Anda di halaman 1dari 31

Referat

PEMULASARAAN JENAZAHDENGAN
PENYAKIT INFEKSI MENULAR

Residen Pembimbing:
dr. Liya Suwarni
dr. Nurul Ummi Rofiah
Supervisor Penguji:
dr. Intarniati Nur Rohmah, Sp.FM(K), M.Si. Med

Disusun Oleh:
Bani DiaraKrisman 03014026
Nasya Safira 03014137
IntanKurniati 1711901046
AyunoviaRiszkyiaHusadaAdika 1711901034
Zahro 1711901074

KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG
PERIODE 10 JUNI – 6 JULI 2019
Kasus meninggal karena penyakit
Latar Belakang infeksi menular semakin meningkat di
negara berkembang

Prevalensi penyakit infeksi menular di Indonesia:


• HIV-AIDS  Angka kematian pada tahun 2017 sebesar 40.468 kasus
• Hepatitis B dan C prevalensi hepatitis tahun 2013 1,2%
meningkat 2x lipat dari tahun 2007.
•Tuberkulosis tahun 2016 (360.565 kasus) mengalami peningkatan
tahun 2017 (425.089 kasus )
• Flu burung  Juni 2005 - Desember 2017 sebanyak 200 kasus
dengan kasus meninggal sebanyak 168 kasus, Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 84%.

Penularan ini dapat berlangsung Korban yang meninggal akibat


karena patogen infeksi masih penyakit infeksi menular rentan
dapat hidup di tubuh jenazah menjadi risiko penularan terutama ke
dalam kurun waktu tertentu petugas di kamar jenazah

Kewaspadaa
n Universal
Semua Kasus Tuberkulosis Per 100.000 Penduduk Tahun 2008-2017

Angka
Jumlah Kasus HIVKematian Akibat
Positif dan AIDS AIDS
yang yang Dilaporkan
Dilaporkan Tahun 2007-2017
di Indonesia sampai Tahun 2017
Jumlah
Jumlah Kasus
Kasus,dan Kematian
Kematian, danAkibat Flu Burung
Case Fatality RateMenurut
(CFR) FluProvinsi
Burung di Indonesia
Tahun 2005-2017 Tahun 2005-2017
Definisi penyakit
infeksi menular

Merupakan penyakit infeksi yang


mudah berpindah dari orang ke
orang lain.

Disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti


bakteri, virus, parasit atau jamur, yang dapat
menyebar baik secara langsung atau tidak langsung.

Dapat menular melalui darah, tinja, cairan


hidung, air seni, dahak, ludah, cairan kelamin,
air susu, dan nanah.
JENIS JENIS PENYAKIT INFEKSI
MENULAR
Suatu infeksi menular yang menyerang paru
Tuberculosis paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis
dapat menularkan kuman tuberculosis
melalui udara, percikan dahak atau ludah
yang terinfeksi oleh kuman tuberkulosis.
.

• Resiko penularan infeksi masih


dapat berlangsung pada penderita
TB saat meninggal.
• Penularan pathogen TB dari
jenazah ke perugas di ruang
jenazah:
• Tubuh jenazah yang terbuka
dan kontaminasi dari
• Uk 0,3x2 sampai 4mm < sel darah merah permukaan yang berdekatan
• Berbentuk batang
• Melalui udara : droplet atau
• Basil Tahan Asam (BTA)
• Bersifat dormant partikel kering & melalui
• Mati dengan sinar matahari langsung, tetapi penetrasi bacillus ke dalam
dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat kulit pemeriksa yang
yang gelap dan lembab mengalami trauma
• Melalui tusukan jarum
HIV HIV/AIDS merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang
menyerang sistem kekebalan tubuh.

• Risiko penularan infeksi masih dapat


berlangsung pada penderita HIV saat
meninggal dikarenakan Virus HIV
masih tetap aktif selama kurang lebih
empat jam didalam tubuh penderita
yang telah meninggal.
• Ada beberapa penelitian yang telah
melihat seberapa lama HIV bertahan
dalam tubuh yang sudah meninggal.
• Virus HIV yang termasuk dalam famili • Dalam tubuh yang tidak
retrovirus genus lentivirus didinginkan  virus bertahan
• Penularan HIV pada jenazah yaitu 24-36 jam setelah kematian.
melalui kontak dengan cairan darah
• tubuh yang disimpan pada 2 
pasien
virus bertahan hingga 16,5 hari.
Hepatitis

Hepatitis B Hepatitis C

HVC merupakan virus RNA yang


Hepatitis adalah suatu digolongkan dalam Flavivirus.
penyakit yang disebabkan Virus ini umumnya masuk ke
oleh virus hepatitis B, suatu dalam darah melalui transfusi atau
anggota family kegiatan-kegiatan yang
Hepadnavirus memungkinkan virus ini langsung
terpapar dengan sirkulasi darah.

HBV terdapat dalam cairan


tubuh termasuk saliva, darah,
cairan semen dan serebrospinal
Masa Penularan post
mortem Hepatitis
(Edler et all), dari 9 penderita HBV  5
sampel terbukti positif untuk HBsAg, dan
terus menunjukkan hasil positif sampai
48 jam dan dari 8 sampel didapatkan
hasil reaktif untuk anti-HBc sampai 48 jam
dan 1 sampel bertahan sampai 36 jam
post mortem.
Hepatitis B

(Edler et all), bahwa pada HCV dari total


20 orang meninggal  16 diantaranya
menunjukkan hasil positif hingga 36 jam
post mortem.
Hepatitis C
Infeksi H5N1 (Flu
Burung)
Avian influenza adalah sindrom penyakit
infeksi yang disebabkan oleh
sekelompok virus influenza tipe A
termasuk dalam family virus
Orthomyxoviridae.

• Infeksi virus berkaitan dengan


penyakit unggas peliharaan,
burung liar dan hewan mamalia
• Risiko penularan infeksi masih dapat • Virus flu burung memiliki
berlangsung pada penderita flu kemampuan untuk terus-menerus
burung saat meninggal dengan cara bermutasi sehingga dalam
penularan melalui udara dari jenazah perkembangannya virus ini dapat
yang terbuka dan terkontaminasi menular dari unggas ke manusia.
dengan permukaan yang berdekatan
Pengertian Infeksi Dapatan dari
Kamar Jenazah

Infeksi dapatan dari


kamar jenazah adalah infeksi
yang didapat dari jenazah,
dimana didalam tubuh jenazah
masih terdapat kuman patogen
yang berpotensi menimbulkan
sakit bila dapat berpindah atau
menginfeksi manusia yang
masih hidup
.
Resiko infeksi dengan
cara penularan
Pemulasaraan Jenazah Penyakit
Infeksi Menular
Ketentuan Umum Penanganan Jenazah 1. Semua petugas/keluarga/masyarakat yang
penyakit Infeksi Menular menangani jenazah sebaiknya telah
mendapatkan vaksinasi Hepatitis-B
sebelum melaksanakan pemulasaraan
jenazah (catatan: efektivitas vaksinasi
Hepatitis-B selama 5 tahun).
2. Hindari kontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh lainnya.
3. Luka dan bekas suntikan pada jenazah
diberikan desinfektan.
4. Semua lubang-lubang tubuh, ditutup
dengan kasa absorben dan diplester kedap
air.
5. Badan jenazah harus bersih dan kering.
6. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh
di buka lagi.
7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik
untuk pengawetan atau autopsi, kecuali
oleh petugas khusus.
8. Dalam hal tertentu autopsi hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari pimpinan Rumah Sakit.
Kewaspadaan Universal Petugas/Keluarga/Masyarakat

1. Pengelolaan alat kesehatan habis


pakai.
2. Cuci tangan dengan sabun guna
mencegah infeksi silang.
3. Pemakaian alat pelindung diri,
misalnya pemakaian sarung tangan
untuk mencegah kontak dengan
darah serta cairan infeksius yang lain.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam
untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi
ruangan.
6. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat
yang digunakan ulang.
7. Pengelolaan linen.
Prosedur Kewaspadaan Universal PemulasaraanJenazah

•MemandikanJenazah
•Periksa ada atau tidaknya luka terbuka pada
tangan atau kaki petugas yang akan memandikan
jenazah. Jika didapatkan luka terbuka atau borok
pada tangan atau kaki, petugas tidak boleh
memandikan jenazah.
•Kenakan gaun pelindung.
•Kenakan sepatu boot dari karet.
•Kenakan celemek plastik.
•Kenakan masker pelindung mulut dan hidung.
•Kenakan kacamata pelindung.
•Kenakan sarung tangan karet.
•Setelah jenazah selesai dimandikan, siram meja
tempat memandikan jenazah dengan larutan
klorin 0,5%, lalu bilas dengan air mengalir.
Prosedur Kewaspadaan Universal Pemulasaraan Jenazah

•Rendam tangan yang masih mengenakan


sarung tangan karet dalam larutan klorin 0,5%,
lalu bilas dengan sabun dan air mengalir.
•Lepaskan kacamata pelindung, lalu rendam
dalam larutan klorin 0,5%.
•Lepaskan masker pelindung, buang ke tempat
sampah medis.
•Lepaskan celemek plastik, buang ke tempat
sampah medis.
•Lepaskan gaun pelindung, rendam pada
larutan klorin 0,5%.
•Celupkan bagian luar sepatu pada lautan klorin
0,5%, bilas dengan air bersih lalu lepaskan
sepatu dan letakkan di tempat semula.
•Terakhir lepaskan sarung tangan plastik, buang
ke tempat sampah medis.
1. Memandikan jenazah

a.Periksa a.Kenakan sarung tangan


ada atau tidaknya luka karet.
terbuka pada
a.Lepaskan gaun pelindung, rendam
tangan atau kaki petugas yang akan
memandikan pada larutan
jenazah. Jika klorin 0,5%.
didapatkan luka
a.Setelah jenazah selesai dimandikan, siram meja tempat
terbuka atau
memandikan borok
jenazah padalarutan
dengan tanganklorin
atau0,5%,
kaki, lalu
petugas tidak
bilasboleh
denganmemandikan
air mengalir. jenazah.
a.Celupkan bagian luar sepatu pada
a.Rendam tangan yang masih mengenakan sarung tangan
lautan
karet dalam larutan klorin
a.Kenakan gaun
klorin 0,5%, bilasdengan
pelindung.
0,5%, lalu bilas dengan
sabunair
bersihdanlalu lepaskan sepatu dan
air mengalir.
a.Kenakanletakkan di tempat
sepatu boot semula.
dari karet.
a.Lepaskan kacamata pelindung, lalu rendam dalam
larutan klorin 0,5%.
a.Terakhir lepaskan
a.Kenakan celemek sarung tangan
plastik.
plastik, buang ke tempat sampah
a.Lepaskan masker pelindung,medis.
buang ke tempat sampah
a.Kenakan masker pelindung mulut dan hidung.
medis.

a.Kenakan
a.Lepaskan celemekkacamata pelindung.
plastik, buang ke tempat sampah
medis.
2. Perawatan Jenazah HIV/AIDS

a.Petugas wajib mengenakan universal precaution yang meliputi standar perlengkapan


kesehatan (masker,
a.Setelah penutup
itu, bungkus kepala,
jenazah penutup
dengan kainmata,
kafansarung tangan, pakaian
atau pembungkus lain steril,
sesuaidan
sepatu bot)kepercayaannya.
agama
a.Mandikan jenazah dengan air yang sudah dicampur larutan desinfektan, bilas
dengan air mengalir
a.Bungkus jenazah dengan kantong plastic mulai ujung kaki sampai leher (bila
keluarga setuju
a.Sampah makaterkontaminasi
dan bahan bungkus jenazah dengan plastic
ditempatkan secarakhusus
di tempat utuh dengan
(tertutup)
meletakkan kepalan tanah disamping kepala jenazah)

