Anda di halaman 1dari 60

Asuhan antenatal penting untuk menjamin proses

alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat baik


kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.

Saat ini yang diselenggarakan oleh pemerintah ialah


Pelayanan antenatal terpadu yang komperhensif dan
berkualitas

Pelayanan ANC terfokus memiliki makna memberikan


fokus perhatiannya pada penilaian ibu hamil dan
tindakan yang diperlukan dalam membuat keputusan
serta memberikan pelayanan dasar
1. Kunjungan pelayanan antenatal adaah melakukan
diagnosis dini dan melakukan terapi dini pada ibu dan bayi
baru lahir.
2. Kebanyakan kehamilan akan berlanjut tanpa komplikasi.
3. Semua wanita hamil dianggap berisiko mengalami
komplikasi`
Secara nasional angka
Pelayanan antenatal
cakupan K1 mencaapai
terpadu sudah berlangsung
94,24% dan K4 84,36%
selama 5 tahun namun AKI
sedangkan angka (K1
terus meningkat bahkan
trimester 1) 72,3% pada
tidak mencapai target
tahun 2010 menjadi 81,3%
MDGs 2015.
pada tahun 2013.

Hal ini disebabkan karena


Namun masih terdapat
belum adanya panduan
disparitas antar provinsi dan
yang lebih terarah dan
antar kabupaten/kota
terfokus yang mampu
yang variasinya cukup
menuntun provider
besar dan perbedaan
kesehatan ibu hamil di
pendapat antar provider.
lapangan.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan panduan pelayanan antenatal
terfokus.

Diharapkan dengan diadopsinya pelayanan


antenatal terfokus dapat menjadi sarana
pelengkap bagi pelaksanaan proses
pelayanan antenatal terpadu.
 Menyediakan antenatal dasar yang berkualitas tinggi
(aman, sederhana, pelayanan antenatal yang efektif)
untuk semua ibu hamil dalam mempertahankan
kehamilannya.
 Mencegah komplikasi dan melakukan deteksi dini serta
pengobatan terhadap komplikasi yang terjadi.
Membantu ibu
hamil memelihara
kehamilannya
secara normal

Penilaian ibu hamil Perawatan


untuk memastikan individu untuk
kehamilannya mempertahankan
berjalan normal kehamilan
Rekomendasi WHO
1. Trimester pertama (<12 minggu)
2. 24-28 minggu
4x ANC
3. 32 minggu
4. 36 minggu
Pelayanan antenatal terfokus
meliputi intervensi pencegahan
meliputi:
•Imunisasi tetanus dengan vaksinasi TT
•Pengurangan anemia defisiensi besi melalui
konseling gizi dan suplementasi besi/folat
Di daerah dengan kondisi yang buruk, dengan
penyakit gizi buruk, layanan yang harus disediakan
sesuai kebijakan dan pedoman nasional
•Perlindungan terhadap malaria bagi perempuan yang tinggal
di malaria zona endemik
•Pencegahan IMS/HIV/AIDS dan pencegahan penularan ibu ke
anak melalui tes dan konseling HIV
•Perawatan untuk dugaan infeksi cacing tambang
•Perlindungan terhadap defisiensi vitamin A dan atau yodium
 Provider kesehatan harus terampil dalam memberikan
konseling, informasi dan edukasi serta memeriksa
wanita hamil untuk menemukan masalah yang
berbahaya bagi ibu dan bayi.
 Komplikasi anemia berat, perdarahan vagina,
preeklampsia dapat mengancam jiwa. Kondisi seperti
malaria, TB, HIV memerlukan perawatan khusus selama
periode antenatal.
 Persiapan persalianan oleh ibu hamil dan keluarga
 Memilih tempat persalinan, petugas yang terampil,
perencanaan biaya, perencanaan trasnportasi,
perlengkapan pasca persalinan.
 Rencana penanganan darurat melingkupi uang,
transportasi, donor darah dan pihak yang bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan.
 Ramah terhadap ibu hamil
 Menghormati proses pengambilan keputusan oleh ibu
hamil dan anggota keluarga
 Sesuai dengan kultur dan budaya yang berlaku
 Individual
 Bagian dari perawatan rumah tangga menuju
perawatan rumah sakit
 Terpadu
• Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, hal penting yang perlu
ditanyakan dalam anamnesa:
1. Keluhan saat ini
2.Tanda-tanda penting terkait masalah kehamilan
( Muntah berlebihan, pusing, sakit kepala, perdarahan, nyeri perut hebat,
demam,batuk lama, berdebar-debar, cepat lelah, sesak nafas, keputihan,
gerakan janin, perilaku yang berubah saat hamil, riwayat kekerasan
terhadap perempuan)

3. Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya.


4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Riwayat imunisasi Tetanus Toksoid
6. Riwayat penggunaan obat sebelum hamil dan selama hamil
7. Riwayat pola makan selama hamil
8. Kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadi komplikasi :
a. Tempat bersalin
b. Pendamping ibu saat bersalin
c. Pendonor darah bila terjadi perdarahan
e. Transportasi yang digunakan jika harus dirujuk
f. Biaya bersalin
 Tekanan darah
 Tinggi badan dan berat badan
 Penentuan IMT
 Pengukuran LILA
 Pemeriksaan head to toe
 Pemeriksaan fisik lanjutan
 Pemeriksaan tanda-tanda klinis anemia pada ibu
hamil
 Pemeriksaan BB lanjutan
 Tekanan darah
 Abdomen secara umum
 Vulva/perineum
 Pemeriksaan dalam vagina
 Inspekulo
 TFU  memantau fetal growth
 Perkiraan TFU normal UK 20-36 minggu  (UK dalam minggu
+ 2) cm. Jika -3 dari seharusnya  curiga pertumbuhan
janin terhambat
 TBJ  Johnson Tausak  kurang dari persentil 10 grafik
pertumbuhan janin  curiga pertumbuhan janin terhambat
 Auskultasi DJJ
 Leopold I : Tentukan TFU  dilakukan sejak awal trimester I
 Leopold II : Menentukan bagian janin sisi kiri dan kanan
(dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
((dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold IV : Menentukan berapa jauh masuknya janin ke
PAP ( UK >36 minggu)
 UK > 36 minggu
 Ada dugaan disproporsi besar bayi dan ukuran panggul
Ibu
 Kelainan bentuk panggul
 Riwayat penyakit tulang panggul ( TB tulang, polio, rakhitis)
 Kelainan letak bayi  Mis. Presentasi wajah
 Pintu Atas Panggul  lakukan Tes Osborn
 Panggul tengah
 Pintu bawah panggul
1. Pemeriksaan Laboratorium

2. USG
Pemerikssan Lab darah rutin

• Hemoglobin
• Panel anemia
• Gol. Darah ABO dan rhesus
• HbsAg
• Skrining Preeklamsia dan Eklampsia
• Tes HIV
• Rapid tes untuk malaria
• Skrining IMS (Sifilis)
• Skrining TBC
• Skrining DMG (Diabetes Melitus Gestasional)

Pemeriksaan Urin lengkap


• Pada awal kehamilan (<13 minggu)
• Usia kehamilan sekitar 20 minggu
Direkomendasikan • Pemeriksaan doppler studi
• Penilaian panjang serviks
• Pada trimester ke-3

Lakukan rujukan jika tidak memiliki alat USG atau tenaga kesehatan yang kompeten
- Zat besi elemental & Asam folat

- Efek samping : gangguan


saluran cerna
- Sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan
dengan teh atau kopi karena mengganggu
penyerapannya
- Idealnya Asam folat diberikan 2 bulan sebelum
hamil
2. Pemberian tablet kalsium
Untuk pencegahan preeklampsi bagi semua ibu hamil

3. Pemberian DHA
Untuk membantu membangun membran sel saraf dan
juga berperan penting terhadap fungsi membran pada
photoreceptor yang ada di retina pada bayi. Untuk
dewasa DHA berfungsi untuk memelihara fungsi otak agar
tetap normal.
4.Pemberian aspirin
Untuk pencegahan preeklampsi.

5. Pemberian vaksin tetanus toxoid (TT)


6. Pemberian anti retroviral HIV
Pemberian retroviral kepada semua ibu hamil dengan
HIV, tanpa harus mengetahui nilai CD4 dan viral loadnya
terlebih dahulu dan dilanjutkan seumur hidup.
Persiapan persalinan

Pentingnya peran suami/pasangan, keluarga


selama kehamilan dan persalinan

Waspada tanda-tanda bahaya selama kehamilan

Pemberian makanan bayi, ASI Ekslusif, IMD

Penyakit yang berpengaruh pada ibu dan janin

Penghentian kebiasaan risiko tinggi

Program KB

Kesehatan ibu
 Buat ibu merasa nyaman & diterima dgn baik
 Ramah, menghargai dan tidak menghakimi
 Bahasa sederhana & mudah dimengerti
 Minta persetujuan ketika melakukan pemeriksaan
 Rangkum informasi penting (hsl lab & obat)
 Pastikan ibu mengerti tanda bahaya
 Konseling, anamnesis, pemfis di ruang tertutup
 Lengkapi semua catatan & jaga kerahasiaannya
 Batasi akses dokumen berisi informasi ibu hanya kepada tenaga
kesehatan yg berkepentingan
TANYAKAN
IDENTFIKASI SOLUSI
AJUKAN KEBUTUHAN,
PERTANYAAN ALTERNATIF
MASALAH IBU UNTUK
MASALAH IBU

IDENTIFIKASI
BUAT SUSUN KEBUTUHAN IBU
RENCANA PRIORITAS (INFO, SUMBER
TINDAKLANJU DAYA, DUKUNGAN
T BERSAMA SOLUSI  PECAHKAN
MASALAH

EVALUASI
PELAKSANAA
N RENCANA
TINDAK
LANJUT
GIZI & MAKANAN GAYA HIDUP
• Dianjurkan konsumsi makanan • OLAHRAGA (jalan kaki, berenang,
seimbang olahraga lain yang tidak berat.
• Keb. Kalori 340-450kkal/hari pd Hindari hipoglikemia dan dehidrasi)
trimester II, III • PERJALANAN (penggunaan sabuk
• Penambahan BB selama kehamilan pengaman mobil, cegah
(11.5-16 kg pd ibu hamil dgn IMT tromboemboli vena selama perjalana
normal jauh dgn pesawat terbang)
• Suplementasi as. folat sejak 4 mgg-12 • HUBUNGAN SEKSUAL (Pyosperma
mgg (cegah defek tuba neuralis) berhubungan dgn KPD dan orgasme
• Suplementasi besi pranatal (27- serta stimulasi putting susu
30mg/hari) meningkatkan kontraksi)
Seringkali informasi
yang diberikan oleh
tenaga kesehatan
tidak diterapkan atau
digunakan oleh ibu
karena tidak
dimergerti atau tidak
sesuai dengan kondisi
ataupun kebutuhan
mereka

Komunikasi yang
terjadi antara
tenaga kesehatan
dan ibu terjadi hanya
satu arah sehingga
ibu tidak mendapat
dukungan yang cukup
untuk menerapkan
informasi
Rujukan ibu hamil dan neonatus Dengan memahami sistem dan cara
berisiko tinggi merupakan yang rujukan yang kesehatan diharapkan
penting dalam sistem pelayanan dapat memperbaiki kualitas pelayanan
kesehatan maternal pasien.

kontraindikasi

Indikasi Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan


Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus
memburuk
 Persalinan sudah akan terjadi
Rujukan kegawatdaruratan Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat
Rujukan berencana menemani
Kondisi cuaca atau modalitas transportasi
membahayakan
Perencanaan
Rujukan medapatkanpesetujuan dari ibu
dan/atau keluarganya
Hubungi pusat layanan kesehatan
yang menjadi tujuan rujukan

Diagnosis dan tindakan diperlukan


 Alasan merujuk ibu
Risiko bila dirujuk maupun tidak
Waktu yang tepat untuk merujuk
Yang perlu disampaikan Tujuan rujukan
kepada ibu dan keluarga Modalitas transportasi
Nama tenaga kesehatan yang akan menemani
Perkiraan lamanya waktu perawatan dan biaya
Pilihan akomodasi untuk keluarga
Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan sampaikan
kepada tenaga kesehatan yang akan menerima pasien hal-hal berikut ini:

•Indikasi rujukan
•Kondisi ibu dan janin
•Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk syarat dan ketentuan
lingkungan dan tujuan rujukan)
•Kesiapan fasilitas dan prasarana di tujuan rujukan
•Penatalaksanaan yang diperlukan selama dan sebelum transportasi

Perlengkapan
Perlengkapan dan modalitas transportasi secara spesifik dibutuhkan untuk
melakukan tujuan tepat waktu (kasus kegawatdaruratan obstetri)
Forum konsultasi ADACS (Antenatal Diagnosis and Counseling
Service)

Pertemuan multi disiplin yang bertujuan untuk melakukan diagnosis dini kelainan
bawaan janin menajemennya, pelayanan ini relatif baru dan merupakan palayanan
pertama dan satu-satunya di Bali dan di kembangkan oleh HKFM Denpasar

Forusm konsultasi terdiri dari; dokter obstetri, konsultan fetomaternal, pediatri


konsultan neonatologis, bedah anak, anesthesia obstetri dan konsultan intensif care
serta para profesional yang mungkin terlibat
1. Akkerman D, Cleland L, Croft G, et al, Routine Prenatal, in Institute for Clinical Systeme Improvement,
Health Care Guidline, fifteenth ed. July 2012.
2. Anonim, Group Health, Prenatal Care, Screening and testing Guidline, June 2012.
3. Anonim, NICE Clinical Guidline, Antenatal Care, Routine care for Healthy Pregnant Woman, Clinical
Guideline March 2008.
4. Child Health Research Project, 1999. Reducing Perinatal and Neonatal Mortality. Child Health Research
Project. 1999. Reducing Perinatal dan Neonatal Mortality. Special Report, vol. 3, no.1.
5. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21, Jakarta : EGC, 2005.
6. de Graft-Johnson Jetal. 2005. Household-to-Hosptal Continuum of Maternal and Newborn care. ACCESS
Program : Baltimore, MD.
7. Family Care International. 1998. Every Pregnancy Faces Risks. Safe Motherhood Fact Sheet. Family Care
International : New York.
8. Gere In Netal. 2003. A framework for a new approach to antenatal care. International Journal of
Gynecology and Obstetrics 80 (2) : 175-182
9. GloydS, Chair Sand Mercer M A. 2001. Antenatal syphilis insub-Saharan Africa: Missed opportunities for
mortality reduction. Health Policy and Planning16(1) : 29-34
10. JHPIEGO/Maternal and Neonatal Health Program, 2001. Focused Antenatal Care: Planning and
Providing Care during Pregnancy. JHPIEGO: Baltimore, MD.
11. JHPIEGO/Maternal and Neonatal Health Program, 2004. Behavior Change Interventions for Sale
Motherhood: Common Problems, Unique Solutions. The MNH Program Experience. JHPIEGO: Baltimore,
MD.
12. Karkata K, M, Ed. Panduan Penatalaksanaan Kasus Obstetri, Himpunan Kedokteran Fetomaternal,
Pelawasari, 2012, h.1-31.
13. Kasongo Project Team. 1984. Antenatal screening for fetopelvic dystocias : A cost effective approach to
the choice of simple indicators for use by auxiliary personnel. Journal of Tropical Medicine and Hygiene
87(4):173-183.
14. Kementrian Kesehatan Indonesia. 2013. Buku Saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan.
15. Kementrian Kesehatan Indonesia. 2013. Modul pelatihan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
(PPIA) bagi petugas kesehatan.
16. KinzieBand Gomez P. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers.
JHPIEGO/MNHProgram: Baltimore, MD.
17. Kypros A, Nicolaides, A model for an new pyramide of prenatal care based on the 11 to 13 week’s
assesment, Wiley online Library, DOI : 10.1002/pd.2685, 2011.
18. Lilford R J and Chard T. 1983. Problems and pitfall’s of risk assesment in antenatal care. British Journal of
Obstetrics and Gynecology 90:507-510.
19. LINKAGES Project, 2000. Maternal Nutrition: issues and intervention. A computer based slide presentation
for advancing maternal nutrition. Academy for Educational Development: Washington, D. C.

Anda mungkin juga menyukai