Anda di halaman 1dari 30

PERDARAHAN

ANTEPARTUM
HUMAERAH
KEPANITERAAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
Perdarahan dari saluran
genitalia yang terjadi setelah
kehamilan 24 minggu dan
terjadi sebelum persalinan janin
Haemorrhage Antepartum

Plasenta Previa

Solusio Plasenta

Ruptur Uteri

Vasa Previa
PLASENTA PREVIA
• Plasenta previa adalah plasenta yang • Menurut letak plasenta melekat,
berimplantasi pada segmen bawah plasenta previa dapat dibagi menjadi
rahim sedemikian rupa sehingga 4 tipe, yaitu :
menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum.

Plasenta previa totalis/komplit

Plasenta previa parsialis

Plasenta previa marginalis

Plasenta letak rendah


Faktor risiko
• Tingginya usia ibu : Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki resiko 1,1% untuk
mengalami plasenta previa, dibandingkan wanita berusia kurang dari 35 tahun
• Multiparitas : Kemungkinan terjadinya plasenta previa meningkat lebih dari 8x lipat
pada perempuan dengan angka paritas lebih dari empat kali.
• Kehamilan ganda : Terdapat studi yang melaporkan angka kejadian plasenta previa
40% lebih tinggi pada kehamilan ganda dibandingkan dengan kehamilan janin
tunggal.
• Riwayat kelahiran Caesar : Riwayat kelahiran Caesar meningkatkan resiko terjadinya
plasenta previa.
• Merokok : Resikonya terjadinya plasenta previa meningkat 2x lipat pada perempuan
yang merokok.
Gambaran Klinis
Perdarahan uterus yang keluar melalui vagina
tanpa adanya rasa nyeri. Selain itu darah yang
keluar melalui vagina umumnya berwarna merah
segar. Perdarahan pertama berlangsung tidak
banyak dan berhenti sendiri, perdarahan akan
kembali berulang tanpa sesuatu yang jelas dan
bertambah lebih banyak dibanding pertama.

Pada plasenta previa, palpasi


Pada palpasi abdomen sering abdomen tidak akan membuat
ditemui bagian terbawah janin yang ibu merasa nyeri dan tidak tegang
masih tinggi di atas simfisis. yang membedakan plasenta
previa dengan solusio plasenta
Diagnosis
Anamnesis. Perdarahan sejak kapan, banyak, warna, konsistensi, dan karakteristik dari perdarahan.
Informasi mengenai nyeri seperti letak, sejak kapan, frekuensi, dan keparahan nyeri juga dapat
memperkuat diagnosis. Beberapa pertanyaan seperti faktor pencetus, misalnya aktivitas seksual
sebelumnya dan trauma juga dapat membantu menyingkirkan diagnosis yang lain.

Pemeriksaan luar. Biasa dapat ditemukan posisi terendah janin yang masih tinggi dan kelainan
letak janin melalui pemeriksaan Leopold. Selain itu, pada palpasi perut perlu diinterpretasikan
apakah perut terasa lunak atau tegang dan keras yang sering ditemukan pada solusio
plasenta.

Pemeriksaan dalam. Pada ibu janin dengan curiga plasenta previa tidak boleh dilakukan
pemeriksaan dalam karena akan mencetus perdarahan yang lebih banyak.
Komplikasi
Komplikasi pada ibu Komplikasi pada janin

• Anemia • Kelainan letak Pada plasenta previa


• Kelainan pada perlekatan lebih sering terjadi kelainan letak janin.
plasenta Plasenta previa sering • Kelahiran prematur dan gawat janin .
diasosiasikan dengan kelainan pada
perlekatan plasenta, seperti plasenta
akreta, inkreta dan perkreta.
• Perdarahan Serviks dan segmen
bawah rahim yang rapuh dan kaya
pembuluh darah sangat potensial
untuk robek dan disertai oleh
perdarahan yang banyak.
Tatalaksana Khusus

Tatalaksana • Terapi Konservatif, agar janin tidak terlahir


prematur dan upaya diagnosis dilakukan
secara non-invasif.

Tatalaksana Umum • Rawat inap, tirah baring dan berikan


antibiotika profilaksis.
• Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan
• Perbaiki kekurangan cairan/darah letak plasenta.
dengan infus cairan intravena (NaCL • Berikan tokolitik bila ada kontraksi : MgSO4 4g
0,9% atau Ringer Laktat). IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam, atau
Nifedipin 3x20mg/hari. Pemberian tokolitik
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan. dikombinasikan dengan betamethason 12 mg
• Jika perdarahan banyak dan IV dosis tunggal untuk pematangan paru
berlangsung, persiapkan seksio sesarea janin.
tanpa memperhitungkan usia kehamilan. • Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau
ferous fumarat per oral 60mg selama 1 bulan.
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti,
dan janin hidup tetapi prematur, • Pastikan tersedianya sarana transfusi.
pertimbangkan terapi ekspektatif • Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk
mencapai 37 minggu masih lama, ibu dapat
dirawat jalan dengan pesan segera kembali ke
rumah sakit jika terjadi perdarahan.
SOLUSIO PLASENTA

Terlepasnya sebagian atau seluruh


permukaan maternal plasenta dari
tempat implantasinya yang normal
pada lapisan desidua endometrium
sebelum waktunya yakni sebelum
anak lahir.
Klasifikasi

Solusio plasenta totalis, plasenta


terlepas seluruhnya

Solusio plasenta parsialis, plasenta


terlepas sebagian

Ruptura sinus marginalis, sebagian


kecil pinggir plasenta yang terlepas.
Etiologi
• Riwayat solusio plasenta sebelumnya.
• Faktor kardiorenovaskuler. Glomerulo nefritis
kronik, hipertensi essensial, sindroma
preeklampsia dan eklampsia meningkatkan
resiko ibu mengalami solusio plasenta.
• Faktor usia ibu
• Faktor trauma. Trauma yang dapat terjadi
antara lain karena dekompresi uterus pada
hidramnion dan gemeli.
• Faktor merokok dan penggunaan kokain.
Gambaran Klinis

1. Solusio plasenta ringan Luas plasenta yang


Gejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio
terlepas tidak sampai 25%, atau ada yang
plasenta adalah terjadinya perdarahan yang
menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah
berwarna tua keluar melalui vagina, rasa nyeri
darah yang keluar biasanya <250 mL. Gejala-
perut dan uterus tegang terus menerus mirip his
gejala perdarahan sulit dibedakan dari plasenta
partus prematurus.
previa kecuali warna darah yang kehitaman.

2. Solusio plasenta sedang Luas plasenta yang


3. Solusio plasenta berat Luas plasenta yang
terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum
terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah
mencapai separuhnya (50%). Jumlah darah
yang keluar telah mencapai 1000mL atau lebih.
yang keluar 250-1000mL. Gejala-gejala dan
Gejala-gejala dan tanda-tanda klinik jelas,
tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada
keadaan umum penderita buruk disertai syok,
perut yang terus menerus, denyut jantung janin
dan hampir semua janinnya telah meninggal.
menjadi cepat, hipotensi dan takikardia.
Diagnosis
• Pada anamnesis, umumnya dapat ditemukan nyeri perut yang bersifat tiba-tiba dan
diikuti dengan perdarahan pervaginam yang bersifat banyak, terdapat gumpalan
darah dan berwarna kehitaman. Pergerakan anak mulai hebat awalnya kemudian
terasa pelan dan akhirnya berhenti, selain itu pasien sering merasa pusing, lemas,
pucat. Riwayat trauma juga perlu diperhatikan.
• Pemeriksaan luar. Pasien dapat terlihat tanda-tanda syok, seperti pucat, sianosis,
gelisah dan berkeringat dingin. Pada saat palpasi TFU terkadang tidak sesuai dengan
usia kehamilan, uterus tegang dan keras seperti papan, nyeri tekan dan sulit
mengenali bagian janin.
• Pemeriksaan dalam. Pada saat pemeriksaan dalam, serviks dapat telah terbuka atau
masih tertutup, sedangkan plasenta juga dapat teraba menonjol dan tegang pada
pemeriksaan.
Komplikasi Anemia
Syok hipovolemik
Komplikasi
Insufisiensi fungsi plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kematian janin

Komplikasi Kelahiran premature


pada janin

Kematian perinatal
Tatalaksana
• Jika terjadi perdarahan hebat dengan tanda-tanda syok pada ibu, lakukan persalinan
segera :
a. Jika pembukaan serviks lengkap, lakukan persalinan dengan ekstraksi vakum
b. Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan seksio
sesarea.
RUPTUR UTERI
Ruptur uteri dapat dibedakan menjadi 2, komplit dan
inkomplit.
Ruptura uteri komplit ialah keadaan robekan pada
uterus dimana telah terjadi hubungan langsung
antara rongga amnion dan rongga peritoneum
Pada ruptur uteri inkomplit hubungan kedua rongga
tersebut masih dibatasi oleh peritonemum viserale.
Etiologi

Kerusakan uterus yang telah ada sebelumnya (trauma


abdomen, bekas caesar)

Pasien yang berisiko tinggi persalinan yang mengalami


distosisa, grande multipara, penggunaan oksitosin/
prostaglandin untuk mempercepat persalinan
Kerusakan atau anomali uterus yang telah ada sebelum hamil

Pembedahan pada miometrium


• Seksio sesarea atau histerotomi
• Histerorafia
• Miomektomi yang sampai menembus seluruh ketebalan otot
Klasifikasi uterus
• Reseksi pada kornu uterus atau bagian interstisial
• Metroplasti (Perbaikan bentuk rahim)

Trauma uterus koinsidental


• Instrumentasi sendok kuret atau sonde pada penanganan
abortus
• Trauma tumpul atau tajam seperti pisau atau peluru
• Ruptur tanpa gejala pada kehamilan sebelumnya

Kelainan bawaan
• Kehamilan dalam bagian rahim (horn) yang tidak berkembang
Kerusakan atau anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan
Sebelum kelahiran anak
•His spontan yang kuat dan terus-menerus
•Pemakaian oksitosin atau prostaglandin untuk merangsang persalinan
•Instilasi cairan ke dalam kantong gestasi atau ruang amnion seperti larutan garam
fisiologik atau prostaglandin
•Perforasi dengan kateter pengukur tekanan intrauterin
•Trauma luar tumpul atau tajam
•Pembesaran rahim yang berlebihan misalnya hidramnion dan kehamilan ganda

Dalam periode intrapartum


•Ekstraksi cunam yang sukar
•Ekstraksi bokong
•Anomali janin yang menyebabkan distensi berlebihan pada segmen bawah rahim,
tekanan kuat pada uterus dalam persalinan, kesulitan dalam melakukan manual
plasenta
Cacat rahim yang didapat
•Plasenta inkreta atau perkreta
•Neoplasia trofoblas gestasional
•Adenomiosis
•Retroversio uterus gravidus inkarserata.
Gambaran Klinis
• Perdarahan yang hebat, biasa ditemukan tekanan darah yang menurun, nadi yang
cepat, pucat anemis, tanda-tanda hipovolemia.
• Perdarahan intraabdominal, dengan atau tanpa perdarahan pervaginam.
• Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri perut hebat yang dapat berkurang
setelah ruptur terjadi.
• Pada palpasi juga ditemukan bentuk uterus yang abnormal dengan kontur tidak jelas,
selain itu terdapat nyeri tekan dinding perut. Pada pemeriksaan Leopold, bagian-
bagian janin mudah dipalpasi. Selain itu, tanda khas seperti lingkaran konstriksi
patologis (Bandl’s Ring) sering ditemukan
Diagnosis
Ruptur uteri iminens Ruptur uteri komplit

• Dilihat pada ring van bandl yang • Jari-jari tangan dalam bisa meraba
semakin tinggi dan segmen bawah permukaan rahim dan dinding perut
rahim yang tipis dan keadaan ibu yang yang licin
gelisah takut karena nyeri abdomen
• Dapat meraba pinggir robekan
atau his kuat yang berkelanjutan
disertai tanda gawat janin. • Dapat memegang usus halus atau
omentum melalui robekan
• Dinding perut ibu dapat ditekan
menonjol ke atas oleh ujung-ujung jari
tangan
Tatalaksana
Umum Khusus

• Berikan oksigen • Jika uterus dapat diperbaiki dengan


• Perbaiki cairan dengan NaCl 0.9 % resiko operasi lebih rendah daripada
atau ringer laktat sebelum histerektomi dan tepi robekan uterus
pembedahan tidak nekrotik, lakukan reparasi uterus
(histeorafi)
• Jika kondisi ibu stabil, lakukan seksio
caesar • Jika uterus tidak dapat diperbaiki
lakukan histerektomi subtotal. Jika
robekan memanjang hingga serviks
dan vagina, histerektomi total mungkin
diperlukan.
VASA PREVIA

Keadaan dimana pembuluh darah janin


berada di dalam selaput ketuban dan
melewati ostium uteri internum untuk
kemudian sampai ke dalam insersinya tali
pusat. Perdarahan terjadi bila selaput ketuban
yang melewati pembukaan serviks robek atau
pecah dan vaskular janin itupun ikut terputus
Etiologi

Terjadi bila pembuluh darah janin melintasi selaput ketuban yang berada
di depan ostium uteri internum.

Faktor resiko antara lain pada plasenta bilobata, plasenta suksenturiata,


plasenta letak rendah, kehamilan pada fertilisasi in vitro, dan kehamilan
ganda terutama triplet Secara teknis keadaan ini dimungkinkan pada dua
situasi yaitu pada insersio velamentosa dan plasenta suksenturiata
Gambaran Klinis
Perdarahan dapat timbul mulai pada usia
kehamilan di atas 24 minggu

Darah yang keluar berwarna merah segar

Tidak disertai atau dapat disertai nyeri perut dan


kontraksi uterus

Perdarahan segera setelah ketuban pecah dan


karena perdarahan ini berasal dari anak maka
dengan cepat bunya DJJ janin akan menjadi buruk
Diagnosis

Dilakukan USG dengan Color Doppler


yang dapat memperlihatkan adanya
pembuluh darah pada selaput ketuban
di depan ostium uteri internum. Selain itu
juga dapat dilakukan tes APT
(Kleihauser-Betke). Pemeriksaan yang
terbaik adalah dengan elektroforesis.
Diagnosis dapat dipastikan dengan
pemeriksaan selaput ketuban dan
plasenta, namun seringkali janin sudah
meninggal saat diagnosa ditegakkan
Tatalaksana

• Sangat bergantung pada status janin. Bila ada keraguan tentang


viabilitas janin, perlu ditentukan terlebih dahulu umur kehamilan,
berat janin, maturitas paru dan pemantauan kondisi janin dengan
USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur, dapat
dilakukan seksio sesarea segera namun bila janin sudah meninggal
atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai