Anda di halaman 1dari 40

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Oleh
Burhanudin, S.Kom

Pengenalan & Penerapan Dasar Di Tempat Kerja


Kompetensi Dasar
Menerapkan K3LH disesuaikan dengan lingkungan kerja
Melaksanakan K3LH dilingkungan kerja
Identifikasi lambang K3 di bawah ini !

Bagaimana bentuk lambang K3 ?


Warna apa saja yang tercantum pada lambang K3 ?
Berapa jumlah roda bergerigi pada lambang K3 ?
Lambang K3

Arti (Makna) Tanda Palang

Arti (Makna) Roda Gigi

Arti (Makna) Warna Putih

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa
palang berwarna hijau
dengan roda bergerigi Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi
sebelas dengan warna Roda
dasar putih
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Selamat, sehat dan sejahtera.
Bentuk lambang berupa
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
palang berwarna hijau
Sebelas Bab Undang-Undang
dengan roda bergerigi No 1 Tahun 1970 tentang
sebelas dengan warna Keselamatan Kerja.
dasar putih
Pengertian K3
Filosofi (Mangkunegara)
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.

Keilmuan
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
Tujuan K3

1. Melindungi dan
menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat
kerja.

2. Menjamin setiap sumber


Berdasarkan Undang-Undang produksi dapat
No 1 Tahun 1970 tentang digunakan secara aman
Keselamatan Kerja dan efisien.

3. Meningkatkan
Tujuan Dibuatnya sistem K3
1. Melindungi para pekerja dari kemungkinan–kemungkinan
buruk yang mungkin terjadi akibat kecerobohan pekerja/siswa
2. Memelihara kesehatan para pekerja/siswa untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang optimal
3. Mengurangi angka sakit/angka kematian diantara pekerja.
4. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit
lain yang diakibatkan oleh sesama kerja
5. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental
6. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat
kerja
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat
Kerja
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

• Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


• Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

• Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
Dasar Hukum Perlindungan Tenaga
Kerja

• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor


Ketenagakerjaan.

• Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga


Kerja.
Dasar Hukum Perlindungan Tenaga
Kerja

• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

 Pasal 11. Setiap tenaga kerja berhak memperoleh dan/atau


meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan
kerja

 Pasal 12 ayat 3. Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama


untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya
Prosedur K3 Dalam Menggunakan Peralatan
Komputer
Pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa
hal yang harus diperhatikan agar tidak berdampak
buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita.

Mengatur posisi tubuh


Mengatur Posisi Komputer
 Posisi Monitor
 Posisi Keyboard
 Posisi Mouse
 Posisi Meja dan Kursi
Prosedur K3 Dalam Menggunakan Peralatan
Komputer
Prosedur K3 Dalam Menggunakan Peralatan
Cara-cara menjaga kesehatan mata yaitu sebagai berikut :
Komputer
 Istirahatkan mata anda dengan melihat pemandangan yang
bernuansa sejuk dan jauh ke depan secara rutin.
 Jagalah agar kacamata atau lensa kontak (jika menggunakan) dan
layar tampilan selalu bersih.
 Gunakan tambahan layar anti radiasi.
Prosedur Menggunakan Keyboard dan
Mouse
Gejala penyakit yang ditimbulkan
perangkat keras
• Sicca-Syndrom = Pengurangan kedipan kelopak mata
• Astenopia = gangguan kelelahan, mata terasa perih,
mata merah, sakit kepala, dan pandangan kabur
• Sakit Kepala = adanya pembebanan yang berlebihan
pada mata
• Repetitive-Strain-Injury-Syndrom (RSI) = luka yang
ditimbulkan karena area tangan dan lengan. Gejala
nyeri dari tangan ketika di tekuk.
• Karpaltunnel Syndrom = posisi mengetik yang salah.
Gejala rasa kebal, ketegangan otot tangan, rasa sakit.
• Gangguan peredaran darah
Olah raga kecil untuk mengurangi
ketegangan pada titik tegang depan
komputer
Prosedur Menghubungkan Perangkat
Komputer
 Hubungkan kabel mouse dan keyboard ke colokan yang
sesuai di chasis/ CPU, biasanya ujung kabel berwarna,
sesuaikan dengan warnanya.
 Pasang kabel monitor, kabel monitor terdiri dari 2, kabel
daya dan kabel data
 Hubungkan perangkat lain jika ada (printer, speaker,
LAN)
 Hubungkan kabel power pada chasis/CPU ke stabilizer
 Hubungkan kabel stabilizer ke listrik, dan hidupkan.
Prosedur Menyalakan Komputer

 Hidupkan stabilizer
 Tekan tombol power pada CPU, tunggu sampai
komputer selesai booting
 Bila komputer meminta user nam & password masukkan
, bila tidak klik salah satu
 Bila desktop sudah tampil dan piter mouse sudah
muncul sebagai panah berarti kita sudah mulai bisa
bekerja
Prosedur Mematikan Komputer

 Akhiri semua program yang dijalankan


 Gerakkan pointer mouse ke atas tombol [start],
kemudian Klik
 Klik [Turn Off] dibagian bawah menu yang tampil
 Kemudian muncul kotak dialog Turn Off Computer, lalu
klik tombol [Turn Off]
 Tunggu sampai komputer benar-benar mati
 Lalu matikan Stabilizer.
Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung
Pendengaran
saat bekerja
sesuai dengan
bahaya dan Pelindung Kaki
Pelindung Pelindung
resiko kerja Pernafasan Tangan
untuk menjaga
keselamatan
tenaga kerja Rompi Nyala

itu sendiri
Pelindung Jatuh
maupun orang Pelampung

lain di tempat Pelindung Tubuh


Jas Hujan
kerja. Sabuk Keselamatan
Kesehatan Kerja
Pengertian
Penyelenggaraan dan
pemeliharaan derajat yang
setinggi-tingginya dari kesehatan
fisik, mental dan sosial dari
tenaga kerja pada semua
pekerjaan, pencegahan gangguan
kesehatan pada tenaga kerja yang
disebabkan oleh kondisi kerjanya,
perlindungan tenaga kerja dari
resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan,
Sumber : Joint ILO-WHO Committee 1995 penempatan dan pemeliharaan
tenaga kerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya, dan sebagai
kesimpulannya merupakan
Kesehatan Kerja (Lanjutan)
Dasar Hukum
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 8.
2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Kesehatan Kerja (Selesai)
Ruang Lingkup
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter
perusahaan dan paramedis perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan
PKK).
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal,
Berkala, Khusus dan Purna Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga
kerja, kantin, katering pengelola makanan tenaga kerja ,
pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
Tanggap Darurat
Pengertian Keadaan Pelaksanaan Tanggap
Darurat Darurat Secara Umum
Keadaan sulit yang tidak diduga
yang memerlukan 1. Matikan/hentikan seluruh
penanggulangan segera supaya proses/mesin/aktivitas
tidak terjadi kecelakaan.
produksi/kerja.
2. Segera menuju titik evakuasi
Ruang Lingkup dengan mengikuti jalur evakuasi
1. Kebakaran yang gagal darurat.
dipadamkan regu pemadam 3. Selamatkan aset yang
kebakaran Perusahaan. memungkinkan untuk
2. Peledakan. diselamatkan.
3. Kebocoran 4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
gas/cairan/material 5. Informasikan kepada petugas
berbahaya yang tidak dapat Tanggap Darurat apabila ada
diatasi dalam waktu singkat. rekan yang masih
4. Keracunan. tertinggal/terperangkap/terluka.
5. Bencana Alam. 6. Tetap di area aman hingga ada
6. Perampokan. instruksi lanjutan dari petugas
Api Dan Kebakaran

Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia
(oksidasi) cepat yang terbentuk
dari 3 unsur (panas, oksigen
Panas dan bahan mudah terbakar )
yang menghasilkan panas dan
cahaya.
Rantai
Reaksi
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun
Bahan besar pada tempat, situasi dan
Oksigen Mudah waktu yang tidak dikehendaki
Terbakar yang bersifat merugikan dan
pada umumnya sulit
dikendalikan.
Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran
Muncul Puncak
1. Reaksi 3 unsur api. 1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak 2. Nyala api paling panas dan paling
dapat mencapai tahap selanjutnya. berbahaya bagi siapa saja yang
3. Menentukan tindakan terperangkap di dalamnya.
pemadaman/menyelamatkan diri.
Reda/Padam
Tumbuh 1. Tahap kebakaran yang memakan waktu
1. Api membakar bahan mudah terbakar paling lama.
sehingga panas meningkat. 2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah
2. Dapat terjadi flashover (ikut terbakar secara signifikan yang
menyalanya bahan mudah terbakar lain menyebabkan padamnya api.
di sekitar api karena panas). 3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang
3. Berpotensi menimbulkan korban belum menyala berpotensi menimbulkan
terjebak, terluka/kematian bagi nyala api baru.
petugas pemadam. 4. Berpotensi menimbulkan backdraft
Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.

Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi
unsur O2 menyalakan api.
Dilusi 2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi
Pemutusan
unsur O2 menyalakan api.
1. Memutus rantai reaksi api dengan
2. Menggunakan media gas CO2.
menggunakan bahan tertentu untuk mengikat
Pemisahan radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari
(Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
unsur api.
menimbulkan efek rumah kaca).
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar
jauh dari jangkauan api.
Klasifikasi Kebakaran
Kelas Kebakaran Media Pemadam

A Padat Non Logam Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa

B Gas/Uap/Cairan Serbuk Kimia, CO2, Busa

C Aliran Listrik Serbuk Kimia, CO2, Uap Air

D Logam Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj

E Bahan Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

K Bahan Masakan Cairan Kimia, Serbuk Kimia, CO2

Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika


Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api
Ringan)
Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk
satu orang untuk memadamkan api pada
mula terjadi kebakaran.
Tuas
Pin Petunjuk
Penggunaan :
Tanda Pemasangan Manometer
APAR 1. Tarik pin
Selang pengunci tuas.
Nozzle /
2. Arahkan selang
Corong ke pusat api.
3. Tekan tuas
pegangan tabung
Pemasangan Tanda APAR Bagian-Bagian APAR
pemadam.
Pada Tiang 4. Sapukan secara
Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR
Berdasarkan Kelas
Kebakaran Berdasarkan Media
1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non- Pemadam
Logam). APAR Air, APAR Uap Air, APAR
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Busa, APAR Serbuk Kimia
Cairan Mudah Terbakar). Kering, APAR Cairan Kimia,
APAR Kartu Gas 3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik). APAR Gas CO2, APAR Halon.
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Berdasarkan
Masakan). Penempatan
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK). APAR Gantung dan
Berdasarkan Konstruksi APAR Troli (dengan
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan roda dorong).
tabung gas bertekanan yang
APAR Tekanan Tetap
dipasang di luar tabung untuk Berdasarkan Kapasitas
mengeluarkan isi tabung APAR). APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Hidran

Perlengkapan Pilar Nozzle


Hidran Hidran

Hidran digunakan untuk mengatasi


kebakaran besar dengan sistem serupa keran
Formasi Penggunaan Hidran air dengan tekanan air yang tinggi.
Penggunaan hidran sebagai pemadaman
kebakaran harus memastikan bahwa aliran
listrik dimatikan supaya tidak
membahayakan petugas pemadam.
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)
1. Menulis dan memasang semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang
Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
Keselamatan Kerja pasal pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat
14
kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin
maupun orang lain yang memasuki tempat
Kewajiban Tenaga Kerja
1. Memberi keterangan yang benar apabila
diminta pegawai pengawas/keselamatan
kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-
syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar
Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang
dilaksanakan semua syarat-syarat K3
Keselamatan Kerja pasal yang diwajibkan.
12
5. Menyatakan keberatan kerja dimana
syarat K3 dan APD yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai
Syarat Dasar K3
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan
kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
Undang-Undang No 1
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya
Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran,
3 asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
Syarat Dasar K3 (Selesai)
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan &
ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan,
lingkungan, cara & proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar
pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
Undang-Undang No 1 Tahun 15. Mengamankan & memelihara segala jenis
1970 tentang Keselamatan bangunan.
Kerja pasal 3
16. Mengamankan & memperlancar bongkar
muat, perlakuan & penyimpanan barang.
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan
Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
suatu program yang dibuat pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja
dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat
kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan
serendah mungkin resiko kecelakaan dan
penyakit.
Sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja
yaitu:
1. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)
Ada
Pertanyaan
???
UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN
K ERJA

Anda mungkin juga menyukai