Anda di halaman 1dari 13

Andri wahyu naftali

XI mipa 2

Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan
UPAYA PENEGAKAN HAK ASASI
MANUSIA
1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan
HAM
Semua negara di dunia sepakat untuk menyatakan
penghormatan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia yang
universal melalui berbagai upaya penegakan HAM. Akan
tetapi, pelaksanaan hak asasi manusia dapat saja berbeda
antara satu negara dengn negara lain. Ideologi, kebudayaan,
dan nilai nilai khas yg dimiliki suatu bangsa akan
memengaruhi sikap dan perilaku hidup berbangsa.
Contoh sikap perilaku hidup
berbangsa yg ada di Indonesia
• Semua perilaku hidup berbangsa di ukur dari kepribadian.
Indonesia yg tentu saja berbeda dengan bangsa lai. Bangsa
Indonesia dalam proses penegakan HAM tentu saja mengacu
pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta peratura perundang-undangan
lainnya. Dengan kata lain, penegakan HAM di Indonesia tidak
berorientasi pada pemahaman HAM liberal (Ideologi, pandangan
filasafat, dan tradisi politik yg didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama), dan sekuler ( sekuler adalah salah satu konsep
sekularisme, dimana sebuah negara menjadi netral dalam
permasalahan agama, dan tidak mendukung orang beragama
maupun orang yg tidak beragama), yg tidak selaras dengan sila
pertama pancasila pertama yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Proses penegakan HAM di Indonesia juga mengacu kepada
ketentuan-ketentuan hukum internasional yg pada dasarnya
memberikan wewenang luar biasa kepada setiap negara.
Idrus Afandi dan Karim Suryadi menegaskan bahwa bangsa
indonesia dalam proses penegakan HAM sangat
mempertimbangkan dua hal yaitu:
• 1. kedudukan Negara Indonesia sebagai Negara yang
berdaulat baik secara hukum, sosial, maupun politik harus
dipertahankan dlam kedaan apa pun sesuai dengan prinsip-
prinsip yg di anut dalam piagam PBB.
• 2. pemerintah harus tetap mengacu kepada ketentuan
ketentuan hukum Internasional mengenai HAM.
a. Pembentukan Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas
Ham)
• Komnas Ham dibentuk pada 7 juni 1993
melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993.
keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur
dalam undang-undang RI Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal
75 sampai dengan pasal 99. Komnas HAM
merupakan lembaga negara mandiri setingkat
lembaga negara lainnya yang berfungsi
sebagai lembaga pengkajian , penelitian,
penyuluhan, dan mediasi HAM.
Komnas HAM mempunyai
wewenang Yaitu;
a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yg
bermasalah
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi dan
negosiasi
c. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus
pelanggaran hak asasi manusia kepada pemerintah dan
DPR untuk di tindak lanjuti
d. Memberi saran kepada pihak yg bermasalah untuk
menyelesaikan sengketa di pengadilan
b. Pembentukan instrumen HAM
• Instrumen HAM merupakan alat untuk menjamin
proses perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia. Instrumen HAM berupa peraturan
perundang-undangan dan lembaga-lembaga penegak
hak asasi manusia. Seperti Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (KOMNAS HAM) dan pengadilan HAM.
Instrumen HAM berupa peraturan perundang-
undangan dibentuk untuk menjamin kepastian
hukum serta memberikan arahan dalam proses
penegakan HAM.
Peraturan perundang-undangan yg
dibentuk untuk mengatur masalah ham ;
1) pada amandemen kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
ditetapkan satu bab tambahan dalam batang tubuh yaitu bab XA yang berisi menenganai hak
asasi manusia, melengkapi pasal pasal yang lebih dahulu mengatur mengenai masalah HAM.
2) Dalam sidang istimewa MPR 1998 dikelurkan ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia
yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.
3) Ditetapkan Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998.
4) Diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yg
diikuti dengan dikeluarkannya Perpu Nomor 1 tahun 1999 tentang pengadilan HAM yang
kemudian di tetapkan menjadi sebuah undang-undang, yaitu Undang-Undang RI Nomor 26
Tahun 2000 tentang pengadilan HAM.
5) Ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang perlindungan anak yaitu:
a) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
b) Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan
c) Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
6) Meratifikasi instrumen HAM internasional selama tidak bertantangan dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Instrumen HAM internasional yg
diratifiksi:
a. Konvensi tentang penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap perempuan (
Convention on the Elimination of Discrimination againts Women). Telah diratifikasi dengan
Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1984
b. Konvensi Hak Anak ( Convetion on the Rights of the Child ). Telah diratifikasi dengan
keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.
c. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yg Kejam, Tidak
Manusiawi, atau merendahkan Martabat Manusia ( Convention Againts Torture and Orther
Cruel, Inhuman or degreeling Treatment or Punishment ). Telah diratifikasi dengan Undang-
Undang RI Nomor 5 Tahun 1998.
d. Konvesi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial (convention
on the Elimination of Racial Driscimination). Telah diratifikasi dengan Undang-Undang RI
Nomor 29 Tahun 1999
c. Pembentukan pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk Berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 26 Tahun 2000. pengadilan HAM adalah pengadilan
khusus terhadap pelanggaran HAM berat yg diharapkan dapat
melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun
masyarakat. Pengadilan HAM menjadi dasar bagi penegakan,
kepastian Hukum, keadilan dan perasan aman, baik
perseorangan maupun masyarakat.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yg berat,
dan di samping itu juga, pengadilan HAM berwenang dan
memeriksa perkara pelanggaran HAM yg dilakukan oleh Warga
Negara Indonesia dan terjadi diluar batas teritorial Wilayah
Indonesia.
2. upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak
Asasi Manusia
a. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
:
1. Meneggakan Supremasi hukum dan demokrasi
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk Pelanggaran HAM oleh pemerintah.
3. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan HAM yg dilakukan oleh pemerintah
4. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan Formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun
Non-Formal (kegiatan keagamaan dan kursus2)
5. Meningkatkan kerja sama yg harmonis antar kelompok atau golongan
dalam masyarakat
b. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia
Hak dan Kewajiban Asasi manusia merupakan dua hak yg tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Hak asasi dan Kewajiban Asasi dalam perwujudannya harus di
harmonisasikan dan di seimbangkan oleh setiap orang.
Upaya untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban aasi
manusia merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap
peneggakan HAM yg dilakukan oleh pemerintah.
Sekian dan Terima Kasih
Hak bukanlah apa yg diberikan seseorang kepadamu,
melainkan apa yg seorang pun tidak bisa di ambil
daripadamu

A right is not someone gives you, it’s what no one can


take from you
-Ramsey Clrak

Anda mungkin juga menyukai