Anda di halaman 1dari 33

#K_01

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


yang bersifat peningkatan/promotif
dan pencegahan/ preventif
{Pasal 6, ayat 2) & 3)}
1. Definisi Operasional:
{Pasal 6, Ayat 4) a) Jumlah & Kualitas
Jasa Pelayanan Dasar Kesehatan}
Pelayanan Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil yang bersifat
peningkatan/promotif dan
pencegahan/ preventif adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu hamil minimal 4 kali selama
kehamilan :
a. dengan jadwal satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada
trimester ketiga;

b. sesuai dengan standar pelayanan


antenatal yang disebut Kriteria 10 T,
yaitu :
1) mengukur dengan melakukan Timbang
Berat Badan dan Tinggi Badan ibu
hamil;
2) mengukur Tekanan darah ibu hamil;
3) menghitung nilai sTatus gizi, dengan
mengukur Lingkar Lengan Atas/LILA
4) mengukur Tinggi puncak rahim (fundus
uteri);
5) menenTukan presentasi janin dan
Denyut Jantung Janin (DJJ);
6) memberikan Tablet tambah darah,
minimal 90 tablet selama
kehamilan;

6) melakukan Tes laboratorium :


kehamilan, hemoglobin darah (Hb),
golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya), gluko-
protein urin;
8) melakukan Tes laboratorium :
kehamilan, hemoglobin darah (Hb),
golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya), gluko-
protein urin;

yang pemberian pelayanannya


disesuaikan dengan trimester
kehamilan;
9) melaksanakan
Tatalaksana/penanganan kasus
sesuai kewenangan;
10) melakukan Temu wicara
(konseling) dengan ibu hamil.
d. dilaksanakan di fasyankes maupun
di luar fasyankes seperti di
posyandu, poskesdes dan polindes
atau kunjungan rumah
e. merujuk jika diperlukan, misalnya
Kehamilan dengan Penyulit; dirujuk
dg tatalaksana rujukan; tdk
termasuk pelayanan SPM
f. mencatat dan melaporkan
[Pelayanan Rujukan atas Ibu Hamil,
seperti terhadap Bumil KEK, Kehamilan
dengan Penyulit, dll, tetap harus
ditangani oleh Fasyankes, tetapi tidak
termasuk pelayanan SPM]
2. Standar Sumber Daya Manusia
Kesehatan {Pasal 6, ayat 4)b) Jumlah
dan kualitas personel/ sumber daya
manusia kesehatan}:
Setiap FKTP dan FKTL atau Pemberi Pelayanan
Dasar (PPD) penyelenggara pelayanan
kesehatan ibu hamil yang bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/
preventif [Pusk (termasuk SDM yang melayani di
luar Puskesmas), Bidan Praktek Mandiri/BPM,
Klinik Utama, Klinik Pratama], harus memiliki
personel/ sumber daya manusia kesehatan :
• Minimal Seorang Bidan, atau
• Minimal Seorang Dokter, atau
• Minimal Seorang dokter spesialis kebidanan
yang memiliki STR
• [tidakkah ada persyaratan pelatihan tertentu?
• Jika ada, maka ada dasar pengusulan pelatihan,
tetapi sekaligus menjadikan banyak pemberi
pelayanan dasar terancam tidak memenuhi
syarat, shg harus pelatihan dulu, baru memenuhi
syarat;
• Jika tidak ada, maka otomatis setiap Bidan,
dokter, dokter SpOG memenuhi syarat jenis, tidak
ada dasar pengusulan pelatihan. Pelatihan bukan
menjadi prioritas]
3. Petunjuk Teknis Pelayanan
{Pasal 6, Ayat 4) c) : petunjuk teknis
atau tata cara pemenuhan standar
}
a. Setiap ibu yang diduga hamil, yang
ditemui di fasyankes, ataupun di luar
fasyankes, milik pemerintah maupun
bukan; yang ditemukan oleh petugas
kesehatan secara aktif dengan
mengunjungi ibu, maupun pasif dimana
ibu mengunjungi pemberi pelayanan;
harus dipastikan bahwa hamil
b. Jika dipastikan/ didiagnosa hamil,
maka dilakukan pelayanan 10 T,
sesuai keadaannya, apakah
pertemuan pertama dengan
petugas kesehatan ini memenuhi
syarat sebagai K-1 Murni, yaitu
Kunjungan Pertama pada Trimester
Pertama
Jika, ya, sebagai K-1 Murni, maka :
1) kepada ibu hamil yang bersangkutan
diberikan pelayanan 10 T, yang sesuai untuk
Trimester Pertama, dan
2) kepada yang bersangkutan diberikan nasihat
untuk menjaga kesehatan kehamilan, dan
melakukan kunjungan berikutnya, hingga
waktu kelahiran; dan jika dirasakan keluhan
tertentu, atau kejadian tertentu (petugas
akan menjelaskan dan memberikan contoh),
maka ibu harus segera mengunjungi
fasyankes yang sesuai.
3) Kepada ibu hamil diberikan penjelasan
perlunya memperoleh pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memenuhi syarat.
4) Setiap Kunjungan berikutnya, K-2, K-3,
dan K-4, diberikan pelayanan kesehatan
10T sesuai dengan Kunjungannya atau
usia kehamilan, tidak setiap kunjungan
diberikan paket pelayanan yang sama
5) Ibu Hamil ini, dicatat sebagai Ibu Hamil
Yang Harus Dilayani, dihitung sebagai
pembagi dalam hitungan prosentase
kinerja pelayanan ibu hamil; dan yang
bersangkutan berpeluang untuk masuk
ke dalam Kategori Ibu Hamil Yang Telah
Dilayani (ada peluang memperoleh
pelayanan K-4), tahun ini atau tahun
depan karena K-1 nya sudah pada waktu
yang tepat (pada Trimester-1)
Jika tidak, bukan K-1 Murni, tetapi K-1
Kontak, maka :
1) kepada yang bersangkutan diberikan
nasihat untuk menjaga kesehatan
kehamilan, dan melakukan kunjungan
berikutnya, hingga waktu kelahiran; dan
jika dirasakan keluhan tertentu, atau
kejadian tertentu (petugas akan
menjelaskan dan memberikan contoh),
maka ibu harus segera mengunjungi
fasyankes yang sesuai.
2) Juga diberikan penjelasan perlunya
memperoleh pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memenuhi
syarat.
3) Setiap Kunjungan berikutnya, entah K3,
atau K4 diberikan pelayanan kesehatan
10T sesuai dengan Kunjungannya atau
usia kehamilan, mengingat bahwa tidak
setiap kunjungan diberikan paket
pelayanan yang sama
4) Ibu Hamil ini, dicatat sebagai Ibu Hamil Yang
Harus Dilayani, tetapi tidak ada peluang
untuk masuk ke dalam Kategori Ibu Hamil
Yang Telah Dilayani (tidak ada peluang
pelayanan K-4), karena K-1 nya sudah tidak
pada waktu yang tepat (bukan pada
Trimester-1).

Kepada semua ibu hamil tersebut diberikan


Buku KIA
d. Jika pada saat ditemukan di awal
tahun, ibu yang bersangkutan adalah
ibu hamil dengan kunjungan ulangan /
lanjutan (K2, atau K3, atau K4), dimana
kunjungan sebelumnya (K1, atau K2,
atau K3) telah dilakukan tahun lalu
sesuai jadual; maka diberikan
pelayanan sesuai waktunya.
Bumil ini, pada tahun ini tidak dicatat
sebagai Ibu Hamil Yang Harus Dilayani
(tidak termasuk sebagai angka
pembagi, karena sudah masuk di tahun
lalu), tetapi ada peluang untuk masuk
ke dalam Kategori Ibu Hamil Yang Telah
Dilayani (ada peluang pelayanan K-4)
e. Jika ibu yang diduga hamil, ternyata
tidak hamil, maka tetap diberikan
nasihat / promkes untuk tetap menjaga
kesehatan agar jika kelak benar-benar
menjadi hamil, maka ibu telah siap
sebagai ibu yang sehat, shg bayi akan
sehat. Juga nasihat kesehatan lain,
termasuk untuk mengikuti skrining
kesehatan lain yang sesuai, dalam
rangka pelayanan SPM-Kesehatan
f. Dalam kondisi tertentu ibu hamil
dirujuk untuk memperoleh
pelayanan lebih lanjut sesuai
dengan kondisinya, tidak
termasuk SPM
g. Pencatatan dan pelaporan
4. Kebutuhan Alat dan Pedoman
Kerja Kesehatan
{Pasal 12, ayat 3) b)}:
Setiap FKTP dan FKTL atau Pemberi Pelayanan
Dasar (PPD) penyelenggara pelayanan kesehatan
ibu hamil yang bersifat peningkatan/promotif dan
pencegahan/ preventif [Pusk (termasuk SDM yang
melayani di luar Puskesmas), Bidan Praktek
Mandiri/BPM, Klinik Utama, Klinik Pratama], harus
memiliki Alat kesehatan dan Pedoman Kerja
sebagai berikut :
a. Minimal sebuah Pedoman
Pelayanan Antenatal terpadu,
b. Minimal satu set instrument
pencatatan (kartu ibu, kohort ibu
dan buku Kesehatan Ibu dan
Anak).
c. Minimal satu set Bidan Kit
d. Tulis, apa lagi.
e. Ambil dari sini, jgn hanya dirujuk
ke mari (ingat, pendataan bahwa
satu fasyankes dinyatakan laik
melayani ibu hamil bukan per-
puskesmas, tetapi per-jenis
fasyankes) : Alkes dalam
pelaksanaan pelayanan antenatal
sesuai dg Permenkes No. 75 tahun
2014 tentang Pusk
5. Penghitungan Target / Sasaran
Pelayanan {Pasal 1, ayat 1), Pasal 6,
ayat 5), Pasal 11, ayat 2), dan Pasal 11),
ayat 3)}:
a. Target / Sasaran untuk Perencanaan Anggaran
:
Oleh karena tidak seluruh Data Target/Sasaran
Ibu Hamil Tahun Depan telah ada pada Tahun
Berjalan, maka Jumlah Target/ Sasaran tersebut
pada Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar
(RPPD) SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota,
ditetapkan berdasarkan estimasi/ prediksi, tidak
• Jumlah Ibu Hamil Tahun Depan =
• Jumlah Penduduk Tahun Lalu, dikalikan CBR
(Crude Birth Rate), dikalikan Konstanta 1,1.

• Jika pencatatan tlh berjalan lancar pd bbrp


th ke depan, dimana pencatatan telah
mencakup seluruh penduduk warga Daerah
Kabupaten/ Kota, meliputi Identitas
Lengkap, maka estimasi/ prediksi dapat
mempergunakan data-data tahunan tahun-
tahun yang telah berlalu
b. Target / Sasaran untuk penetapan Kinerja
Daerah Kabupaten/ Kota,
Kinerja Daerah Kabupaten / Kota tahun berjalan,
ditetapkan dengan persentase, yaitu :

Jumlah Sasaran / Ibu Hamil yang TELAH DILAYANI


dibagi dengan
Jumlah Sasaran / Ibu Hamil yang HARUS DILAYANI,
dikalikan dengan

100 %,
Dimana :
1) Sasaran / Ibu Hamil Yang TELAH DILAYANI,
adalah:
semua ibu hamil yg pada tahun berjalan telah
dilayani :
– sampai dengan pelayanan K-4; ditambah
dengan
– sampai dengan pelayanan K1, atau K2, atau K3,
dimana setelah itu mengalami abortus; dan
keduanya telah dilakukan pencatatan.
2) Sasaran / Ibu Hamil Yang HARUS DILAYANI,
adalah :
a) Semua ibu hamil yang telah dilayani pada pelayanan
K-1 Murni, yaitu pelayanan K-1 Pada Trimester-1;
ditambah dengan
b) Semua ibu hamil yang telah dilayani pada pelayanan
K-1 Kontak, yaitu pelayanan K-1 tetapi tidak Pada
Trimester-1; ditambah dengan
c) Semua ibu yang diperhitungkan pada tahun ini
mengalami kehamilan Trimester Pertama,
berdasarkan temuan di lapangan berupa : adanya
bayi, dan hasil anamnesa bahwa ada kehamilan itu
dengan catatan bahwa telah dilakukan
pendataan atas semua penduduk Daerah
Kabupaten/ Kota, sehingga tersedia
identitas lengkap meliputi minimal
Nama, Jenis Kelamin, Alamat (Desa, Kec,
Kab, Prov), dan tgl/bln/tahun lahir

Anda mungkin juga menyukai