Anda di halaman 1dari 29

 Nama Pasien : Khairuddin

 Umur : 41 tahun
 No. Rekam Medik : 656177
 Alamat : Jl. Bonto Duri
No. 7 LR.4
o Perawatan Bagian : Lontara 1, RSWS
 Tanggal Rawat Inap : 23 Maret 2014 –
 Sekarang
 Keluhan Utama :
Nyeri perut

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Sesak napas dirasakan 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit, hilang timbul,
memberat sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. SOB (+), ortopnea (+). Nyeri
dada (-). Riwayat nyeri dada (-). Batuk (+) 2
minggu terakhir, lendir (+), putih, tidak
berbusa. Batuk bercampur darah (-).
Riwayat pengobatan kelainan katup (+)
 Keadaan umum : Sakit sedang, gizi
kurang
 Kesadaran : Kompos mentis (GCS 15)
 Tanda Vital
› Tekanan darah : 110/70 mmHg
› Nadi : 90 x/menit
› Suhu : 36,5 oC
› Pernafasan : 41 x/menit
Status Generalis

 Mata :Anemia (-), Ikterus (-), Perdarahan subkonjungtiva (-)


 THT :Tonsil T1-T1hiperemis (-), Faring hiperemis (-)Lidah
kotor (-), Sianosis (-), Perdarahan gusi (-)
 Leher : DVS R+7 cm H2O, Pembesaran kelenjar limfe (-),
Kaku kuduk (-)
 Thorax :Simetris, Suara nafas :vesikuler, Ronchi +/+,
Wheezing -/-, Vocal Fremitus : DBN
 Cor : BJ I/II murni, reguler, bising (+)
 Abdomen :Peristaltik (+) kesan normal,
Hepar dan lien tidak teraba, distended (-)
 Ekstremitas :Edema pada kedua-dua ekstremitas bawah
 Lain-lain :DBN
Jenis Pemerikaan Hasil Nilai Rujukan

HGB 14.4 g/dL 14 - 18 g/dL


SGOT 37 U/L <38U/L
Troponin-T 1.12 < 0.16 U/L
CK 76 30-180 U/L
CKMB 18.2 < 10 U/L
Bilirubin total 5.44 0.3-1.9 mg/dL
Natrium 123 135-145 mmol/L
FOTO THORAX PA
 Tampak Pleural white line pada lateral atas hemithorax
kanan disertai bayangan hiperlusen avascular dan
perselubungan homogen yang menutupi sinus dan
diafragma kanan yang membentuk gambaran air fluid level
 Perselubungan inhomogen berbatas tegas berbentuk bulat
dengan tepi reguler pada lapangan tengah paru kanan
 Cor CTI: Sulit dinilai.
 Sinus dan diafragma kiri baik
 Tulang-tulang intak

Kesan: Hydropneumothorax dextra


 Berdasarkan kasus diatas, didapatkan
bahwa dari anamnesis pasien menderita
sesak nafas yang dirasakan sudah 3 bulan,
dan memberat sejak 3 hari terakhir. Dari
pemeriksaan fisis, didapatkan bahwa
terjadi peningkatan frekuensi nafas dari
yang normalnya dibawah 20 menjadi 41,
pada leher ditemukan desakan vena
sentral (DVS) R+7 cm H2O, dan edem pada
kedua ekstremitas.
 Dari klinis diatas pada anamnesis dan pemeriksaan
fisis ditemukan bahwa pada paru terdapat cairan
yang menyebabkan terganggunya pertukaran
oksigen sehingga menyebabkan sesak pada pasien
ini, maka dilakukanlah pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bahwa
tidak terjadi peningkatan enzim jantung atau
dengan kata lain tidak menunjukkan adanya suatu
kerusakan pada jantung. Lalu pada pemeriksaan
radiologi, ditemukan bahwa adanya cairan dan
udara yang mendesak paru sehingga menyebabkan
sesak pada pasien tersebut. Juga terdapat seperti
massa di dalam paru, tapi hal ini masih memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya.
Tampak PLEURAL
WHITE LINE pada
lateral atas
hemithorax kanan
disertai bayangan
hiperlusen
avascular

Tampak
perseubungan
homogen yang
membentuk AIR Cor : CTI Sulit
FLUID LEVEL dinilai

Sinus dan
diafragma kiri
tumpul

Tulang-tulang
Kesan : Hydropneumothorax dextra intak
 Massa di basal paru kanan yang
mendesak paru kanan secara progresif
TUMOR??
Dibagi menjadi :
Zona konduksi
(airway), dan zona
respirasi (air space )
Normal = pleura tidak kelihatan, jumlah cairan yang ada
dalam kavum pleura sekitar 10 – 15 cc.
UDARA

CAIRAN

 Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan


dimana terdapat UDARA dan CAIRAN di
dalam rongga pleura yang mengakibatkan
kolapsnya jaringan paru
 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per
tahun
 Perempuan > Laki-laki
 Hemitoraks kanan > hemitoraks kiri
Untuk cairannya :
 Cairan transudat: terdiri atas cairan bening, biasanya
ditemukan pada gagal jantung, gagal ginjal,
hipoproteinemia, gagal fungsi hati, pemberian
cairan infus yang berlebihan.
 Cairan eksudat: berisi cairan keruh, paling sering
ditemukan pada infeksi tuberculosis, atau nanah.
 Cairan darah: dapat disebabkan oleh trauma
tertutup atau terbuka, infark paru, dan karsinoma
paru.
 Cairan getah bening: jarang, disebabkan oleh
adanya sumbatan aliran getah bening toraks.
Hanya bisa dibedakan jika dilakukan pungsi pleura dan
dilakukan pemeriksaan patologi klinik.
Untuk Udaranya :
 Pneumotoraks spontan: masuknya udara kedalam rongga
pleura yang diakibatkan oleh robekan subpleura
 Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura
melalui luka tusuk atau pneumotoraks disengaja dengan
tujuan terapi dalam hal pengeluaran cairan.
 Masuknya udara melalui mediastinum yang biasanya
disebabkan oleh trauma pada trakea atau esofagus
akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat atau
benda asing yang tertelan. Keganasan pada
mediastinum juga dapat menyebabkan udara dalam
rongga pleura melalui fistula antara saluran napas
proksimal dengan rongga pleura.
 Udara berasal dari subdiafragma dengan adanya
robekan langsung akibat suatu trauma atau abses
subdiafragma.
 Ada gambaran radiologi dari efusi pleura yaitu
perselubungan homogen yang menutupi sinus
costophrenicus
 Ada gambaran radiologi pneumotoraks
(HIPERLUSEN AVASKULAR)
 Cairan pleura selalu bersama-sama udara,
maka kelihatan AIR FLUID LEVEL
 Gambaran radiologi pada ruang pleura
sangat translusen dengan tak tampaknya
gambaran pembuluh darah paru, biasanya
tampak garis putih tegas membatasi pleura
viseralis yang membatasi paru yang kolaps
(PLEURA WHITE LINE)
HIPERLUSEN
AVASKULAR
KOLAPS PARU

AIR FLUID
LEVEL

PERSELUBUNGAN
HOMOGEN YANG
MENUTUPI SINUS
COSTOPHRENICUS
PLEURAL
WHITE
LINE

AIR FLUID MENISCUS


LEVEL SIGN
Adanya suatu ruang yang
disebelah paru yang pada
bagian atasnya berwarna
sangat hitam (Hipodens)
menunjukkan adanya
udara bebas

Gambaran putih (isodens)


yang menunjukkan adanya
cairan
Yang bisa memberikan gambaran Perselubungan homogen

Efusi pleura Atelektasis

Tumor Pneumonia
 Reed Aaron, Dent Michael. Hydropneumothorax vs Simple
Pneumothorax. Military Medicine Radiology Corner, Volume 175, 2010.
 Verschakelen JA. The Chest Wall, Pleura, Diaphragm and Intervention.
In: Allison D, Grainger R, editor. Grainger & Allison's Diagnostic Radiology,
5th ed. Elsevier Inc. 2008.
 Kusumawidjaja K. Pleura dan mediastinum. In: Ekayuda I, Rasad S,
editor. Radiologi Diagnostik. 2nd ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2013.
p. 116-120
 Chen PH, Lin Zhang. Hydropneumothorax Image in clinical medicine.
Nejm med 362;3. 2010.
 Huggins JT, Doelken P. The Unexpandable Lung. The American College
of Chest Physicians. 2010.
 Bourgeois JM, Chavagneux R, Marty C, Balme P.Ultrasonographic
Approach to Diagnosing Hydropneumothorax. Chest 1992; 101:931-34.
 Rubens M, Padley S. Tumours Of The Lung. In: Sutton D, Editor. Textbook
Of Radiology And Imaging. Elsevier Science p. 2003. 107-13.
 Porter , Foster , Lawson. Diagnosing Lung Cancer on the Chest
Radiograph. Department of Radiology and Nuclear Medicine, Northern
Ireland Cancer Centre, Belfast City Hospital, Belfast. Volume 2 Issue 5 •
2008.
 Dr. Amirullah R. Penatalaksanaan Pneumotoraks di Dalam Praktek. Karo
pulmonologi Rumkital dr Mintohardjo, Jakarta
 Halim H.. Penyakit-penyakit Pleura. 2006. Ed. 4. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan, Departmen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
 Respiratory System. Chapter 17. Ed. 6. Van De Graff: Human
Anatomy. United States of America: The Mc-Graw-Hill
Companies
 Johnson D, Pallav S, Collins P, Wigley C.,. Thorax. Ed. 39. Gray’s
Anatomy. United States of America: Elsevier Ltd 2005
 Ellis S. M., Flower C. 2006. The WHO Manual of Diagnostic
Imaging. World Health Organization in collaboration with the
International Society of Radiology.
 Hisyam B., Budiono E. Pneumotoraks Spontan. 2006. Ed 4. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan, Department Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
 Mettle F. A., Chest. Chapter 3. Ed. 2. Essentials of Radiology.
United States of America: Elsevier Saunders

Anda mungkin juga menyukai