Anda di halaman 1dari 31

RESPONSI ISK

LYDIA SETIA DINATA


Pembimimbing
dr. Iskandar Arifin Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
• Nama Lengkap : Ny. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 33 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SLTA
• Alamat :Dsn Gunung 6/5 Kepatihan –
Menganti Gresik
• Tgl Masuk : 22 mei 2018
• Jam masuk : 13.30 WIB
• Jam Periksa : 14.10 WIB
ANAMNESA
 KELUHAN UTAMA
Demam
ANAMNESA
 RPS
• Demam sejak 1 hari
• Demam mendadak dan terus menerus
• Pusing (+) Mual (+)
• ± 1 minggu perut nyeri pas kencing
• Frekuensi perih dan panas
• Anyang-anyangan (+)
ANAMNESA
 RPD
● Tidak ada
ANAMNESA
 RPK
● Tidak ada
ANAMNESA
 RPO
● meminum obat dari puskesmas namun lupa nama obat
yang di berikan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Pasien
 Keadaan umum : Compos Mentis (Tampak gelisah)
 GCS : 456
 Tekanan Darah : 130/80mmHg
 Nadi : 83 x/menit
 Pernafasan : 24 x/menit
 Suhu : 37,9 ˚C axiler
KEPALA LEHER
 Rambut : DBN
 Mata : Bentuk (normal), Anemis -/-, Icterus -/-
 Hidung : DBN
 Mulut : Bentuk (normal), sianosis -, bibir kering - ,
lidah kotor -
 Leher : Bentuk (normal), Pembesaran KGB - ,
Pembesaran tiroid - , Peningkatan JVP -,
Deviasi trakea -
THORAX

A. PARU

 Inpeksi : Bentuk (normal), Pergerakan dada kanan-

kiri simetris, retraksi (-/-)

 Palpasi : ICS dalam batas normal, fremitus raba simetris

fremitus suara kanan dan sebelah kiri dalam batas normal

 Perkusi : hipersonor paru kanan kiri + +


+ +
+

 Auskultasi : amforik -/- ICS 2 dekstra

ronki -/- ICS 2 sinistra


THORAX
B. JANTUNG
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS
V midclavicula sinistra

 Perkusi : Batas jantung kanan atas ICS II PSL


dekstra , bawah ICS IV PSL dekstra

Batas jantung kiri atas ICS II PSL


sinistra, bawah ICS V MCL sinistra
 Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-),
gallop (-)
ABDOMEN
• Inspeksi : tampak membesar

• Auskultasi : BU (+) normal 7x/menit

• Palpasi : a. Hepar : Tidak teraba

b. Lien : Tidak teraba

• Perkusi : Timpani (+) Ascites (-)


Shifting dulnes (-)
EKSTREMITAS
 SUPERIOR : Akral Hangat +/+
Oedem -/-

 INFERIOR : Akral Hangat +/+


Oedem -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah rutin
Hemoglobin 11,7 12.5-15.5 g/dl
LED - - -
Leukosit 14.7 4 – 10 Ribu
Eritrosit 4.46 3.8 – 5.4 Juta
Trombosit 303 150 – 400 Ribu
MCV 82 82 – 98 Mikro m3
MCH 27 >= 27 Pg
MCHC 29.7 32 – 36 g/dl
GDA 79 <200
BUN 9,4 4,8-23 Mg/dl
SGPT 26,1 0-32 Ul
SGOT 20,1 0-31 Ul
TPL PPL Assesment Planning
Anamnesa Ny. ST 47 thn

• Demam sejak 1 hari • Planning diagnose:


SMRS. Kultur urine
Febris USG
• Demam mendadak dan
terus menerus Disuria • Planning Terapi:
• Pusing (+) Mual (+) - Bed rest.
Polakisuria
• ± 2 hri SMRS perut - Minum air 2 liter / hari
nyeri pas kencing Nyeri suprapubik ISK - Inf. RL 7 tpm
• Frekuesni perih dan Leukositosis
- Inj. Antrain 3x1
panas - Inj. Ondansetron 2x4 mg
UL: - Tab. Ciprofloxacin
• Anyang-anyangan (+)
2x250 mg
• RPD Kencing darah Leukosit : 25/Ul (+) - Tab.Cefixime 2x250 mg
Protein : 500mg/dl • Planning Monitoring:
Pemeriksaan fisik
(+++) Keluhan
• Suhu : 37,9 TTV
Eritrosit : 50/iu (+++) UL
 nyeri perut bagian kanan dan kiri
bawah
Pemeriksaan lab

Leukosit : 19.700

MCHC 29,7

UL:

Urin : keruh

Leukosit 25/ul(+) keruh

Protein 500 mg/dl (+++)


INSFEKSI SALURAN KENCING
(ISK)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Infeksi saluran kemih : suatu infeksi yang


melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, atau pun uretra. ISK
ialah menunjukkan suatu keberadaan mikroorganisme
dalam urin.
Klasifikasi
Klasifikasi ISK berdasarkan:
1. Anatomi
ISK bawah:
- Perempuan: sistitis, SUA
- Laki-laki: sistitis, prostatitis, epididymitis,
dan uretritis.
ISK atas : pielonefritis akut (PNA), pielonefritis
kronik (PNK)

2. Klinis
ISK Sederhana / tak berkomplikasi
ISK berkomplikasi
Epidemiologi
Banyak faktor seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal, perempuan
cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki.

Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif
termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik
ke sistem saluran kemih. Paling sering ditemukan :
Escherichia coli
Patogenesis

MO memasuki saluran kemih melalui 3 cara :


● Asending
Masuknya MO dalam saluran kemih faktor tekanan urine saat miksi
kontaminasi fekal, pemakaian kateter naiknya bakteri dari kandung kemih
ke ginjal
● Hematogen
Sistem imun rendah yg rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi, pada usia lanjut ISK sering di sebabakan adanya sisa urin yang
meningkat akibat pengosongan yang tidak lengkap, imun menurun,
● Limfogen
Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau
eksogen sebagai akibat dari pemakaian instrumen.
4 tahap infeksi ascending:
1. Kolonisasi mikroorganisme
pada uretra
2. Masuknya
mikroorganisme ke dalam
buli – buli
3. Multiplikasi dan
penempelan
mikroorganisme dalam
kandung kemih
4. Naiknya mikroorganisme
dari kandung kemih ke
ginjal.
Diagnosis
1. Gambaran klinis
ISK bawah : nyeri supra pubik, disuria, hematuri.
ISK atas : demam, kram, nyeri punggung, muntah.
2. Pem. Penunjang
Laboratorium
Urinalisis : eritrosit, leukosit
Bakteriologis : kultur urine, hitung koloni,
Tes Plat – celup (Dip - slide)
USG
BNO – IVP
Penatalaksanaan
● Prinsip umum:
menghilangkan bakteri dengan menggunakan antibiotik yang
sesuai.
Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor
prediposisi.
ISK bawah

Intake cairan yang banyak


Antibiotik tunggal yang adekuat
Terapi simptomatis

Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam


dengan antibiotika tunggal, seperti ampisilin 3 gram,
trimetropim 200 mg.
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria)
diperlukan terapi selama 5 – 10 hari.
Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak
diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.
Tabel 1. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi

Antimikroba Dosis Interval


Trimetoprim-Sulfametoksazol 2 x 160/800 mg 3 hari
Trimetroprim 2 x 100 mg 3 hari
Siprofloksasin 2 x 100 – 250 mg 3 hari
Levofloksasin 2 x 250 mg 3 hari
Sefiksim 2 x 250 mg 3 hari
Sefpodoksim proksetil 1 x 400 mg 3 hari
Nitrofurantoin makrokristal 2 x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin monohidrat 4 x 50 mg 7 hari
Nitrofurantoin monohidrat
2 x 100 mg 7 hari
makrokristal
Amoksisilin/ klavulanat 2 x 500 mg 7 hari
ISK atas
Pengobatan menganjurkan satu dari tiga alternatif
terapi antibiotika intravena sebagai terapi awal selama
48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme
penyebabnya.
Tabel 2. Antimikroba pada ISK atas berkomplikasi

Antimikroba Dosis Interval


Sefepim 1 gram 12 jam
Siprofloksasin 400 mg 12 jam
Levofloksasin 500 mg 24 jam
Ofloksasin 400 mg 12 jam
Gentamisin (+ ampisilin) 3-5 mg/kgBB 24 jam
1 mg/ kg BB 8 jam
Ampisilin (+gentamisin) 1-2 gram 6 jam
Tikarsilin – klavulanat 3, 2 gram 8 jam
Piperasilin – tazobaktam 3, 375 gram 2–8 jam
Imipenem – silastarin 250-500mg 6 -8 jam
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran


kemih antara lain batu saluran kemih, obstruksi saluran
kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem, gangguan
fungsi ginjal dan urosepsis.
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dan
manifestasi serta tanda klinis yang muncul.
Maka bisa disimpulkan bahwa pasien
menderita infeksi saluran kencing
Sekian Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai