Anda di halaman 1dari 23

TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DALAM

SEBUAH PABRIK
 Seperti halnya dengan penentuan lokasi pabrik, maka
perencanaan tata letak fasilitas produksi juga sangat penting.
 Kesalahan didalam analisis dan perencanaan layout akan
menyebabkan kegiatan produksi berlangsung tidak efektif atau
efisien seterusnya karena pabrik / industri akan beroperasi dalam
jangka waktu lama.
 Koreksi / perubahan layout bukanlah persoalan yang mudah dan
bisa dilakukan setiap saat dikehendaki.
 Karenanya perencanaan layout secara teliti harus dibuat dengan
memperhatikan berbagai aspek yang distandardkan.
 Pengaturan tata letak fasilitas produksi selalu ditujukan untuk
meminimalkan total cost yang antara lain terdiri dari :
construction cost, installation cost, material handling cost,
production cost, machine down time cost, safety cost dan in-
process storage cost.
 Perencanaan layout fasilitas produksi yang teliti juga akan
memberikan kemudahan-kemudahan pada saat dikehendaki
adanya ekspansi pabrik ataupun kebutuhan supervisi.
 Elemen biaya yang dianggap paling berpengaruh dan berkaitan
erat dengan perancangan tata letak layout (layout design)
adalah material handling cost, yang dalam kegiatan produksi
berkisar antara 30 % - 90 % total biaya produksi.
 Dengan demikian minimalisasi biaya material handling akan
merupakan kriteria keberhasilan dari phase perancangan tata
letak fasilitas produksi dalam sebuah pabrik.
Pemilihan material handling cost sebagai kriteria tujuan /
keberhasilan dari layout design disebabkan oleh beberapa alasan
pokok sbb. :
 Biaya material handling cukup besar dan terjadi secara
kontinyu dan termasuk klasifikasi biaya variabel. Material
handling merupakan kegiatan yang tidak produktif (tidak
ber-added value dari material yang dipindahkan). Disini
tidak terjadi transformasi (baik fisik maupun kimiawi) dari
material yang dipindahkan dari satu proses ke proses yang
lain.
 Material handling cost mudah dihitung. Biasanya
proporsional dengan jarak pemindahan material dan
pengukuran jarak akan dapat dilakukan dengan mudah bila
layout fasilitas produksi bisa digambarkan.
 Material handling cost sering kali akan sangat dipengaruhi
oleh design layoutnya sendiri. Type layout akan memberi
pengaruh terhadap jumlah biaya material handling.
Macam dan Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

 Secara umum terdapat tiga macam tata letak fasilitas produksi :

1) Tata letak berdasarkan aliran produk (product layout)

2) Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout)

3) Tata letak berdasarkan posisi tetap (fixed position layout)

 Mayoritas industri akan mengatur layout fasilitas produksinya


berdasarkan kombinasi dari ketiga macam tipe layout tsb.
Tata Letak Fasilitas Produksi Berdasarkan Aliran
Produk

 Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam


produk / kelompok produk dalam jumlah / volume yang besar dan
waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas produksi harus
diatur sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien
mungkin.
 Dalam layout berdasarkan aliran produk, mesin dan fasilitas
produksi yang lain akan diatur menurut prinsip "machine after
machine" tidak peduli macam mesin yang digunakan. Segala
fasilitas untuk proses produksi akan diletakkan berdasarkan garis
aliran (flow line) dari produk tsb.
 Disini banyak tipe dari garis aliran produk (product flow
line) yang mungkin diaplikasikan

Berbagai Tipe Pola Aliran Produksi


 Product layout merupakan tipe layout yang paling populer untuk
pabrik yang bekerja / berproduksi secara massal (mass production).
 Beberapa pertimbangan yang akan merupakan dasar utama didalam
penetapan tata letak fasilitas produksi berdasarkan aliran produk :
 Hanya ada satu atau beberapa standard produk yang
dibuat
 Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk
jangka waktu relatif lama
 Adanya kemungkinan untuk mempelajari motion &
time study guna menemukan laju produksi per
satuan waktu
 Adanya keseimbangan lintasan (line balancing) yang
baik antara operator dan peralatan produksi, setiap
mesin diharapkan menghasilkan jumlah produk per
satuan waktu yang sama
 Memerlukan aktivitas inspeksi yang sedikit selama
proses produksi berlangsung
 Satu mesin hanya digunakan untuk melaksanakan
satu macam operasi kerja dari jenis komponen yang
serupa
 Aktivitas pemindahan bahan dari satu stasiun kerja
ke stasiun kerja lainnya dilaksanakan secara
mekanis, umumnya dengan menggunakan conveyor
 Mesin produksi yang diaplikasikan biasanya dipilih
tipe special purpose machine. Mesin-mesin yang
berat dan memerlukan perawatan khusus jarang
digunakan dalam hal ini.
 Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan
pengaturan tata letak berdasarkan aliran produk adalah
sbb :
 Biaya material handling rendah karena disini aktivitas
pemindahan bahan menurut jarak terpendek (lay out diatur
berdasar urutan proses sehingga aliran produksi lancar dan
logis)
 Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat
 Work-in process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah
diseimbangkan dan output dari satu proses langsung akan
dipergunakan sebagai input dalam proses berikutnya.
 Tidak diperlukan operator yang memiliki skill terlalu tinggi,
sehingga biaya operator rendah
 Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas areal
minimal, karena tidak diperlukan work-in process storage
 Perencanaan dan pengendalian proses produksi akan mudah
dilaksanakan
 Kekurangan / kerugian dengan pengaturan tata letak berdasarkan
aliran produk adalah sbb :
 Adanya break down dari suatu mesin menyebabkan seluruh
aliran produksi akan berhenti
 Karena lay out diatur berdasarkan macam produk yang akan
dibuat, maka perubahan desain produk akan memerlukan
perombakan yang prinsipiil dari aliran produk atau lay outnya
(tidak ada flesibilitas lay out untuk memproduksi produk-produk
lain yang memerlukan urutan proses berbeda)
 Laju proses produksi atau siklus waktu kegiatan akan ditentukan
oleh proses mesin yang paling lambat
 Investasi yang tinggi untuk mesin yang dipergunakan (special
purpose machine) dan sering kali dijumpai adanya
ketidakefisienan di dalam utilisasi mesin.
 Aplikasi product lay out dapat dijumpai pada industri yang proses
produksinya berlangsung secara kontinyu, misalnya : pabrik gula,
pabrik CPO, pabrik kertas, (pabrik semen, perakitan mobil, perakitan
elektronik).
PRODUCT LAYOUT

Raw
Station Station Station Station Finished
materials 1 2 3 4 item
or customer
Material Material Material Material
and/or and/or and/or and/or
labor labor labor labor

Used for Repetitive or Continuous Processing


A U-SHAPED PRODUCTION LINE
Tata Letak Fasilitas Produksi Berdasarkan Aliran Proses
(Process Lay Out)
 Tata letak berdasarkan process lay out (functional lay out) adalah
metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas
produksi dengan tipe / macam yang sama dalam suatu departemen.
 Semua mesin atau fasilitas produksi yang memiliki ciri-ciri operasi atau
fungsi kerja yang sama diletakkan dalam sebuah departemen.
 Tata letak ini umumnya diaplikasikan untuk industri dengan
jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama untuk jenis-jenis
produk yang tidak distandardkan.
 Lebih fleksibel dibandingkan dengan tata letak berdasarkan aliran
produk
 Lebih tepat diaplikasikan untuk industri yang beroperasi berdasarkan
pesanan (job order)
PROCESS LAYOUT

Process Layout
(functional)

Dept. A Dept. C Dept. E

Dept. B Dept. D Dept. F

Used for Intermittent processing


Job Shop or Batch
PROCESS LAYOUT

Milling

Assembly
& Test Grinding

Drilling Plating

Process Layout - work travels


to dedicated process centers
Figure : Process layout
Dasar-dasar pertimbangan yang bisa diambil dalam menentukan
process lay out :

