Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN

BAHAN PEMBELAJARAN BSI

Burhan Nurgiyantoro
FBS/FPS Universitas Negeri Yogyakarta
S2 Unwidha
Klaten, 2 Juni 2008
PENDAHULUAN
 Secara umum orang beranggapan bahwa guru yang baik mesti
menguasai bahan pembelajaran
 Tetapi, guru yang baik juga dituntut dapat mengembangkan
bahan pembelajaran minimal untuk kelasnya sendiri
 Guru yang kreatif mesti tidak hanya terpancang pada satu teks
(misalnya buku pelajaran) karena memang ada banyak bahan
yang dimanfaatkan
 Bahkan, yang lebih baik lagi guru mesti dapat mengembangkan
buku bahan pembelajaran atau sumber belajar yang lain
 Untuk mencapai level itu tidak hanya dibutuhkan penguasan
bahan pembelajaran saja karena masih ada faktor lain yang
berpengaruh
 Tuntutan dewasa ini memang seperti itu, tetapi sudah mampukah
kita para guru?
 Kalau belum, kapan itu akan terwujud?
 Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kita mau
berusaha untuk mencapainya
Pendahuluan lanjutan…

 Pembicaraan tentang pengembangan bahan pembelajaran


di tiap jenjang pendidikan mesti terkait dengan kurikulum
yang berlaku
 Komponen bahan pembelajaran tampak dipandang sebagai
hal terpenting dalam sebuah kurikulum
 Namun dalam pengembangannya, ia mesti terkait dan
sejalan dengan berbagai komponen kurikulum secara
keseluruhan
 Kurikulum yang berlaku di jenjang pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia kini adalah Kurikulum Tingkat
Satuan pendidikan (KTSP, Kurikulum 2007)
 KTSP sebenarnya kelanjutan secara lebih operasional
KBK (Kurikulum 2004) yang dikembangkan BNSP
Pendahuluan lanjutan …
 KBK: desain kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan seperangkat kompetensi
 Tiga fokus KBK:
 Penentuan kompetensi
 Pengembangan silabus
 Pengembangan penilaian hasil belajar
 Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas
(MBS) dan (MBK)
 Kontrol nasional: standar kompetensi dan
kompetensi dasar
 Fokus sekolah (Satuan Pendidikan): pengembangan
silabus, RPP, dan penilaian hasil belajar
KTSP
 UU 20/2003 dan PP 19/2005 mengamanatkan penyusunan KTSP
jenjang dikdasmen oleh satuan pendidikan
 Kegiatan itu harus mengacu pada: SI, SKL, dan Panduan
Penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP
 KTSP: kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan
 KTSP: paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberi otonomi
luas pada setiap satuan pendidikan
 KTSP: strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah
yang efektif, produktif, dan berprestasi
 KTSP: dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi
dan karakteristik daerah, sosbud masy, dan peserta didik
 KTSP: dikembangkan sekolah (guru, kepala sekolah), Komite Sekolah,
dan Dewan Pendidikan dengan silabus yang berdasarakan SKL di bawah
supervisi dinas pendidikan kota/kab/depag
 KTSP: pengembanan kurikulum pada posisi paling dekat dengan kegiatan
pembelajaran, yaitu sekolah da satuan pendidikan
Lanjutan …

 KTSP terdiri atas:


 tujuan pendidikan tingkat satruan pendidikan
 struktur dan muatan kurikulum tingkat satruan pendidikan
 kalender pendidikan
 silabus
 Silabus: rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran/tema yang mencakup: SK, KD, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber bahan/media
 Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator capai
kompetensi untuk tujuan penilaian
 Bagaimanapun silabus barus berisi garis-garis besar
bahan pembelajaran (topik-topik), maka masih harus
dijabarkan lagi menjadi bahan pembelajaran yang rinci
dan siap-ajar di kelas
Tujuan Penerapan KTSP

 Memandirikan dan memberdayakan tiap satuan


pendidikan melalui pemberian wewenang (otonomi)
untuk mengambil keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum (dalam konteks otonomi
daerah)
 Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada
 Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama
 Meningkatkan kompetisi sehat antarsatuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang dicapai
Prinsip Pengembangan KTSP

 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya
 Beragam dan terpadu (kondisi peserta didik, daerah,
jenjang/jenis pendidikan, dll; substansi kurkl: muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, pengembangan diri
 Tanggap thd perkembangan ipteks (tercermin dalam
semangat kurikulum dan isi kurikulum)
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan (penyusunan
kurikulum melibatkan stakeholders)
 Menyeluruh dan berkesinambungan
 Belajar sepanjang hayat
 Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
(sejalan dengan moto bhineka tunggal ika dalam
kerangka NKRI)
SILABUS
 Silabus: rencana pembelajaran suatu/kelompok MP/tema yang
mencakup:
 Standar kompetensi
 Kompetensi dasar
 Materi pokok/pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran
 Indikator
 Alokasi waktu
 Sumber bahan/media
 Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian
 KTSP memberikan otonomi guru/satuan pendidikan untuk
mengembangkan sendiri silabus
 Guru: harus menguasai materi bidang studi
Prinsip Pengembangan Silabus
 Ilmiah
 Relevan
 Sistematis
 Konsisten
 Memadai
 Aktual dan kontekstual
 Fleksibel
 Kontinuitas
 Menyeluruh
 Efektif dan efisien
Hierarkhi Tugas dan Tanggung Jawa Pengembangan
Silabus KTSP
 Depdiknas:
 Menyiapkan peraturan
 Menetapkan standar nasional
 Mengembangkan model/contoh
 Menyediakan anggaran
 Disdik Provinsi:
 Menyesuaikan buku teks
 Membuat contoh
 Memberikan kemudahan dan dukungan
 Menyesuaikan aturan-aturan
 Disdik Kota/Kabupaten:
 Membentuk tim pengembang
 Mengembangkan rambu-rambu
 Mengalokasikan anggaran
 Memfasilitasi sekolah
Lanjutan Tugas …

 Satuan Pendidikan/Sekolah:
 Membentuk tim (MGMP, KKG)
 Mengembangkan program (KTSP, silabus, RPP)
 Membentuk komite sekolah
 Menetapkan tim rekayasa kurikulum
 Memberikan layanan administrasi

 Kelas/Guru:
 Menganalisis rancangan kompetensi, indikator kompetensi,
materi pokok
 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
PROSEDUR PENGEMBANGAN SILABUS
 Pengisian kolom identitas
 Pengkajian SK dan KD
 Pengidentifikasian materi pokok/pembelajaran
 Pengembangan kegiatan pembelajaran
 Perumusan indikator pencapaian kompetensi
 Penentuan jenis penilaian
 Penentuan alokasi waktu
 Penentuan sumber velajar
Contoh Format Silabus
Model I
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Waktu :

Materi Pokok/ Uraian Materi Indikator Kegiatan Penilaian Sumber


Pembelajaran Pembelajaran Belajar
Contoh Format Silabus
Model II
 Nama Sekolah :
 Mata Pelajaran :
 Kelas/Semester :
 Waktu :

SK KD Materi Pokok/ Uraian Indikator Kegiatan Penilaian Sumber


Pembelajaran Materi Pembelajaran Belajar
PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR
 Masalah umum:
 Penentuan jenis materi
 Ruang lingkup
 Urutan penyajian
 Kedalaman/keluasan
 Perlakuan terhadap materi
 Sumber bahan
 Masalah guru:
 Materi terlalu luas atau sempit/sedikit
 Mendalam atau dangkal
 Belum tentu sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
 Urutan penyajian tidak tepat
 Buku pelajaran merupakan satu-satunya sumber
HAKIKAT BAHAN AJAR

 Bahan ajar (instructional materials): sesuatu


yang dipelajari siswa untuk mencapai
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran
 Jadi, bahan ajar adalah sarana untuk mencapai
kompetensi
 Bahan ajar terdiri atas:
 pengetahuan (knowledges)
 keterampilan (skills)
 sikap (aptitudes), nilai-nilai (values)
Klasifikasi Bahan Ajar
Pengetahuan:
 Fakta: sesuatu yang ada dan terjadi (ada secara empirik);
misal: objek, peristiwa sejarah, lambang, penamaan,
waktu, dll.
 Konsep: pemahaman terhadap sesuatu seperti
pengertian/definisi, klasifikasi, komponen, ciri khusus,
dll.
 Prinsip: sebuah fakta pengetahuan yang terbangun atas
prinsip lewat proses ontologi keilmuan atau hubungan
tertentu, misalnya dalil, rumus, adagium, postulat,
teorema, hubungan antarkonsep (jika…, maka…)
 Prosedur: materi yang berkenaan dengan langkah-
langkah sistematis dalam melakukan sesuatu/tugas;
misal: langkah membuat/mengerjakan sesuatu
(mengembangkan bahan ajar, mengembangkan alat
evaluasi, mengerjakan soal statistik, dll)
Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
 Relevansi: keterkaitan, ada kaitan; artinya ada kaitan,
hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang
dipilih itu menunjang tercapainya kompetensi yang
dibelajarkan (KD, SK)
 Konsistensi: keajegan, ada kesesuaian (jumlah/banyaknya)
antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar
yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan
berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga
mencakup keempat hal itu
 Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan
memadai/ mencukupi untuk mencapai kompetensi yang
dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang
menjamin tercapainya KD/SK
Langkah Pemilihan Bahan ajar
 Identifikasi muatan aspek substansial yang tercakup
dalam SK dan KD
 SK dan KD adalah tujuan yang harus dikuasai siswa
 Bahan pembelajaran apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai
penguasaan itu
 Dalam SK dan KD tercermin muatan dan cakupan bahan
pembelajaran yang terkait/relevan
 Bahan untuk tiap SK dan KD tidak sama, jadi menuntut bahan
pembelajaran yang berbeda
 Kecermatan memahami substansi muatan SK dan KD dalam
banyak hal akan menjamin ketepatan pemilihan/pengembangan
bahan
 SK dan KD dikembangkan berdasarkan keempat kemampuan
berbahasa, di dalamnya termuat berbagai aspek penguasaan
kebahasaan sebagai prasyarat capaian kemampuan berbahasa
 SK dan KD kemampuan bersastra juga tersalur lewat keempat
kemampuan berbahasa, tetapi di dalamnya termuat
pengetahuan kesastraan sebagai prasyarat kemampuan
bersastra
 Identifikasi jenis bahan pembelajaran
 Kognitif
 Fakta, konsep, prinsip, prosedur
 Materi kebahasaan (sistem bahasa: tata bunyi, tata bentukan,
tata kalimat)
 Materi kesastraan (pengetahuan kesastraan: teori sastra, sejarah
sastra)
 Afektif
 Sikap, minat, motivasi, kecenderungan thd nilai-nilai
 Motivasi berperilaku
 Kinerja
 Kinerja kebahasaan dan kesastraan
 Keempat kemampuan berbahasa
 Penggunaan bahasa dalam konteks sesungguhnya (ada
pertimbangan faktor pragmatik)
 Berbagai bentuk kegiatan apresiasi sastra (lewat saluran
keempat kemampuan berbahasa)
 Aspek kognitif tetap dominan
Pemilihan bahan untuk tiap SK dan KD
 SK dan KD adalah acuan pertama dalam hal pemilihan dan
pengembangan bahan ajar
 Atau sebaliknya, pengembangan/pemilihan bahan pembelajaran
tidak lain adalah memilih/mengembangkan bahan yang sesuai
dengan masing-masing SK dan KD
 Jadi, bahan yang dipilih/dikembangkan cocok dengan tuntutan SK
dan KD, atau sebaliknya bahan ajar itu mempunyai jaminan dapat
untuk mencapai SK dan KD
 Secara lebih konkret pemilihan/pengembangan bahan itu terlihat
dalam indikator
 Bahkan tidak jarang indikator dikembangkan berdasarkan bahan
ajar yang telah ditentukan sebelumnya
 Bahan ajar untuk tiap indikator, KD, dan SK tidak sama, tetapi
mesti saling berkaitan dan saling mendukung
 Hal itu sesuai dengan prinsip pengembangan bahan:
berkesinambungan, berkelanjutan, berkesuaian, dll yang secara
bersama untuk mencapai tujuan umum tiap mata pelajaran di tiap
SP
Cakupan Bahan Pembelajaran
 Cakupan: masalah keluasan, kedalaman, kecukupan
 Keluasan: seberapa banyak bahan pembelajaran yang
dipilih/dikembangkan dalam sebuah SK/KD
 Kedalaman: seberapa detil bahan pembelajaran tsb yang harus
dibelajarkan kpd siswa
 Ada perbedaan masalah keluasan dan kedalaman
pengembangan bahan berdasarkan:
 jenjang pendidikan (SD, SMP/MTs, SMA)
 jenis pendidikan (SMA, SMK; SMK: STM, SMEA, SMKK, dll)
 Kecukupan (adequacy): cukup, memadai; dengan bahan
pembelajaran yang dipilih/dikembangkan itu mencukup atau
memadai untuk menjamin capaian kompetensi (Sk, KD) yang
dibelajarkan
 Kecukupan: bahan pembelajaran tidak terlalu sedikit atau luas
 Pemilihan dan pengembangan bahan pembelajaran harus juga
memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia (tidal kurang,
tidak lebih)
Urutan Bahan Pembelajaran
 Urutan penyajian (sequencing): bagaimana mengurutkan
bahan ajar secara tepat agar dapat mempermudah siswa
mempelajarinya
 Masalah urutan bahan ajar menjadi lebih relevan terhadap
pokok-pokok bahasan yang memiliki prasyarat
(prerequisite)
 Bahan ajar ajar yang menjadi prasyarat bahan yang lain
harus ditempatkan lebih awal
 Misal: sebelum pembelajaran makna tersirat, harus terlenih
dahulu makna tersurat (kalimat sederhana sebelum
kalimat kompleks)
 Lazimnya, urutan bahan ajar mengikuti logika: dari yang
mudah ke sulit, dekat ke jauh, sederhana ke kompleks,
tunggal ke gabung, tersurat ke tersirat, actual meaning ke
intentional meaning, yang sudah dikenal ke belum dikenal,
dll yang sejenis
Pendekatan Urutan Bahan Ajar
 Pendekatan prosedural:
 Urutan bahan ajar menggambarkan sebuah prosedur, langkah-
langkah tertentu
 Misalnya, langkah memahami puisi, langkah mengkaji
fiksi/puisi
 Pendekatan hierarkhis:
 Urutan bahan ajar menggambarkan sesuatu yang berjenjang
 Misalnya, bahan-bahan ajar (atau: mata kuliah) yang menjadi
prasyarat harus disajikan terlebih dahulu daripada bahan ajar
yang menuntut prasyarat itu
 Pemahaman sebuah wacana diawali dengan pemahaman tiap
paragraf, dan pemahaman paragraf diawali dengan pemahaman
tiap kalimat pendukungnya
 Kedua pendekatan itu tsb bukan dalam pengertian
terpisah karena pada kenyataannya akan saling
mendukung
Penentuan Sumber Bahan
 Sumber bahan: tempat bahan pembelajaran diperoleh
 Sumber bahan: bukan hanya tempat guru mengambil
bahan pembelajaran, tetapi juga tempat siswa dapat
mengakses sendiri bahan yang harus dipelajari
 Sumber bahan tidak sekadar berupa buku teks, walau
buku teks tetap penting, tetapi dapat berupa berbagai
hal lain yang dapat membantu siswa belajar
 Siswa harus dibiasakan mencari dan mengakses sendiri
berbagai sumber bahan yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi
 Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar sendiri
dengan mengakses berbagai sumber yang relevan
 KTSP tidak menyajikan bahan ajar, maka guru dan siswa
haruslah sama-sama aktif mencari dan mengakses bahan
ajar itu
Sumber Bahan Ajar
 Buku Teks
 Buku Literatur Terkait (Kebahasaan, Kesastraan, Teks-teks
Kesastraan)
 Laporan Hasil Penelitian
 Jurnal Penelitian, Jurnal/Majalah Ilmiah dan jenis Majalah
lain
 Penerbitan Berkala: Harian, Mingguan
 Internet
 Media Audiovisual (TV, Video, Kaset Audio) dan Media
Audio (Radio, Rekaman)
 Narasumber (Pakar Bidang atau Tokoh Tertentu)
 Lingkungan (Alam, Sosial, Senibudaya, dll)
 Kantor tertentu (kantor lazimnya menyediakan daya-data
tertentu yang dibutuhkan)
 Dll.
Bentuk Pengembangan Bahan Ajar
 KTSP memberi kebebasan kreativitas kepada setiap SP,
Kepsek, dan guru untuk mengembangkan sendiri kurikulum
yang akan dilaksanakan di lingkungannya
 Hal itu merupakan kesempatan baik bagi semua komponen
pendidikan terkait untuk merealisasikan idealismenya
 Misalnya, dengan memasukkan berbagai muatan tertentu
yang dipandang penting ke dalam kurikulum (muatan lokal,
nilai-nilai, bahan tertentu, dll), model pembelajaran, model
penilaian, dll.
 Guru merupakan salah satu komponen penting sekaligus
ujung tombak dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan
lewat KBM yang diselenggarakan
 Mereka memiliki kebebasan untuk mengkreasikan KBM:
mulai dari perumusan indikator, pengembangan bahan ajar,
pemilihan strategi pembelajaran, strategi penilaian, dll.
 Setiap pengajar idealnya mampu mengembangkan bahan ajar
sendiri
Lanjutan bentuk …

Pengembangan bahan ajar oleh guru dapat ditampilkan


dalam bentuk:
 Buku Teks, Diktat
 Sebaiknya guru tidak hanya menggantungkan buku teks yang
sudah ada karena mesti belum mencakup semua idealismenya
 Guru yang baik mesti kreatif membuat buku teks sendiri (kalau
perlu bersaing dengan penulis buku-buku yang sudah ada.
Mengapa tidak!!!)
 Modul (misalnya untuk tiap SK, bahan ajar untuk
bulanan/semesteran/tahunan)
 Modul kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah buku teks.
Mengapa tidak!!!
 Handout, tulisan-tulisan lepas, teks-teks ragam tertentu
(misal: sastra)
 Powerpoint
 Rekaman audio, audiovisual, dll.
TERIMA KASIH
Semoga Kita Mampu
Menjadi Guru yang Profesional
dan Tersertifikasi

Anda mungkin juga menyukai