KARANGAN ILMIAH
1. Laporan
2. Artikel Ilmiah 3. Artikel Ilmiah Populer
4. Jurnal 5. Kertas Kerja
6. Paper
7. Skripsi
8. Karya Tulis Ilmiah
9. Tesis
10. Disertasi
11. Makalah
12. KTI
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35121916/ETIKA_KARYA_ILMIAH
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197902072014041001/pengabdian/ETIKA%20DAN%20KOD
E%20ETIK%20PENULISAN%20ILMIAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai