Anda di halaman 1dari 19

LBM 6

CA CERVIKS
ULFIANA
1. What the clasification of stadium ca cerviks
Stadium Keterangan

0 Kanker serviks stadium 0 bisa disebut karsinoma in situ. Sel


abnormal hanya ditemukan di dalam lapisan serviks.
I Kanker hanya ditemukan pada leher rahim.

II Kanker yang telah menyebar diluar leher rahim, tetapi tidak


menyebar ke kedinding pelvis atau sepertiga bagian bawah
Vagina.
III Kanker yang telah menyebar hingga sepertiga bagian bawah
Vagina. Mungkin telah menyebar kedinding panggul dan atau
telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
IV Kanker telah menyebar kekandung kemih, rektum, atau bagian
tubuh lain seperti paru-paru, tulang, dan hati.

Stadium kanker serviks (Mulyani, 2010)


2. Mengapa kemoterapi yg dilakukan belum ada perubahan

Karena penangannya, apabila kasus kanker serviks


pada seorang pasien telah diketahui sejak dini,
Kemungkinan pasien akan sembuh total sangatlah
besar. Namun jika kanker telah menyebar bahkan
hingga ke organ-organ vital, peluang untuk bisa
sembuh total sangatlah kecil.

Pengobatan Kanker Serviks Berdasarkan Stadiumnya, 2015


3. What are patofisiologi of ca cerviks
• Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa
efek samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran
pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan,
penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ).
Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit
yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul
masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua
tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan
atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury
pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif
kanker leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya.
• Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat
bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan
kematian.
(Price, syivia Anderson, 2005)
Pada perempuan saat remaja dan kehamilan pertama, terjadi
metaplasia sel skuamosa serviks. Bila pada saat ini terjadi infeksi HPV,
maka akan terbentuk sel baru hasil transformasi dengan partikel HPV
tergabung dalam DNA sel. Bila hal ini berlanjut maka terbentuklah lesi
prekanker dan lebih lanjut menjadi kanker. Sebagian besar kasus
displasia sel servix sembuh dengan sendirinya, sementara hanya
sekitar 10% yang berubah menjadi displasia sedang dan berat.50%
kasus displasia berat berubah menjadi karsinoma.Biasanya waktu yang
dibutuhkan suatu lesi displasia menjadi keganasan adalah 10-20
tahun.Kanker leher rahim invasif berawal dari lesi displasia sel-sel leher
rahim yang kemudian berkembang menjadi displasia tingkat lanjut,
karsinoma in-situ dan akhirnya kanker invasif. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa prekursor kanker adalah lesi displasia tingkat
lanjut (high-grade dysplasia) yang sebagian kecilnya akan berubah
menjadi kanker invasif dalam 10-15 tahun, sementara displasia tingkat
rendah (low-grade dysplasia) mengalami regresi spontan.(FKUI.2008)
4. What are nursing diagnosis of the case
DATA FOKUS DIAGNOSA ETIOLOGI

DS: Pasien mengeluh nyeri pada Nyeri kronis Agens pencedera


daerah panggul skala 7, gatal
di daerah genital.
DO: genital sekitar vulva tampak
kehitaman dan tercium bau yg
kurang sedap.
DS: Resiko Infeksi Penyakit kronis
DO: genital sekitar vulva tampak
kehitaman dan tercium bau yg
kurang sedap.
5. Apa saja penatalaksanaan medis dan keperawatan
dari ca cerviks
1.Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan
operasi sedangkan stadium lanjut hanya dengan
pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur
keberhasilan pengobatan yang biasa digunakan
adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan
hidup 5 tahun sangat tergantung dari stadium
atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan
bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher
rahim akan menurun dengan stadium yang lebih
lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini
juga mendapatkan sitistatika dalam ginekologi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan
terapi radiasi eksternal anatara lain kuatkan penjelasan
tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama
terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan
menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant. Pertahankan
kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara
lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor
intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari
sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan
mulut.
Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan berserat
dan cairan parenteral sampai 300ml dan memberikan
support mental. Perawatan post pengobatan antara lain
menghindari komplikasi post pengobatan, monitor intake
dan output cairan.
(Bambang sarwiji, 2011)
6. What is mean about ca cerviks stadium III a
Stadium 3A.
Kanker serviks stadium 3A menunjukkan
penyebaran ke area di bagian vagina bawah.
Meskipun telah menyebar ke bagian jaringan
lain di sekitar vagina namun tidak
menyebabkan penyebaran di daerah panggul.

FIGO (International Federation of Gynaecology and Obstetrics)


tahun 2009
7. What are complication of ca cerviks
1.Nyeri
Jika sel kanker sudah menyebar pada ujung saraf, tulang, atau
otot, biasanya menimbulkan nyeri yang berat. Dapat diatasi
dengan obat pengurang rasa sakit, tergantung dari berat
ringan nyeri yang dirasakan.
2. Gagal Ginjal
Ginjal manusia berfungsi menyaring “sampah” dari darah.
Produk sisa ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui urin
melalui saluran bernama ureter. Pada beberapa kasus kanker
serviks stadium lanjut, sel kanker dapat menekan ureter
sehingga mengganggu aliran urin dari ginjal.
3. Penggumpalan Darah
Sebagaimana halnya dengan kanker-kanker lainnya, kanker
serviks dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental
sehingga mudah terjadi penggumpalan. Tirah baring (bed rest)
setelah operasi dan kemoterapi juga dapat meningkatkan
risiko pembentukan gumpalan.
4.Perdarahan
Jika kanker menyebar ke vagina, usus besar, atau kandung kemih, dapat
menyebabkan kerusakan parah dan menghasilkan perdarahan.
Perdarahan bisa terjadi di vagina, rektum (usus besar sebelum anus),
atau bisa juga keluar bersama urin.
5. Fistula
Fistula adalah saluran yang tidak normal yang menghubungkan dua
bagian pada tubuh. Pada kebanyakan kasus kanker serviks, fistula
terbentuk di antara kandung kemih dan vagina. Kelainan ini
menyebabkan adanya cairan urin yang keluar terus menerus dari vagina
(berasal dari kandung kemih).
6. Cairan Berbau Dari Vagina
Komplikasi lainnya yang tidak umum terjadi tapi mengganggu adalah
keluarnya cairan berbau tidak sedap dari vagina. Keluarnya cairan ini
bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti kerusakan jaringan,
kebocoran dari kandung kemih atau rektum melalui vagina, atau infeksi
bakteri pada vagina.
7. Terapi Paliatif
Terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien ini disebut
juga terapi paliatif (palliative care).
Makalah Kanker Serviks, Yetti Retnowati, 2016
8. Pengkajian khusus pada ca cerviks
PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
v Status kesehatan saat ini
v Status kesehatan masa lalu
v Riwayat penyakit keluarga
d. Pola fungsi kesehatan Gordon
1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
2. Pola istirahat dan tidur.
3. Pola eliminasi
4. Pola nutrisi dan metabolik
5. Pola kognitif – perseptual
6. Pola persepsi dan konsep diri
7. Pola aktivitas dan latihan
8. Pola seksualitas dan reproduksi
9. Pola manajemen koping stress
10. Pola peran – hubungan
11. Pola keyakinan dan nilai
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS, 2011
9. What are support examination of ca cerviks
a. Pemeriksaan Sitologi Pap Smear
Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Test ini
mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal,
yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada laher rahim dengan
spatula kemudian dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop.
b. Kolposkopi
Pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan untuk
mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang
abnormal.
c. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
IVA merupakan tes alternatif skrining untuk kanker serviks. Prosedur
pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan serviks/leher rahim diolesi
dengan asam asetat, akan tampak bercak-bercak putih pada permukaan
serviks yang tidak normal.
d. Serviksografi
Servikografi terdiri dari kamera 35 mm dengan lensa 100 mm dan lensa
ekstensi 50 mm. Fotografi diambil oleh tenaga kesehatan dan slide
(servikogram) dibaca oleh yang mahir dengan kolposkop. Disebut negatif atau
curiga jika tampak kelainan abnormal, tidak memuaskan jika SSK tidak tampak
seluruhnya dan disebut defek secara teknik jika servikogram tidak dapat
dibaca (faktor kamera atau flash).
e. Gineskopi
Gineskopi menggunakan teleskop monokuler, ringan dengan
pembesaran 2,5 x dapat digunakan untuk meningkatkan skrining
dengan sitologi.
f. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT)
Penanda tumor adalah suatu suatu substansi yang dapat diukur
secara kuantitatif dalam kondisi prakanker maupun kanker. Salah
satu PT yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
perkembangan kanker serviks adalah CEA (Carcino Embryonic
Antigen) dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin).
g. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tingkat komplikasi
pendarahan yang terjadi pada penderita kanker serviks dengan
mengukur kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit dan
kecepatan pembekuan darah yang berlangsung dalam sel-sel
tubuh.
Hidayatul Mahsunah, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ca
Cervix (Kanker Serviks ); 2015
10. Bagaimana cara melakukan vulva
hygiene pada ca cerviks
• Kegiatan persiapan alat
• Pasang screen
• Jelaskan pada klien tentang pentingnya pembersihan vulva hygiene
• Anjurkan klien dalam posisi doprsal cecumbent dan tinggikan pagar
isi baskom dengan air yang bersuhu sekitar 41 - 43°c
• Bersihkan labia mayora, basuh kearah bawah dari area pubis kearah
anus dengan sekali gosokan ringan
• Cuci tangan dan rapihkan alat

Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perencanaan Dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3,
EGC, Jakarta, 2000
10. Bagaimana cara melakukan vulva hygiene pada ca cerviks
 Menutup sampiran untuk menjaga privacy klien
 Mencuci tangan untuk mencega infeksi silang
 Memasang selimut mandi dari atas perut hingga ke kaki dan melepas
selimut tidur klien untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan baik
pasien maupun area sekitar
 Menaikkan / melepas pakaian bawah klien Mengatur posisi dorsal
recumbent yaitu dengan menekuk kedua kaki, sedikit membuka dan
telapak kaki menapak pada bed untuk memudahkan dalam tindakan.
 Menaikkan selimut mandi hingga diatas simfisis pubis
 Memasang perlak pengalas dibawah pantat klien
 Melepas celana dalam dan mengambil pembalut dengan menggunakan
plastik hitam, kemudian buang kotoran pembalut di tempat sampah dan
celana dalam di tempat pakaian kotor
 Memakai sarung tangan yang bagian kiri terlebih dahulu, sementara
tangan kanan masih belum menggunakan sarung tangan
 Memeriksa keadaan vulva dengan membuka vulva secara perlahan –
lahan menggunakan tangan kiri dan observasi terhadap jumlah
perdahan yang keluar, warna, bau dan keadaan vulva.
 Mengambil pispot dengan tangan kanan dan pasang dibawah pantat klien
 Minta klien untuk kencing terlebih dahulu. Setelah selesai, guyur menggunakan air
hangat dengan tangan kanan sementara tangan kiri membuka vulva dengan hati –
hati. Ambil pispot kembali
 Mendekatkan kom yang sudah berisi kapas dan air hangat tadi serta bengkok
diantara kedua paha klien
 Memakai sarung tangan kanan dengan bantuan tangan kiri memegang bagian dalam
dari sarung tangan kanan
 Membersihkan area vulva dengan cara : tangan kiri membuka vulva dengan hati –
hati, sedangkan tangan kanan mengambil kapas dari kom (peras dulu di bengkok),
usapkan terlebih dahulu pada labia mayora kanan dari atas kebawah secara perlahan
dengan sekali usap dan buang kapas di bengkok, kemudian ambil kapas lagi (peras
dulu di bengkok) dan usapkan pada labia mayora kiri dari atas ke bawah secara
perlahan, begitu seterusnya sama untuk labia minora kanan dan labia minora kiri.
Sedangkan untuk vestibulum diusapkannya dari atas sampai ke anus. (jadi, ada lima
area yang harus dibersihkan : labia mayora kanan, labia mayora kiri, labia minora
kanan, labia minora kiri dan vestibulum, dimana masing – masing area dibersihkan
dengan satu kapas dan sekali usap) Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
 Memasang pembalut baru dan celana dalam klien, Mengambil perlak pengalas dan
turunkan / pasangkan kembali pakaian bawah klien
 Mencuci tangan
11. Indikasi pemberian eksternal radiasi dan apa efek dari terapi tersebut
• Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker
dan bisa dijalani oleh pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga
bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan gangguan lain yang
lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase
(menyebar)
• Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit (kering,
memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel
darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi
pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi
hanya pada area yang terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan
kehilangan rambut yang total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal
tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak berbahaya
bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu
ketiga atau keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah
pengobatan selesai.
radioterapirsdm.wordpress/mengenal dan memahami radioterapi, 2011
12. Bagaimana cara mendeteksi dini ca cerviks

Deteksi dini
Melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 1 tahun
sekali untuk mengetahui lesi prekanker.
• Pap smear adalah cara yang efektif untuk mendeteksi dini
kanker leher rahim dan penanganan lebih awal . Selain pap
smear, metode lain adalah inspeksi visual dengan asam
asetat (VIA) atau dengan Lugol’s Iodine (VILI) serta HPV-
hybrid capture. Tes tersebut mudah dilakukan dan memiliki
hasil yang efektif.
• Skrining dilakukan 3 tahun setelah aktif secara seksual dan
diulangi setiap tahunnya.

Hidayatul Mahsunah, Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Ca Cervix (Kanker Serviks ); 2015

Anda mungkin juga menyukai