Anda di halaman 1dari 20

ABSES PERITONSILER

Oleh :
Mukhlisah Saad

Pembimbing :
Dr. A. Amira Trini Raihanah., Sp.THT-KL
PENDAHULUAN
• Termasuk penyakit abses leher bagian
dalam
• Abses leher dalam terbentuk di dalam
ruang potensial di antara fasia leher
dalam sebagai akibat dari penjalaran
infeksi dari berbagai sumber (gigi,
mulut, tenggorokan)
DEFENISI
• suatu rongga yang berisi
ABSES nanah di dalam jaringan
PERITONSILER peritonsil yang terbentuk
sebagai hasil dari
(QUINSY) tonsillitis supuratif.
Click to add text
EPIDEMIOLOGI
• Usia 10-60 tahun, namun paling sering terjadi
pada umur 20-40 tahun.
• Proporsi laki-laki : perempuan = 50:50
Etiologi

• Streptococcus pyogenes (Group A


Beta-hemolitik streptoccus),
Aerob Staphylococcus aureus,
dan Haemophilus influenzae.

• Fusobacterium, Prevotella,
Anaerob Porphyromonas, Fusobacterium,
dan Peptostreptococcus spp.
PATOFISIOLOGI
Tonsillitis akut

Menembus kapsul tonsil

Peradangan pada jaringan peritonsil

Terbentuk infiltrat

Terjadi supurasi

Timbunan pus antara kapsula tonsil dengan m.konstriktor
faringeus superior - ABSES

 abses peritonsil biasanya terbentuk 3-4 hari setelah tonsilitis


akut
GAMBARAN KLINIS
Subyektif
• Nyeri tenggorok hebat unilateral, bersifat spontan & makin
hebat saat menelan (odinofagia)
• Ptialismus (salivasi yang meningkat →ludah tertumpuk dalam
mulut sebagai akibat nyeri telan yang sangat)
• Nyeri telinga”refered pain” pada sisi yang sakit
• Gangguan pada palatum mole :
– rinolalia aperta
– minum keluar lewat hidung
• Panas badan
• Trismus → karena spasme m. Pterygoideus Internus, terjadi
keterbatasan membuka mulut
• Suara berubah seperti makan makanan panas dalam mulut
“Plummy voice”
• Tortikolis → kepala kaku & miring kearah yang sakit karena
spasme m. Sternocleidomastoideus
Obyektif
• Daerah peritonsil oedem, hiperemi
• Tonsil terdorong ke medial-bawah ( medio-antero-caudal),
dislokasi tonsil (tonsil seolah-olah terdorong keluar dari
tempatnya)
• Uvula terdorong kesisi sehat / kontralateral
• Palatum mole bombans (menonjol) & hiperemi
• Lidah kotor, ”foetor ex ore” (bau busuk dari mulut)
• Angulus mandibula bengkak pada sisi yang sakit
• Pembesaran kelenjar getah bening regional (leher bengkak
pada sisi yang sakit) & nyeri tekan
DIAGNOSIS
• Anamnesa dan pemeriksaan
fisik
• Diagnosa pasti
Pungsi pada tempat yang
bombans :
- bila pus (+) → abses
peritonsil, nyeri yang hebat
- bila darah (+) & pus (-) →
infiltrat peritonsil, tidak terlalu
nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Prosedur diagnosis: Aspirasi jarum (needle aspiration).
1. Tempat aspiration dibius / dianestesi menggunakan lidocaine
dengan epinephrine dan jarum besar (berukuran 16–18)
yang biasa menempel pada syringe berukuran 10cc.
2. Aspirasi material yang bernanah (purulent) merupakan tanda
khas, dan material dapat dikirim untuk dibiakkan.
Pemeriksaan Penunjang
 Hitung darah lengkap (complete blood count), pengukuran kadar
elektrolit (electrolyte level measurement), dan kultur darah (blood
cultures).
 Plain radiographs: pandangan jaringan lunak lateral (Lateral soft
tissue views) dari nasopharynx dan oropharynx dapat membantu
dokter dalam menyingkirkan diagnosis abses retropharyngeal.
 Computerized tomography (CT scan): biasanya tampak kumpulan
cairan hypodense di apex tonsil yang terinfeksi (the affected tonsil),
dengan “peripheral rim enhancement”.
Diagnosis Banding

• Tonsiler neoplasma (limfoma)


• Abses retrofaring
• Selulitis peritonsiler
Penatalaksanaan
• Stadium infiltrasi: antibiotika dosis tinggi,
dan obat simtomatik. Juga perlu kumur-
kumur dengan cairan hangat dan kompres
dingin pada leher.
• Antibiotik yang diberikan ialah penisilin
600.000-1.200.000 unit atau
ampisilin/amoksisilin 3-4 x 250-500 mg
atau sefalosporin 3-4 x 250-500 mg,
metronidazol 3-4 x 250-500 mg.
Penatalaksanaan
• Bila Abses:
- Insisi dengan anestesi , bila pus keluar nyeri akan
berkurang
- Antibiotik ,analgesik, antipiretik
- 4-6 minggu setelah sembuh  tonsilektomi ~ karena
cenderung kambuh/ residif, kalau tidak diambil bisa
berbahaya karena akan menjadi fokal infeksi.
• Perawatan : rawat jalan
• Diferential Diagnosa : Infiltrat
Komplikasi
1. Abses  pecah spontan, mengakibatkan
terjadi perdarahan, aspirasi paru atau
empiemia.
2. Penjalaran infeksi dan abses ke daerah
parafaring,  terjadi abses parafaring. Pada
penjalaran selanjutnya, masuk ke
mediastinum, sehingga terjadi mediastinitis.
3. Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial,
dapat mengakibatkan thrombus sinus
kavernosus, meningitis, dan abses otak
Prognosis
Abses peritonsil hampir selalu berulang
bila tidak diikuti dengan tonsilektomi.
Tonsilektomi sebaiknya ditunda sampai 6
minggu setelah episode infeksi  pada
saat tersebut peradangan telah mereda,
biasanya terdapat jaringan fibrosa dan
granulasi pada saat operasi
Pencegahan
Segera melakukan pengobatan terhadap tosilitis
yang diderita, terutama tonsilitis bakteria.
Pengobatan yang cepat dan menyeluruh dapat
mencegah terbentuknya abses.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai