Anda di halaman 1dari 20

Oleh :

KHABIBA PUSWITA SARI


1814314901003
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang
membutuhkan pengelolaan seumur hidup
dalam mengontrol kadar gula darahnya STUDI PENDAHULUAN
agar dapat meningkatkan kualitas hidup
penderita (Arisman, 2013)
Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan Hasil wawancara dengan responden, responden
tetapi dapat dikontrol dengan mengatur
kadar gula darah. Salah satu faktor penting mengalami penyakit diabetes sejak 9 bulan yang lalu.
dalam mengontrol kadar gula darah adalah Responden mengatakan sebelumnya belum mengerti bahwa
peran keluarga. responden mempunyai penyakit DM. Awalnya bermula dari
luka benturan yang tidak kunjung sembuh, luka semakin
membesar dan dilakukan amputasi pada bagian kedua jari
WHO memprediksi kenaikan kaki sebelah kanan. Responden tidak melakukan aktivitas
jumlah penyandang DM di diluar rumah dikarenakan kaki sebelah kanan terdapat luka
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun dan pada kaki sebelah kiri responden mengeluh kaku
2000 menjadi sekitar 21,3 juta sehingga responden hanya berada di tempat tidur. Selain itu
pada tahun 2030. keluarga mengerti bahwasannya responden harus menjaga
Laporan ini menunjukkan adanya pola makan. Untuk konsumsi obat pasien tidak mengkonsumsi,
peningkatan jumlah penyandang pasien menggunakan insulin namun tidak menggunakan lagi
DM sebanyak 2-3 kali lipat pada selama 2 bulan terakhir ini di karenakan tidak rutin kontrol.
tahun 2035 (PERKENI, 2015).
Rumusan Masalah

Bagaimana Peran
keluarga dalam merawat
anggota keluarga
dengan Diabetes Melitus
tipe 2 secara mandiri di
desa Krajan Pakis
Kabupaten Malang ?

Tujuan &
Manfaat
Penelitian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Tanda dan gejala pasien DM (Baughman &
Seseorang didiagnosa Diabetes Melitus jika kadar Hackley, 2000; Corwin, 2009) yaitu :
gula darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar gula darah a. Gejala yang sering muncul yaitu
puasa >126 mg/dl (Astuti, 2017). keletihan, poliuria (meningkatnya
produksi urin), polidipsia (meningkatnya
Beberapa faktor resiko DM menurut Riyadi & Sukarmin rasa haus), polifagia (peningkatan rasa
(2008) yaitu : lapar), sulit sembuh pada kulit yang
terdapat luka, infeksi , dan gangguan pada
1. Faktor genetik penglihatan (apabila kadar gula darah
2. Usia
3. Stress
tinggi).
4. Pola makan yang salah b. Komplikasi jangka panjang juga akan
5. Obesitas muncul apabila DM tidak diketahui
6. Infeksi beberapa tahun seperti gangguan pada
7. Riwayat melahirkan dengan berat badan saat bayi mata, gangguan vaskular perifer dan
lahir melebihi 4000 gram atau mempunyai riwayat DM neuropati perifer.
gestasional (DMG)
8. Riwayat melahirkan dengan BB yang rendah yaitu
kurang dari 2,5 kg.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat Klasifikasi Peran Keluarga :
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran A. Peran Formal
keluarga dianggap dibutuhkan pada tahap perawatan 1. Peran Parenteral
kesehatan yang dimulai pada tahap meningkatkan kesehatan, 2. Perkawinan
pengontrolan, pengobatan, hingga tahap rehabilitasi (Efendi & B. Peran Informal
Makhfudli, 2009). 1. Peran Pengharmonis
2. Insiater-kontributor
Faktor yang Mempengaruhi Peran 3. Peran Pendamai
keluarga Friedman et al. (2010) yaitu : 4. Peran Pengasuh keluarga
5. Peran Koordinator
1. Pengaruh kelas Sosial 6. Peran Motivator
2. Pengaruh Etnik Atau Budaya Friedman et al. (2010)
3. Pengaruh Perkembangan atau Siklus
Hidup
4. Peristiwa Situasional, termasuk
Perubahan Sehat dan Sakit
Perawatan diri yaitu perilaku individu untuk Perawatan Diri Pasien DM menurut
mengurus kehidupan, kesehatan dan perubahan American Association of Diabetes Educators
dalam hidup sekitar (Baker & Denyes, 2008). (AADE, 2014) yaitu :
Pasien DM memerlukan pengontrolan
diri yang efektif untuk mencegah 1. Makan Sehat
komplikasi (Bai et al., 2009) 2. Aktivitas Fisik
Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Diri 3. Pemantauan Kadar Gula Darah
Diabetes Mellitus Menurut Kusniawati (2011) yaitu : 4. Manajemen Obat
1. Usia 5. Kemampuan Penyelesaian Masalah
2. Sosial Ekonomi (Problem Solving)
3. Lama menyandang Diabetes Melitus 6. Mengurangi Resiko
4. Aspek Emosional 7. Koping yang Sehat
5. Motivasi
6. Komunikasi dengan Tenaga Kesehatan
7. Pengetahuan
8. Peran keluarga
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif Waktu Penelitian
dengan studi kasus tentang peran keluarga dalam merawat Peneliti melakukan pengambilan data pada
anggota keluarga dengan diabetes Mellitus Tipe 2 secara bulan 21 Juni 2019
Mandiri yang meliputi pengkajian, wawancara, edukasi, Tempat Penelitian
dan evaluasi Penelitian dilaksanakan rumah Ny. R selaku
responden tepatnya di desa Krajan Bunut
Wetan, kecamatan pakis Malang.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara mendalam. Peneliti melakukan
wawancara pada Ny.R selaku responden dan Tn. W
Jumlah subyek penelitian adalah satu orang (usia 54
selaku suami responden yang merawat dalam
tahun) yang berjenis kelamin perempuan, beragama
keseharian responden yang akan menjadi informan
islam dan berpendidikan SMP
yang dapat memperkuat data.
Triangulasi Sumber

