Anda di halaman 1dari 43

KULIT JARINGAN

PENUNJANG
Rise Desnita, M.Si., Apt.
SOLUTIO
FI ed IV :
sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang larut,
terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai
Kriteria kelarutan :
Sangat mudah larut • 1 : <1
Mudah larut • 1 : 1-10
Larut • 1 : 10-30
Agak sukar larut • 1 : 30-100
Sukar larut • 1 :100-1000
Sangat sukar larut • 1 : 1000-10.000
Praktis tidak larut • 1 : >10.000
Berdasarkan rute
penggunaannya
Larutan
oral
Larutan Larutan
parenteral topikal

Larutan Larutan
irigasi otik

Larutan Larutan
ophtalmik nasal
Larutan
inhalasi
Faktor penting dalam pembuatan
sediaan solutio

Kelarutan
Bahan
Kestabilan obat
Cara membuat bentuk sediaan solutio
Pembuatan Solutio

R/ Sol. Kalium Permanganas 1/10.000 200 ml

Komposisi resep :
R/ Kalium permanganas 20 mg
Aquades ad 200 ml
Cara Pembuatan
1. Botol dikalibrasi hingga 200 ml

2. Timbang kalium permanganas 20 mg

3. Larutkan dalam 10 ml aquadest

4. Masukkan ke dalam botol yang sudah ditandai

5. Tambahkan aquadest hingga batas tara


SEDIAAN SEMI SOLID
PENGANTAR

Pasta

Gel
Sediaan Unguenta

semi
solid
Cream Suppositoria
Kelebihan sediaan semisolid
1. Memiliki sifat lengket pada kulit
atau lapisan mukosa selama
periode waktu yang cukup
lama
2. Menunjukkan efek
terapeutiknya melalui
perlindungan dan penutupan
serta lokal dan transdermal
Salep/
unguenta/
unguentum
Pengertian
• Adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar
• Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen ke dalam dasar salep yang
cocok
Peraturan Pembuatan Salep
Menurut F. Van Duin

Peraturan salep pertama


zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak,
dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan
pemanasan
Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada
peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air,
asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat
diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah
air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya
Peraturan salep ketiga
bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian
dapat larut dalam lemak dan air harus
diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak
dengan pengayak no. 60
Peraturan salep keempat
salep-salep yang dibuat dengan jalan
mencairkan, campurannya harus digerus sampai
dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur ,
penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk
mencegah kekurangan bobotnya.
Basis Salep

Dasar salep lemak

Dasar salep serap

Dasar salep emulsi

Dasar salep larut


dalam air
1. Dasar salep berlemak/hydrokarbon

Tidak Tidak
berair suka air

Tidak bisa
Tidak
dicuci
larut
dengan
dalam air
air
2. Dasar salep serap
Suka air

Tidak larut
dalam air

Tidak bisa
dicuci
dengan air
3. Dasar salep emulsi
Berair

Suka air

Tidak larut dalam air

Mudah dicuci dengan air

Merupakan emulsi o/w


4. Dasar salep larut dalam air
PENGGOLONGAN SALEP
• MENURUT KONSISTENSINYA SALEP
DAPAT DIBAGI :
a. UNGUENTA : salep yang mempunyai
konsistensi seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa, tetapi
mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga
b. Cream (krim) : salep yang banyak
mengandung air, mudah diserap kulit,
suatu tipe yang dapat dicuci dengan air
c. Pasta : salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan
penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi.
d. Cerata : salep berlemak yang mengandung persentase
lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih
keras (ceratum labiale)
e. Gelones/spumae/ jelly : salep yang lebih halus,
umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa
mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri
atas campuran sederhana dari minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jellies (10%
amilum dg air mendidih)
MENURUT SIFAT FARMAKOLOGI/
TERAPEUTIK DAN
PENETRASINYA
a. Salep epidermis (salep penutup) guna
melindungi kulit dan menghasilkan efek
lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang
ditambahkan antiseptik, astringensia
untuk meredakan rangsangan atau
anestesi lokal. Ds. Yang baik adalah ds.
Senyawa hidrokarbon
b. Salep endodermis : salep yang bahan obatnya
menembus ke dalam kulit, tetapi tidak melalui kulit,
terabsorpsi sebagaian, digunakan untuk melunakkan
kulit atau selaput lendir ds. Yang terbaik adalah minyak
lemak.
c. Salep diadermis : salep yang bahan obatnya
menembus ke dalam tubuh melalui kulit dan mencapai
efek yang diinginkan misalnya salep yang mengandung
senyawa merkuri iodida, beladona
P.2. Pembuatan Unguentum
R/ Unguentum Whitfield 100
S.u.e.2 dd

Komposisi Resep :
R/ Acidum salicylicum 5
Acidum Benzoicum 5
Lanolinum 45
Vaselinum Album ad 100
Compounding...
• Acidum benzoicum ditetesi dengan spiritus fortior
1. • Campur dengan sedikit vaselinum album, aduk homogen

• Acidum salicylicum ditetesi spiritus fortior


2. • Campur dengan sedikit vaselinum album, aduk homogen

• Campur (2) ke (1), aduk homogen


3.

• Masukkan sisa vaselinum album, aduk homogen


4.

• Timbang adeps lanae, masukkan ke dalam mortir


5. • Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit

• Gabungkan seluruhnya, masukkan ke dalam pot plastik


6.
• Homogenitas : jika dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok , harus menunjukkan susunan
yang homogen
• Penandaan : pada etiket harus tertera
“obat luar”
SEDIAAN PADAT

Pulvis = serbuk tidak terbagi


• Bahan atau campuran yang homogen dari
bahan-bahan yang diserbukkan dan realtif
kering
• Tidak dianjurkan untuk obat dalam, kecuali
obat yang mempunyai indeks-terapeutik
yang lebar.
KORTIKOSTEROID
TOPIKAL
Kortikosteroid Topikal
• Indikasi:
Topikal: dermatitis, psoriasis ringan, lupus
erythematosus discoid kronis, eksim, radang,
kelainan kulit alergis dan kronis

• Kontraindikasi: infeksi, ulkus


Lama pakai:
lemah: 4-6 minggu, kuat 2 minggu

Potensi kortikosteroid topikal


Efek samping kortikosteroid
topikal
• Penyebaran dan perburukan infeksi yang
tidak diobati
• Penipisan kulit
• Striae atrofis yang irreversibel
• Dermatitis kontak
• Dermatitis perioral
• Jerawat
• Depigmentasi ringan
Ada beberapa cara pemakaian dari
kortikosteroid topikal, yakni :
1. Pemakaian kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan
pada bayi dan anak.
2. Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40
gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama dari 2
minggu. Bila lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari
golongan sedang dan bila perlu diteruskan dengan
hidrokortison asetat 1%
3. Jangan menyangka bahwa kortikosteroid topikal adalah
obat mujarab (panacea) untuk semua dermatosis.
Apabila diagnosis suatu dermatosis tidak jelas, jangan
pakai kortikosteroid poten karena hal ini dapat
mengaburkan ruam khas suatu dermatosis. Tinea dan
scabies incognito adalah tinea dan scabies dengan
gambaran klinik tidak khas disebabkan pemakaian
kortikosteroid.
Frekuensi aplikasi

Kebanyakan obat kortikosteroid


topikal cukup diaplikasi satu kali
sehari.

Beberapa emolien, krim protektif


penyerapannya meningkat bila
pemakaiannya berulang (bukan
karena lama kontaknya).
Kuantitas aplikasi
• Jumlah pemakaian harus cukup,
pemakaian berlebihan tidak

1. berguna.

• Jumlah yang dipakai sesuai


dengan luas permukaan kulit
terkena (setiap 3% luas

2. permukaan kulit membutuhkan 1


gram krim/salep)
Faktor lain
• Peningkatan penyerapan
menggosokan /memijat
folikel rambut
mengecilkan ukuran partikel obat,
memperbaiki sifat kelarutan obat
memperbaiki penetrasi obat, konsentrasi
tepat, viskositas

• Menghalangi serap
Kulit kering (lansia)
Dipersiapkan untuk praktikum
Serbet

Sudip film

Pot salep 100 gram

Pot salep ukuran 20 gram

Botol ukuran 150 ml

Etiket biru 2 buah


Format laporan sementara :
• Pada kertas folio bergaris
• Dibuat perorangan
• Tulis tangan
• Lengkapi dengan nama, NIM, kelompok
dan nama asisten
Isi laporan sementara :

1. Tuliskan formula untuk kelompok


2. Tuliskan alat dan bahan yang digunakan
3. Tuliskan untuk masing-masing bahan yang
digunakan pada praktikum terdiri dari :
a) Pemerian
b) Kelarutan
c) Titik leleh
d) Stabilitas
e) Inkompatibilitas
f) Kegunaan dan konsentrasi lazim penggunaan
4. Penimbangan untuk talk dibuat sebanyang
100 g, untuk sediaan salep dibuat sebanyak
10g, untuk sediaan solution dibuat
sebanyak 100ml. Pada perhitungan
dilebihkan 10% untuk setiap bahan yang
digunakan.
5. Cara kerja berbentuk flow chat
6. Daftar pustaka
Laporan akhir
• Adalah laporan awal yang sudah di
sempurnakan
• Ditulis tangan
• Ditambah bagian hasil praktikum dan
pembahasan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai