Anda di halaman 1dari 29

Physical Hazard : Noise

Dr.Anita Masidin MS,SpOK


Intro..
• Apa itu Noise??
• Contoh noise yang pernah anda dengar?
bunyi
Gelombang
suara
Noise
• Bunyi adalah getaran dari objek yang
merambat dan dapat didengar oleh alat
pendengaran melalui udara ataupun media
lainnya
• Noise atau kebisingan adalah bunyi atau suara
yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian.
kebisingan
• bunyi yang tidak diinginkan
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

• Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran


frekuensi 20-20.000 Hz.

Frekuensi dari 500-2000 Hz yang paling penting untuk memahami


percakapan sehari-hari
Getaran yang dikirimkan ke gendang telinga
dan tulang pada bagian tengah telinga dan
dalam telinga
• Bunyi ditentukan oleh frekwensi dan intensitasnya
• Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang
dipindahkan oleh bunyi yang dinyatakan dalam satuan
desibel (dB)
• Frekwensi dinyatakan dengan jumlah getaran perdetik
atau hertz, yaitu jumlah gelombang yang diterima oleh
telinga setiap detiknya
• Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai
frekwensi 20 s/d 20.000 Hz
• Komunikasi normal ada pada frekwensi 250 s/d 3000
Hz
Bagaimana telinga kita mendengar?

• Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal),
dibatasi oleh membran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon
yaitu menampung gelombang suara dan menyebabkan membran timpani
bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut
bergetar begitu juga pula sebaliknya.
• Telinga bagian tengah terdiri atas osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran
yang halus) Martil- landasan-Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari
membran timpani dan meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval window
yang bersifat fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea.
• Telinga bagian dalam yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput.
Cochlea mengandung cairan, di dalamnya terdapat membrane basiler dan organ
corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran.
Getaran dari oval window akan diteruskan oleh cairan dalam cochlea,
mengantarkan membrane basiler. Getaran ini merupakan impuls bagi organ corti
yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf pendengar (nervus cochlearis)
Risiko kebisingan
Nilai ambang batas bunyi

Lampiran 2
KepMenNaker No.
Tahun 1999
Tingkat kebisingan lingkungan
pengukuran Kebisingan

• Sound level meter (SLM) adalah alat pengukur alat pengukur


suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar,
maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan
udara yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan
menggerakan meter penunjuk
– Simple sound level meter : dapat mengukur keseluruhan noise
tetapi tidak dapat mengintegrasikan dalam waktu tertentu;
– Integrating sound level meter : mampu mengintegrasikan hasil
pengukuran dalam waktu tertentu (misalnya 1.2 atau 8 jam) yang
disebut Level Equivalent (Leq);
– Noise Dosimeter : SLM yang dapat mengukur dosis pemaparan
individual dengan pengukuran pada “hearing zone”
• Octave band noise analyzer
• Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai
ambang pendengaran. Audiogram adalah chart
hasil pemeriksaan audiometri. Nilai ambang
pendengaran adalah suara yang paling lemah
yang masih dapat didengar telinga
• Hasil pengukuran :
– Areal : noise map, noise contour;
– Personal : Noise dose; TWA
Jenis kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat
dibagi atas:
• Bising kontinyu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas
angin, dll.
• Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus
menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang
• Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara
melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan
pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll
• Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang
pada periode yang sama seperti suara mesin tempa
• Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia , bising dapat dibagi
atas:
• 1. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intetitas tidak terlalu
keras. Misalnya mendengkur.
• 2. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang
menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja,kar ena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam
bising dari sumber lain.
• 3. Bising yang merusak (damaging / injurious noise). Adalah
bunyi yang intesitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan
merusak atau menurunkan fungsi pendengaran
Noise / kebisingan di tempat kerja
1.Gangguan Fisiologis
• Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
2.Gangguan Psikologis
• Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi, susah tidur,
emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,
psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
3.Gangguan Komunikasi
• Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi
kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman. Gangguan komunikasi
ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan
tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
4.Gang guan keseimbangan
• Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala pusing,
mual dan lain-lain.
5. Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian)
• Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan
oleh bising, gangguan terhadap pendengaran
adalah gangguan yang paling serius karena dapat
menyebabkan hilangnya pendengaran atau
ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau
awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus
menerus di tempat bising tersebut maka daya
dengar akan menghilang secara menetap atau tuli.
Tipe uraian
Akibat- Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan,
akibat pendengaran Perubahan ambang batas permanen
badaniah akibat kebisingan.

Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan


fisiologis darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering

Akibat- Gangguan Kejengkelan, kebingungan


akibat emosional
psikologis
Gangguan gaya Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi
hidup waktu bekerja, membaca dsb.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,
pendengaran percakapan, telpon dsb
Penyebab utama
• Tuli sementara (temporary treshold shift (TTS))
– Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan
intesitas tinggi, tenaga kerja akan mengalami
penurunan daya dengar yang sifatnya sementara.
Biasanya waktu pemaparannya terlalu singkat.
Apabila kepada tenaga kerja diberikan waktu
istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih
kembali kepada ambang dengar semula dengar
sempurna.
Tuli menetap (Permanent Treshold Shift (PTS))
• Biasanya akibat waktu paparan yang lama (kronis). Besarnya PTS di
pengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
– Tingginya level suara
– Lama pemaparan
– Spektrum suara
– Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadinya
TTS akan lebih besar.
– Kepekaan individu
– Pengaruh obat-obatan. Beberapa obat dapat memperberat (pengaruh
synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara.
Misalnya quinine, aspirin, streptomycin, kansmycin dsn beberapa obat lainnya.
– Keadaan kesehatan
Faktor yang berpengaruh pada ketulian

Sebenarnya ketulian dapat disebabkan oleh pekerjaan (occupational


hearing loss), misalkan akibat kebisingan, trauma akustik, dapat pula
disebabkan oleh bukan karena kerja (non- occupational hearing loss).
• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketulian akibat kerja
(occupational hearing loss), adalah sebagai berikut:
– Intensitas suara yang terlalu tinggi.
– Usia karyawan.
– Ketulian yang sudah ada sebelum bekerja (Pre -employment hearing
impairment).
– Tekanan dan frekuensi bising tersebut.
– Lamanya bekerja.
– Jarak dari sumber suara.
– Gaya hidup pekerja di luar tempat kerja.
Noise control & prevention
• Mengurangi kebisingan berdasarkan sumbernya :
– Acoustical design;
• Decrease energy for driving vibrating system;
• Change coupling between this energy and acoustical radiating system;
• Change structure so less sound is radiated.
– Subtitution with less noisy equipment;
– Change method of processing.
• Mengurangi kebisingan berdasarkan perubahan tempatnya:
– Increase distance between source n receiver;
– Acoustical treatment of coiling, walls n floor to absorb sound and reduce
reverbation
– Enclosure of noise source
• Mengurangi kebisingan berdasarkan pendengarnya :
– Personal protection equipment (PPE )
– Enclosures – isolating the worker
– Rotation of personel to reduce exposure time
– Changing job schedule
Alat Pelindung Telinga

earmuf earplug

Anda mungkin juga menyukai