Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi petani padi
di Kabupaten Badung seperti modal, tenaga kerja, dan luas lahan.
Antara tenaga kerja dan luas lahan dapat dikatakan memiliki hubungan yang sangat erat bagi produksi petani padi di Kabupaten Badung, karena tenaga kerja merupakan faktor penggerak produksi agar kegiatan produksi dapat berjalan sehingga produksi pun dapat meningkat, sedangkan luas lahan merupakan tempat atau salah satu faktor produksi yang digunakan oleh tenaga kerja dalam menjalankan kegiatannya, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi produksi petani padi di Kabupaten Badung, dari sekian banyak faktor hanya tiga faktor saja yang akan diteliti yaitu modal, tenaga kerja, dan luas lahan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.Apakah modal berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung? 2.Apakah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung? 3.Apakah luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung? 4.Apakah modal, tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh nyata secara simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung? Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi (Gujarati, 2008). Jadi produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untung berdagang. Disisi lain modal adalah harta benda (uang), barang yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan (Soekirno, 2010). Jadi modal merupakan pembiayaan jangka panjang pada sebuah perusahanan. Pengembangan modal supaya jelas, apa yang akan diraih, yaitu untuk meningkatkan atau memperbanyak jumlah modal dengan berbagai upaya yang halal, baik melalui produksi atau investasi, baik harta atau aktiva baik tetap maupun lancar. Menurut pendapat Rahardjo (2006) mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti yang tersalinasi. Dan lahan merupakan suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang (Hudiyanto, 2013). Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang dikemukan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Diduga modal berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung. 2.Diduga tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung. 3.Diduga luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung. 4.Diduga modal, tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh nyata secara simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung. Untuk mengetahui pengaruh dari modal, tenaga kerja, dan luas lahan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain, namun mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas Xl adalah modal, variabel bebas X2 adalah tenaga kerja dan variabel bebas X3 adalah luas lahan. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini adalah produksi petani padi di Kabupaten Badung. Metode penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode kuota sampling, yaitu pengambilan sampel sampai jumlah (kuota) yang diinginkan oleh peneliti. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah 30 persen dari populasi subak yang ada, yaitu 30 subak, setiap subak akan diambil satu petani, jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan dan analisis kuantitatif, yaitu penelitian berupa angka-angka dan analisis bersifat satatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan tingkat ekplanasi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, yaitu pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis mengunakan uji t dan uji F Kabupaten Badung merupakan salah satu dari kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Bali, yang berkembang dari sistem pemeritahan kerajaan sebelum era colonial. Sebagai salah satu dari kabupaten di Bali, Kabupaten Badung secara fisik memiliki bentuk wilayah menyerupai sebilah keris. Keunikan ini kemudian diangkat menjadi lambang daerah, yang di dalamnya terkandung semangat dan jiwa ksatria berkaitan dengan peristiwa Puputan Badung. Semangat ini kemudian melandasi moto Kabupaten Badung, Cura Dharma Raksaka, yang berarti kewajiban pemerintah untuk melindungi kebenaran dan rakyatnya. Semakin banyak modal, tenaga kerja dan luas lahan yang dimiliki maka akan mendorong produksi semakin tinggi. Pada tabel berikut dapat dilihat distribusi frekuensi rata-rata hasil produksi petani padi di Kabupaten Badung.
Distribusi Frekuensi Data Rata-Rata Hasil Produksi Petani Padi di
Kabupaten Badung Menurut Responden No Hasil Produksi Frekuensi Persentase (Kwintal) (Responden) (%) 1 < 19 5 16.7 2 19 – 26 15 50 3 > 26 10 33.3 Total 30 100 Sumber: Data Primer Diolah (2018) Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja dan luas lahan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung. Pembuktian hipotesis digunakan uji statistik yaitu uji t dan uji F. Untuk mengolah data dari penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengunakan software SPSS. Rangkuman hasil olahan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rangkuman Hasil Olah SPSS
Model B Std. Error t Sig. Tolerance VIF
(Costant) 22.683 21.318 1.064 0.183
Modal (X1) 0.862 0.379 2.274 0.029 0.797 1.371 Tenaga Kerja (X2) 0.096 0.037 2.594 0.016 0.637 1.569 Luas Lahan (X3) 3.794 0.725 5.232 0.001 0.843 1.186
R R Square Change (R2) F Change Sig. F Change Durbin-Watson
0.893 0.797 31.735 0.000 1.768
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2018) Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat atau pengaruh dari modal (X1), tenaga kerja (X2) dan luas lahan (X3) terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung (Y). Dari tabel 6 diatas maka dapat dibuat satu model persamaan regresi linear berganda yaitu sebagai berikut: Ŷ = 22.683 + 0.862 X1 + 0.096 X2 + 3.794 X3 Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear di atas dapat diketahui arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Untuk mengetahui arti dari persamaan model regresi linear berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Nilai a (kostanta) sebesar 22.683 memiliki arti bahwa produksi petani padi di Kabupaten Badung rata-rata sebanyak 22.683 kwintal, dengan asumsi variabel modal (X1), tenaga kerja (X2) dan luas lahan (X3) konstan atau tetap. 2. Nilai b1 (koefisien regresi X1) sebesar 0.862 memiliki arti bahwa peningkatan jumlah modal sebanyak satu juta rupiah akan meningkatkan produksi petani padi di Kabupaten Badung rata-rata sebanyak 0.862 kwintal, dengan asumsi variabel tenaga kerja (X2) dan luas lahan (X3) konstan atau tetap. 3. Nilai b2 (koefisien regresi X2) sebesar 0.096 memiliki arti bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja sebanyak satu orang akan meningkatkan produksi petani padi di Kabupaten Badung rata-rata sebesar 0.096 kwintal, dengan asumsi variabel modal (X1) dan luas lahan (X3) konstan atau tetap. 4. Nilai b3 (koefisien regresi X3) sebesar 3.794 memiliki arti bahwa peningkatan luas lahan sebanyak satu are akan meningkatkan produksi petani padi di Kabupaten Badung rata-rata sebanyak 3.794 kwintal, dengan asumsi variabel modal (X1) dan tenaga kerja (X2) konstan atau tetap. Berdasarkan olah data dan hasil analisis pengujian data secara statistik, maka dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: 1.Modal berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.274 > 2.056) atau nilai -t hitung lebih kecil dari nilai -t tabel (-2.274 < -2.056). Jadi hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti. 2.Tenaga kerja berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.594 > 2.056) atau nilai -t hitung lebih kecil dari nilai -t tabel (-2.594 < -2.056). Jadi hipotesis kedua dalam penelitian ini terbukti. 3.Luas lahan berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (5.232 > 2.056) atau nilai -t hitung lebih kecil dari nilai -t tabel (-5.232 < -2.056). Jadi hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti. 4.Modal, tenaga kerja, dan luas lahan berpengaruh nyata secara simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, karena nilai F hitung lebih besar dari niali F tabel (31.735 > 2.920). Jadi hipotesis keempat dalam penelitian ini terbukti. Dari latar belakang sampai dengan simpulan diatas maka penulis menegemukakan beberapa saran, sehubungan dengan pokok penelitian ini: 1.Mengingat modal perpengaruh nyata secara parsial maupun simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, maka petani padi dapat menambah modal untuk meningkatkan produksi, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkat, dengan cara melakukan pinjaman dari program-program pemerintah seperti program KUR. 2.Karena tenaga kerja berpengaruh nyata secara parsial maupun simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, maka petani dapat menambah atau merekrut tenaga kerja lagi untuk meningkatkan produksi petani padi namut tetap selektif dalam menambah tenaga kerja sehingga tidak terjadi kelebihan tenaga kerja. 3.Karena luas lahan juga berpengaruh nyata secara parsial maupun simultan terhadap produksi petani padi di Kabupaten Badung, maka pemerintah Kabupaten Badung harus terus menjaga lahan pertanian yang ada sehingga produksi padi dapat meningkat, dengan jalan membuat serangkaian kebijakan yang dapat melindungi lahan pertanian di Kabupaten Badung. 4.Bagi petani padi dan pemerintah Kabupaten Badung hendaknya lebih memperhatikan keberlangsungan sektor pertanian agar ketahanan pangan Kabupaten Badung tetap bagus, dengan tidak mengalih fungsikan lahan pertanian yang ada, sehingga produksi dari petani padi terus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Badung.