Anda di halaman 1dari 10

KERAGAMAN – KONFLIK

Kelompok 2:
6. Elsa Numia R
1. Agnes Maura De Zahra 7. Melia Rahmawati
2. Ajeng P.M.R.S 8. Mochamad Rifki Akbar
3. Annisa Yuniarti 9. Nadira Kristin M
4. Bunga Yunasthania W 10. Rangga Tirta Kusumah
5. Elma Dwi
11. Wishas M.F
Keragaman
Adalah suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang terutama suku
bangsa, ras, agama, idiologi,
budaya (masyarakat yang
majemuk). Konfik
Adalah gejala sosial yang serba hadir
dalam kehidupan sosial, sehingga konflik
bersifat inheren artinya konflik akan
senantiasa ada dalam setiap ruang dan
Keragaman dalam waktu dimana saja dan kapan saja.
masyarakat adalah suatu
keadaan yang menunjukan
perbedaan yang cukup
banyak macam ataua
jenisnya dalam masyarakat
MACAM-MACAM KERAGAMAN

Pluralitas yakni mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu.

Heterogen yakni menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari


satu itu berbeda-beda, bermacam-macam dan bahkan tidak
dapat disamakan.

Multikultural yakni kesediaan menerima kelompok lain secara sama


sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya,
etnik, gender, bahasa maupun agama. Multikulturalisme
memberikan penegaasan bahwa dengan segala perbedaaannya
itu mereka ialah sama di ruang publik, menekankan pengakuan
dan penghargaan pada perbedaan
MACAM-MACAM KONFLIK

Macam konflik berdasarkan pihak yang terlibat dalam konflik


1. Konflik antara individu dengan individu yang lain
2. Konflik yang terjadi antara individu dengan kelompok
3. Konflik yang terjadi antara kelompok dengan kelompok
Macam-macam konflik dipandang dari dampak atau efek yang ditimbulkan
Macam macam konflik seperti ini dibagi menjadi dua konflik yaitu konflik fungsional
dan konflik infungsional:
1. Pengertian konflik fungsional adalah apabila dampak terjadinya konflik dapat
memberikan manfaat atau benefit untuk organisasi.
2. Pengertian konflik infungsional adalah konflik yang dampak terjadinya tidak
memberikan manfaat ataupun benefit untuk jalannya dan berlangsungnya
organisasi.
Keragaman (aneka perbedaan) memiliki potensi konflik, kareana
sesuai dengan sifat dasar yang dimiliki masyarakat majemuk atau
Van de Berghe
1. Segmentasi kelompok
Yaitu suatu kegiatan membagi-bagi kelompok yang asalnya bersifat heterogen menjadi bersifat
homogen. Homogen masing-masing kelompok tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
kebiasaan membeli, dari menggunakan barang, kebutuhan pemakaian, tujuan pembelian barang dan
lain sebagainya.

2. struktur sosial non komplementer


Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer yaitu dalam masyarakat multi
cultural tidak hanya memiliki lembaga formal yang harus ditaati, tetapi mereka juga memiliki lembaga
informal atau non komplementer yang harus dia taati. Dengan kata lain, mereka lebih taat dan hormat
pada lembaga non komplementer tersebut karena dipimpin oleh tokoh adat yang secara emosional
lebih dekat.

3. minimnya consensus antar warga


Adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebah kesepakatan yang disetujui oleh
bersama-sama antar kelompok atau individu setelah adanaya perdebatan dan penelitian yang
dilakukan dalam kolektif intelejen untuk mendapatkan consensus pengambilan keputusan.
4. Berulangnya konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok terjadi pada semua tingkat dalam oraganisasi sosial. Faktor tutama terjadinya
konflik diantaranya:
a. Persaingan
b. Pengelompokan sosial
c. Penyerangan antar kelompok

5. Integrasi sosial yang dipaksakan dan tergantung masalah ekonomi


Dalam langkah mewujudkan integrasu sosial dan ekonomi untuk menuju keteraturan sosial maka
dibutuhkan beberapa upaya dari komplemen masyarakat melalui tahapan yaitu pembangunan
pendidikan, manajemen konflik, meningkatkan modal sosial, pembangunan komunitas, demokratisasi,
memeberdayakan pekerjaan sosial, dan strategi kebijakan publik.

6. Adanya dominasi politik kelompok tertentu


Dominasi politik adalah sebuah paham politik yang melakukan penguasaan. Dalam hal ini bisa terjadi
terhadap agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah dengan maksud agar mendapat keuntungan secara
ekonomi dan kekuasaan.
Contoh konflik yang dipicu keberagaman budaya Indonesia
1. Tragedi Sampit
Tragedi ini bermula dari konflik anatar kelompok etnis Dayak dan Madura yang terjadi di sampit,
Kalimantan Tengah. Konflik bermula pada 18 Febuari 2001 saat empat anggota Madura Matayo,
Haris, Kama dan Istrinya tewas terbunuh. Warga Madura lanatas menadatangi rumah milik suku
Dayak bernama Timil yang dianggap telah menyembunyikan si pembunuh.
2. Konflik Maluku
Konflik ini adalah konflik kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama yaitu kelompok islam
dan Kristen. Konflik Maluku disebut menelan korban terbanyak yaitu sekita 8-9 ribu orang tewas.
Selain itu lebih dari 29 ribu rumah terbakar, serta 45 masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung
pemerintahan, dan 4 bank hancur.
Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama yaitu selama 4 tahun.
3. Konflik 1998
Krisis ekonomi berujung menjadi konflik sosial pada penghujung orde baru. Jatuhnya Soeharto
ditandai dengan merabaknya kerusuhan di berbagai wilayah Indonesia. Pada kerusuhan tersebut,
banyak tokoh dan perusahaan dihancurkan oleh massa yang mengamuk. Sasaran utama adalah
masyarakat etnis tionghoa, perempuan keturunan tionghoa, bahkan menjadi korban pelecehan dan
pemerkosaan dalam kerusuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai