Anda di halaman 1dari 15

Proses Kajian Dampak Lingkungan Terhadap

Ganggungan Kesehatan Manusia

1. 2. 3. 4. 5.
Sumber Emisi/ Konsentrasi Dosis zat Efek
penghasil buangan ambient zat pencema kesehatan
zat zat pencemar di r yang manusia
pencemar pencemar udara.air,mak masuk yang tidak
anan,dll tubuh diinginkan
manusia

Dampak
akhir atau
risiko

Pengen Dinamika Pola Hubun


dalian dan pajanan gan
teknolog mekanis manusia dosis
i me respon
transport
Mengkorelasikan antara pencemaran
lingkungan dampaknya terhadap kesehatan
tidak mudah karena :

 Jumlah dan keanekaragaman zat pencemar


 Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yang
membahayakan pada konsentrasi rendah
 Interaksi sinergistik antara zat zat pencemar
 Kesulitan dalam mengisolasi faktor faktor tunggal,
bilamana masyarakat terpajan terhadap sejumlah
besar zat/ senyawa kimia selama bertahun tahun
 Penyebab jamak dan panjangnya masa inkubasi
dari penyakit penyakit
Pengukuran Individu dan Kelompok
 Pengukuran perseorangan terhadap tingkat pemaparan
berbeda setiap saat
 Variasi pemaparan atau dosis antar individu mempunyai
beda tingkat pemaparan, karena perbedaan kebiasaan
kerja atau perbedaan distribusi lokasi polutan.
 Bila pemaparan atau dosis diukur dengan biological
monitoring, sumber tambahan variasi meliputi absorbsi
individu dan tingkat ekskresi bahan kimia.
 Dosis populasi dihitung sebagai jumlah total dosis
individu
Hubungan dose - effect
 Bagi faktor faktor lingkungan ada rentang efek dari
perubahan fisiologis dan biokimia yang tersamar
hingga kesakitan atau kematian.
 Makin tinggi dosis makin jelas efeknya
 Hubungan antara dosis dengan tingkat efek disebut
hubungan dosis-efek/ dose-effect relationship serta
dapat dinyatakan untuk individu maupun kelompok
 Setiap individu tidak mempunyai reaksi yang sama
terhadap pemaparan lingkungan yang sama, sehingga
hubungan dose effect bagi individu akan berbeda dari
rata – rata hubungan dose-effect kelompok
Kegunaan dosis - efek

 Memberikan informasi yang


berharga bagi perencanaan studi2
epid
 Informasi guna pencegahan dan
tujuan tujuan screning
Hubungan Dose - Response

 Respons dlm epid didefinisikan sebagai


proporsi dari kelompok yg terpapar untuk
mendapatkan efek tertentu
 Hubungan dose – response menunjukkan
rangkaian respons dari kelompok dengan
dosis yang berbeda – beda.
 Pada tingkat dosis rendah hampir tak
seorangpun menderita efek dan pada
tingkat yang tinggi hampir semua orang
menderita efek tersebut
Pemaparan – dampak kesehatan (Exposure – effect)

 Penggunaan dose – responss kurang begitu digunkan dalam studi


epid lingk, karena dalam kenyataannya dilapangan baik dosis
maupun respon yang ditimbulkannya tidak dapat diukur sebagai
layaknya dalam laboratorium

 Terminologi pemaparan digunakan untuk melukiskan/


menggambarkan keberadaan seseorang dalam sebuah lingkungan
sedemikian rupa sehingga terjadi dinamika hubungan interatif
antara komponen lingkungan disekitarnya dengan individu maupun
masyarakat didalamnya.

 Sedangkan dampak kesehatan adalah fenomena atau sekumpulan


fenomena kelainan fungsi organ atau sejumlah organ atau kelainan
anatomis tubuh pada individu maupun kelompok masyarakat, akibat
langsung maupun tidak langsung.
Dampak kesehatan

 Dampak kesehatan dapat timbul apabila sejumlah


bagian alat tubuh telah terkena sedemikian rupa
sehingga organ yang bersangkutan gagal
menjalankan fungsinya secara normal.
 Dengan kata lain fase kritikal organ sudah
terlewati, sehingga kelainan akan timbul.
Pengukuran Paparan
1. Pengukuran Kualitatif
Apabila data didapat dengan cara wawancara
ataupun kuesioner tentang kebiasaan, kepercayaan,
dll
Sering dilakukan pada studi retrospektif atau
melihat kembali ke masa lalu, sebelum penyakit
terjadi tetapi orangnya saat ini telah menderita sakit
2. Pengukuran kuantitatif
Dapat disamakan dengan pemantauan atau sistem
pengukuran observasi yang bersifat kontinu dengan
tujuan tertentu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengukuran

a. Pengambilan sampel untuk mengukur


konsentrasi faktor pemapar : apa yang akan
diukur, dimana, berapa lama, ketelitian yang
dikehendaki, metode dan prosedur yang
digunakan, instrumen yang dipakai
b. Keadaan ideal seperti diatas perlu diusahakan
dan dipenuhi, karena suatu studi tidak akan
ada artinya apabila datanya tidak baik.
Kualitas data dpt diuji dengan
beberapa kreteria :
 Dapat diulang (repeatability)
Mengukur perbedaan hasil apabila pengukuran dilakukan
oleh orang dan instrumen sama, pada waktu yang
ditentukan, mencari parameter yang sama dari bahan/materi
yang sama pula
 Dapat di reproduksi (reproducability)
Artinya sama dengan repeatability, tetapi waktu pengukuran,
orang yang mengukur, dan isntrumen yang digunakan tidak
sama
 Persisi (percision)
Mengukur besaran deviasi hasil seperangkat pengukuran
yang biasanya dinyatakan dalam koefisien variasi atau
standard diviasi sebagai prosentase dari nilai rata - rata
 Ketelitian (accuracy)
Ketelitian adalah mengukur perbedaan antara nilai yang
sebenarnya dengan nilai yang terukur
 Resolusi (resolution)
Resolusi adalah mengukur perbedaan parameter terkecil yang
masih dapat dideteksi secara kuantitatif
 Waktu konstan (time constant) dan Band Width
Times constant mengukur perubahan yang terjadi pada suatu alat
pengukur apabila besaran yang diukur berubah ubah secara
mendadak
Hal ini dapat dilihat dari respons instrumen pada uji fungsi
bertahap (step function)
 Limit deteksi (detection limit)
Adalah jumlah terkecil yang masih terukur, dan dapat dibedakan
dari angka nol
Populasi Terpapar
Untuk menentukan populasi terpapar ataupun tidak, dapat digunakan
pengukuran dengan dua cara ;
1. Cara tidak langsung
Untuk cara tidak langsung ini digunakan indikator untuk mewakili
faktor paparan
Penggunaan indikator ini dianggap memudahkan dalam penelitian
epidemiologi. Misalnya saja indikator kualitas mikrobiologis air
adalah bakteri Coliform dan E. Coli, indikator kualitas udara dipakai
CO, CO2, NOx, SO2
Pengukuran cara tidak langsung ini tidak terlalu akurat, karena
konsentrasi zat pencemar yang berada diluar tubuh tidak
menjamin akan dapat memasuki tubuh populasi
Pengukuran ini mudah dilakukan dan dapat mewakili daerah yang
cukup luas dengan populasi yang banyak.
Penelitian seperti ini harus memperhatikan cara pengambilan
sampel, lokasi pengambilan, bagaimana, berapa banyak sampel
yang harus diambil.
2. Cara langsung
Pengukuran langsung akan dapat mengetahui berapa jumlah yang
didapat didalam lingkungan itu dapat memasuki tubuh
Pengukuran ini dilakukan secara individu dan memerlukan banyak
peralatan, waktu pengukuran yang lama, analisis hasil pengukuran
yang individual, yang akhirnya akan lebih mahal pembiayaan.
Perlu pula dilakukan penelitian bagaimana agent potensial tersebut
masuk kedalam tubuh, sehingga dapat ditentukan alat yang
diperlukan
Untuk menentukan apakah seseorang itu tergolong terpapar atau
tidak, dapat saja dicari berapa kadar normal suatu zat didalam
tubuh. Apabila kadar normal dilampaui dapat dikatakan bahwa
orang tersebut tergolong terpapar

Anda mungkin juga menyukai