Anda di halaman 1dari 12

Ganguan Asam Basa

Asidosis

• Peningkatan konsentrasi ion H+ disebut


asidosis
• Penurunan konsentrasi H+ disebut alkalosis.
• Asidosis diartikan sebagai pH yang rendah,
sebaliknya alkalosis adalah pH yang tinggi.
• pH dalam arteri berkisar 7,35 –7,45. Keadaan ini
harus dipertahankan oleh tubuh, antara lain
dengan sistem penyangga asam bicarbonate-
carbonic (H2CO3 (asam carbonic)↔ HCO3-
(bicarbonate) + H+) yang memiliki pH 6,1.
• Beberapa penyangga yang penting antara lain:
bikarbonat (ektraseluler), fosfat (intraseluler,
urine), protein (intraseluler, plasma), dan
hemoglobin.
• Paru berfungsi melepaskan CO2 dan
mengambil O2 dari udara. Dalam darah
sebagian besar CO2 (70%) diangkut dan
diubah menjadi asam karbonat dengan
bantuan enzim carbonic anhydrase (c .a).
Pelepasan CO2 terjadi dengan reaksi kimia
sebagai berikut:
• CO2 + H2O H2CO3 c.a H+ + HCO3
• Pada hiperventilasi reaksi akan bergeser ke kiri, sebaliknya
hipoventilasi reaksi bergeser ke kanan. Pergeseran ini dipengaruhi
oleh tekanan CO2, O2 dan pH darah.
• Peningkatan kadar pCO2 akan menghasilkan peningkatan H+
sehingga pH akan menurun dan terjadi asidosis, disamping itu kadar
O2 akan menurun sehingga merangsang kemoreseptor di perifer
dan pusat yang selanjutnya memberi sinyal ke pusat pernapasan
dimedulla oblongata sehingga kompensasi yang terjadi adalah
peningkatan frekuensi napas (hiperventilasi), efek keadaan ini akan
menurunkan ion H+ dan diharapkan pH akan kembali mendekati
normal.
• Hal yang sebaliknya bila pCO2 menurun, O2 meningkat, maka
kompensasi yang terjadi adalah hipoventilasi.
• Fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan
asam –basa adalah dengan jalan mengatur
konsentrasi ion H+ melalui peningkatan atau
penurunan konsentrasi ion bikarbonat (HCO3-).
• Proses yang terjadi di ginjal dalam mengatur
kesembangan ion H+ melewati suatu mekanisme
yang sangat kompleks dan melibatkan reaksi
sekresi ion H+, reabsorbsi Na+, ekskresi ion
bikarbonat ke urine, dan sekresi amonia ke dalam
tubulus.
• Dalam tubulus ginjal (proksimal, distal,
koligentes, dan bagian tebal ansa henle)
terjadi sekresi ion H+ kedalam cairan tubulus,
disertai reabsorbsi ion bikarbonat. Pengaturan
sekresi ion H+ dipengaruhi kadar CO2 di dalam
cairan ektra sel. Makin besar kadar CO2 maka
prosesnya akan semakin cepat pula.
1. Tentukan pH,
pH < 7,35 berarti asidosis
pH > 7,35 berarti alkalosis

2. Tentukan pCO2,

pCO2 merupakan komponen respirasi,


a. pH menurun, pCO2 meningkat artinya asidosis respiratorik
b. pH meningkat, pCO2 menurun artinya alkalosis respiratorik
3. Tentukan HCO3-

• HCO3- merupakan komponen metabolik,


• a. pH menurun, HCO3- menurun artinya
asidosis metabolik
• b. pH meningkat, HCO3- meningkat artinya
alkalosis metabolik.
4. Tentukan primer dan sekunder

• Lihat nilai pCO2 dan HCO3-, yang sama interpretasi


dengan pH adalah yang primer. Contoh pH 7,56
(alkalosis), pCO2 18 (alkalosis), HCO3- 20 (asidosis),
maka interpretasi adalah alkalosis respiratorik.
• 5. Nilai pCO2 atau HCO3- yang berlawanan dengan pH
adalah komponen kompensasi. Contoh pH 7,56
(alkalosis), pCO2 18 (alkalosis), HCO3- 20 (asidosis),
maka interpretasi adalah alkalosis respiratorik dengan
kompensasi asidosis metabolik.
Pertanyaan
• Kalau terjadi respiratorik asidosis kompensasi
tubuh apa?
• Jwb: respiratorik asidosis dengan kompensasi
alkalosis metabolik Proses kompensasi
respiratorik akan terjadi dalam beberapa jam,
Proses kompensasi tidak pernah membawa pH
ke rentang normal.
• Kalau terjadi metabolik asidosis kompensasi
tubuh apa?
• Jwb: asidosis metabolik dengan kompensasi
alkalosis respiratorik. proses kompensasi
metabolik akan terjadi dalam beberapa hari.
Proses kompensasi tidak pernah membawa pH
ke rentang normal.

Anda mungkin juga menyukai