a.Pastikan air bekas memandikan jenazah langsung mengalir ke got atau


saluran pembuangan
a.Jenazah dimasukandan jangan peti
kedalam sampai tergenang.
jenazah disaksikan oleh pihak keluarga
lalu diangkut ke dalam mobil jenazah untuk diantarkan ke rumah duka.
Setiap percikan darah atau cairan tubuh diberikan desinfektan dengan natrium
hipoklorit 0,5% atau cairan desinfektan lainnya
a.Petugas melepaskan alat pelindung diri
a.Keringkan dengan handuk

a.Petugas
a.Letakkan membersihkan
jenazah badan
dalam posisi dengan
terlentang di sabun
tempatyang mengandung
pemulasaraan, antiseptic.
letakkan handuk
kecil dibelakang kepala.
3. Perawatan Jenazah Kasus Flu
Burung

a. Memindahkan
k. Menyiapkan petijenazahkhusus di ruang jenazah
dari brandkar jenazahke yang
peti
f. Melakukan pensucian jenazah dengan cara menyibin
berlapiskan
jenazah khusus seng kedap udara bagi jenazah yang
di tempat tidur ruang perawatan
mengidap atau dicuragai flu burung
p. Memasukkan sepatu boot kedalam larutan klorin
0,5%b. untuk kemudian
Berangkat dicuciruang
menuju dengan air
perawatan dengan membawa
g. Tutup semua lubang pada tubuh jenazah dengan kapas
l.paket
Menutup peti jenazah(kain
pemulasaraan khusus
kafan) serta peralatan untuk
yang telah di basahi dengan Natrium Hipoklorida 1:10
menyibin jenazah serta plastic pembungkus jenazah.

c. Saat tiba di ruang perawatan petugas ruang jenazah


h. Mengkafani
menemui bagijenazah
keluarga jenazah muslim atau mengenakan
m. Menyerahkan peti jenazahuntuk
khususmemberikan penjelasan
kepada keluarga
pakaian
tentang bagi
q. Melakukan jenazah
prosedur non muslim.
pemulasaraan
prosedur jenazah
cuci tangan mengidap atau
dengan
dicurigai
sabun terjangkit flu burung kepada keluarga.

n. Memanggil
Memberikanpetugas
i.d. Membungkus jenazah
surat sanitasi
dengan untuk
persetujuan menyemprot
plastik
untuk brandkar
dan memindahkan
dilakukan prosedur
jenazah
ke dengan
brandkar
pemulasaraan klorin 0,5%
jenazah.
jenazah

o. Membuka baju pelindung khusus secara benar menurut


e. Mengenakan
aturan baju pelindung
dan memasukkan khususlarutan
ke dalam untuk penanganan
klorin 0,5%
j.pasien
Membawa jenazahatau
mengidap menuju kamar terjangkit
dicurigai jenazah penyakit flu
untuk kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastic
burung
kuning
Desinfeksi dan penanganan Alat-Alat Yang Sudah Terkontaminasi
Dengan Cairan Tubuh Jenazah dengan Infeksi Menular

Desinfeksi adalah proses penghancuran


agen biologis hingga ke level tidak
membahayakan dan telah
menghilangkan resiko penularan.

