Anda di halaman 1dari 38

SYOK 

HIPOVOLEMIK
DEFINISI
 ‘Syok’ keadaan berkurangnya perfusi organ 
dan oksigenasi jaringangangguan mekanisme 
homeostasis. 

 Diagnosa syok  didasarkan tanda­tanda klinis : 
 Hipotensi
 Oliguria 
 Perfusi perifer yang buruk
ETIOLOGI
 Burns
 Diare

 Muntah

 Trauma

Kehilangan sekitar 1 / 5 atau lebih dari jumlah 
normal darah dalam tubuh syok hipovolemik.
PATOFISIOLOGI
Loss of blood or fluid

hipovolemia

Cardiac filling ↓
hipoksia
CO ↓

TD ↓ Organ & 
Rapid HR tissue 
damage
HR ↑ Tonus simpatik ↑

Akral  kulit vasokonstriksi


dingn dan 
kulit pucat
MANIFESTASI KLINIS

 Agitasi 
 Akral dingin
 Penurunan konsentrasi
 Penurunan kesadaran
 Penurunan atau tidak ada keluaran urine
 lemah
 warna kulit pucat
 napas cepat
 Berkeringat 
PARAMETER KARDIOVASKULER
PEMERIKSAAN
Hasil kajian dari manifestasi klinis menunjukkan 
tanda­tanda syok, termasuk:
 Tekanan darah rendah
 Suhu tubuh rendah
 Denyut nadi cepat
 Lemah, akral dingin, dan kulit pucat

Tes yang dilakukan meliputi:
 Kimia darah (termasuk tes fungsi ginjal)
 hitung darah lengkap
 CT­ scan, USG, atau x­ray pada daerah trauma
 Kateterisasi urin tabung ditempatkan ke dalam 
kandung kemih untuk mengukur output urin
PENATALAKSANAA
N
SYOK HIPOVOLEMIK KARENA 
PERDARAHAN
SYOK HIPOVOLEMIK KARENA 
DEHIDRASI (DIARE, MUNTAH)
PROGNOSIS
Syok Hipovolemik selalu merupakan darurat 
medis. Namun, gejala­gejala dan hasil dapat 
bervariasi tergantung pada:

 Jumlah volume darah yang hilang
 Tingkat kehilangan darah
 Cedera yang menyebabkan kehilangan
 Mendasari pengobatan kondisi kronis, seperti diabetes dan 
jantung, paru­paru, dan penyakit ginjal

Secara umum, pasien dengan derajat syok yang lebih 
cenderung lebih baik dibandingkan dengan syok yang 
lebih berat. Dalam kasus­kasus syok hipovolemik 
berat, kematian adalah mungkin bahkan dengan 
perhatian medis segera. Orang tua lebih cenderung 
memiliki hasil yang buruk dari shock.
KOMPLIKASI
 Kerusakan ginjal
 Kerusakan otak

 Gangren dari lengan atau kakikadang­kadang 
mengarah ke amputasi
 Serangan jantung
PENCEGAHAN
 Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba 
untuk mengobatinya setelah terjadi. 
 Cepat dalam mendiagnosis dan bertindak dapat 
mengurangi risiko syok berat. 
 Awal pertolongan pertama dapat membantu 
kontrol syok.
 
SYOK KARDIOGENIK
PENDAHULUAN

Syok kardiogenik  merupakan


salah satu dari kegawatan jantung
Penanganan yang agresif pun angka
kematian tetap tinggi.
Penyebab  infark miokard akut
(IMA) atau sebagai fase terminal
beberapa penyakit jantung lainnya.
DEFINISI
 Syok kardiogenik  Ketidakmampuan jantung
mengalirkan cukup darah kejaringan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme basal akibat
disfungsi jantung yang umumnya disebabkan
oleh IMA.
 Definisi klinis disini mencakup :
 curah jantung yang buruk
 dan terjadinya hipoperfusi sistemik

 timbul hipoksia jaringan  dimana sel


jaringan dan organ mengalami disfungsi yang
bersifat reversibel, tetapi bila hipoperfusi
menetap maka akan menjadi irreversibel dan
nekrosis.
ETIOLOGI
Infark miokard akut dengan segala komplikasinya

Miokarditis akut Tamponade jantung akut

Endokarditis infektif Trauma Jantung

Ruptur korda tendinea spontan Stenosis valvular berat

Kardiomiopati tingkat akhir


Regurgitasi valvular akhir

Miksoma atrium kiri Komplikasi bedah jantung


Obstruksi a. koronaria utama

Iskemia miokard

Obstruksi mikrosirkulasi Massa kontraktil

Perfusi koroner Fungsi ventrikel kiri

Aritmia Asidosis Metabolik Tekanan arteri

Syok

Patofisiologi syok kardiogenik pada IMA


Dikutib dari Antman E, Braunwald E. Acut myocardial Infarction in Harrisons of Internal Medicine, Antony SF et. al (eds), 14th ed., Mc Graw - Hill, NewYork, 1998, pp 1360.
GAMBARAN/GEJALA KLINIS (1) :
DAPAT BERVARIASI

TANPA KELUHAN, RASA SEPERTI


DITEKAN, DIPERAS
RASA TERTINDIH BEBAN BERAT,
RASA TERCEKIK, RASA TAKUT

NYERI DADA HEBAT, > ½ JAM

MASUK ANGIN

BERKERINGAT, LEMAS,
SESAK NAPAS
GAMBARAN/GEJALA KLINIS (2) :
LOKASI :

BAGIAN TENGAH DADA,


BELAKANG TULANG DADA
KERAP MENJALAR KEBAHU,
PUNGGUNG

BAWAH DAGU DAN KETANGAN

JANGKA WAKTU : BBRP MNT,


> 30 MNT
KEL.HILANG TIMBUL & SEMAKIN
BERAT/PROGRESIF
* PERNAPASAN CEPAT (TAKIPNEA) DAN DALAM
* DENYUT CEPAT (KECUALI DIJUMPAI BLOK A-V)
* RONKI AKIBAT BENDUNGAN PARU
PEMERIKSAAN FISIK
* BUNYI JANTUNG LEMAH, DENGAN BUNYI JANTUNG 3 (S3)

* PRECORDIUM DISKINETIK
* BISING JANTUNG BILA SYOK BERASAL DARI DISFUNGSI
VALVULAR (AORTA ATAU MITRAL)
* PULSUS PARADOKSUS PADA INFARK MIOKARD ATAU
TAMPONADE JANTUNG.
IV.  DIAGNOSIS (1)
Ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis al :
 TDS < 80 – 90 mmHg
 Perbedaan O2 arteriovenous > 5,5 ml/dl
 C I < 2,2 ltr/m/m2 luas permukaan tubuh
 Pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) > 15
mmHg
 Takipnoe, takikardia
 Tanda2 bendungan paru
 B J sangat lemah  BJ III sering terdengar
 Bising  AR / MR
 Tanda2 perfusi jrg buruk : oliguria (urine<20 ml /jam),
sianosis, ekstremitas dingin, perubahan mental
 Menetapnya syok koreksi nonmiokardial :
hipovolemia, aritmia, hipoksia dan asidosis
DIAGNOSIS (2)

Kriteria syok kardiogenik


menurut Scheidt, dkk (1999) :

•TDS arteri < 80 mmHg


• Produksi urine < 20 ml / jam
• TVS > 10 mmH2O
•Tanda2 gelisah, keringat dingin,
akral dingin & takikardia
DIAGNOSIS  (3)
SK juga ditegakkan dgn pem.
penunjang spt :
- Foto toraks
- EKG
- Echokardiografi
- Angiografi koroner
- Nuclear scanning
- Monitor hemodinamik infasif
- Pem. Laboratorium :
penguk. gas drh arteri,
elektrolit drh, enz. Jtg,
pemerik. darah lengkap
DIAGNOSIS  (4)
 SK  Penyeb. primer † di RS akibat IMA,
 luasnya nekrosis & iskemik berkorelasi dgn ggl jtg &
mortalitas, klasifikasi  Killip :
1. Kelas I : Tidak ada tanda kongesti paru / vena
2. Kelas II : ggl jtg sdg, ronki basis paru, S3,
takipnea, td ggl jtg kanan 
kongesti paru & hati
3. Kelas III : ggl jtg brt, udema paru
4. Kelas IV : syok dgn TS < 80-90 mmHg, tanda
vasokonstriksi perifer, sianosis perifer, kebingungan
mental & oliguria
 PENANGANAN (1)
Pendekatan terapi syok kardiogenik – IMA :
 Resusitasi umum :
 Monitoring irama jantung dan tekanan darah.
 Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit dan asam-basa.
 Perbaiki volume intravaskuler.
 Perbaiki fungsi sistolik :
 Pemberian obat katekolamin.
 Circulatory-support devices (termasuk IABP).
 Restorasi aliran darah koroner : trombolisis, angioplasti, pembedahan.
 Memaksimalkan preload dan afterload :
 Pemberian cairan atau diuretik.
 Obat vasodilatasi.
 Diagnosis dan penatalaksanaan disfungsi mekanis struktur intrakardiak :
katup mitral, septum ventrikel dan dinding jantung .
PENANGANAN (2)

 Pasien SK  dikirim ke RS : kateterisasi,


angioplasti & operasi KV,
 Prioritas utm  pemberian cair. adekuat,
parent.
 Pemasangan kateter Swans Ganz pd arteri
pulmonalis  memungkinkan pemantauan
tekanan pengisian ventrikel kiri 
memperlihatkan bukti klinis abnormalitas
atau ketidakstabilan hemodinamik
PENANGANAN  (3)

TERAPI FARMAKOLOGIK
1. Rasa nyeri & cemas R/ morfin sulfat &
anti ansietas m aktifitas simpatis & O2
2. Koreksi hipoksia, g3 elektrolit & keseimb.
asam basa  K  & Mg   predisposisi
aritmia ventrikuler, asidosis  kontraksi
3. Takiarit. Supraventrik. & AF digitalis
4. Bradikardia HR < 50 x/m sulfas atropin
PENANGANAN  (4)

5. Dopamin & dobutamin  inotropik &


kronotropik ,  memperbaiki kontraktilitas &
meningkatkan CO, merubah curah jantung dan
resistensi vaskuler
6. Diuretik u/ mengat. kongesti paru, Oksig. jrg
7. Nitrogliserin  vasodilator, u/ mengurangi oklusi
kapiler paru & me  iskemia
8. Inf. katekolamin hati2 u/perfusi jtg,O2
9. Penghambat fosfodiesterase aminorin &
milrinon inotropik 
PENANGANAN (5)

KATETERISASI JANTUNG

 Penderita sakit dada berulang / berkepanjangan 


angiografi koroner u/ memastikan ada tdk otot jtg
dapat diselamatkan  reperfusi

 Penderita tanpa tanda-tanda iskemia 


angiografi setelah 24-48 jam u/ menentukan
Perlu tidaknya tindakan bedah
PENANGANAN (6)

TERAPI MEKANIK :

A. INTRA AORTIC BALLON PUMP (IABP)


• Indikasi  perburukan status hemodinamik o/k
kegagalan pompa jantung atau karena gangguan
mekanis
• IABP  afterload sistolik,  tek. Perfusi diastolik,
 CO, memperbaiki aliran darah koroner
 B. ANGIOPLASTI KORONER LANGSUNG
 PASIEN SKCALON2 ANGIOPLASTI LSG UNTUK
PENANGANAN (7)
MEMPERBAIKI PERGERAKAN DAERAH INFARK,PERFUSI JRG
 PERKBG. TERBARU PTCA PEMASANGAN STENT KORONER

C. BEDAH PINTAS ARTERI KORONER


PENELITIAN OLEH SMASH  PASIEN SK, OPERASI PINTAS
KORONER TDK ADA PERBEDAAN BERMAKNA A/ PASIEN YG
MENGALAMI ANGIOPLASTI DIBDGKAN PASIEN R/ PERAWATAN
MEDIK (69%:78%)
TERAPI TROMBOLITIK
PENANGANAN (8)
 IMA  JUMLAH KEMATIAN
 SK KURANG MEMUASKAN, PERCOBAAN GISSI  ANGKA † SETELAH 30
HARI  69,9 %(146 PASIEN) SK  R/ STREPTOKINASE
DIBANDINGKAN 70,1 % (134 PASIEN) SK, R/ PLACEBO

REPERFUSI DINI
MERUPAKAN PENDEKATAN YG RASIONAL DLM MENYELAMATKAN OTOT JTG
 PERANAN & METODE REPERFUSI TROMBOLISIS, PTCA, BEDAH PINTAS
KORONER MASIH DLM PERKEMBANGAN & BELUM DAPAT DIPASTIKAN
KOMPLIKASI
KARDIOPULMONARY ARREST

DISRITMIA

GAGAL MULTI SISTIM ORGAN


SYOK KARDIOGENIK
SISA TROMBOEMBOLI

STROKE

KEMATIAN
PROGNOSIS

* R/ dini  angka kejadian SK , 4 % 


R/ dlm 3 jam setlh IMA dibandingkan 10% R/ terlambat
* Angka mortalitas di RS  Killip :
1. Kelas I : 0 – 5 %
2. Kelas II : 10 – 20 %
3. Kelas III : 35 – 45 %
4. Kelas IV : 85 – 95 %
* SK  infark  40%, prognosis jelek70 -100%

taat
REFERENSI
 Maier RV. Pendekatan pada pasien dengan 
syok. Dalam: Fauci AS, TR Harrison, eds. Harrison 's 
Prinsip Kedokteran Internal . 17 ed. New York, NY: 
McGraw Hill, 2008: chap 264.
 Spaniol JR, AR Knight, Zebley JL, Anderson D, JD 
Pierce. Resusitasi cairan terapi untuk syok 
hemoragik. J Trauma Nurs . 2007; 14:152­156.
 Tarrant AM, Ryan MF, Hamilton PA, Bejaminov O. 
Sebuah tinjauan bergambar shock hipovolemik pada 
orang dewasa. Br J Radiol . 2008; 81:252­257.
 Uil CA den, E Klijn, WK Lagrand, Brugts JJ, C Ince, 
PE Spronk, Simoons ML. Mikrosirkulasi dalam 
kesehatan dan penyakit kritis. Cardiovasc Prog 
Dis . 2008; 51:161­170.

Anda mungkin juga menyukai