• Stockpile
• Jika ion feri bereaksi dengan pirit lagi maka pirit akan
larut dan reaksi berikut ini akan berlangsung
4 FeS 2 15O2 14 H 2O
4 Fe(OH ) 3 8H 2 SO4
2Fe 2 4SO42 4H
2FeS 2 7O2 2H 2 O
2. Pada reaksi kedua terjadi konversi dari besi ferro menjadi ferri yang
mengkonsumsi satu mol keasaman. Laju reaksi lambat pada pH < 5 dan
kondisi abiotik. Bakteri , Thiobacillus akan mempercepat proses oksidasi
2 3
4Fe O2 4H
4Fe 2H 2 O
3. Reaksi ketiga adalah hidrolisa dari besi. Hidrolisa adalah reaksi yang
memisahkan molekul air. Tiga mol keasaman dihasilkan dari reaksi ini.
Pembentukan presipitat ferri hidroksida tergantung pH, yaitu lebih banyak
pada pH diatas 3,5.
3
4 Fe 12 H 2 O
4 Fe(OH ) 3 12 H
4. Reaksi keempat adalah oksidasi lanjutan dari pirit oleh besi ferri.
Ini adalah reaksi propagasi yang berlangsung sangat cepat dan
akan berhenti jika pirit atau besi ferri habis. Agen pengoksidasi
dalam reaksi ini adalah besi ferri.
FeS 2 14Fe 3 8H 2 O
15Fe 2 2SO42 16H
Secara kimia kecepatan pembentukan asam akan tergantung dari :
1. pH
2. Suhu
3. Kadar oksigen di udara
4. Kadar oksigen dalam air
5. Kejenuhan air
6. Aktifitas kimia dari (Fe3+)
7. Luas permukaan dari mineral sulfida yang terpapar terhadap udara
8. Energi aktiviasi kimia untuk pembentukan asam mula-mula
1. Kondisi cuaca
2. Permeabilitas dari batuan buangan
3. Kemampuan dari pada pori-pori batuan
4. Tekanan air pori
5. Mekanisme masuknya air ke batuan (aliran/difusi)
Walaupun ada mineral sulfida, AAT tidak akan
terbentuk bila :