Anda di halaman 1dari 26

SYOK

Penyusun :
-Harleyna rokhison 1513010011
- Samia 1513010029
Definisi
• Syok merupakan kegagalan sistem
sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat ke organ-organ vital. Syok
dapat didefinisikan sebagai
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan oksigen.
Klasifikasi
1. Syok hipovolemik 2. Syok kardiogenik
• Kehilangan darah (syok • Gangguan irama jantung
hemoragik) eksternal maupun • Kegagalan pompa jantung
internal (sekunder terhadap penyakit
• Kehilangan plasma (luka jantung iskemik atau
bakar) kardiomiopati)
• Kehilangan cairan dan • Disfungsi katup jantung akut
elektrolit (dehidrasi) • Ruptur septum ventricular atau
dinding ventrikel
• Obat-obat yang mendepresi
jantung
3. Syok obstruktif 4.Syok distributi
• Pneumothoraks 5.Syok septik
• Kelainan pericardial 6. Syok anafilaksis
(tamponade jantung,
konstriksi) 7. Syok neurogenik
• Kelainan vaskulasi pulmonal • Cedera medulla spinalis
(emboli paru masif, hipertensi atau batang otak
pulmonal) • Obat-obatan
• Tumor kardiak • Insufisiensi adrenal akut
• Kelainan katup obstruktif
(stenosis aorta atau stenosis
mitral)
Etiologi
Tiga faktor yang mempertahankan tekanan darah normal:
• Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien
• Volume sirkulasi darah
• Tahanan pembuluh darah perifer
Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik disebabkan oleh penurunan


volume ekstravaskular akibat kehilangan
darah eksternal maupun internal, kehilangan
plasma, atau kehilangan cairan dan elektrolit.
Syok hipovolemik yang paling sering terjadi
adalah syok hemoragik.
Klasifikasi Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kehilangan darah (ml) s/d 750 (15%) 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000 (> 40%)

- % volume darah (15%- 30%) (30% - 40%)

Denyut nadi < 100 > 100 > 120 > 140

Tekanan darah normal normal menurun Menurun

Tekanan nadi Normal/naik menurun Menurun Menurun

Frekuensi pernafasan 14 - 20 20- 30 30 – 40 >35

Produksi urin (ml/jam) >30 20- 30 5 – 15 Tidak berarti

Status mental Sedikit cemas Agak cemas Cemas, bingung Bingung,lethargi

Penggantian cairan kristaloid kristaloid Kristaloid+darah Kristaloid+darah


Tatalaksana

1. Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/menit


dengan sungkup atau kanula hidung untuk
mengoptimalkan ventilasi dan oksigenisasi
2. Kendalikan perdarahan yang jelas terlihat dengan
tekanan langsung pada tempat perdarahan. Jangan
menggunakan tornikuet, karena dapat menyebabkan
nekrosis jaringan.
3. Mulailah akses ke sistem pembuluh darah, sebaiknya
dengan dua infus intravena menggunakan kanula atau
jarum terbesar (minimum 16 Gauge). Ditambah
pemeriksaan darah
4. Beri cairan penganti :
• Larutan elektrolit isotonis (RL atau NaCl), berikan paling
sedikit 2 liter cairan ini pada 1 jam pertama. Setelah
kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infus
dipertahankan dalam kecepatan 1 liter/6-8 jam.
5. Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lakukan venous-cut
down.
6. Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 mnt) dan darah
yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar
tidak berlebihan memberi cairan. Nafas pendek dan pipi
bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian
cairan.
7. Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang
masuk dan jumlah urin yang keluar, produksi urin harus diukur
dan dicatat (minimal: 1,2 ml/kgBB/jam).
Syok Kardiogenik

• Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan


jantung mengalirkan cukup darah ke
jaringan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme basal akibat gangguan
fungsi pompa jantung.
Patofisiologi

• Syok kardiogenik terjadi akibat gagal ventrikel kiri untuk


memompa jantung, sehingga tekanan darah turun,
tekanan wedge kapiler paru naik disertai oligouria,
vasokonstriksi perifer, kesadaran yang menurun dan
asidosis metabolik. Syok kardiogenik paling sering
disebabkan oleh infark jantung akut dan kemungkinan
terjadinya pada infark akut 5-10%.
• Penyebab lain syok kardiogenik adalah toksik karena obat-
obatan yang mendepresi jantung, infeksi seperti
miokarditis, gangguan irama jantung, disfungsi katup
jantung akut, dan ruptur septum ventricular atau dinding
ventrikel3.
Gejala klinis dan diagnosis

• Diagnosis ditegakkan bila tekanan sistol kurang dari 90


mmHg, disertai adanya oligouri yaitu bila diuresis
kurangdari 20-30 cc/jam. Tidak ada penyebab lain dari
hipotensi seperti perdarahan, diare, reaksi vagal,
aritmia, obat-obatan dan dehidrasi. Biasanya penderita
tampak gelisah, pucat, ekstremitas dingin disertai
sianosis perifer, kulit biasanya lembab dan dingin.
Kemungkinan adanya infark jantung akut didapatkan dari
riwayat penyakit adanya sakit dada yang khas disertai
perubahan gambaran EKG yang khas dengan adanya
gelombang q patologis dan segmen ST yang meningkat
dan pemeriksaan jantung, CPK, MBCK, SGOT dan LDH
menunjukkan kenaikan4.
Tatatalaksana

1. Letakkan pasien pada posisi telentang, kecuali bila


terdapat oedem paru berat.
2. Beri oksigen sebanyak 5-10 L/mnt dengan kanul nasal
atau sungkup muka dan ambil darah arteri untuk
pemeriksaan analisis gas darah (AGD).
3. Intubasi trachea perlu dipertimbangkan bila terdapat
asidosis respiratorik dan hipoksia berat.
4. Lakukan kanulasi tepi vena dengan kateter no.20 dan
berikan infuse dekstrosa 5 % perlahan-lahan.
5. Keluarkan darah vena untuk pemeriksaan darah
lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin dan enzim-enzim
jantung, seperti CPK, LDH dan SGOT.
Tatalaksana

6. Buat rekaman EKG dan monitor irama jantung.


7. Beri natrium bikarbonat 1-2 ampul (44 mEq/ampul) perlahan-
lahan untuk mengoreksi asidosis metabolik (> 5 menit)
8. Bila klinis maupun radiologist tidak menunjukkan oedem paru,
beri cairan garam fisiologis 100 ml perlahan-lahan untuk
mengoreksi hipovolemik. Bila terdapat tanda-tanda perbaikan
fungsi miokardium, teruskan infuse sehingga syok dapat diatasi.
9. Bila terapi cairan tidak memberi respon yang sesuai berikan
dopamine dengan dosis permulaan < 5 μgr/kgBB/menit.
10. Bila terjadi oedem paru, beri furosemid dengan dosis 20 mg
intravena dan bila tidak menunjukkan perbaikan setelah 30
menit, tingkatkan dosis menjadi 40 mg.
Syok Obstruktif

• Adanya obstuksi sirkulasi sistemik maupun sirkulasi


pulmonal akan mengurangi cardiac output sehingga
dapat mengakibatkan syok. Tamponade jantung,
tension pneumothoraks, dan emboli pulmonal masif
merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan
diagnosis dan tindakan segera. Penyebab lain syok
obstruktif antara lain hipertensi pulmonal, tumor
kardiak, dan kelainan katup obstruktif (stenosis aorta
atau stenosis mitral)
Tatalaksana

• Tension pneumothoraks terjadi bila ada udara yang


masuk ke rongga pleura, yang karena suatu mekanisme
ventil mencegah aliran keluarnya. Tekanan intrapleural
meningkat, menyebabkan paru-paru kolaps. Untuk
sementara, tension pneumothoraks dapat diatasi dengan
menusukkan jarum ke ruang pleura.
• Tamponade jantung dapat diatasi dengan menusukkan
jarum ke dalam kantung perikardial.
• Pada emboli pulmonal masif dapat dilakukan pemberian
antikoagulan atau trombolitik
Syok Distributif

Reduksi resistensi sistemik vaskular akan


mengakibatkan cardiac output yang tidak adekuat
sehingga dapat mengakibatkan syok distributif10
1. Syok Septik

• Syok septik biasanya disebabkan oleh penyebaran


endotoksin bakteri gram negat
• Syok septik lebih mudah timbul pada pasien
dengan trauma, diabetes mellitus, leukemia,
granulositopenia berat, penyakit saluran
genitourinaria, atau yang mendapat pengobatan
kortikosteroid, obat penekan kekebalan atau
radiasi. if.
Patofisiologi
Gejala Klinik

• Demam tinggi >38,9 oC. Sering diawali dengan


menggigil, kemudian suhu turun dalam beberapa jam
(jarang hipotermi)
• Takikardi
• Hipotensi (sistolik <90 mmHg)
• Ptekie, leukositosis atau leukopenia yang bergeser ke
kiri, trombositopenia.
• Hiperventilasi dengan hipokapnia
• Gejala lokal misalnya nyeri tekan didaerah abdomen,
perirektal.
Penanganan Medikamentosa
pada Syok Septik
1. Terapi cairan
• Pemberian cairan garam berimbang harus segera diberikan pada
saat ditegakkan diagnosis syok septik. Pemberian cairan ini
sebanyak 1-2 liter selama 30-60 menit dapat memperbaiki
sirkulasi tepi dan produksi urin. Pemberian cairan selanjutnya
tergantung pengukuran tekanan vena sentral.
2. Obat-obat inotropik
• Dopamin sebaiknya diberikan bila keadaan syok tidak dapat
diatasi dengan pemberian cairan tetapi tekanan vena sentral
telah kembali normal. Dopamin permulaan diberikan kurang
dari 5 μgr/kgBB/menit. Dengan dosis ini diharapkan aliran ginjal
dan mesenteric meningkat serta memperbanyak produksi urin.
3.Antibiotik
• Pemberian dosis antibiotik harus lebih tinggi dari dosis biasa dan
diberikan secara i.v.
2. Syok Anafilaktik

• Reaksi anafilaktik merupakan suatu resiko pemberian


obat, baik merupakan suntikan atau cara lain, yang
dapat berkembang menjadi kegawatdaruratan dalam
hitungan menit, sehingga memerlukan diagnosis dan
tindakan segera.
Etiologi

• Obat-obatan yang sering memberikan reaksi


anafilaktik adalah golongan antibiotik penisilin,
ampisilin, cephalosporin, neomisin, tetrasiklin,
khloramphenicol, sulfonamid, kanamicin, serum anti
tetanus, serum anti difteri, dan serum anti rabies.
Alergi terhadap gigitan serangga, kuman-kuman,
insulin juga dapat memberikan reaksi anafilaktik
Tatalaksana

• Untuk terapi awal diberikan adrenalin 1:1000 0,3 ml sampai


maksimal 0,5 ml s.c atau i.m. Dapat diulang 2-3 kali dengan
jarak 15 menit.
• Bila terjadi hipotensi segera berikan cairan i.v yang cukup.
• Bila terjadi bronkospasme persisten berikan oksigen 4-6
liter/menit. Bila tidak terjadi hipotensi berikan aminophilin
dosis 0,5-0,9 mg/kgBB/jam. Berikan aerosol β2 agonis tiap
2-4 jam.
• Untuk mencegah relaps (reaksi fase lambat), berikan
hidrokortison 7-10 mg/kgBB i.v lalu dilanjutkan
hidrokortison suntikan 5 mg/kgBB i.v setiap 6 jam sampai
48-72 jam.
• Awasi adanya edema laring jika perlu dilakukan trakeostomi
3. Syok Neurogenik

• Syok neurogenik adalah suatu kondisi hipotensi dan


bradikardi akibat gangguan system saraf simpatis
medulla spinalis sehingga menyebabkan hilangnya tonus
simpatis kapiler. Gambaran klasik syok neurogenik
adalah hipotensi tanpa takikardia atau vasokonstriksi
kulit. Tekanan nadi yang mengecil tidak terlihat pada
syok neurogenik.

Anda mungkin juga menyukai