Dekontaminasi alat-
alat

Pencucian dan
pembilasan

Pengelolaan
linen/limbah
sampah
Alur Penanganan Jenazah
Penangangan Jenazah di Sarana
Kesehatan

1.Pemulasaraan Jenazah di Ruang Perawatan


dan Pemindahan Jenazah ke Kamar Jenazah
Persiapan:
1. Sarung tangan latex
2. Gaun pelindung
3. Kain bersih penutup jenazah
4. Klem dan gunting
5. Plester kedap air
6. Kapas, kasa absorben dan pembalut
7. Kantong jenazah kedap air
8. Wadah bahan infeksius
9. Wadah barang berharga
10. Brankart jenazah
Penangangan Jenazah di
Sarana Kesehatan

1.Pemulasaraan Jenazah di Ruang Perawatan


dan Pemindahan Jenazah ke Kamar Jenazah

Prosedur : 9. Tutup jenazah dengan kain bersih


Petugas/orang yang menangani jenazah harus : disaksikan keluarga.
1. Cuci tangan. 10. Pasang label sesuai kategori di
2. Memakai sarung tangan, gaun, masker.
pergelangan kaki/ibu jari kaki.
3. Lepas selang infus dll, buang pada wadah
infeksius. 11. Beritahu petugas kamar mayat, bahwa
4. Bekas luka diplester kedap air. pasien meninggal adalah penderita penyakit
5. Lepaskan pakaian dan tampung pada wadah menular.
khusus lekatkan kasa pembalut pada perineum 12. Masukkan jenazah ke dalam kantong
(bagian antara lubang dubur dan alat kelamin) jenazah.
dengan plester kedap air Letakkan jenazah 13. Tempatkan jenazah ke dalam brankart
pada posisi terlentang.
tertutup dan dibawa ke kamar mayat.
6. Letakkan handuk kecil di belakang kepala.
7. Tutup kelopak mata dengan kapas lembab, 14. Cuci tangan dan lepas gaun untuk
tutup telinga dan mulut dengan kapas/kasa. direndam pada tempatnya, buang bahan yang
8. Bersihkan jenazah. sekali pakai pada tempat khusus.
Berdasarkan cara penularan dan risiko infeksi yang berbeda penyakit, kategori
berikut tindakan pencegahan untuk penanganan dan pembuangan mayat

MERAH:
KUNING: Diperlukan tindakan
BIRU: Dianjurkan tindakan pencegahan infeksi secara
Untuk semua mayat pencegahan tambahan ketat untuk mayat dengan
diluar penyakit untuk mayat yang diketahui diketahui menderita:
menular seperti yang menderita: Anthrax, Wabah, Rabies, demam berdarah
viral, penyakit Creutzfeldt-Jacob (CJD)
tercantum pada HIV, Hepatitis C, penyakit Creutzfeldt-
dengan nekropsi, dan penyakit menular
Jacob (CJD) tanpa nekropsi, SARS, Flu
Kategori 2 & 3 Burung, penyakit menular lainnya seperti
lainnya seperti yang disarankan oleh dokter,
atau petugas pengendalian infeksi
dilakukan tindakan yang disarankan oleh dokter, atau petugas
pengendalian infeksi.
pencegahan standar
Pemulasaraan Jenazah di Kamar
Jenazah

Persiapan Pemulasaraan/ Perawatan Jenazah di Kamar


Jenazah :
1. Alat pelindung petugas: sarung tangan karet sampai
siku, sepatu boot dari karet, gaun, celemek plastik dan
masker.
2. Tempat memandikan jenazah.
3. Washlap, handuk, waskom berisi air, desinfektan
(larutan klorin 0,5%) dan sabun.
4. Plester kedap air, kapas pembalut, sisir, pewangi.
5. Kantong jenazah/plastik.
6. Brankart jenazah.
7. Kacamata pelindung
Edukasi Keluarga Korban

Jika di wajah tidak terdapat luka diperbolehkan mencium


jenazah dengan memperhatikan aspek kewaspadaan standar

penguburan jenazah yang perlu diperhatikan pada saat


proses penguburan jenazah adalah tidak membiarkan
jenazah terbungkus plastik dan dikubur bersama dengan
pembungkus plastiknya

 Pasca penguburan hendak setelah melakukan kegiatan


penguburan petugas dianjurkan cuci rambut dengan
shampoo dan mandi dengan sabun antiseptik14
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai