Anda di halaman 1dari 47

Kejang Demam Sederhana

Elvina J Yunasan
1106049896

Pembimbing:
dr. Fauzi Mahfuzh, SpA
Identitas Pasien
Nama : An. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 22 Januari 2014
Usia : 2 tahun 2 bulan
Alamat : Buaran, Jakarta Timur
Agama : Islam
Pengasuh : Ibu kandung Ny. E
Pekerjaan orang tua : Ayah: office boy Ibu: ibu rumah
tangga
Jaminan : Jamkesda
Anamnesis
KU :
Kejang sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
RPS:
1 jam SMRS, pasien kejang 1x, seluruh badan
kaku disertai kelojotan, mata mendelik ke atas.
Kejang <5 menit, setelah kejang pasien sadar
dan menangis.
RPS

Pasien sedikit Demam makin Pasien kejang


5 jam SMRS

2 jam SMRS

1 jam SMRS
hangat, tidak tinggi Batuk, pilek,
diukur Pasien diberikan mual, muntah,
Diberikan parutan timun di diare (-)
paracetamol kepala Nyeri perut (-)
syrup sebanyak
1 kali, demam Ruam-ruam,
tidak membaik mimisan(-)
Trauma (-)
RPD
• Pasien pernah mengalami kejang demam saat
pasien 1 tahun
RPK
• Riwayat keluarga dengan kejang demam
disangkal
Riwayat Kehamilan
Anak pertama. Ibu pasien rutin kontrol ke bidan
1 bulan sekali. Keputihan berbau dan gatal (-),
nyeri saat berkembih (-), darah tinggi(-), DM(-)
Riwayat Persalinan
Lahir 31 minggu di bidan, spontan. Berat lahir
2500 gram, panjang badan ?, lingkar kepala ?,
apgar score?. Pasien langsung menangis, tidak
ada trauma lahir, tidak biru dan tidak kuning.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap sampai 9 bulan
Riwayat Nutrisi

Nutrisi Bulan

Susu formula Lahir-sekarang, SGM 4-5x sehari

Bubur promina 5 bulan-7 bulan 3x sehari

Bubur tim 7 bulan- 1 tahun 3x sehari

Nasi 1 tahun-sekarang 3x sehari, dengan


telor, sayur, daging ayam, ikan, tahu,
tempe
Tumbuh Kembang
• Duduk 5 bulan
• Berjalan12 bulan
• Lari 15 bulan
• Berbicara sebagian dimengerti 2 tahun
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : compos mentis Lingkar kepala : 48 cm
Keadaan umum : tampak (normal)
sakit sedang Kesan gizi : baik
Nadi : 130x/menit, teraba Status gizi
kuat, reguler, equal di keempat BB/U: 9,5/10,5-1< Z-score <
ekstremitas -2 normal
Suhu : 39°C TB/U: 80/84,1-2<Z-score < -
Pernapasan : 24x/menit, 3 stunted
teratur, dalam, BB/TB: 9,5/10,1 (94%)-
abdominothorakal 1<Zscore<gizi baik
Saturasi O2 : 99%
Tinggi badan : 80 cm
Berat badan : 9,5 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocefal, tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan,
UUB sudah menutup
Rambut: rambut warna coklat coklat, penyebaran merata, tidak mudah
dicabut
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, RCL +/+ RTCL +/+
Telinga : tidak ada sekret dan serumen, tidak ada nyeri tekan pada
prosesus mastoideus dan tragus, membran timpani sulit dinilai
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada septum deviasi, tidak ada napas
cuping hidung, konka inferior tidak edema tidak hiperemis
Tenggorokan : faring posterior tidak hiperemis, uvula di tengah,
tonsil T1/T1 tidak membesar
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, tidak teraba
kelenjar tiroid, tidak tampak retraksi suprasternal
Pemeriksaan Fisik
Gigi dan mulut : oral hygiene baik, mukosa bibir lembab, mukosa
bucal lembab, terdapat karies pada gigi, lidah tidak kotor
Dada : tidak tampak deformitas, pergerakan dada simetris saat
statis dan dinamis, tidak ada retraksi sela iga.
Jantung :Bunyi jantung I dan II normal, tidak ada murmur, tidak ada
gallop
Paru : vesikuler pada kedua lapang paru, tidak ada ronkhi, tidak
ada wheezing
Abdomen
I: perut datar, lemas, tidak tampak massa, tidak ada bekas luka
A: Bising usus 3x/menit
Pa: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa. Hepar dan limpa
tidak teraba.
P: timpani
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT<2 detik
Status Neurologis
GCS : E4M6V5
Tonus: eutonus
Trofi : eutrofi
Motorik : Kesan tidak ada kelemahan
Sensorik : Sulit dievaluasi
Refleks physiologis : Patella +2/+2, Achilles +2/+2,
klonus -/-
Refleks pathologis : Babinski -/-
TRM : Tidak ada kaku kuduk, Brudzinsky I&II
negatif, Kernig >135/>, Laseque >70/>70
Pemeriksaan Laboratorium
Daftar Masalah
• Kejang demam sederhana
• Observasi febris
Tata Laksana
• Pasang IV line
• Kebutuhan cairan: 9,5x100 ml+(1,5x12,5%): 1781
cc=1700 cc/24 jam
– KaEn 1B 1000cc/24 jam
• Paracetamol sirup 4x120 mg
• Diazepam supp 5 mg (jika kejang)dilanjutkan
dengan diazepam 1x3mg jika masih kejang
• Kebutuhan nutrisi : 10,1 x100: 1000 kalori
• Cek GDS ulang
• Edukasi orang tua
Prognosis
• Ad vitam: bonam
• Ad functionam: bonam
• Ad sanationam: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
American Academic of Pediatrics (AAP), kejang
demam didefinisikan sebagai kejang yang terjadi
pada usia 6-60 bulan pada saat demam yang
tidak disertai adanya infeksi intrakranial,
gangguan metabolik atau riwayat kejang
afebris.

Graves RC, Oehler K, Tingle LE. Febrile seizures: risks, evaluation and prognosis. Am Fam
Phys. 2014 85(2): 149-53.
Definisi
Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan
kejang yang terjadi pada suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38OC) yang diakibatkan karena
proses ekstrakranium

Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.


Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Epidemiologi
• 2-5% pada anak usia 6 bulan-5 tahun
• Insidensi tertinggi 18 bulan, rendah sebelum
usia 6 bulan dan setelah 3 tahun
• Insidensi lebih tinggi di populasi Asia, India 5-
10%, Amerika 2-5%

Chung S. Febrile seizures. Korean J Pediatr. 2014; 57(9): 384-95.


Faktor Risiko
• Developmental delay
• Pemulangan dari unit neonatal setelah 28 hari
• Infeksi virus
• Riwayat keluarga dengan kejang demam
• Imunisasi tertentu (DTP, MMR)
• Defisiensi besi dan zinc
Chung S. Febrile seizures. Korean J Pediatr. 2014; 57(9): 384-95.
Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
Kejang <15 menit Kejang >15 menit
Kejang bersifat umum: tonik dan atau Kejang fokal atau parsial satu sisi
kloniik Kejang umum didahului kejang parsial
Tidak berulang dalam waktu 24 jam Terjdadi > 1 kali dalam waktu 24 jam

Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.


Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Patofisiologi
• Peningkatan suhu pada sistem saraf
pusatmengganggu kerja kanal-kanal
ionmengganggu impuls sarafpeningkatan
aktivitas neuronalkejang
• Inflamasi: produksi interleukin-1β
meningkatkan eksitabilitas saraf melalui
kinerja GABA dan glutamat
Chung S. Febrile seizures. Korean J Pediatr. 2014; 57(9): 384-95.
Differential Diagnosis

Setyabudhy, Mangunatmaja I. Kejang. Dalam: Pudjiadi AH, Latief A, Budiwardhana N.


Buku ajar pediatric gawat darurat. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;2011. p.29-36
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium: tidak rutin, dilakukan untuk
menentukan penyebab demam
• Lumbal pungsi: menyingkirkan kemungkinan
meningitis bakterialis
– <12 bulan: sangat dianjurkan
– 12-18 bulan: dianjurkan
– >18 bulan: tidak rutin
• EEG: tidak disarankan, kecuali pada kejang tidak
khas seperti KDK
• Pencitraan: dilakukan ketika terdapat kelainan
neurologis fokal, curinga infeksi SSP
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Tata Laksana saat Kejang

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputri EP, Harmoniati ED. Pedoman
pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia. Jakarta: IDAI; 2009.
Tata Laksana saat Kejang
Efek Samping Antikonvulsan

Setyabudhy, Mangunatmaja I. Kejang. Dalam: Pudjiadi AH, Latief A, Budiwardhana N.


Buku ajar pediatric gawat darurat. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;2011. p.29-36
Tata Laksana saat Pasien Demam
• Antipiretik: tidak menurunkan risiko kejang
demam
– Paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kgbb/kali
diberikan 4-5 kali sehari, atau ibuprofen dosis 5-10
mg/kgbb/kali 3-4 kali per hari.
• Antikonvulsan:
– Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam per
oral, atau deazepam rekal dosis 0,5 mg/kg bb tiap
8 jam suhu >38,5OC.
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Pemberian Obat Rumatan
Pengobatan rumatan diberikan jika terdapat salah satu
kriteria:
• Kejang >15 menit
• Terdapat gangguan neurologis yang nyata sebelum dan
sesudah kejang (cerebral palsy, hidrosefalus,
hemiparese
• Kejang bersifat fokal
Pengobatan rumatan dipertimbangkan jika:
• Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam waktu 24 jam
• Kejang demam pada bayi usia kurang 12 bulan
• Kejang demam ≥4 kali per tahun
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Pengobatan Rumatan
• Obat pilihan adalah asam valproat dengan
dosis 15-40 mg/kgbb/hari dibagi 2-3 dosis,.
• Fenobarbital dosis 3-4 mg/kgbb per hari
dibagi menjadi 1-2 dosi
• Lama pengobatan diberikan selama 1 tahun
bebas kejang setelah itu dilakukan
penghentian secara bertahap dalam waktu 1-2
bulan.
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Edukasi
• Edukasi keluaurga mengenai prognosis kejang
demam umumnya baik, namun memiliki
kemungkinan yang tinggi untuk terjadi
kembali
• Cara penanganan kejang di rumah
• Meresepkan obat-obatan untuk pasien

Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.


Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI;2006.
Prognosis

Mikati MA, Hani AJ. Febrile seizures. Dalam: Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW,
Schor N, Behrman RE. Nelson textbook of pediactris. Edisi ke-20. Philadelphia; 2016.
Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi

Mikati MA, Hani AJ. Febrile seizures. Dalam: Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW,
Schor N, Behrman RE. Nelson textbook of pediactris. Edisi ke-20. Philadelphia; 2016.
Indikasi Rawat Inap
• Kejang demam kompleks
• Hiperpireksia
• Usia di bawah 6 bulan
• Kejang demam pertama kali
• Terdapat kelainan neurologis

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputri EP, Harmoniati ED. Pedoman
pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia. Jakarta: IDAI; 2009.
PEMBAHASAN
Diagnosis Diferential
Diagnosis Diferential
• Mual muntah diare tidak ada
• Trauma tidak ada
• Penurunan keasadaran tidak ada
• Kejang didahului demam
• Lama <5 menit
• Terjadi 1 kali
Tata Laksana
• Pasang IV line
• Kebutuhan cairan: 9,5x100 ml+(1,5x12,5%): 1781
cc=1700 cc/24 jam
– KaEn 1B 1000cc/24 jam
• Paracetamol sirup 4x120 mg
• Diazepam supp 5 mg (jika kejang)dilanjutkan
dengan diazepam 1x3mg jika masih kejang
• Kebutuhan nutrisi : 10,1 x100: 1000 kalori
• Cek GDS ulang
• Edukasi orang tua
Tata Laksana
• Faktor risiko kekambuhan:
– 39OC
– Durasi demam <24 jam
Risiko kekambuhan 25-50%
SESI TANYA JAWAB
• Dianita: Kejang demam kan biasanya infeksi
ekstra kranial, fokus infeksi pada pasien ini di
mana? Rencana pemeriksaan untuk
membuktikan?
Infeksi lebih ke arah sistemik (viral):
pemeriksaan dapat dilakukan DPL untuk melihat
leukositosis dan neutrofilia. ISK? Diperiksakan
DPL pada hari ke -3 perawatan, kultur urin
terdapat bakteri
• Amanda: Follow up setelah di diagnosis dengan
kejang demam sederhana: masih kejang kah?
Tidak, indikasi rawat inap apa?
• Kejang demam kompleks
• Hiperpireksia
• Usia di bawah 6 bulan (kepustakaan di bawah 1
tahun, dilakukan LP karena masih ada imaturitas
pada fungsi otak)
• Kejang demam pertama kali
• Terdapat kelainan neurologis
• Nay: Febris hari ke berapa pada pasien ini?
Diazepam intermiten dan rumatan itu
perbedaannya apa (kapan pemberiannya)?
Bagaimana dengan alur protokol kejang?

Anda mungkin juga menyukai