 Produk yang dibuat terdiri dari berbagai macam model / tipe produk.
Volume dari setiap produk dibuat dalam jumlah kecil dan jangka
waktu relatif singkat
 Aktivitas motion & time study untuk menentukan metode dan waktu
standard kerja sulit dilaksanakan karena jenis kegiatan yang
berubah-ubah
 Sulit untuk mengatur keseimbangan kerja (line balancing) antara
kegiatan manusia dan mesin
 Memerlukan pengawasan yang banyak selama langkah-langkah
operasi sedang berjalan
 Satu tipe mesin biasanya mampu melakukan berbagai macam fungsi
atau operasi kerja. Mesin yang dipilih adalah tipe general purpose
machine
 Banyak menggunakan peralatan berat khususnya untuk kegiatan
material handling dan memerlukan perawatan khusus.
Keuntungan aplikasi lay out menurut aliran proses :
 Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan / atau
peralatan produksi lainnya karena dipergunakannya tipe general
purpose machine

 Break down mesin mudah diatasi dengan memindahkannya ke


mesin yang lain tanpa khawatir akan mengganggu aliran produk
yang lain, sehingga pendayagunaan mesin lebih efisien dan
diperlukan mesin yang lebih sedikit

 Kemungkinan adanya aktivitas supervisi yang lebih baik dan efisien


melalui spesialisasi kerja. Bagi operator mesin dimungkinkan
adanya tawaran diversifikasi kegiatan sehingga diharapkan mampu
meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.
Hambatan / kerugian aplikasi lay out menurut aliran proses :
 Karena garis produksi jauh lebih panjang, maka material handling
cost lebih mahal
 Total waktu produksi lebih lama. Sejumlah besar work-in process lay
out akan dijumpai karena disini waktu operasi dari stasiun kerja ke
stasiun kerja lainnya sulit diseimbangkan. Konsekwensinya
diperlukan tempat dan kapital yang cukup besar untuk mengantisipasi
work-in process
 Karena job order (diversivikasi produk) yang dihadapi, maka
diperlukan operator berskill tinggi untuk mengoperasikan mesin
sesuai dengan berbagai jenis produk yang akan dihasilkan
 Sistem perencanaan dan pengedalian produksi akan jauh lebih
kompleks dan membutuhkan ketelitian analisisnya, terutama
menyangkut pembebanan mesin, pengendalian persediaan dll.
 Contoh aplikasi lay out menurut aliran proses : industi
manufacturing, industri jasa (RS, bank, universitas).
Tata Letak Fasilitas Produksi Berdasarkan Posisi
Tetap (Fixed position lay out)

 Pada tata letak ini material dan komponen dari produk


utamanya akan tinggal tetap pada posisi / lokasinya sedangkan
fasilitas produksi seperti peralatan, mesin, manusia serta
komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama tersebut.

 Tata letak ini sering dijumpai pada industri perakitan, misalnya


perakitan pesawat terbang, shipbuilding dll.
PERENCANAAN TATA LETAK SECARA SISTEMATIS
(SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING)
 Richard Muther (1973) telah memperkenalkan suatu
pendekatan sistematis dan terorganisir untuk
perencanaan tata letak fasilitas produksi yang dikenal
dengan Systematic Layout Planning (SLP).
 SPL banyak diaplikasikan untuk berbagai macam
persoalan, misalnya : masalah produksi, transportasi,
pergudangan, supporting services dan aktivitas-
aktivitas perkantoran (office layout).
 Secara singkat prosedur untuk melaksanakan SLP
adalah sbb.
DATA MASUKAN & AKTIVITAS

1. Aliran 2. Hubungan
Material Aktivitas

3. String Diagram

4. Kebutuhan 5. Luas Area


Luas Area Tersedia

6. Space Relationship Diagram

7. Pertimbangan 8. Batasan-2
Modifikasi Praktis

9. Perencanaan Alternatif
Tata Letak

10. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai