Anda di halaman 1dari 23

 Rikka Rahma Dewi (165020300111025)

 Dhea Giska Sampe Toding (165020301111088)


 Sisi Saqila (165020307111047 )

1
AUDIT PENDAPATAN
OUTLINE
OUTLINE

PENGERTIAN PENDAPATAN

PENDEKATAN AUDIT

PEMERIKSAAN KHUSUS PAJAK

3
BAHASAN I

PENGERTIAN
PENDAPATAN
PP No 71 tahun 2010

Pendapatan adalah Hak pemerintah


pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar kembali

5
OUTLINE
DASAR HUKUM

UU NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG


UU NO. 17 TAHUN 2003 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
KEUANGAN NEGARA

PAKET UU
KEUANGAN
NEGARA

UU NO. 20 TAHUN 1997 TENTANG UU NO. 15 TAHUN 2004


PENERIMAAN NEGARA BUKAN TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN
PAJAK TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

6
BAHASAN II

PENDEKATAN
AUDIT
Tujuan audit pendapatan adalah untuk menentukan
apakah Pos pendapatan Daerah, Dana Perimbangan,
dan Lain-lain Pendapatan yang Sah disajikan dengan
wajar dalam Laporan keuangan.

Untuk Memenuhi tujuan audit tersebut, prosedur


audit yang harus dilakukan untuk penerimaan
bergantung pada penilaian auditor atas risiko audit
yang berkaitan dengan penerimaan.

8
9

Resiko dalam Audit Pendapatan

RESIKO YANG MELEKAT

RESIKO
PENGENDALIAN

RESIKO PENDETEKSIAN

9
10

RISIKO yang MELEKAT

 Perhitungan lain-lain PAD yang memungkinkan


perhitungan rumit dikarenakan peraturan dan
perhitungan ini mungkin dilakukan secara tidak
benar.

 Rekening pendapatan pajak yang seharusnya


tercatat lebih besar dan adanya kennijakan
penyesuaian lain oleh otoritas perpajakan.

10
11

RISIKO PENGENDALIAN
( PERTIMBANGA PENGENDALIAN
INTERNAL)

Tujuan umum Sistem Pengendalian Internal


meliputi otorisasi dan pencatatan transaksi yang tepat,
pemeliharaan dan penjagaan aset, dan perbandingan
akuntabilitas yang dicatat dengan aset-aset yang ada
untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dan
keidakteraturan.
Auditor perlu memahami sistem engendalian
yang dijalankan oleh Pemda agar ddapat menilai
keefektivan pengendalian tersebut.

11
12

RISIKO PENDETEKSIAN

Auditor harus mengevaluasi risiko yang melekat


dan risiko pengendalian yang dapat diterima dan
menentukan apakah risiko pendeteksian tersebut
dapat diterima. Risiko pendeteksian yang tidak
dapat diterima memerlukan prosedur audit
tambahan, seperti :
1. Pengujian Pengendalian
2. Pegujian Substansif

12
BAHASAN IV
BAHASAN III

PEMERIKSAAN
KHUSUS
PAJAK
14

DEFINISI
Definisi yang beruhubungan dengan pemeriksaan pajak seusai dengan
KMK-545/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak :
1. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mecari,
mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya
untuk menguji kepathuan pemenuhan kewajiban perpajakan dan
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Pemeriksa Pajak adalah PNS di lingkungan DJP atau tenaga ahli yang
ditunjuk oleh Dirjen Pajak yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pemeriksaan di bidang perpajakan.
3. Pembahasan Akhir Pemeriksaan adalah pembahasan yang dilakukan
antara pemeriksa pajak dan wajib pajak atas temuan selama
pemeriksaan.
4. Kertas Kerja Pemeriksaan adalah catatan secara rinci dan jelas yang
diselenggarakan oleh Pemeriksa Pajak mengenai prosedur
pemeriksaan yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, bukti, dan
keterangan yang dikumpulkan dan kesimpulan yang diambil
sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksan.

14
15

TUJUAN PEMERIKSAAN
Tujuan Pemeriksaan adalah menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka
memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan
kepada wajib pajak.
Pemeriksaan dilakukan dalam hal :
1. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan
pembayaran pajak.
2. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan rugi.
3. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan.
4. Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang
ditentukan oleh Dirjen Pajak.
5. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban
penyampaian surat pemberitahuan yang tidak dipenuhi.

15
16

HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK


Menurut 625/KMK.04/1994 Jo 545/KMK.04/2000 hak dan
kewajiban :
Hak-Hak Wajib Pajak :
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan
Tanda Pengenal Pmeriksa.
2. Meminta tindasan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak.
3. Menolak untuk diperiksa apabila pemeriksa tidak dapat
menunjukkan Tanda Pengenal.
Kewajiban Wajib Pajak :
1. Mmperlihatkan dan meminjamkan dokumen yang
diperlukan pemeriksa.
2. Memberikan kesempatan pemerikda untuk memasuki
tempat guna kelancaran pemeriksaan.
3. Memberi keterangan lisan atau tertulis yang diminta
pemeriksa.

16
17

KRITERIA PEMERIKSAAN PAJAK


 Pemeriksaan Rutin
 Pemeriksaan Kriteria Seleksi
 Pemeriksaan Khusus
 Pemeriksaan Tahun Berjalan
 Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi
 Pemerikaan Terintegrasi
 Pemeriksaan Bukti Permulaan

17
18

PEDOMAN PEMERIKSAAN PAJAK


Pedoman Umum Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan dilaksanakan oleh
pemeriksa pajak yang telah mendapatkan
pendidikan teknis yang cukup dan memiliki
ketrampilan sebagai pemeriksa pajak.
2. Temuan hasil pemeriksaan dituangkan
dalam kertas kerja pemeriksaan sebagai bahan
untuk menyusun laporan pemeriksaan pajak.

18
19

Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan :


1. Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului
dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan
pemeriksaan, dan dengan pengawasan yang
seksama.
2. Luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan
petunjuk yang diperoleh dan harus dikembangkan
dengan bukti yang kuat.
3. Pendapat dan kesimpulan pemeriksaan
pajak harus didasarkan pada bukti yang kuat,
berkaitan, dan berlandaskan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

19
20

Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak :


1. Laporan pemeriksaan pajak disusun secara
rinci, ringkas, jelas, memuat ruang lingkup sesuai
dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan
dan tidak adanya penyimpangan terhadap
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Laporan pemeriksaan pajak yang
berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan
surat pemberitahuan harus memperhatikan Kertas
Lerja Pemeriksaan.
3. Laporan pemeriksaan pajak harus
didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.

20
21

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
 Wewenang Pemeriksa Pajak
1. Dalam hal pemeriksaan lapangan
2. Dalam hal pemeriksaan kantor

21
22

 Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Apabila saat dilakukan pemeriksaan
lapangan wajib pajak atau kuasananya tidak ada
ditempat, pemeriksaan tetap dilakukan sepanjang
ada pihak yang dapat danmempunyai
kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili
wajib pajak.
2. Apabila setelah ditunda wajib pajak atau
wakil/kuasanya tetap juga tidak ada ditempat,
pemeriksaan tetap dilaksanakan dengan terlebih
dahulu meminta pegawai wajib pajak yang
bersangkutan untuk mewakili wajib pajak guna
membantu melancarkan pemeriksaan.

22
THANK YOU ☺

23

Anda mungkin juga menyukai