Anda di halaman 1dari 16

Typhoid Fever

POPPY DWI CITRA JALURI, M.FARM., APT


Epidemiology

 Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di


pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik.
 Di Indonesia bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
 Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, tersangka demam
tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun
dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian
antara 0.6–5%(KMK, 2006)
Etiology

Demam tifoid disebabkan oleh Bakteri dari genus


Salmonella,Salmonella Typhi dan Salmonella Parathyphi, suatu Gram
negatif bakteri.

Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan
berflagella
Tidak berspora
Berkapsul
Akibat infeksi oleh Salmonellatyphi

 Aglutinin O, yang Dibuat karena rangsangan antigen O berasal dari tubuh


bakteri
 Aglutinin H, yang Dibuat karena rangsangan antigen H berasal dari flagel
bakteri
 Aglutinin Vi, yang Dibuat karena rangsangan antigen Vi
 ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid
 bakteri
TIFUS
Demam bakteri Rickettsia
typhoid typhi atau
R.prowazeki
Masa penularan

 Oral – fekal
Infeksi ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
dengan tinja (Es krim, Kerang diambil dari air yang terkontaminasi, buah mentah
dan sayuran dibuahi dengan kotoran, Salmonella ditularkan melalui rute oral)
 Higien dan sanitasi kurang baik
 Makanan-minuman yang tercemar
 Kontak langsung dengan jari px yang terkontaminasi
 Transplasental dari ibu hamil ke janin
 Masa inkubasi mulai dari 3 hari hingga lebih dari 60 hari telah
dilaporkan (8 - 14 hari)
lanjutan

 S.typhimurium melalui rute pernapasan telah ditunjukkan pada tikus


Tanda dan gejala

 Pasien datang ke dokter karena demam. Demam turun naik terutama


sore dan malam hari (demam intermiten).
 Keluhan disertai dengan sakit kepala (pusing-pusing) yang sering
dirasakan di area frontal, nyeri otot, pegal-pegal, insomnia, anoreksia dan
mual muntah.
 Keluhan dapat pula disertai gangguan gastrointestinal berupa konstipasi
dan meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah.
 Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga
minggu kedua. Pada anak dapat terjadi kejang demam.
Pemeriksaan Fisik

 Suhu tinggi.
 Bau mulut karena demam lama.
 Bibir kering dan kadang pecah-pecah.
 Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan
pada anak.
 Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
 Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
 Hepatosplenomegali.
 Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak
 diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi).
Pemeriksaan

Kultur
 Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama
 Kultur urin : bisa positif pada akhir minggu kedua
 Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
pemeriksaan

 Anti Salmonella typhi IgM


 Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ketiga dan
keempat terjadinya 0emam.
Pemeriksaan

 Pemeriksaan darah tepi


 Uji serologis widal
reaksi aglutinasi bila serum penderita dicampur dengan suspensi antigen S.
typhosa-+ : terjadi reaksi aglutinasi
 Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman basil S.
typhosa dapat ditemukan dalam darah pada minggu I sakit, positif dalam
urin & feses dlm wkt yang lama-negatif 2x berturut2 dalam urin & feses
menentukan benar-benar sembuh dan tidak menjadi karier
 Uji Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)Prinsip dasar uji ELISA adalah
reaksi antigen-antibod
Tatalaksana dan perawatan

 Perawatan
 Diet
 Obat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai