Anda di halaman 1dari 62

Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Menurut

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012


(dan best practice-nya)

Edy Suandi Hamid


Ketua Umum APTISI
Disampaikan dalam acara Pertemuan dengan APTISI
Wilayah VII – Komisariat I
Kampus Universitas Ciputra Surabaya
29 Oktober2015
Tanggung jawab pemerintah
 Pemerintah tetap melaksanakan perannya sesuai
dengan UUD 1945 untuk mencerdasakan
kehidupan bangsa, yang dalam diktum UU ini
dikemukakan:
“…. Mengamanatkan kepada Pemerintah
untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang …..” .
◦ Artinya, pemerintah tidak bisa menyerahkan atau
mendelegasikannya kepada masyarakat.
◦ Peran masyarakat adalah membantu dan mendukung
tugas pemerintah tersebut
 dan karenanya dukungan ini harus dipelihara dan
distimulus agar kewajiban pemerintah menjadi lebih
ringan dalam melaksanakan UUD tersebut.
Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi

• Pemerintah bertanggung jawab dalam


pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam
APBN).
• Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan
pendanaan pendidikan tinggi (dialokasikan dalam
APBD).
• Alokasi untuk calon mahasiswa tidak mampu
• Pemerintah mengalokasikan BOPTN
• Pemerintah memfasilitasi dunia usaha dan dunia
industri untuk membantu Perguruan Tinggi.
3
Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi

• Pemerintah menetapkan standar satuan biaya


operasional pendidikan tinggi dan dipergunakan PTN
untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh
mahasiswa.
• Dana Pendidikan berasal dari APBN diberikan kepada:
– PTN untuk investasi, operasi, dosen dan tenaga
kependidikan, dan pengembangan
– PTS untuk tunjangan profesi dosen, tunjangan
kehormatan profesor, investasi dan pengembangan
– Mahasiswa sebagai dukungan biaya mengikuti
pendidikan tinggi

4
Status Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi
Negeri Swasta Total
PT 121 2986 3107
PTA 72 919 991
PTK 173 - 173
Total 366 3905 4271

PT aktif, PD Dikti,
13 Juli 2015
Status Perguruan Tinggi
Dosen Mahasiswa Ras
Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total io
PT 70.387 139.558 209.945 2.161.87 4.244.46 6.406.34 1:30,
4 7 1 5
PTA 10.187 5.035 15.222 288.790 50.906 339.696 1:22,
3
PTK 9.160 - 9.160 106.621 - 106.621 1:11,
6
Tota 89.734 144.593 234.327 2.557.28 4.295.37 6.852.65 1:29,
l 5 3 8 2
Total dosen/mahasiswa, PD
Dikti, 13 Juli 2015
Pasal 92 UU No 12/2012
 (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa: a. peringatan tertulis; b.
penghentian sementara bantuan biaya
Pendidikan dari Pemerintah; c. penghentian
sementara kegiatan penyelenggaraan Pendidikan;
d. penghentian pembinaan; dan/atau e.
pencabutan izin.
 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dalam Peraturan Menteri.
AMANAT Per-UU
UU No. 20 THN 2003: SPN
(1)
Pasal 60 (1 dan 2):
1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan nonformal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
2. Akreditasi terhadap program dan satuan
pendidikan dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang
sebagai bentuk akuntabilitas publik.

10
AMANAT Per-UU
UU No. 20 THN 2003: SPN
(2)
Pasal 61 (2 dan 3):
2. Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai
pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau
penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus
ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi.
3. Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara
pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta
didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
11
AMANAT Per-UU
PP No. 19 Tahun 2005
Pasal 86 (1 dan 2) dan Pasal 91:
Pemerintah melakukan akreditasi pada
setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk
menentukan kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan
Kewenangan akreditasi dapat pula
dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi
kewenangan oleh Pemerintah untuk
melakukan akreditasi.
Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan
nonformal wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan. 12
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (1)

Pasal 28 (3a dan 4a):


• Gelar akademik dan gelar vokasi
dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh
Menteri apabila dikeluarkan oleh PT
dan/atau prodi yang tidak terakreditasi;
• Gelar profesi dinyatakan tidak sah dan
dicabut oleh Menteri apabila dikeluarkan
oleh PT dan/atau prodi yang tidak
terakreditasi;
13
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (2)

Pasal 33 (3, 5, 6, dan 7):


• Prodi diselenggarakan atas izin Menteri
setelah memenuhi persyaratan minimum
akreditasi;
• Prodi mendapatkan akreditasi pada saat
memperoleh izin penyelenggaraan;
• Prodi wajib diakreditasi ulang pada saat
jangka waktu akreditasinya berakhir;
• Prodi yang tidak diakreditasi ulang dapat
dicabut izinnya oleh Menteri.
14
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (3)

Pasal 42 (1 dan 2):


• Ijazah diberikan kpd lulusan pendidikan
akademik dan pendidikan vokasi sbg
pengakuan thdp prestasi belajar dan/atau
penyelesaian suatu program studi
terakreditasi yg diselenggarakan oleh PT;
• Ijazah diterbitkan oleh PT yg memuat
prodi dan gelar yg berhak dipakai oleh
lulusan PT.
15
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (4)

Pasal 44 (2):
• Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh PT
bekerjasama dgn organisasi profesi,
lembaga pelatihan, atau lembaga
sertifkasi yg terakreditasi kepada lulusan
yg lulus uji kompetensi

16
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (5)

Pasal 53:
SPM terdiri atas:
• SPM internal yg dikembangkan oleh PT;
• SPM eksternal yg dilakukan melalui
akreditasi

17
AMANAT Per-UU
UU No. 12 THN 2012: PT (6)

Pasal 55 (3-7):
• Pemerintah membentuk BAN PT utk mengembang-
kan sistem akreditasi;
• Akreditasi PT dilakukan oleh BAN-PT;
• Akreditasi prodi sbg bentuk akuntabilitas publik
dilakukan oleh lembaga akreditasi mandiri;
• lembaga akreditasi mandiri (LAM) merupakan
lembaga mandiri bentukan Pemerintah atau lembaga
mandiri bentukan masyarakat yg diakui oleh
Pemerintah atas rekomendasi BAN-PT;
• LAM dibentuk berdasarkan rumpun ilmu dan/atau
cabang ilmu serta dapat berdasarkan kewilayahan.
18
SEKILAS TENTANG AIPT
Bukan sesuatu yang baruAIPT
sudah dimulai 2008.
2008 sebanyak 100 PT terpilih
secara sukarela diminta untuk
mengajukan AIPT, 51
terakreditasi.
Perubahan pada Sistem Pendidikan Nasional
sejak tahun 2003
Perkembangan pada Sistem Pendidikan Nasional sejak
2003:
1. Dari akreditasi sukarela menjadi
akreditasi wajib
2. Dari akreditasi program studi menjadi
akreditasi program studi dan perguruan
tinggi
3. Dari badan penjaminan mutu internal
sukarela menjadi wajib
4. Dari badan akreditasi tunggal menjadi
majemuk
1. Dari akreditasi sukarela menjadi
akreditasi wajib
Pasal 60 UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (ayat 1 dan ayat 2):

 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan


program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan

 Akreditasi terhadap program dan satuan


pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik
1. Dari akreditasi sukarela menjadi
akreditasi wajib (lanjutan)
PASAL 61 UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (ayat 2 dan ayat 3):
1) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai
pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau
penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus
ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi.
2) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara
pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta
didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
2. Dari akreditasi program studi menjadi akreditas
program studi dan perguruan tinggi

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Pasal 60 Ayat 1) :
1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang
dan jenis pendidikan

PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (Pasal 86 Ayat 1):
1. Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang
dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan
3. Dari penjaminan mutu internal sukarela
menjadi wajib

PP No. 19/2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan
(Pasal 91)
1. Setiap satuan pendidikan pada jalur
formal dan nonformal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan.
4.
Dari badan akreditasi tunggal menjadi
majemuk
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Pasal 60 ayat 2):

 Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan


dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri
yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik

PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (Pasal 86 ayat 2):

 Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri
yang diberi kewenangan oleh Pemerintah untuk
melakukan akreditasi.
Perijinan dan Akreditasi (Baru)
PT
Institusi Program Studi
Ijin Terbit Terbit
Akreditasi Minimum Minimum

Pendirian Prodi baru harus telah memenuhi syarat minimum


akreditasi, sehingga pada saat izin Prodi keluar, otomatis sudah
terakreditasi minimum
 Potret Akreditasi Perguruan Tinggi
 (menristek dikti 9/10/2015 kongres isei surabaya)

PT PT TERAKREDITASI PT PT BELUM TOTA


WILAYAH TERAKREDIT TERAKREDIT L PT
A B C ASI ASI
LUAR 2 25 44 71 2.135 2.206
JAWA
JAWA 19 44 30 93 1.975 2.068
TOTAL 21 69 74 164 4.110 4.274

BELUM PRODI
PRODI TOTAL
A B C D DIAKREDI TERAKRE
WILAYAH PRODI
TASI DITASI

LUAR JAWA 223 2,925 5,182 36 1,182 8,366 9,548

JAWA 1,478 4,374 4,149 34 790 10,035 10,825

TOTAL 1,701 7,299 9,331 70 1,972 18,401 20,373


Source: BAN-PT(2014)
Hasil Akreditasi: Ketidakmerataan
PTN vs PTS
Jawa vs Luar jawa
Web BAN (6/10) : 153 PT yang sudah terakreditasi.
◦ Akreditasi “A” hanya 19 PT
13 PTN  hanya dua di luar Jawa (UNHAS, UNAND)
5 PTS  semuanya di Jawa: UII, UMM, UMY, Petra, Gunadharma
Akreditasi B = 69
Akrteditasi C = 65
Sebagian besar yang sudah terakreditasi ini di Jawa;
PTS Luar Jawa rata-rata C.
Permendikbud 87/2014 ttg Akreditasi PS dan
APT – Pasal 3
 (1) Akreditasi dilakukan terhadap Program Studi dan
Perguruan Tinggi berdasarkan interaksi antarstandar
di dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
 (2) Luaran proses akreditasi dinyatakan dengan status
akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.
 (3) Status akreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
 a. terakreditasi; dan
 b. tidak terakreditasi
Permendikbud 87/2014 ttg Akreditasi PS dan
APT – Pasal
 (4) Peringkat terakreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas:
 a. terakreditasi baik;
 b. terakreditasi baik sekali;
 c. terakreditasi unggul.
 (5) Makna peringkat terakreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi sebagai berikut:
 a. terakreditasi baik, yaitu memenuhi Standar Nasional
Pendidikan Tinggi;
 b. terakreditasi baik sekali dan terakreditasi unggul, yaitu
melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
 (6)..
Permendikbud 87/2014 ttg Akreditasi PS dan
APT –
 Pasal 4 :\
 Akreditasi Perguruan Tinggi dapat
dilakukan setelah semua Program Studi di
Perguruan Tinggi yang bersangkutan
terakreditasi.
 Pasal 8
 Akreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi dilakukan dengan menggunakan
data dan informasi pada Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi.
Permendikbud 87/2014 ttg Akreditasi PS dan
APT – Pasal 25
 (1) LAM dibentuk oleh Pemerintah atau masyarakat.
 (2) LAM dibentuk berdasarkan rumpun, pohon, dan/atau
cabang ilmu pengetahuan yang berkedudukan di Ibu Kota
Provinsi.
 (3) LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
membentuk perwakilan di setiap wilayah kerja Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi.
 (4) LAM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berfungsi
memberikan dukungan teknis dan administratif pelaksanaan
akreditasi Program Studi.
 (5) Rumpun, pohon, dan/atau cabang ilmu pengetahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam
Peraturan Menteri.
Permasalahan akreditasi
 Kesiapan melaksanakan UU No 12/2012
 Kesiapan Pemerintah: Budget
 Kesiapan BAN: SDM
