• Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatan kesehatan • Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami • Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klien maupun tenaga kesehatan • Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambat kemampuan & keinginan individu u/pulih dari suatu penyakit. PENGERTIAN
Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.
Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman & tindakan u/mengupayakan kenyamanan…..perawat m`berikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan”. Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian2 dimana terjadi kerusakan (IASP, 1979) SIFAT NYERI :
Menurut Mahon (1994) :
Nyeri bersifat individu Tidak menyenangkan
Merupakan suatu kekuatan yg
mendominasi Bersifat tidak berkesudahan FISIOLOGI NYERI :
Komponen fisiologis nyeri :
Resepsi Persepsi Reaksi A. RESEPSI Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik
Kerusakan sel/jaringan
Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor
Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)
Serabut delta-A Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)
Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama
serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi stimulasi
Kontraksi otot
Respon refleks protektif
Jar.superfisial : menarik diri Jar. Internal : memendek & menegang STIMULUS NYERI : 1. Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri mekano-sensitif, misalnya distensi ductus, tumor 2. Thermal (panas/dingin) : diterima oleh reseptor thermosensitif, misalnya terbakar (akibat panas/dingin yg ekstrem) 3. Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri chemosensitif, misalnya perforasi organ viseral 4. Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar Neuroregulator di bagi 2 : 1. Neurotransmitter : a. Substansi P b. Serotonin c. Prostaglandin 2. Neuromodulator : a. Endorfin & dinorfin b. Bradikinin TEORI GATE CONTROL Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri tertentu di sist saraf Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) : “impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”. contohnya : menggosok punggung dgn lambat, teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo
melepaskan endorfin & dinorfin
B. PERSEPSI Persepsi mrp titik kesadaran sso terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla spinalis, talamus, & otak tengah. Dari talamus naik ke bbg area otak, termasuk korteks sensori & korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik (Paice, 1991). Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi kompleks. 3 sistem interaksi persepsi nyeri (Meinhart & McCaffery, 1983) : 1. Sensori-diskriminatif 2. Motivasi-afektif 3. Kognitif-evaluatif 1. Sensori-diskriminatif • Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori • Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, & karakter nyeri • Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran (ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral) menurunkan persepsi nyeri • Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd stimulus (ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri 2. Motivasi-afektif • Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist limbik m`hasilkan persepsi nyeri • P`bentukan retikular m`hasilkan respons pertahanan, menyebabkan individu m`interupsi atau m`hindari stimulus nyeri • Sistem limbik mengontrol respons emosi & kemampuan yaitu koping nyeri 3. Kognitif-evaluatif • Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak memengaruhi persepsi • Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi memengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri • Sist ini membantu sso u/m`interpretasi intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukan suatu tindakan C. REAKSI a. Respons Fisiologis menstimulasi sistem saraf otonom (simpatis & parasimpatis) b. Respons Perilaku : ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi, sensasi, & aftermath 1. Respon Sistem Saraf Simpatis • Dilatasi bronchiolus & Pe RR • Peningkatan denyut Jantung (N) • Vasokonstriksi perifer (pucat, Pe TD) • Peningkatan kadar glukosa darah • Diaforesis • Peningkatan ketegangan otot • Dilatasi pupil • Penurunan motilitas sal cerna 2. Respon sist saraf parasimpatis • Pucat • Ketegangan otot • Penurunan denyut jantung & TD • Pernafasan cepat & tidak teratur • Mual & muntah • Kelemahan & kelelahan 3. Respon Perilaku • Cemas, takut • Ekspresi wajah : mengatupkan geraham, menggigit bibir, meringis, menangis,dsb • Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri • Apasia, bingung, atau disorientasi • Depresi TIPE NYERI : a. Nyeri Akut : • Terlokalisasi • Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll • Respon saraf simpatis • Penampilan gelisah, cemas • Pola serangan jelas b. Nyeri Kronis • Menyebar • Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb • Respon saraf parasimpatis • Penampilannya depresi, menarik diri • Pola serangannya tidak jelas FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI : 1. Usia : anak - lansia 2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan 3. Kebudayaan : cara menebus dosa 4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan, hukuman, tantangan 5. Perhatian : relaksasi, masase, guided imagery 6. Ansietas : cemas 7. Keletihan : penyakit terminal 8. Pengalaman sebelumnya 9. Gaya koping : terapi musik 10. Dukungan keluarga & sosial PROSES KEP I. Pengkajian II. Diagnosa Keperawatan III. Perencanaan IV. Implementasi V. Evaluasi I. PENGKAJIAN Pengkajian diperlukan untuk : a. Menetapkan data dasar b. Menegakkan diagnosa keperawatan c. Menyeleksi terapi yg cocok d. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian & Penatalaksanaan “ABCDE” Nyeri A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur Assess/ Kaji nyeri scr sistematis B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta apa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeri C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok u/K, klg, dan kondisi D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, & terkoordinasi E : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka Enable/ Mampukan mereka mengontrol pengobatan sejauh yg dpt dilakukan I. PENGKAJIAN A. Nursing History 1. Awitan & durasi 2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusia 2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala Skala yg digunakan : - Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk tertahankan ( K menetapkan suatu titik) - Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales : tidak nyeri – sangat nyeri - Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri – nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan - Face Rating Scale : 0 - 5 - Behavioral Scale : OUCHER (0-100) 3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard : crushing 4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/ memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral smakin nyeri jika membungkuk atau mengangkat benda. 5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah posisi, berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi, mengompres 6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah) 7. Efek nyeri pada klien Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis Efek perilaku a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibir c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuh d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas sosial, pola tidur, aktivitas seksual 8. Status neurologis Pasien DM : neuropati perifer kurang merasakan nyeri Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi 1. Superfisial/kutaneus : nyeri akibat stimulasi kulit, b`langsung sebentar, terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik, luka potong kecil 2. Viseral Dalam : nyeri akibat stimulasi organ2 internal, bersifat difus, durasi lbh lama, terasa tajam, tumpul atau unik tergantung organ yg terlibat. Ex : sensasi pukul/crushing (angina pectoris), sensasi terbakar (ulkus lambung) 3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri viseral krn banyak organ tdk memiliki reseptor nyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah dr sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik. Ex : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lengan kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan) 4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal cedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa menyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bag tbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeri punggung bag bawah akibat diskus intravertebral yg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjang tungkai dr iritasi saraf skiatik.