Dosen Pembimbing:
dr.Jumilarita,Sp.A;M.Kes
Identitas Pasien
• Nama : An. G.K
• Umur : 1 tahun 4 bulan
• Jenis Kelamin : perempuan
• Alamat : kotaraja dalam
• Agama : Kristen protestan
• Pendidikan :-
• Pekerjaan :-
• No. Rekam Medis : 495799
• Tanggal MRS :15-05-2019
• Waktu MRS : 03.00 wit
• Jaminan : KPS
• Ruangan : RKK Lt.2 Kamar Malaria Bed 5
• DPJP : dr. Jumilarita, Sp.A, M.Kes
• Dokter Muda : Falon, Agung, Naomi, Dian
Anamnesis
• Keluhan Utama : Kejang
• RPS :
- Kejang satu kali dirumah kurang lebih selama 2
menit.
- Bentuk kejang berupa kedua mata terangkat
keatas, kedua tangan dan kaki kaku, mulut keluar
busa tidak ada.
- Sebelum kejang ada panas tinggi sejak pagi hari,
tidak menurun dengan antipiretik dan kompres.
Suhu tubuh peraksila 38,00 C
Lanjutan...
Pasien merupakan anak kedua. Ayah dan ibu menikah satu kali.Riwayat
keluarga dengan riwayat kejang demam (+) pada ayah pasien.
• Riwayat Psikososial :
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dan
merupakan keluarga berkecukupan dengan tingkat
pengetahuan umum yang tinggi.
• Riwayat kehamilan
Ibu ANC teratur, anak lahir cukup bulan, spontan,
langsung menangis, BBL normal 3000 gr.
• Riwayat Pribadi
Imunisasi dasar lengkap sesuai usia, perkembangan
fisik dan motorik sesuai dengan usianya.
Sebelumnya pasien belum pernah masuk Rumah sakit.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Denyut Nadi : 150 kali / menit
• Pernapasan : 35 kali / menit
• Suhu Tubuh : 38,0oC
• SpO2 : 98%
• Pemeriksaan Kepala • Pemeriksaan Leher
Bentuk Kepala : normochepal Kelenjar tiroid : Tidak Membesar
Rambut : warna hitam, tidak rontok KGB : Tidak Membesar, Nyeri (-)
• Pemeriksaan Mata Trakea : Deviasi (-)
Konjungtiva : Anemis (-/-) • Pemeriksaan Thorax
Sklera : Ikterik (-/-) Paru
Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
Ø 3 mm Palpasi : vocal premitus kanan kiri normal
Mata : Cowong (-/-) Perkusi :sonor
• Pemeriksaan Hidung Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki
Sekret (+/+) encer , deviasi septum (-/-), (-/-), wheezing (-/-)
deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-), perdarahan (- • Jantung
/-), PND (-), edema (-/-) Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
• Pemeriksaan Telinga Palpasi :Iktus cordis tak teraba, thrill (-)
MAE hiperemis (-/-), laserasi (-/-), Membran Perkusi :Batas jantung dalam batas normal
timpani intak (+/+), sekret (-/-), edema(-/-).
Auskultasi : Bunyi Jantung I – II murni reguler,
• Pemeriksaan Mulut suara jantung tambahan (-), mur-
Bibir tampak pucat, oral candidiasis (-), tonsil mur (-), gallop (-).
T2/T2, hiperemis (+/+), dentritus (-), faring
hiperemis (-), edema (-),granul(-), PND (-).
• Abdomen • Ekstremitas
Inspeksi : cembung Superior : Akral Hangat,
Palpasi : Shifting Edema (-/-), CRT < 3 detik
dullnes (-), nyeri tekan (-), Inferior : Akral Hangat,
hepar dan lien tidak Edema (-/-), CRT < 3 detik
teraba Genitalia
Perkusi : Timpani Tidak dilakukan
Auskultasi : Bising usus (+) pemeriksaan
normal 3-4 kali/ menit
Status Neurologis
• Kesadaran : GCS : E4V5M6 : 15
• Sistem motorik : 555 555
555 555
• Sistem sensorik : tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks fisiologis
Reflex tendon biceps : normal
Reflex patela : normal
• Klonus
Klonus lutut : normal/normal
Klonus kaki : normal/normal
• Refleks Patologis • Rangsang Meningeal
Reflex Babinski :-/- Kaku kuduk : -/-
Reflex Chaddock : -/- Lesegue :-/-
Reflex Oppenheim :-/- Tanda Kernig : -/-
Reflex Gordon : -/- Brundzinski I : -/-
Reflex Shaeffer : -/- Brudzinski II :-/-
Reflex Gonda : -/- Brudzinski III : -/-
Brudzinski IV : -/-
• Data Antopometri
• Berat Badan : 8 Kg
• Umur : 1 Tahun 4 bulan
• Status Gizi : gizi baik (nilai SD : -2)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah • Elektrolit :
(15/05/2019 ) : Natrium : 134,3 mmol/l
• HGB :10,5 g/dl Kalium : 3,63 mmol/l
• WBC : 12.66 10^3/uL Chlorida : 105,5 mmol/l
• RBC : 4.00 10^6/uL
• HCT : 30.1 %
• MCV : 75,3 fl
• MCH : 26,3 pg
• MCHC :
34.9 g/dl
• PLT : 289 10^3/uL
• DDR : Negatif
• GDS : 226 mg/dl
Daftar Masalah
“Pada pasien ini sesuai terkait dengan sudut pandang usia yakni 1 tahun 4 bulan (16 bulan)
sesuai dengan insiden puncak kejang demam yang ada pada usia 14-18 bulan.”
ETIOLOGI
Belum diketahu dengan pasti
penyebabnya, paling sering infeksi saluran
pernapasan atas, radang telinga tengah, infeksi
saluran cerna dan saluran kemih.
elektrolit
pada pasien ini yaitu pemeriksaan darah serum
lengkap, kimia darah dan elektrolit di dapatkan
hasil peningkatan leukosit 12.66 10^3/uL
menunjukkan adanya infeksi. Pada pemeriksan glucosa
glukosa darah sewaktu didapatkan peningkatan darah
yaitu 226 mg/dl. Dan pemeriksaan elektrolit
didapatkan normal yaitu Natrium : 134,3 calsium
mmol/l, Kalium : 3,63 mmol/l , Chlorida : 105,5
mmol/l.
foto röetgen
tulang, dan
Untuk menyingkirkan diagnosis lain harus di sarankan untuk pencitraan
melakukan EEG dan lumbal pungsi otak
Diagnosis banding kejang demam
Epilepsi
Manifestasi klinik :
Tidak ada maupun tidak diawali dengan demam, kejang
dapat tonik/klonik/absensce, setelah kejang terjadi
penurunan kesadaran, tidak disertai dengan infeksi lain
Meningitis/Ensepalitis
Manifestasi klinis yang Pemeriksaan penunjang :
ditemukan : • Pemeriksaan LCS
• Panas, gangguan ditemukan warnanya
kesadaran, kejang, keruh, tekanannya
muntah-muntah, kaku meningkat, bakteri yang
kuduk (+) meningkat, protein
meningkat, glukosa
menurun, sel limfosit
meningkat
Komplikasi
Kejadian kecacatan Tiga sampai enam persen
sebagai komplikasi kejang anak – anak yang
demam dan kematian mengalami kejang demam
sampai saat ini belum akan mengalami epilepsi.
pernah dilaporkan Kejang demam kompleks
dan kelainan struktural
otak berkaitan dengan
peningkatan resiko
terjadinya epilepsi
Penatalaksanaan kejang
• Apabila paisen datang dalam keadaan
kejang, obat yang paling cepat
menghentikan kejang adalah diazepam
yang diberikan secara intravena.