 Persoalan Standard Akreditasi
 Pengakuan atas akreditasi:
◦ substantif vs kebijakan sporadis;
◦ komperhensif vs parsial
◦ “Penolakan” AIPT “C” di PNS
 Integritas (?): Manipulasi data?; Integritas
Asesor?; Obyektivitas BAN?
 Pembinaan bagi yang belum terkreditasi
 Harus ada Kaji Ulang dan Penjadwalan
tentang pelaksanaan UU Nomor 12/2012
terkait akreditasi
SE DIRJEN DIKTI No. 194/2014
1. Psl 97(a) UU 12/ 2012, izin PTdan izin penyelenggaraan
PS yg diterbitkan <10/8/2012 dinyatakan tetap berlaku;
2. Psl 60(4) UU 12/2012 PT yang telah memperoleh izin
pendirian <10 Agustus 2012 sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dan PT tsb belum terakreditasi dinyatakan
memenuhi standar minimum akreditasi sd10
/8/2014
3. Dalam rentang waktu antara penerbitan SE sd
10/8/2014, PT tsb wajib mengajukan surat permohonan
akreditasi ulang kepada BAN-PT dg melampirkan izin
pendirian PT
4. Setelah 10/8/2014 pada angka 3 terlampaui, tetapi PT
tidak mengajukan surat permohonan akreditasi ulang
kepada BAN-PT, izin pendirian PT tsb dicabut.
SE DIRJEN DIKTI No. 194/2014
5. PT yg telah mengajukan surat permohonan akreditasi ulang
ke BAN-PT dalam rentang penerbitan SE sd 10/8/2014,
wajib mengajukan dokumen usulan Akreditasi Institusi
Perguruan Tinggi (AIPT) secara
lengkap kepada BAN-PT dalam rentang 5 (lima) tahun
terhitung sejak tanggal 10 Agustus 2014.
6. PT yg telah mengajukan dokumen usulan AIPT kpd BAN PT
dlm rentang 5 thn sejak 10/8/2014, tetapi akreditasinya
belum ditetapkan BAN-PT, status akreditasi PT tsb tetap
berlaku sampai hasil akreditasi diterbitkan.
7. Dalam rentang 5 thn sejak 10/8/2014, PT tidak mengajukan
dokumen usulan AIPT kepada BAN-PT sebagaimana
dimaksud pada angka 5, izin pendirian PT tsb dicabut.
SE DIRJEN DIKTI No. 194/2014
8. PTyg memperoleh izin pendirian > 10/8/2014
dinyatakan memenuhi standar minimum akreditasi yg
berlaku 5 thn sejak tgl izin diterbitkan dan wajib
mengajukan dokumen usulan akreditasi ulang kepada
BAN-PT.
9. Dalam rentang 5 thn sejak izin diterbitkan, tetapi
PTtidak mengajukan dokumen usulan AIPT kepada
BAN-PT, izin pendirian PT tsb dicabut.
10. PT yg telah mengajukan surat permohonan
akreditasi ulang kepada BAN-PTsebagaimana
dimaksud (3), atau telah mengajukan dokumen
usulan AIPT sebagaimana dimaksud (5) dan (8), tetapi
akreditasinya belum ditetapkan oleh BAN-PT maka:
SE DIRJEN DIKTI No. 194/2014
◦ a. Bagi PT yg belum memperoleh akreditasi
dinyatakan sedang berproses untuk akreditasi
dan tetap dapat memberikan ijazah sampai
dengan status akreditasi diterbitkan atau
ditetapkannya Peraturan Menteri tentang
akreditasi
◦ b. bagi Perguruan Tinggi yang telah memiliki
akreditasi dinyatakan tetap memiliki status
yang lama.
11. Surat Edaran ini diterbitkan sambil menunggu
penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Pasca SE DIRJEN DIKTI No. 194/2014
 PT kemungkinan (?) sudah mengajukan
permohonan akreditasi ulang < 10/8/14
 Konsekuensi: dalam lima tahun ke depan
sejak 10/8 wajib ajukan dokumen usulan
AIPT yg riel
 PT yg sudah ajukan tapi blm dinilai, status
akreditasi (C) tetap berlaku
Notes: Tidak ada info pada WEB BAN tentang berapa
PT yg tidak mengajukan permohonan reakreditasi;
dan berapa PT yang sudah memasukkan borang
Pasca SE Dirjen 194/2014
Mensikapi SE ..
 Apakah harus menunggu menjelang
rentang lima tahun habis untuk
memasukkan dokumen AIPT? 
Konsekeunsi hanya “C”

 Ingat: Akreditasi sebagai akuntabilitas


publik penyelenggara PT!!
SEMANGAT AKREDITASI
Kesadaran sebagai Wujud Pertanggungan
Jawab ke Publik

Kepatuhan Terhadap
Peraturan Perundang-undangan

Sistem dan Paradigma Penjaminan Mutu

University Culture
AIPT HARUS DIPERSIAPKAN SERIUS
 Jangan terpaku dengan aturan/ regulasi
 Penting untuk bench marking  kebutuhan.
 Harus mulai dan mempersiapkan diri  melangkah
lebih dulu  persiapan dini (pengalaman UII 2008)
 Berikan penugasan secara khusus.
 Jangan “works as usual”  extra ordinary
 Semua unit dikondisikan, dan rutin melihat
positioning kita dari indikator yang ada.
ber kali-kali simulasi sesuatu yang bagus untuk
penyempurnaan dengan memperoleh 2nd, 3rd opinions
POIN PENTING DALAM RAIHAN
AKREDITASI INSTITUSI A OLEH UII

AIPT A yang diraih UII melalui proses panjang dan by


design  Menyiapkan langkah dan strategi -> Peran
& kepedulian Pimpinan sangat penting.
Menjaga dan mengedepankan kualitas dalam
pendidikannya  adanya Badan Penjaminan Mutu
(BPM) sebelum ada regulasi/kewajiban dari
Pemerintah.
Budaya menjaga mutu selalu dibangun dan
dikembangkan melalui komitmen semua unit dan
unsur yang ada.
UPAYA MERAIH AKREDITASI INSTITUSI A
(Best Practice UII)

Proses Panjang UII 


Berdirinya BPM

Perolehan AIPT 2008 :


Momen Evaluasi Diri UII

Langkah-langkah yang
dilakukan UII Menuju AIPT
PEROLEHAN AIPT 2008 : MOMEN EVALUASI DIRI UII

 Tahun 2008, UII mengajukan AIPT dan memperoleh akreditasi


“B” AIPT pertama kali di Indonesia, dan bersifat SUKARELA;
 Nilai AIPT jadi bahan evaluasi dg memperhatikan catatan dan
saran assessor saat visitasi akreditasi tahun 2008, dengan
langkah sbb:
 Pengembangan dan perbaikan standar Pendidikan.
 Pemenuhan standar pendidikan.
 Pengukuran dan pencapaian standar pendidikan.
 Menyempurnakan substansi penilaian dan kelengkapan.
administrasi/dokumentasi AIPTTujuh Standar Akreditasi BAN-PT.
Pra pengajuan AIPT kedua semua prodi di UII telah
terakreditasi.
TUJUH STANDAR AKREDITASI
BAN-PT
Standar 1.Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Serta Strategi
Pencapaian
Standar 2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan,
dan Penjaminan Mutu
Standar 3. Mahasiswa dan Lulusan
Standar 4. Sumber Daya Manusia
Standar 5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Standar 6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem
Informasi
Standar 7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada
Masyarakat, dan Kerjasama
STRATEGI PENYIAPAN AIPT UII

Penetapan Waktu Persiapan


AIPT

Pembentukan Team Work

Penghimpunan Data Pendukung


Standar Borang AIPT

Tabulasi, Koreksi, dan Up-


dating Data

Penulisan/Penyajian/Present
asi Data

Simulasi2 – Revisi 2 dan


Persiapan Visitasi Asesor
1 ESTIMASI WAKTU PERSIAPAN AIPT

 Penghitungan waktu dalam persiapan AIPT harus


ditentukan sebagai strategi dalam mepersiapkan hal-hal
sebagai berikut;
 Proses pengumpulan data
 Proses pengolahan data
 Simulasi borang akreditasi
 Merevisi dan melengkapi borang setelah simulasi
 Pengiriman borang akreditasi
 Penerimaan kunjungan visitasi tim asesor
 Waktu yang cukup ideal untuk mempersiapkan aspek
tersebut yaitu + 1- 2 tahun (tentatif), namun bisa
dipersingkat karena hakikatnya proses itu sudah kita
jalankan melekat dengan rutinitas kerja PT.
2 PEMBENTUKAN TEAM WORK

 Perlu dibentuk tim: ketua, koordinator standar dan


satuan tugas unit, dan anggotanya
 Ketua bertugas mengkoordinasi koordinator tiap-tiap
standar
 Koordinator standar bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap isian borang pada standar tersebut
 Satuan tugas unit bertugas melacak data-data yang
belum terdokumentasi
 Perlu dibuat tim kecil yang secara khusus melakukan
revisi dan evaluasi
 Setiap anggota tim wajib mengkosongkan kegiatan
pada hari tertentu
Struktur Tim Akreditasi Perguruan Tinggi

Ketua Borang

Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina


tor tor tor tor tor tor tor tor
Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7 Diri

Satuan Tugas Unit


Tiap Fakultas
Keterangan:
Ketua bertugas mengkoordinasi koordinator di tiap-tiap standar ;
Koordinator standar bertanggungjawab sepenuhnya terhadap isian borang
pada standar yang dibidanginya ;
Satuan tugas unit bertugas melacak data-data yang belum terdokumnetasi.
Struktur Tim Kecil Akreditasi Perguruan Tinggi

Ketua Borang

Evaluator Evaluator Evaluator Evaluator


Standar Standar Standar Standar
1 &2 3&4 5&6 7 & ED

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Standar Standar Standar Standar
1&2 2&4 5&6 7 & ED
Keterangan:
 Tugas tim kecil ini secara khusus melakukan revisi dan evaluasi borang;
 Tugas Ketua borang mengkoordinasi evaluator untuk melakukan evaluasi
terhadap masing-masing standar;
 Tugas evaluator melakukan koordinasi terhadap koordinator di masing-masing
standar atas hasil kerja pengisian borang untuk dievaluasi.
KOMITMEN PERSONIL TIM
 PERSONIL TIM merupakan bagian strategis dalam keberhasilan
penyiapan AIPT.
 Penentuan personil tim perlu memperhatikan aspek berikut :
 Prioritaskan yang memiliki KOMITMEN dan memiliki SEMANGAT
bekerja.
 Memiliki KECAKAPAN DAN PENGUASAAN terhadap borang
AIPTAnggota tim yang kurang cakap bisa menghambat proses
pengerjaan borang.
 Utamakan anggota tim yang dipilih memiliki background dibidang
PENJAMINAN MUTU, TATA ORGANISASI, DAN ASESOR.
3 PENGHIMPUNAN DATA AIPT

 Meskipun aspek ini yang paling sulit karena bisa


disebabkan data menyebar, sehingga sulit untuk
dikumpulkan, dan data base yang jelek. Maka
langkah yang diperlukan:
 Satuan tugas unit bertugas melacak data-data yang belum
terdokumnetasiMelakukan kordinasi dengan unit-unit di PT.
 Mengoptimalkan keberadaan Badan Penjaminan Mutu dalam
menelusuri data-data.
 Perlu diantisipasi potensi yang bisa melunturkan
semangat tim dalam mengumpulkan
dataPimpinan PT harus rutin memantau dan
crosscheck tim AIPT
4 PRIORITAS TABULASI/PENGOLAHAN DATA
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN AKREDITASI
Item Komponen Penilaian Bobot (%)
A Mutu evaluasi-diri PT (Penilaian kualitatif 10
laporan evaluasi-diri institusi)
B Mutu data dan informasi pemenuhan tujuh standar
akreditasi perguruan tinggi (Penilaian kualitatif dan 90
kuantitatif berdasarkan Buku V: Matriks Penilaian
Borang)
TOTAL 100
 Mengingat penilaian dalam bentuk dokumen pada poin ‘B’menjadi nilai
paling besar90%, maka bagian penilaian poin ‘B’ harus menjadi
prioritas untuk dicari, diolah, dan disimulasikan sebelum masuk
pengolahan data penilaian aspek ‘A’.
 Banyaknya varian data dalam penilaian AIPT, maka perlu kerja ekstra
dalam mengumpulkan dan mengolahnyaKomitmen dan keuletan
menjadi penting.
BOBOT PENILAIAN STANDAR BORANG
AKREDITASI SECARA KUANTITATIF
No Standar Bobot (%)
1 Standar 1:Visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta strategi 2,62
pencapaian
2 Standar 2: Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, 26,32
dan penjaminan mutu
3 Standar 3: Mahasiswa dan lulusan 13,16
4 Standar 4: Sumber daya manusia 18,42
5 Standar 5: Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik 7,89
6 Standar 6: Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem 18,42
informasi
7 Standar 7: Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada 13,16
masyarakat, dan kerjasama
TOTAL 100,00
5 PRESENTASI/PENYAJIAN DATA

Penyajian data harus detail dan


komprehensif, ex: Uraian visi, misi, tujuan
dan sasaran PT harus jelas, realistis, dan
saling terkait satu sama lain;
Tersajinya data yang mudah dipahami oleh
asesor saat visitasiPenulisan harus
mengacu pada standar penilaian;
Jika perlu disediakan data sekunder sebagai
pendukung (penguat) atas data primer
dipenilaian borang.
ADAKAN SIMULASI

 Lakukan Simulasi sebelum borang


dikirimkan/sebelum vistasi
 Undang Pihak eksternal, baik dari PT yang
sudah terakreditasi (Bagus dan Sangat
Bagus) dan atau ASESOR yang qualified.
KENDALA-KENDALA YANG SERING
DIHADAPI DALAM PROSES AIPT
 Anggota tim: kapasitas, waktu, kepedualian
 Pengumpulan data yang menyebar, berada di
berbagai unit/tangan  hambat
pengumpulan data
 Data base yang jelek;
 Hanya mengejar Target Selesai bukan yang
Terbaik dan Optimal
 Penulisan tidak mengacu standar penilaian
 Kurang detail mengelaborasi fakta dan bukti
6 PERSIAPAN VISITASI ASESOR

Rektor dan • Memahami isi borang secara detailHarus


meluangkan waktu untuk mempelajari isi borang;
Pimpinan • kordinasi dan sharing info dengan tim
Universitas AIPTMinimal 1-2 hari sebelum hari ‘H’.

• Fokus memahami apa yang menjadi bagiannya


Dekan dan Unit- dalam penilaian diborang;
unit Pendukung • Perlu dipersiapkan melalui proses sharing info
dengan tim AIPT.

• Bila perlu dilakukan ‘karantina’ terhadap


Perwakilan karyawan dan mahasiswa yang ditunjuk untuk
mewakili menjawab pertanyaan asesor
Karyawan dan kejujuran
Mahasiswa • Pelibatan aktif dalam beberapa proses
persiapan. Ex: Proses pemaparan simulasi
borang.

Note:
Kemampuan dan penampilan pimpinan dalam menjawab sangat
dibutuhkan pada sesi ini sebagai cara untuk meyakinkan asesor.
Penutup
 Penyiapan AIPT bagi setiap PT di Indonesia pada
prinsipnya sebagai bentuk akuntabilitas kepada
stakeholder bahwa penyelenggaraan pendidikan di PT
teruji kualitasnya secara formal;
 Penyiapan AIPT sesungguhnya perlu adanya komitmen
pimpinan dan dukungan dari seluruh sivitas akademika
 rektor harus siap menyampaikan gambaran makro
semua yang disampaikan dan aspek filosofinya
 Penyiapan AIPT dibutuhkan kesatuan persepsi dan
langkah bersama dari seluruh sivitas akademika di
masing-masing perguruan tinggi untuk mewujudkan
perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas.
UNTUK JADI PEGANGAN
Saatnya memulai
menjangkau
Akreditasi Unggul
<<<Terima kasih>>>

Anda mungkin juga menyukai