Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 4

1. Diana Monalita Nanulaitta


2. Elsa Hendrita Long
3. Elva Cristin
4. Meisye Novarista Parinding
5. Yuyun Andriani
FRAKTUR
Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di
tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas,
gangguan fungsi, pemendekan , dan krepitasi (Doenges,
2002).
Tanda-tanda Fraktur

1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya


sampai fragmen tulang di imobilisasi, spasme
otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang di rancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat


digunakan dan cenderung bergerak tidak alamiah
bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur
menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias di
ketahui dengan membandingkan dengan
ekstrimitas yang normal. Ekstrimitas tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan
tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat diatas dan dibawah
tempat fraktur.

4. Saat ekstrimitas di periksa dengan tangan,


teraba adanya derik tulang yang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara
fragmen satu dengan yang lainya.

5. Pembengkakan dan perubahan warna local


pada kulit terjadi sebagai akibat dari
trauma dan perdarahan yang mengikuti
fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi
setelah beberapa jam atau hari setelah
cedera (Smelzter dan Bare, 2002).
Komplikasi fraktur menurut Smeltzer dan Bare
(2001) dan Price (2005) antara lain :

1. Komplikasi awal fraktur antara lain :


 Syok hipovolemik atau traumatic, akibat perdarahan

 Sindrom emboli lemak Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk
kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari
tekanan kapiler atau karena katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi stress
pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan terjasinya globula
lemak pada aliran darah.

 Sindroma Kompartement Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi


jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan
jaringan.
Lanjutan Komplikasi awal
fraktur antara lain :

 Kerusakan Arteri Pecahnya arteri karena trauma bias ditandai denagan tidak ada
nadi, CRT menurun, syanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin
pada ekstrimitas yang disbabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan
posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

 Infeksi Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam.

 Avaskuler nekrosis Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke


tulang rusak atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis tulang dan di
awali dengan adanya Volkman’s Ischemia (Smeltzer dan Bare, 2001).
Komplikasi dalam waktu
lama atau lanjut fraktur

1. Malunion dalam suatu keadaan dimana


tulang yang patah telah sembuh dalam
posisi yang tidak seharusnya.

2. Delayed Union adalah proses penyembuhan


yang terus berjalan dengan kecepatan yang
lebih lambat dari keadaan normal.

3. Nonunion merupakan kegagalan fraktur


berkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil
setelah 6-9 bulan.
Menurut Doenges ( 2000) ada beberapa pemeriksaan
penunjang pada pasien fraktur antara lain:

1. Pemeriksaan Rontgen : untuk menentukan lokasi, luas dan


jenis fraktur
2. Scan tulang, tomogram, CT- scan/ MRI : memperlihatkan
fraktur dan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Pemeriksaan darah lengkap : Ht mungkkin meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada
sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple).
4. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk
klirens ginjal.
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, transfuse multiple, atau cedera hati.
Penatalaksanaan Fraktur
Menurut Mansjoer (2000) dan Muttaqin (2008)

1. Rekognisi (Pengenalan )
2. Reduksi (manipulasi/ reposisi)
3. Retensi (Immobilisasi)
4. Rehabilitasi
Prosedur Pembidaian
Pengertian Tujuan
Pembidaian adalah Suatu cara pertolongan Penggunaan bidai digunakan untuk imobilisasi
pertama pada cedera/ trauma sistim dengan maksud :
muskuloskeletal untuk mengistirahatkan  Mencegah pergerakan atau pergeseran fragmen atau
( immobilisasi) bagian tubuh kita yang bagian tulang yang patah.
mengalami cedera dengan menggunakan suatu  Mengurangi nyeri
alat.  Mempermudah transportasi dan pembuatan foto
rontgen.
 Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
Prosedur

Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
2) Evaluasi/validasi kondisi pasien
3) Kontrak : topik/waktu/tempat
Fase Kerja
Persiapan Alat :
Bidai atau spalk terbuat dari kayu Langkah-langkah
atau bahan lain yang kuat tetapi  Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
ringan.  Lepas sepatu, jam atau asesoris pasien sebelum
Pembalut segitiga. memasang bidai.
Kasa steril.  Pembidaian melalui dua sendi, sebelumnya ukur
panjang bidai pada sisi kontralateral pasien yang
tidak mengalami kelainan.
 Pastikan bidai tidak terlalu ketat ataupun longgar
 Bungkus bidai dengan pembalut sebelum
digunakan
 Ikat bidai pada pasien dengan pembalut di sebelah
proksimal dan distal dari tulang yang patah
 Setelah penggunaan bidai cobalah mengangkat
bagian tubuh yang dibidai.
Langkah - Langkah Pembidaian
Contoh Penggunaan Bidai

Fraktur Antebrachii (patah tulang lengan bawah).


Pertolongan :

 Letakkan tangan pada dada


 Pasang bidai dari siku sampai punggung
tangan
 Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang
yang patah
 Lengan digendong
 Bawa korban ke rumah sakit.

Gambar Pemasangan sling untuk


menggendong lengan yang cedera
Gambar Pemasangan bidai pada fraktur antebrachii
devi
apabila ada px yang mengalami fraktur pada bagian betis jika tidak ada
alat bidai bagaimana langkah kita melanjutkan pembidaian?
jawab
contohnya kardus
shella
pd kasus fraktur mengapa diperlukan pemeriksaan kreatinin?
jawab
u/ mengukur kadar kreatinin dlm darah, karena kreatinin dihasilkan
selama kontraksi otot skeletal jd diukur apkah kadar kreatinin masih
normal atau tidak
najib
mengapa bisa terjadi malunion pd px fraktur? apakah karena tindakan
yang salah atau bagaimana
jawab
malunion adalah kesembuhan tulang namun tidak kembali sempurna
bisa terjadi akibat kesalahan prosedur ataupun tidak dibawa e tahap
emdis
galang
apakah malunion yang sudah terjadi lama bisa kembali seperti semula?
jawab
bisa kembali jika dilakukan prosedur pembedahan ulang
daisy
apakah ada kontraindikasi dalam tindakan pembidaian?
jawaban
ada, tidak ada masalah pada airway dan apabila pembidaian dpt
menghambat px ke rs maka tdk dilakukan. diutamakan tindakan airway
dahulu.
novi
apaakah perubahan warna kulit dapat kembali seperti semula dan
mengapa bisa berubah
jawab
terjadi akibat perdarahan atau trauma karena adanya inflamasi yang
bisa terjadi dlm beberapa jam atau hari setelah terjadinya fraktur

Anda mungkin juga menyukai