Anda di halaman 1dari 39

KEBISINGAN

BUNYI

Bunyi merupakan bentuk gelombang yang merambat


secara perapatan dan peregangannya terbentuk oleh
gelombang mekanik dan perambatan arahnya sejajar
dengan arah getarnya (gelombanglongitudinal).
Syarat terdengarnya Bunyi
Ada 3
 Suber Bunyi
 Media Rambatan
 Indra Pendengar
Sifat-Sifat Bunyi
 Merambat membutuhkan media
 Merupakan gelombang longitudinal, dan
 Dapat dipantulkan
Cepat Rambat Bunyi
Dipengaruhi oleh :
1.Kerapatan partikel medium yang dilalui
bunyi.
2.Suhu medium, semakin panas suhu
medium yang dilalui maka semakin cepat
bunyi merambat.
Indra Pendengar
 Telinga
Bedasarkan frekuensinya
dibedakan menjadi 3 macam
 Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya
kurang dari 20 Hz
 Cth binaTang yg dpt mendengr Jangkrik,
Anjing
 Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya
antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz, dpt di
dengar manusia
 Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya
lebihdari 20 kHz
 Cth binatang yg dpt dengar adalah lumba2
Paus
SUARA
SUARA
 adalah urutan gelombang tekanan yang
merambat melalui media kompresibel
(udara ataupun air)
 Gelombang tekanan tersebut dapat
dipantulkan, dibiaskan ataupun
dilemahkan oleh media
Kebsisingan / Noise
Noise
 Noise /bising adalah suara yang tidak
diingginkan yang berasal dari sumber suara,
yang merupakan arus energi yang berbentuk
gelombang suara dan mempunyai tekanan
yang berubah-ubah tergantung pada
sumbernya (kebisingan) hingga sampai pada
telinga dan merangsang pendengaran.
 Bising yang dihasilkan merambat dengan
kecepatan bunyi melalui udara, zat cair ,zat
padat/kayu dan logam
 suara adalah merupakan gabungan
berbagai sinyal, tetapi suara murni secara
teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang
diukur dalam Hertz (Hz)
dan amplitude atau kenyaringan bunyi
dengan pengukuran dalam desibel (db)
Jenis Kebisingan
 Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin,
kipas angin, dll.
 Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi
tidak terus menerus seperti suara lalu lintas, suara
pesawat terbang
 Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan
suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat
sehingga mengejutkan pendengarnya seperti
suara senapan, mercon, dll
 Bising impulsif berulang yang terjadi secara
berulang-ulang pada periode yang sama seperti
suara mesin tempa.
Pengaruh Kebisingan
terhadap tenaga kerja
 Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah,
nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris
 Gangguan psikologis
Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, emosi dll.
 Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menyebabkan
terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat
kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar
isyarat ataupun tanda bahaya.
Pengaruh Kebisingan
terhadap tenaga kerja
 Gangguan pada pendengaran
Merupakan gangguan yang paling serius
karena pengaruhnya dapat menyebabkan
berkurangnya fungsi pendengaran.
Gannguan pendengaran ini bersifat
progresif tapi apabila tidak di kendalikan
dapat menyebabkan ketulian permanen.
 lingkungan dengan waktu pajanan 24
jam yang di sebut dengan Baku Mutu
Lingkungan
 untuk tempat kerja dengan waktu
pajanan 8 jam kerja atau Nilai Ambang
Batas (NAB).
baku mutu lingkungan sesuai
Kepmen LH No. 48 tahun 1996
NAB Kebisingan Permenaker
No.13/Men/X/2011
GPAB
 Gangguan pendengaran akibat bising
(GPAB) adalah penurunan pendengaran
sensorineural yang pada awalnya tidak
disadari, karena belum mengganggu
percakapan sehari-hari.
Noise Control Management
 Noise Control Management atau Manajemen
Pengendalian Bising adalah merupakan salah
satu kebijakan perusahaan yang bertujuan
mengurangi noise /bising di sumber atau jalur
 perambatan suara di area pekerja, sesuai
Undang- Undang No.1 tahun 1970, tentang
Keselamtan Kerja,
 Suara yang dapat diterima/ didengar oleh
telinga manusia dalam rentang 20 Hz sampai
dengan 20.000 Hz (20k Hz), sedangkan
percakapan antar manusia antara 250 Hz
sampai dengan 3.000 Hz (3k Hz).
 Telingah manusia umumnya memiliki
sensitifitas pada frekwensi antara 1000 Hz
hingga 4000 Hz
 Noise Control Management atau Manajemen
Pengendalian Bising, adalah alternatif
pengendalian bising yang paling tepat
digunakan yang menghasilkan pengurangan
bising pada tingkat yang di inginkan, sesuai
rujukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
 No.PER. 13/MEN/X/2011, tentang NAB/Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja),dan atau standar
Rujukan NAB
 Threshold Limit Value (TLV) American
Conference of Govermental Industrial
Hygienists (ACGIH 2010 - 2011),
 OSHA Noise standard, 29 CFR 1910,95 OSHA
(Occupational Safety and Health
Administration), adalah sebuah
biro/devisi/badan bagaian dari Departemen
tenaga Kerja Amerika Serikat, yang bertujuan
untuk mencegah kecelakkan kerja, penyakit,
dan kematian saat kerja dengan membuat
peraturan/standard yang berkekutan untuk
hukukm keselamatandan kesehatan kerja
KEBIJAKAN PIHAK MANAJEMEN
ATAU NOISE POLICE
 Untuk
pelaksanaan program Noise
Control Management atau Manajemen
Pengendalian Bising bising ditempat kerja,
maka perlu adanya kebijakan dari pihak
manajemen perusahaan meliput :
 Kebijakan yang menyangkut keselamatan
dan kesehatan kerja pekerja,
 Kebijakan yang menyangkut plant dan
equipment/alat,
 Kebijakan-kebijakan yang menyangkut
bahan/material,
 Kebijakan yang menyangkut tentang
prosedur,
 Kebijakan yang menyangkut tentang
pelestarian lingkungan
Manajemen Pengendalian Bising
terdiri dari 5 (lima ) komponen
1. Pengenalan bahaya resiko bising (Noise Hazard
Regenition ).
2. Idenfikasi bahaya bising (Noise Hazard
Identification),
3. Evaluasi bahaya bising (Noise Hazard
Evaluation)
4. Pengendalian bahaya bising (Noise Hazard
Control), dan
5. Pendidikan dan pelatihan karyawan.
Program Konservasi
Pendengaran meliputi :
 Pemantauan Kebisingan
 Audiometri Test
 Pengendalian Kebisingan
 Alat Pelindung Diri
 Training Motivasi
 Pemeliharaan Catatan / record
Pengukuran Kebisingan
 Alat
ukur untuk pengukuran kebisingan di
tempat kerja adalah Sound Level Meter
(SLM) dan untuk personal monitoring
digunakan Noise Dosimeter.
Noise Dosimeter
 Adapun spesifikasi khusus Noise
Dosimeter adalah sebagai berikut:
1. Rentang pengukuran: 40-143 dB
Detektor: Lambat, cepat
Memori: 1MB
Power supply: dua baterai AA, 100 jam operasi
2. Berat 238 g
Noise Dosimeter
 Kegunaan
Noise Dosimeter digunakan sebagai alat ukur terhadap tingkat
kebisingan dari suatu ruangan kerja dengan rentang 40dB sampai
143 dB.
 Aplikasi
Noise Dosimeter biasanya digunakan pada tempat-tempat berikut ini:
a. Bandara Udara
b. Industri Pertambangan
c. Pemerintahan
d. Militer
e. Manufaktur
f. Laboratorium K3 dan Lingkungan (Badan Penelitian).
g. Badan Pendidikan (Universitas)
Noise Dosi Meter
 Dalam beberapa industri terdapat berbagai intensitas
kebisingan, misalnya pada:
a. 85-100 dB biasanya terdapat pada pabrik tekstil, tempat
kerja mekanis seperti mesin penggilingan, penggunaan udara
bertekanan, bor listrik, gergaji mekanis.
b. 100-115 dB biasanya terdapat pada pabrik
pengalengan, ruang ketel, drill.
c. 115-130 dB biasaya terdapat pada mesin-mesin diesel
besar, mesin turbin pesawat terbang dengan mesin turbo,
compressor sirine.
d. 130-160 dB biasanya terdapat pada mesin-mesin jet,
roket, peledakan.
Prinsip Kerja dan Cara
Pemakaian
 Prinsip kerja Noise Dosimeter adalah dengan cara Noise
Dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat
menangkap kebisingan. Cara pemakaiannya adalah sebagai
berikut:
1. Sediakan noise dosimeter
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol yang berwarna hijau
3. Ketika Noise Dosimeter dihidupkan, display menunjukkan dose
criteria level (LC), thresh level dan exchange
rate secara berurutan. Parameter ini merupakan parameter
perhitungan kebisingan
4. Jika pengukur tidak hidup ketika tombol power ditekan. Periksa
baterai apakah dalam keadaan terpasang dan dalam kondisi
yang baik.
5. Untuk memastikan pengukur tekan tombol hijau hingga display
menunjukkan penurunan dari 3 dB hingga 0 dB dan mati secara
otomatis
6. Noise Dosimeter dapat digunakan sebagai Sound Level Meter
Persiapan sebelum
pengukuran
 Sebelum melakukan pengukuran yang
pertama harus dilakukan adalah
identifikasi bahaya apakah di area kerja
terdapat sumber bahaya dari mesin atau
aktifitas pekerjaan yang dapat
menimbulkan kebisingan, bisa juga
dengan melakukan Work Through Survey
yaitu survey ke tempat kerja dan
melakukan identifikasi bahaya.
Test Audiometri
 Setelah diketahui nila hasil pengukuran
diatas ambang batas maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan pengukuran
audio metri pada para pekerja minimal
setahun sekali
 Pengukuran juga dilakukan pada
karyawan baru
 Target pemeriksaan ini adalah untuk
pemeriksaan gangguan pendengaran
 Pelaksanan kegiatan sebagai mana dalam
“System Safety Process” atau Hirarki Kontrol
mulai dari ; antisipasi, rekoknisi, evaluasi dan
control, dimana tujuan evaluasi pemaparan
(exposed) bising udara lingkungan kerja, yaitu
adalah ingin mengetahui apakah tingkat
pemaparan yang sedang berjalan masih
dibawah dari nilai batas pemaparan yang
diperbolehkan oleh perundang- undangan.
Pengendalian Kebisingan
 eliminasi
 Subtitusi
 Engineering
 administrasi.

Anda mungkin juga menyukai