NEFROTIK Sindrom
NEFROTIK Sindrom
SYNDROME
1. Edema
2. Oliguria
3. Tekanan darah normal
4. Proteinuria sedang sampai berat
5. Hipoproteinemia dengan rasio albimin:
globulin terbalik
6. Hiperkolesterolemia
7. Ureum/kreatinin darah normal atau meninggi
8. Beta 1C globulin (C3) normal
Pemeriksaan penunjang
1. Ketidakefektifan pola napas b.d ekspansi paru tidak maksimal ditandai dengan
asites, dyspnea
2. Ketidakefektifan kebersihan jalan napas
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d menurunnya suplai O₂ hipertensi
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload, kontraktilitas dan frekuensi
jantung
5. Kelebihan volume cairan b.d akumulasi cairan didalam jaringan, gangguan
mekanisme regulasi (retensio sodium, natrium an air)
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan
oral, mual,muntah, vomit
7. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh
8. Hambatan mobilitas fisik b.d kelelahan
9. konstipasi
Patofisiologi
Kelainan patogenetik yang mendasari SN adalah proteinuria, akibat
dari kenaikan permiabilitas dinding kapiler glomerulus. Mekanisme dari
kenaikan permiabilitas ini belum diketahui tetapi mungkin terkait, setidak-
tidaknya sebagian dengan hilangnya muatan negatif glikoprotein dalam
dinding kapiler.
Proteinuria umumnya diterima sebagai kelainan utama pada SN,
sedangkan gejala klinis lainnya dianggap sebagai manifestasi sekunder.
Proteinuria dinyatakan “berat” untuk membedakan dengan proteinuria yang
lebih ringan pada pasien yang bukan sindrom nefrotik.
Lanjutan…
Ekskresi protein sama atau lebih besar dari 40 mg/
jam/m2 luas permukaan badan, dianggap proteinuria berat.
Pada status SN, protein yang hilang biasanya melebihi 2
gram per 24 jam dan terutama terdiri dari albumin.
Hipoproteinemianya pada dasarnya adalah
hipoalbuminemia. Umumnya edema muncul bila kadar
albumin serum turun dibawah 2,5 gr/dl (25 gr/L).
Mekanisme pembentukan edema pada SN tidak
dimengerti sepenuhnya. Kemungkinannya adalah bahwa
edema didahului oleh timbulnya hipoalbuminemia, akibat
kehilangan protein urin. Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma, yang memungkinkan
transudasi cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial.
Lanjutan…
Sekurang-kurangnya ada dua faktor yang memberikan
sebagian penjelasan yaitu :
a. Hipoproteinemia merangsang sintesis protein menyeluruh di
dalam hati, termasuk lipoprotein.
b. Katabolisme lemak menurun, karena penurunan kadar
lipoprotein lipase plasma, sistim enzim utama yang
mengambil lemak dari plasma. Ada ahli yang menyatakan
lipoprotein lipase keluar melalui urin, tetapi belum ada
kepastian. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Urinalisa, bila perlu biakan urin
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam.
3. Pemeriksaan darah:
a) Darah rutin (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis,
trombosit, hematokrit, LED)
b) Kadar albumin dan kolesterol plasma
c) Kadar ureum, kreatinin serta kliren kreatinin.
d) Kadar komplemen C3, bila dicurigai lupus
e) eritematosus sistemik pemeriksaan ditambah
dengan
f) komplemen C4, ANA (anti nuclear antibody).
g) Diagnosis