Anda di halaman 1dari 33

MEMBANGUN INTEGRITAS

PEJABAT PENGADAAN BARANG DAN JASA

Sekretaris Inspektorat Jenderal


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hindun Basri Purba

1
Sesitjen’14

Managing

!
a
BIG SIZE
2
Sesitjen’14

Syukur
- Penduduk : ± 250 Juta - Dosen* : 273.734
- Pulau : 17.504 - Dosen PTS* : 122.092
- Bahasa Daerah/Etnis : 746/± 1.300 - Guru+SILN : ± 3 Juta
- Pelajar/SILN : ± 40 Juta - Guru Bersertifikasi : ± 1.5 Juta
- Sekolah : ± 275 Ribu - Anak-anak PAUD : ± 11.300 Juta
- Aset Kemendikbud : ± 110 T - Lembaga PAUD : ± 162 Ribu
- PTN* : 93 (3%) - Satuan Kerja : 417
- PTS* : 3.068 (97%) - PNS/T. Kependidikan : ± 59.000
- Mahasiswa PTN* : 907.323 (20%)
- Mahasiswa PTS* : 2.2 Juta (80%)
*Sumber Kompas, Selasa 21 Januari 2014
3
Sesitjen’14

4 Isu Pokok Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan


Tantangan Arah Kebijakan
• Populasi yang besar Memastikan
AKSES • Disparitas sosial, ekonomi,geografis
ketersediaan dan
• Daya tampung merata
• ..... keterjangkauan

• Sarana-prasarana rusak & kurang lengkap


• Disparitas mutu & distribusi guru Meningkatkan mutu dan
MUTU & • Pendidikan karakter belum memadai relevansi secara
• Adanya kesenjangan pendidikan dengan dunia
RELEVANSI kerja
berkelanjutan
• .......

Menuntaskan
PELESTARIAN & • Konservasi produk budaya masih terbatas konservasi,
PENGEMBANGAN • Diplomasi budaya belum efektif dimanfaatkan pengembangan,
• Regulasi bidang kebudayaan masih terbatas
KEBUDAYAAN diplomasi, dan promosi
• .......
kebudayaan

• Penggunaan sumberdaya belum efisien Memastikan


TATA • Kurang fokus pada tupoksi sumberdaya dikelola
• Kurang transparan
KELOLA • Kurang akuntabel
efisien, efektif,
• ........ transparan, akuntabel 4
Kebijakan Pengawasan Sesitjen’14

Inspektorat Jenderal Kemendikbud

1. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan baik internal maupun eksternal;

2. Pelaksanaan kebijakan strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui


kegiatan pemeriksaan, memberikan peringatan dini, memberikan jaminan kualitas atas
pelaksanaan tata kelola, memberikan masukan dan koreksi kegiatan yang berpotensi
menyimpang sebagai upaya pencegahan melalui pendampingan penyusunan
manajemen risiko dan audit berbasis risiko, serta melakukan audit investigasi atas
dugaan KKN dan berbagai bentuk penyimpangan lainnya;
3. Perwujudan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);

4. Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi;

5. Peningkatan kompetensi SDM Inspektorat Jenderal dan pemberdayaan Satuan


Pengawasan Intern di Satuan Kerja;

6. Pelaksanaan Tata Kelola Kemendikbud Menuju Pemerintahan yang Baik.

5
Sesitjen’14

Mengawal Efektifitas Implementasi Kebijakan


Kemendikbud

1. Dana Dekonsentrasi;
2. Pengelolaan dana rehab APBN+P (Bansos);
3. Bantuan Sosial (Subsidi Siswa Miskin/Bidik Misi);
4. Pendidikan Menengah Universal 12 Tahun;
5. UN (pencetakan, pendistribusian,pelaksanaan, pemindaian dan
pertanggungjawaban keuangan);
6. Implementasi Kurikulum 2013;
7. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
8. Pengelolaan/Penertiban Barang Milik Negara;
9. Pengadaan Barang / Jasa;
10. Rekening, BOPTN.

6
Sesitjen’14

Outcome Inspektorat Jenderal

Sinergitas
Pendidikan Pengawasan
Anti Korupsi •

Kebijakan Pengawasan
SPI Unitama, PT, UPT
Opini LK • BPKP
WTP • Zona Integritas & WBK
• Program Pengendali


Inspektorat Daerah
KPK
Gratifikasi (PPG & UPG) • PPATK
• Inmendiknas 1/2011 • Pendidikan Anti • K/L Terkait
• Pendampingan Korupsi (PAK)
• Reviu LK,SAKIP,LAKIP • PRIMA (Program Revita-
• Penertiban BMN lisasi Integritas Moral
Aparatur)
• Supervisi SPI
• LHKPN
• Monev Tinjut LHP
• Penilaian Inisiatif Anti
• Penelitian dan Reviu
Korupsi (PIAK)
RKA-K/L
• Pakta Integritas 7
Sesitjen’14

4 Kriteria Dalam Penentuan Opini WTP


(Unqualified Opinion)

1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP)
2. Efektivitas Pengendalian Interen
3. Kapatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan
4. Pengungkapan yang memadai dalam CaLK

8
Sesitjen’14
Perkembangan Capaian Kualitas Laporan Keuangan
Kemendikbud 2005-2012
TAHUN ANGGARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Opini BPK Disclaimer Disclaimer Disclaimer WDP WDP Disclaimer Disclaimer WDP

PNBP dikelola
diluar mekanisme

• Laporan Pengelolaan Dana


Dekonsentrasi, Blockgrant, SPI &
& Tugas Pembantuan Kepatuhan
• Selisih Nilai Aset Tetap SAK &
• Kompetensi Pengelola
SIMAK-BMN
Keuangan & BMN
• Penertiban BMN
• Inventarisasi BMN Belum
• Pengendalian Persediaan
Sesuai dengan SA-BMN
Neraca Aset Pada LK Belum
SPI (17 Temuan ) &
Mencerminkan nilai wajar
Kepatuhan (29
Temuan)
• Penyusunan LK tidak berjenjang
• Perbedaan signifikan SAK dan SABMN
• Perbedaan signifikan SAK dan SABMN
• Satker Dekonsentrasi & TP tidak menyampaikan
• Penyajian hampir seluruh akun neraca tidak
Laporan
dapat diyakini kewajarannya
• Penyajian hampir seluruh akun neraca tidak dapat SPI & Kepatuhan
• CaLK belum mengungkapkan informasi
diyakini kewajarannya
penting terkait LK
• CaLK Belum mengungkapkan informasi penting
terkait LK
9
Sesitjen’14

Target Opini LK Tahun 2013

Target

2013
WTP
Kegiatan :
1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
2. Peningkatan kapasitas SDM Keu & BMN
3. Peningkatan/penguatan SPIP
4. Peningkatan e-Administrasi (termasuk e-Keuangan)
5. Peningkatan penerapan e-Procurement
6. Percepatan penyelesaian tinjut pemeriksaan BPK-RI, dll

Keterangan :
TMP : Tidak Memberikan Pendapat
WDP : Wajar Dengan Pengecualian
10
WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
Sesitjen’14

Upaya Itjen Mewujudkan Opini WTP

1. Monev TL LHP BPK RI, BPKP, & Itjen;


2. Penguatan Sistem Pengendalian Internal ;
3. Pengawasan Dini terhadap Program/Kegiatan dan Anggaran;
4. Meningkatkan Pengawasan dan Reviu thd Satker BLU;
5. Meningkatkan Pengawasan atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran dng pendekatan audit berbasis risiko;
6. Mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan dan pembinaan thd satker, khususnya
pengelolaan kas, pencatatan, pelaporan piutang dan penatausahaan aset tetap,
melalui pendampingan penyusunan manajemen berbasis risiko;
7. Pendampingan Penyusunan LK Seluruh Satker;
8. Review Atas LK, LAKIP/SAKIP Unit Utama dan Kementerian (Satker);
9. Meminimalisasi potensi kerugian negara yang mungkin terjadi atas :
• Pengelolaan dan penertiban BMN, Ex BHMN, BHPT BLU, PTN;
• Pengelolaan PNBP;
• Rekening-rekening;
• PBJ, Barang Persediaan;
• Pengelolaan dana Hibah dan Kerjasama di PTN.

11
Sesitjen’14

Tujuan dan Lingkup Audit/Pemeriksaan


1. Mereviu sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan;
2. Menguji kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan atas transaksi-
transaksi selama periode yang berlangsung;
3. Memperoleh data dan informasi untuk pengembangan perencanaan pemeriksaan,
pemantauan atas tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya dan penilaian resiko
(risk assesment);
4. Melakukan pengujian substantif terbatas atas transaksi penerimaan dan belanja
negara serta aset tetap.
5. Pemantauan proses pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi;
6. Pemahaman atas peraturan intern, tupoksi, program dan kegiatan entitas;
7. Pemahaman siklus bisnis entitas dan analisis risiko;
8. Pemahaman sistem dan prosedur operasional entitas secara manual maupun
terkomputerisasi dan analisa kelemahannya;
9. Pengujian subtantif transaksi tahun diperiksa
12
Sesitjen’14

Anggaran Fungsi Pendidikan Tahun 2014

(dalam juta rupiah)


KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN TOTAL
II. Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah 238,619,487.5
a. Bagian Anggaran Pendidikan yang diperkirakan dalam DBH 982,482.6
b. DAK Pendidikan 10,041,300.0
c. Bagian Anggaran Pendidikan yang diperkirakan dalam DAU 135,644,273.0
d. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD 1,853,600.0
e. Tunjangan Profesi Guru (TPG) 60,540,700.0
f. Bagian Anggaran Pendidikan yang diperkirakan dalam Otsus 4,094,631.9
g. Dana Insentif Daerah (DID) 1,387,800.0
h. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24,074,700.0
III Total Anggaran Pendidikan 368,899,059.9
IV Total Belanja Negara 1,842,495,299.9
RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN
Rasio Anggaran Pendidikan terhadap Total Belanja Negara (%) 20.0%

13
Sesitjen’14

Anggaran Fungsi Pendidikan Tahun 2014


(dalam juta rupiah)
TOTAL
KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN
ANGGARAN
Anggaran Pendidikan Melalui Belanja
I.
Pemerintah Pusat 130,279,572.5
a. Kemendikbud 80,661,026.7
b. Kemenag 42,566,934.7
c. K/L Lainnya : 7,051,611.1
1 Kemenkeu 678,219.3
2 Kementan 55,610.0
3 Kemenperin 421,438.2
4 Kemen ESDM 78,500.0
5 Kemenhub 1,700,000.0
6 Kemenkes 1,320,890.8
7 Kemenhut 57,537.0
8 KKP 252,485.0
9 Kemenparekraf 250,000.0
10 Batan 17,000.0
11 Kemenpora 1,103,549.0
12 Kementan 131,016.6
13 Kemennakertrans 428,500.0
14 Perpusnas RI 310,000.0
15 Kemenkop UKM 215,000.0
16 Kemenkominfo 31,865.2
14
Sesitjen’14

Profil Anggaran Kemendikbud 2014

A. Kegiatan Pagu Anggaran 2014


”Anggaran Mengikat” Rp T Rp. 80,66 T B. KEGIATAN Rp. T
1. Bantuan Siswa Miskin 7,64 1. Wajar 9 Thn 5,57
2. Gaji & Operasional *) 13,20 2. Kurikulum **) 3,47
3. PNBP 12,50
3. PMU 2,51
4. Tunjangan Guru 7,19
4. Litbang 0,40
5. Tunjangan Dosen Non Prioritas
PNS 1,05 5. Budaya dan bahasa 1,17
Mengikat Nasional
6. UN & AKREDITASI 0,92 6. Pengembangan SDM 0,13
7. Beasiswa Prestasi 1,04 75.65% 22.56%
7. Paudisasi dan
8. BOP 0,73 Kecakapan Hidup 0,90
9. BOPTN + pendaftaran
8.Lanjutan Sarpras PT 3,60
mhs 3,20
9. Kompetisi dan
10. BOS SM 8,72
Lomba 0,44
11. Beasiswa Guru & Dosen 1,70 Manajemen TOTAL 18,20
12. Sertifikasi Guru & Dosen 0,85 (Non Gaji)
13. PHLN 1,93
14. RMP PHLN 0,35 1,79%
(Koordinasi, Monev,
TOTAL 61,02
dan Pengawasan)
Rp 1,44 T

*) Termasuk Gaji dan Tunjangan Dosen


**) Untuk pelatihan guru, pendampingan, monitoring evaluasi, dan penyusunan buku 15
Sesitjen’14

Persandingan Pagu Anggaran

(dalam juta rupiah)


APBN-P APBN-P APBN
NO UNIT UTAMA
TA.2012 TA.2013 TA.2014
1 SETJEN 1,331 2,440 1,442
2 ITJEN 185 205 205
3 DIKDAS 19,659 16,810 16,239
4 DIKTI 39,090 41,156 39,897
5 PAUDNI 2,938 2,416 2,338
6 BALITBANG 1,288 1,295 1,187
7 DIKMEN 9,065 12,645 14,882
8 BAHASA 258 380 360
9 BPSDMPK 2,863 2,619 2,930
10 BUDAYA 1,127 2,012 1,183
JUMLAH 77,803 81,977.35 80,661

16
Sesitjen’14

Komposisi Anggaran Per Jenis Belanja

13,49%
Belanja Pegawai
35,13% 2,69%
Operasional
Belanja Barang
Belanja Modal
38,77%

9,92% Belanja Bansos

BELANJA BELANJA BARANG BELANJA BANTUAN


NO UNIT UTAMA JUMLAH
PEGAWAI OPERASIONAL NON OPR MODAL SOSIAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
10,879,560,812 2,170,538,377 31,273,835,976 8,004,820,266 28,332,271,330 80,661,026,761
DAN KEBUDAYAAN
1 SEKRETARIAT JENDERAL 125,197,690 157,212,626 709,323,450 125,830,420 323,998,114 1,441,562,300
2 INSPEKTORAT JENDERAL 30,315,050 12,761,210 158,523,740 3,400,000 - 205,000,000
3 DITJEN PENDIDIKAN DASAR 52,186,780 28,771,717 4,867,326,942 29,521,446 11,261,007,985 16,238,814,870
4 DITJEN PENDIDIKAN TINGGI 9,898,927,069 1,476,666,814 17,577,520,071 7,323,276,127 3,620,238,080 39,896,628,161
DITJEN PENDIDIKAN ANAK USIA
5 60,939,835 57,550,432 2,205,724,105 13,820,158 - 2,338,034,530
DINI, NONFORMAL DAN
BADAN PENELITIAN DAN
6 41,890,141 17,558,346 1,117,437,136 9,814,377 - 1,186,700,000
PENGEMBANGAN
7 DITJEN PENDIDIKAN MENENGAH 39,403,700 22,324,040 1,716,909,576 10,140,533 13,093,182,151 14,881,960,000
BADAN PENGEMBANGAN DAN
8 74,549,005 24,119,190 211,393,814 49,469,791 - 359,531,800
PEMBINAAN BAHASA
BADAN PENGEMBANGAN SDM
9 PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN & 371,494,710 245,960,060 2,083,700,312 228,890,018 - 2,930,045,100
PENJAMINAN MUTU
17
10 DITJEN KEBUDAYAAN 184,656,832 127,613,942 625,976,830 210,657,396 33,845,000 1,182,750,000
Sesitjen’14

Manajemen Pengelolaan BMN


(UU No. 1 Tahun 2014 jo.PP No.6 Tahun 2006)

PENGHAPUSAN
PENILAIAN
PEMBINAAN,
PENGAWASAN,
PENGANDALIAN

PENGGUNAAN

PENATAUSAHAAN,
PEMELIHARAAN,
PENGAMANAN PEMANFAATAN

PENGADAAN

PERENCANAAN PEMINDAH-
TANGANAN
18
Sesitjen’14
Wilayah Rawan Penyimpangan

Pada umumnya sektor-sektor rawan yang sering menimbulkan


penyimpangan dan merugikan negara, antara lain :

1. Pengadaan buku-buku 9. Manipulasi pembebasan tanah;


2. Penyaluran Bansos 10. Realisasi pekerjaan tidak sesuai kontrak
(SSM, BOPTN, dll) 11. Penggelapan uang;
3. Perbaikan / Rehab Sarpras
12. Manipulasi gaji pegawai;
4. Harga (nilai mark up)
13. Pungutan tidak sah;
5. Penetapan pemenang lelang
14. Penyalahgunaan biaya perjadin;
6. Pembayaran fiktif
7. Pemalsuan dokumen 15. Penyalahgunaan wewenang;
8. Manipulasi penggunaan 16. Penerimaan CPNS.
barang/dana

19
Sesitjen’14

Pengadaan Barang/Jasa
1. Perencanaan pengadaan (RAB, dll);
2. Pembentukan panitia lelang;
3. Prakualifikasi perusahaan;
4. Penyusunan dok. lelang;
5. Pengumuman lelang (RUP), SIBAJA, SIRUP;
6. Pengambilan dok. Lelang (LPSE, e-procurement);
7. Penentuan harga perkiraan sendiri;
8. Penjelasan lelang (anwizing);
9. Penawaran harga danpembukaan penawaran;
10. Evaluasi penawaran;
11. Pengumuman calon pemenang;
12. Sanggahan peserta lelang;
13. Penunjukan pemenang lelang;
14. Penandatanganan kontrak perjanjian;
15. Penyerahan barang/jasa kepada user;
16. Denda Keterlambatan.
20
Sesitjen’14
Penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Harus cermat,
Menggunakan Data Sumber dan Mempertimbangkan :

• Analisis harga satuan pekerjaan;


• Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/engineer’s estimate (EE);
• Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS;
• Harga kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) untuk barang/pekerjaan sejenis
yang pernah dilaksanakan;
• Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), badan/instansi lainnya dan media cetak yang datanya dapat
dipertanggungjawabkan;
• Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal
atau lembaga independen;
• Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan instansi berwenang;
• Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

21
Sesitjen’14

Permasalahan Umum Hasil Audit PBJ


Penetapan volume pekerjaan dalam RAB tidak berdasarkan data aktual dan gambar rencana
1
pembangunan;
Penetapan harga satuan pekerjaan dalam addendum kontrak pembangunan melebihi harga
2
penawaran;
Volume pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai kontrak, pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan
3
belum dilaksanakan sesuai ketentuan;
4 Pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung terlambat dan belum dikenakan denda;

5 Hasil pengadaan peralatan belum dimanfaatkan dan tidak dilaksanakan uji fungsi;

6 Pembayaran biaya langsung non personil atas pelaksanaan kontrak konsultan tidak didukung bukti;

7 Penilaian penawaran penyedia jasa pembangunan tidak berdasarkan dokumen lelang;

Lelang pengadaan dan pengiriman alat pendidikan berindikasi fiktif, terindikasi adanya kerjasama
8
yang tidak sehat, indikasi pemalsuaan bukti, dan indikasi persengkongkolan;

9 Penerimaan dan penggunaan PNBP tidak dilaporkan dalam LK dan digunakan langsung untuk PBJ;
10 Satuan Pengawasan Internal (SPI) belum berfungsi optimal;
11 Kompetensi panitia lelang belum memadai.
22
Sesitjen’14

Sistem Pengendalian Intern PBJ


Sistem pengendalian intern PBJ umumnya belum sesuai dengan prinsip-prinsip, sistem
pengendalian intern, antara lain :

1) Lingkungan Pengendalian
Adanya pemahaman bahwa penyerapan anggaran secara maksimal merupakan indikator
keberhasilan kinerja sehingga prinsip efisiensi dan ekonomis dalam proses pemilihan penyedia
barang dan jasa tidak terpenuhi.
2) Penilaian Risiko
a) Panitia lelang belum mengidentifikasi karakteristik barang / jasa yang akan dilelang sehingga
dalam proses lelang tidak diperoleh barang yang ditawarkan rekanan memenuhi spesifikasi
teknis.
b) Panitia lelang tidak memberikan penjelasan dalam aanwidjzing atas perbedaan bill of
quantity (BQ) dengan gambar.
c) Panitia tidak cermat dalam melakukan evaluasi jasa konsultasi terkait adanya ketentuan yang
mengatur biaya-biaya non personil dengan jangka waktu pelaksanaan kontrak.
3) Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur pengendalian dalam mengatasi permasalahan belum dijalankan secara
baik, misalnya pencatatan aset belum dilaksanakan secara tertib.
4) Komunikasi dan informasi
Umumnya belum semua informasi didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan baik
5) Pemantauan
Umumnya tidak dilaksanakan dengan memadai. 23
Sesitjen’14

Rekapitulasi Pejabat Perbendaharaan Tahun 2014

Pejabat Perbendaharaan TA.2014


NO Uraian Bendahara Bendahara
KPA PPK PP-SPM BPP Gaji
Pengeluaran Penerima

1 Sekretariat Jenderal 26 62 28 26 3 41 1
2 Inspektorat Jenderal 1 9 1 1 0 9 0
3 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 5 46 5 5 1 53 0
4 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah 4 24 4 4 0 36 0
5 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 109 403 132 110 94 341 0
6 Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) 13 32 9 18 0 56 0

7 Badan Penelitian dan Pengembangan 1 10 1 1 0 14 0


8 Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 31 18 31 32 0 7 0
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
9 46 51 50 46 40 78 0
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
10 Direktorat Jenderal Kebudayaan 56 59 52 63 0 14 0
TOTAL (2413) 292 714 313 306 138 649 1
*Sumber : Biro Keuangan
Catatan :
Belum termasuk pejabat pengadaan 24
Sesitjen’14

Himbauan Tidak Menerima Gratifikasi

25
Sesitjen’14
Delik Tindak Pidana Korupsi
(UU 31/1999 jo UU 20/2001)

Delik yg terkait dg kerugian


Pasal 2(1); 3 UU No 31 th 99
keuangan negara
Delik pemberian sesuatu/janji
kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Ps 5(1) a,b; 12(a), 12(b)
Utk melakukan atau tdk melakukan
Delik penyuapan hakim dan
Pasal 6, 12(d), 12(e)
advokat
Delik pengadaan barang dan jasa Pasal 7, 12(l)
Delik penggelapan uang dan surat
Pasal 8
berharga
Delik pemalsuan buku dan catatan Pasal 9 + pasal 22 (31 th 99)
Perusakan buku dan catatan Pasal 10
Delik gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C
Delik menghalang-halangi Pasal 21 (31 th 99)
26
Sesitjen’14

Contoh-contoh Gratifikasi

0%

- Uang/Setara Uang - Pengobatan Cuma-Cuma


- Barang - Tiket Perjalanan
- Rabat/Discaunt - Perjalanan Wisata
- Pinjaman Tanpa Bunga - Fasilitas Penginapan
- Komisi - Fasilitas Lainnya

27
Sesitjen’14

28
Sesitjen’14

Lemari Gratifikasi

29
Sesitjen’14

www.radio.itjen.Kemendikbud.go.id

SMS CENTER
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
0813.8047.44449

30
Sesitjen’14

31
Sesitjen’14

PENDIDIKAN
Rahmatan Lil Alamin

32
Sesitjen’14

PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD


TIDAK MENERIMA GRATIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

 Perjanjian Kinerja
 Pakta Integritas Terima kasih
33

Anda mungkin juga menyukai