Anda di halaman 1dari 54

KLASIFIKASI JARING

TITIK KONTROL

1
7/29/
2019
TRIANGULATION AND
TRILATERATION

2
7/29/
2019
3
KDK1
7/29/
2019
USGS GNSS Committee (http://water.usgs.gov/osw/gps/)

4
KDK1
7/29/
2019
5
KDK1
7/29/
2019
USGS GNSS Committee (http://water.usgs.gov/osw/gps/)

6
KDK1
7/29/
2019
USGS GNSS Committee (http://water.usgs.gov/osw/gps/)

7
KDK1
7/29/
2019
KLASIFIKASI JARING TITIK KONTROL
Standard adalah suatu definisi tingkat ketelitian dan akurasi untuk
mencapai pernyataan KELAS atau ORDE.

8
Klasifikasi jaring titik kontrol geodetik di Indonesia,

KDK1
mempertimbangkan faktor-faktor:
(a) Status dan karakteristik jaring titik kontrol yang sudah ada
(b) perkembangan teknik & aplikasi penentuan posisi
(c) mekanisme klasifikasi yg dipakai di negara lain.
KELAS  tingkat presisi
ORDE  tingkat akurasi 7/29/
2019
Presisi dan Akurasi

 Presisi adalah tingkat kedekatan

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


antara satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya dalam satu set
data pengamatan. Derajat
kepresisian tergantung pada
stabilitas lingkungan selama waktu
pengukuran, kualitas peralatan, dan

Kuliah Kerangka Horisontal T.


keterampilan pengamat.

 Akurasi adalah tingkat kedekatan

Geodesi UNDIP
mutlak suatu besaran ukuran
terhadap nilai benarnya. Karena
nilai yang sebenarnya tidak pernah
dapat diketahui maka akurasi pun
selalu tidak diketahui.
Kelas
KELAS adalah fungsi dari ketelitian (tingkat presisi) yang
direncanakan dan yang dicapai dari suatu jaring survey, dan ini
bergantung pada komponen-komponen sbb:
• desain jaring,

10
• praktek survey,

KDK1
• perlengkapan dan peralatan yang dipakai, dan

• teknik pengolahan data yang digunakan pada survey tsb.

7/29/
2019
Penetapan kelas jaringan

Untuk menetapkan KELAS adalah dengan menganalisis hitung perataan


jaring dengan teknik kuadrat terkecil minimal konstrain. Biasanya
dengan cara mengevaluasi apakah semi-major axis dari standard
ellips/ellipsoid kesalahan relatif lebih kecil atau sama dengan panjang
maksimum semi-major axis (r) yang menggunakan formula : [ICSM
Publication No.1,1996],

11
KDK1
r = c ( d + 0.2 )
dimana :
r = panjang maksimum semi-major axis , dalam mm.
c = faktor ketelitian yang diturunkan secara historik-empirik,
yg menggambarkan tingkat presisi survey.
7/29/
d = jarak antara stasion, dalam km. 2019
KLASIFIKASI SURVEY KONTROL HORISONTAL
(SNI 19-6724-2002)

KELAS c (ppm) JENIS APLIKASI


3A 0,01 Jaring Fiducial/tetap GPS

12
KDK1
2A 0,1 Survey Geodetik nasional
A 1 Survey Geodetik Regional
B 10 Survey Geodetik Lokal
C 30 Survey Densifikasi
D 50 Survey Pemetaan
7/29/
2019
ORDE adalah fungsi KELAS survey, konformitas/conformity
dari data survey baru dengan koordinat jaring existing dan
ketelitian dari setiap proses transformasi yang diinginkan
Untuk mengubah hasil dari satu datum ke datum lainnya.

Penetapan ORDE titik dalam jaring, adalah berdasarkan

13
“fit”nya jaring terhadap koordinat existing, yaitu dengan

KDK1
menetapkan apakah harga semi-major axis setiap standard
ellips/ ellipsoid kesalahan relative tersebut lebih kecil atau
sama dengan panjang maksimum semi-major axis.
Teknik ini identik dengan yang dilakukan pada penentuan
KELAS dan juga menggunakan formula yang sama, yaitu
rumus (1) diatas.
7/29/
2019
ORDE JARING TITIK KONTROL HORISONTAL

ORDE c JARING JARAK KELAS


(ppm) KONTROL (km)
00 0,01 Fiducial/tetap GPS 1000 3A

14
KDK1
0 0,1 Nasional 500 2A
1 1 Regional 100 A
2 10 Lokal 10 B
3 30 Densifikasi 2 C
4 50 Pemetaan 0,1 D 7/29/
2019
ORDE c (ppm) KELAS PEMANFAATAN JARING KONTROL
HORISONTAL

00 0,01 3A Survey geodetik presisi tinggi, skala


nasional, geodinamika

0 0,1 2A Survey geodetik presisi tinggi, skala


nasional, geodinamika, deformasi.

15
KDK1
1 1 A Survey geodetik skala lokal, batas
propinsi, deformasi

2 10 B Survey batas kabupaten, kadas ter,


kehutanan, hidrografi

3 30 C Survey batas kecamatan, utilitas


7/29/
2019

4 50 D Survey kadaster, situasi, desa


Tabel Geometri standar ketelitian penentuan posisi relatif

Tingkat kepercayaan 95%


Katagori Survey Orde
Standar minimum ketelitian
geometrik
p
(ppm) p : 1.000.000

Studi geodinamika 0 0,1 1:10.000.000

16
Jaring Kontrol Horisontal

KDK1
Nasional (JKHN)
Jaring Kontrol Horisontal 1 1 1:1.000.000
Nasional(JKHN)
Densifikasi JKHN, 2 10 1:100.000
KDKN, pemetaan
KDKN, survey rekayasa 3 20 1:50.000

KDKN, eksplorasi 4 50 1:20.000 7/29/


geofisika & lainnya 2019
ORDE
URAIAN
NOL SATU DUA TIGA

Jarak minimum antara stasiun 30 10 2 0,01


titik (km)
Jarak antara stasiun titik (km) 100 – 300 50 – 300 5 - 30 0,01 - 4

Pengamatan bebas
(independent) per stasiun titik 30 % 30% 20% 10%

17
paling sedikit 2 x (% dari total
stasiun)
Minimum satelit yang diamati Lebih besar dari 4 satelit

KDK1
simultan
Minimum PDOP/GDOP Lebih kecil dari 6

Sudut elevasi minimum satelit 15 0

Interval waktu rekaman data Disesuaikan dengan kebutuhan


( 15 – 30 detik)
Waktu pengamatan minimum 24 jam 6 jam 30 15
menit menit 7/29/
Baseline bebas minimum 3 3 3 2 2019
18
KDK1
7/29/
2019
AHTD ( Arkansas Highway and Transportation Department ) Requirements for Control, Design, & Land
Surveys Page 12 of 57 December 31, 2013

19
KDK1
7/29/
2019
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
Sumber-sumber Kesalahan Ukuran

Pernyataan-pernyataan berikut merupakan kenyataan yang tak dapat


dibantah:
1. tidak ada ukuran yang eksak

Kuliah Kerangka Horisontal


2. setiap ukuran mengandung kesalahan
3. nilai sebenarnya dari suatu ukuran tidak diketahui

T. Geodesi UNDIP
4. nilai eksak dari kesalahan yang muncul selalu tidak diketahui

Definisi: Kesalahan adalah selisih/perbedaan antara sebuah nilai


ukuran dengan nilai yang sebenarnya.
ε=y-μ
dimana ε, adalah kesalahan ukuran, y adalah nilai ukuran, μ adalah
nilai yang sebenarnya.
ELLIPS KESALAHAN
Pendahuluan

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Presisi dan Akurasi
 Presisi adalah tingkat kedekatan
antara satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya dalam satu set
data pengamatan. Derajat
kepresisian tergantung pada

Kuliah Kerangka Horisontal T.


stabilitas lingkungan selama waktu
pengukuran, kualitas peralatan, dan
keterampilan pengamat.

Geodesi UNDIP
 Akurasi adalah tingkat kedekatan
mutlak suatu besaran ukuran
terhadap nilai benarnya. Karena
nilai yang sebenarnya tidak pernah
dapat diketahui maka akurasi pun
selalu tidak diketahui.
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
 Ellips kesalahan merupakan daerah yang menyatakan
bahwa posisi titik untuk benar berada dalam ellips
kesalahan tersebut. Ellips kesalahan pada dasarnya
menunjukkan ketelitian posisi.

Kuliah Kerangka Horisontal T.


 Dengan melukiskan ellips kesalahan disetiap titik-titik,
dengan cepat kita dapat membandingkan ketelititan
titik-titik yang diperoleh.

Geodesi UNDIP
 Apabila di satu titik, ellips kesalahannya berukuran
lebih besar dari ellips kesalahan dititik lainnya maka
dengan cepat dapat diketahui bahwa titik ini lebih
teliti.
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
elips kesalahan absolut
elips yang menggambarkan daerah kepercayaan (confidence region)
dari ketelitian koordinat suatu titik
Keterangan :
 elips kesalahan absolut dinamakan juga elips kesalahan titik;

Kuliah Kerangka Horisontal T.


 bentuk dan ukuran elips kesalahan absolut dihitung berdasarkan
matriks kovariansi dari koordinat titik yang bersangkutan;
 dalam hitung perataan suatu jaring kerangka, indikator kualitas

Geodesi UNDIP
yang formal seperti elips kesalahan titik ini, umumnya hanya akan
dihitung apabila uji-uji statistik telah sukses dilalui;
 dalam suatu perataan jaring bebas (terkendala minimal), maka
besar, bentuk, dan orientasi elips kesalahan absolut akan
terpengaruh oleh lokasi titik datum dalam jaringan.
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
elips kesalahan relatif
elips yang menggambarkan daerah kepercayaan (confidence region)
dari ketelitian koordinat suatu titik relatif terhadap titik lainnya
Keterangan :
 elips kesalahan relatif dinamakan juga elips kesalahan garis;

Kuliah Kerangka Horisontal T.


 bentuk dan ukuran elips kesalahan relatif dihitung berdasarkan
matriks kovariansi dari koordinat relatif suatu titik terhadap titik
lainnya;

Geodesi UNDIP
 dalam suatu hitung perataan jaring bebas (terkendala minimal),
besar, bentuk, dan orientasi elips kesalahan relatif tidak akan
terpengaruh oleh lokasi titik datum dalam jaringan;
 elips kesalahan relatif baik digunakan untuk mengecek kualitas
data ukuran baseline antar dua titik pengamatan.
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
Pendahuluan
ELLIPS KESALAHAN

Kuliah Kerangka Horisontal T. Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Geodesi UNDIP
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
Orientasi ellips kesalahan adalah sebesar sudut A. atau
sumbu D membentuk sudut A dengan sumbu Y. Jari-jari
ellips kesalahan standar adalah sebesar d kearah sumbu
D dan sebesar t kearah sumbu T. Dalam hal ini diambil

Kuliah Kerangka Horisontal T.


d > t.
Setiap titik dalam system (XY) dapat ditransformasikan
ke dalam system (DT) menurut persaman transformasi

Geodesi UNDIP
(8.1)
Catatan: Sudut A dimulai dari sumbu Y berputar searah
putaran jarum jam.
Pendahuluan
Persamaan (8.1) disingkat menjadi bentuk matriks
sebagai berikut:

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Z = R.U (8.2)
Dimana:
Andaikan kita mempunyai fungsi linier sebagai berikut:
F = c1l1 + c2l2 + …..+ cnln
Dimana: ci = konstanta
li = hasil ukuran

Kuliah Kerangka Horisontal T.


Menurut dalil perambatan kesalahan :
F2 = [c11]2 + [c22]2+……+ [cnn]2

Geodesi UNDIP
Disingkat F2 = c.2.cT (8.3)
Persamaan (8.3) selanjutnya dapat dipakai untuk fungsi
Z = R.U, maka :
Z2 = R.X2.RT (8.4)
Dimana:
Pendahuluan

Mengingat dan sementara kita hilangkan dahulu (karena

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


merupan scalar), maka:

Dan persamaan (8.4) menjadi:


Z2 = R.QXX.RT= QZZ (8.5)
Dimana:
Substitusikan R, QXX, dab RT kemudian selesaikan

Kuliah Kerangka Horisontal T.


perklaian matriksnya. Selanjutnya menggunakan identitas
fungsi trigonometri sebagai berikut:

Geodesi UNDIP
2 Sin A . Cos A = Sin 2A
Cos2A - Sin2A = Cos 2A
Cos2A + Sin2A = 1
Maka diperoleh persamaan untuk Qdd dan Qtt sebagai
berikut:
Pendahuluan

Mengingat dan sementara kita hilangkan dahulu (karena

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


merupan scalar), maka:

Dan persamaan (8.4) menjadi:


Z2 = R.QXX.RT= QZZ (8.5)
Dimana:
Substitusikan R, QXX, dab RT kemudian selesaikan

Kuliah Kerangka Horisontal T.


perklaian matriksnya. Selanjutnya menggunakan identitas
fungsi trigonometri sebagai berikut:

Geodesi UNDIP
2 Sin A . Cos A = Sin 2A
Cos2A - Sin2A = Cos 2A
Cos2A + Sin2A = 1
Maka diperoleh persamaan untuk Qdd dan Qtt sebagai
berikut:
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
 Untuk mencapai ketelitian koordinat yang diharapkan
(artinya ellips kesalahan disetiap titik mempunyai ukuran
yang sama) maka perlu melakukan perencanaan kembali
(redesign) mulai dari bentuk konfigurasi jaringan, alat

Kuliah Kerangka Horisontal T.


ukur, prosedur pengukuran, dan lain-lain.
 Ukuran dari ellips kesalahan umumnya ditunjukkan oleh
besarnya jari-jari sumbu panjang (Kd) dan sumbu pendek

Geodesi UNDIP
(Kt) dimana besarnya nilain K tergantung dari besarnya
nilai probabilitas terjadinya posisi titik untuk benar.Teori
tentang ellips kesalahan tersebut dikembangkan lebih
lanjut setelah kita memperoleh matris kovariansi dari hasil
hitung perataan kuadrat terkecil.
ELLIPS KESALAHAN

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Pendahuluan
Matriks variansi-kovariansi
Y

 xx
2
 xy  Y
-x +x
 2
 2  D
 yx  yy 
x
+y

Kuliah Kerangka Horisontal T.


+
- t A
d

B + t X
Sin2A 2Q xy A -y - d
Tan 2 A  

Geodesi UNDIP
Cos2A Q yy - Q xx
 d  ˆ o2 Q dd A X T
 t  ˆ o2 Q tt X

Gambar 8.1 ELLIPS KESALAHAN


Contoh:
Dari hasil hitung perataan diperoleh besaran-besaran sebagai berikut:
ˆ o2  0,70 ;  x  0,32 m ;  y  0,18 m

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


0,208 0,053
QXX   
0,053 0,067
Jawab:
•Orientasi
2Q xy + 0,106
Tan2 A  
Q yy - Q xx - 0,141

Kuliah Kerangka Horisontal T.


2 A  143o ,0651412
A  71o ,63257059  71o 31'57" ,2  71o ,5

Geodesi UNDIP
•Konstanta K

K  Qyy - Qxx + 2Qxy  
2

2 1/ 2
 0,1764

•dd dan tt Qdd 


1
2

Q yy + Q xx + K  0,2257 
Q tt 
1
2

Q yy + Q xx - K  0,0493 
•Konstanta K

  
K  Qyy - Qxx + 2Qxy
2

2 1/ 2
 0,1764

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


•dd dan tt
Qdd 
1
2
 
Q yy + Q xx + K  0,2257

1
 
Qtt  Q yy + Q xx - K  0,0493
2
•d dan t Y

Kuliah Kerangka Horisontal T.


 d  ˆ o2 Qdd  0,332 m -x +x
D
 t  ˆ o2 Qtt  0,155 m +y
 x  0,32 m + d
- t A

Geodesi UNDIP
 y  0,18 m
•Lukisan
+ t
B X
 d  0,33 m -y - d
 t  0,16 m
A  71o ,5
T
Skala 1 : 10
Ellips Kesalahan Prosentase
 Ellips kesalahan standar dapat dimodifikasi menjadi
ellips kesalahan dengan probabilitas atau confidence

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


interval (tingkat kepercayaan) yang lain, misal 90% atau
95%
 Didalam praktek surveying, probabilitas 95% lazim
digunakan. Untuk mencapai ellips kesalahan prosentase
dari ellips kesalahan standar digunakan tabel statistik F

Kuliah Kerangka Horisontal T.


(fisher) yang menunjukkan rasio variansi untuk berbagai
ukuran lebih (degree of freedom).
 Ukuran lebih semakin banyak, ketelitian yang diharapkan

Geodesi UNDIP
makin meningkat
 Distribusi probabilitas yang dapat dipakai untuk menilai
hasil hitungan statistik antara lain adalah distribusi
normal (gaussian), distribusi chi-square (c2, kaiy-square),
distribusi student (t), dan Fisher (f)
Ellips Kesalahan Prosentase
Tingkat Kepercayaan (Confidence Level) Ellips Kesalahan
 Ellips kesalahan dapat dimodifikasi untuk menghasilkan ellips kesalahan

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


lain pada suatu tingkat kepercayaan α tertentu menggunakan statistik
F(Fisher) dengan argumen derajat kebebasan 2 dan derajat kebebasan
proses peratannya,F(α,2,r2)
 Tabel modifier untuk F(α,2,r2) dengan berbagai derajat kebebasan
memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya derajat kebebasan, maka
modifier statistik F menurun secara cepat dan mulai stabil pada derajat

Kuliah Kerangka Horisontal T.


kebebasan yang lebih besar.

Geodesi UNDIP
Ellips Kesalahan Prosentase
Tabel F
• Tabel statistik F (fisher) untuk

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


r F
memodifikasi ellips kesalahan standar
1 200.0
menjadi ellips kesalahan 95% sbb:
2 19.00
• Untuk menghitung ukuran ellips 3 9.50
kesalahan prosentase digunakan rumus 4 6.94
sebagai berikut: 5 5.79

Kuliah Kerangka Horisontal T.


10 4.10
20 3.68
 x ( )   x ( std ) . 2F ;  d ( )   d ( std ) . 2F
25 3.49
 y ( )   y ( std ) . 2F  t ( )   t ( std ) . 2F

Geodesi UNDIP
; 30 3.19
std  standar r = degree of freedom;
Ellips Kesalahan Prosentase

Sawitri Subiyanto, Nop-2012


Dari data pada contoh bagian 8.3 akan diambil
a = 95%, r = 1, jadi F = 200

 x ( 95 )  0,32. 2( 200 )  6,4 m


 y ( 95 )  0,18. 2( 200 )  3,6 m

Kuliah Kerangka Horisontal T.


 d ( 95 )  0,332. 2( 200 )  6,64 m

Geodesi UNDIP
 t ( 95 )  0,155. 2( 200 )  3,10 m
Ellips kesalahan standar: distribusi normal
Fungsi padat probabilitas (Probability density function, pdf)

 x  512.431 m;  x2  1.69 mm
 y  1231.273 m;  y2  3.24 mm
 xy  0.9

Februari 2005
  x -  2 
f x  
1
exp - 
 2  2 2

gd2212-Hitung Perataan I
y
x
Ellips kesalahan standar: distribusi normal dua variable
Fungsi padat probabilitas (Probability density function, pdf)

f  x, y  
 
 - 1  x -  x     y - x   y -  y   y -  y  
2
   
2
1-  2
 
exp    - 2    + 
2 x y 1 -  
2 1 -           
  
2 2

 x x y   y   

Februari 2005
 xy

 x y
y

gd2212-Hitung Perataan I
y

x
x
Ellips kesalahan standar: sumbu-sumbu utama
Arah sumbu-sumbu kesalahan maksimum dan minimum

 x : mean pada arah X ;  x2 : variansi X


 y : mean pada arah Y ;  y2 : variansi X
Y
U
V  u2 : variansi maks.; U : arah error maksimum

Februari 2005
 v2 : variansi min.; V : arah error minimum
y u
v q
y

gd2212-Hitung Perataan I
X Transformasi koordinat

y
U   cos q sin q   X 
V   - sin q cos q   Y 
  
dengan matrik - matrik kovariansi
  x2  xy   u2 0 
x x   dan  2
x  xy  y2   0  v 
Ellips kesalahan standar: sumbu-sumbu utama
Transformasi koordinat

Menggunakan dalil perambatan variansi-kovariansi


 u2 0   cosq sin q    x2  xy  cosq - sin q 
 2
  
 0  v  - sin q cosq   xy  y2   sin q cosq 

Nopember 2013
 u2   x2 cos 2 q + 2 xy sin q cosq +  y2 sin 2 q
 v2   x2 cos 2 q - 2 xy sin q cosq +  y2 sin 2 q

Kerangka horisontal
0   y2 -  x2 sin q cosq +  xy cos 2 q - sin 2 q  Eliminasi q

12 sin q ; cos 2q


 
12
 2
+  2   2 - 2 2

 u2  x
+
y x y
+   xy 
2

2  4 
2 xy
tan 2q 
 
12

 -
2 2  2
+  2   2 - 2 2

x y  v2  x y
-
x y
+   xy 
2

2  4 
Ellips kesalahan standar: sumbu-sumbu utama
Transformasi koordinat

 u2   x2 cos 2 q + 2 xy sin q cosq +  y2 sin 2 q


 v2   x2 cos 2 q - 2 xy sin q cosq +  y2 sin 2 q
1 - cos 2q  x2 +  y2
sin 2 q 
 

Februari 2005
1
2  u2  + cos 2q  x2 -  y2 + 2 xy tan 2q
1 + cos 2q 2 2
cos 2 q 
2
2 sin q cos q  sin 2q

gd2212-Hitung Perataan I
 x2 -  y2
cos 2q 
cos 2q 
1 
 4 xy +  - 
2 2
x y
2 2
12

1 + tan 2
2q 
12

2 xy
 
12
tan 2q   2
+  2   2 - 2 2

 -
2 2
 u2  x
+
y x y
+  xy 
2

 
x y
2 4

 
12
 2
+  2   2 - 2 2

 v2  x y
-
x y
+  xy 
2

2  4 
Ellips kesalahan standar: sumbu-sumbu utama
Transformasi koordinat

  x cosq + y sin q  f1u + f 2v


  x2  xy  cos q 
s  s cos q
2 2
sin q  
Variansi sebuah titik setelah transformasi  xy  y2   sin q 

Februari 2005
Akar laten (tersembunyi) dari matriks variansi adalah:

 x2 -   xy
 0 Dengan solusi: 
 x2 +  y2

 2
x 
-  y2 + 4 xy2
2

 xy  y2 - 

gd2212-Hitung Perataan I
2 4

 
u  x2 - 1 + v xy  0
2 xy
 
u  x2 - 2 + v xy  0 tan q1 
 xy

1 -  x2 tan 2q1 
 x2 -  y2

u xy + v  - 1  0
2
y  1 -  y2
 xy

u xy + v  - 2  0
2
y  tan q 2 
1 -  x2

 xy
 xy 2 -  x2
Uji Statistik: Sample dan statistik
Dari sebuah himpunan sejumlah pengamatan independen sebanyak n buah pengamatan
(variabel acak) X1, X1, … ,X1 dapat dibentuk nilai-nilai lain yang merupakan fungsi dari
variabel acak tersebut dan mempunyai juga distribusi probabilitas. Nilai-2 baru ini
yangdisebut statistik. Contoh paling sederhana adalah nilai menengah sample

X 1 , X 2 , , X n
X
n
Distribusi probabilitas X tergantung dari distribusi probabilitas pengamatannya.

Distribusi probabilitas yang dapat dipakai untuk menilai hasil hitungan statistik antara
lain adalah distribusi normal (gaussian), distribusi chi-square (c2, kaiy-square),
distribusi student (t), dan Fisher (f)
Uji Statistik: Distribusi normal (gauss)

 x  512.431 m;  x2  1.69 mm
 y  1231.273 m;  y2  3.24 mm
 xy  0.9
  x -  2 
f x  
1
exp - 
 2  2 2

y
x
Uji Statistik: Distribusi chi-square c2
Uji Statistik: Distribusi student t
Uji Statistik: Distribusi Fischer F
Ellips kesalahan standar
Referensi:

Bjerhammar, Arne, (1973), Theory of errors and generalized matrix inverses, Elsevier
Scientific Publishing Company, Amsterdam, Hlm 144-147.

Mikhail, E. M. dan G. Gracie, (1981), Analysis and adjustment of survey measurements,

Februari 2005
Van Nostrand Reinhold Company, New York, Hlm.129-136, 220-227.

Mikhail, E. M., (1976), Observation and least square, IEP-A Dun-Donnely Publisher,
New York, Hlm. 9-35.

gd2212-Hitung Perataan I
Turcotte, D. L. dan G. Schubert, (1982), Geodynamics: Application of continuum
physics to Geological problems, John Wiley & Sons, New York, Hlm. 80-
83.

Wolf, P. R. dan Ghilani, C. D., (1997), Adjustment computations, Statistics and Least
Squares in surveying and GIS, John Wiley & Sons, New York, Hlm. 35-48,
357-371.

Anda mungkin juga menyukai