Dalam penelitian ini wawancara dengan responden


dan dibuktikan dengan informan yakni Tn. W
selaku suami responden yang merawat responden
dalam kesehariannya.

Triangulasi Metode

Pedoman wawancara yaitu serangkaian pertanyaan


yang akan ditanyakan pada responden yang mana
hal ini digunakan sebagai petunjuk saat melakukan
wawancara.
Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi,
dokumentasi. Kemudian hasil wawancara di salin
dalam bentuk transkrip

Mereduksi Data
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan
dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan
secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
Riwayat Penyakit
Kondisi Fisik
Partisipan pada penelitian ini adalah seorang
penderita diabetes Mellitus yang di vonis sejak
Partisipan juga sempat mengalami nafsu makan yang
11 bulan yang lalu, Setelah divonis terkena
menurun, mengakibatkan berat badan yang terus
diabetes partisipan kesulitan dalam beraktivitas
menurun, dan tugas keluarga memotivasi dan membantu
karena mengalami luka pada kaki sebelah kanan
kebutuhan dalam sehari-hari yang di butuh kan oleh
dan sudah dilakukan amputasi pada jari manis
partisipan. Dari segi pemeriksaan fisik didapatkan hasil
dan kelingking dan terkadang kaki sering merasa
yaitu tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 84x/menit, RR
kaku-kaku pada kaki sebelah kiri, sehingga
20x/menit, pada kaki sebelah kanan terdapat luka DM
perannya menjadi seorang ibu rumah tangga
dan pada jari kelingking dan jari manis sudah di
yang mengurus kebutuhan rumah menjadi
amputasi. Pada pemeriksaan gula darah didapatkan hasil
terganggu.
238 mg/dl.
Tema 1 : Keluarga mampu menjadi koordinator yang baik

Koordinator yang dimaksud adalah mengarahkan, merencanakan, mengawasi, mengingatkan,


dan memberikan pelayanan kesehatan yang di butuhkan oleh partisipan dalam membantu
pemenuhan kebutuhan dalam sehari hari, respon keluarga dalam merawat partisipan yakni
meliputi menyediakan makan, membantu menyeka, membantu saat akan eliminasi, personal
hygine, pengontrolan kadar gula darah serta pengobatan. Dari pengakuan partisipan yang
merasakan bagaimana peran keluarganya dalam merawat partisipan mengatakan keluarganya
memenuhi kebutuhan pasien mulai dari merencanakan, mengingatkan, memberikan apa yang
di butuhkan, mengurusi pengobatan, serta memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan partisipan yakni dengan memanggil tenaga kesehatan ( mantri ) dalam
pengontrolan gula darah serta perawatan kaki.
Pola Makan

Pola Eliminasi

Koordinator Personal Hygiene

Pengontrolan Kadar Gula darah

Pengobatan
Tema 2 : Keluarga mampu berkontributor dalam membantu pengobatan pasien

Kontributor yang dimaksud adalah menyarankan, mengusulkan ide atau perubahan cara dalam mengambil
keputusan saat pengobatan dan mengatasi kendala yang dialami oleh keluarga maupun partisipan. Peran
keluarga sebagai kontributor dalam tema ke dua menunjukan bahwa betapa besar keterlibatan keluarga
dalam melaksanakan atau membantu partisipan dalam pengobatan, yakni dengan mengusulkan pendapat
tentang apa yang keluarga inginkan serta untuk kebaikan partisipan . Bahkan keluarga juga memberikan
solusi tehadap kesehatan partisipan yakni dengan cara memanggil tenaga kesehatan (Mantri). Keluarga
juga dapat memecahakan masalah partisipan dengan baik yakni dengan cara memberikan keputusan yang
terbaik untuk partisipan selama pengobatan sehingga dapat mengurangi/ mencegah terjadinya komplikasi
dari Diabetes tersebut. Dan dari sikap keluarga dalam merawat partisipan yakni adalah hanya untuk
mendorong agar partisipan mau dalam menjalankan apa yang diperbolehkan dan melarang apa yang tidak
diperbolehkan.
Mengusulkan Ide/ memecahkan
masalah

Komunikasi dengan tenaga


Kontributor kesehatan

Sikap Keluarga
Tema 3 : Keluarga mampu menjadi motivator yang baik

Motivator yang dimaksud adalah peran yang mendorong, mengingatkan,


mempengaruhi, atau mengajak anggota keluarga klien yang sakit DM agar mau
menjalani pengobatan demi kesehatan pasien. Peran keluarga sebagai motivator
pada tema ke 3 ini menunjukan bahwa semua berperan dalam mendorong
partisipan untuk menjadi lebih baik lagi kondisinya, yang di dukung oleh
dukungan informasional yang dimana keluarga dan partisipan memanggil tenaga
kesehatan dengan cara tersebut keluarga dan partisipan mempunyai saran
maupun nasihat tentang perawatan partisipan. Dukungan Penilaian yakni pada
penelitian ini mengarah pada keinginan partisipan ataupun keluarga sehingga
dengan partisipan mempunyai penilaian akan dirinya sudah membaik dari
sebelumnya maka dari itu partisipan akan membuat motivasi dalam dirinya agar
cepat sembuh. Dukungan intrument yakni pada penelitian ini keluarga mampu
memfasilitasi kebutuhan partisipan dari uang, barang maupun jasa. Keluarga juga
memfasilitasi tenaga kesehatan dengan memanggil (Mantri) untuk perawatan luka
maupun dalam Pengecekan kadar gula darah sehingga dari itu keluarga juga
termotivasi akan usaha yang dilakukan keluarga untuk kesembuhan. Dan untuk
dukungan emosional pada penelitian ini yakni keluarga juga terkadang
memberikan dorongan melaluii emosional agar partisipan mau menjalan kan pola
makan yang teratur, dan keluarga juga melarang apa yang boleh maupun yang
tidak diperbolehkan oleh partisaipan.
Dukungan Informasional

Dukungan Penilaian

Motivator

Dukungan Instrumental

Dukungan Emosional
Teori dan temuan diatas mendukung hasil penelitian yang
ditemukan peneliti yang menunjukan bahwa suami maupun
anak semua berperan dalam merawat partisipan yang dinyatakan
oleh partisipan dan informan yakni dengan membantu
pemenuhan kebutuhan sehari hari, mengatur pola makan,
personal hygine, pola aktivitas, membantu dalam pola eliminasi,
pengontrolan gula darah, serta pengobatan pasrtisipan.
Peran sebagai kontributor yang telah diungkapkan
oleh informan kepada partisipan menunjukan betapa
besar keterlibatan keluarga dalam memutuskan suatu
masalah yang harus di pecahkan bersama keluarga dan
mengatur apa yang harus di lakukan oleh partisipan. Dan
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan akan
menambah wawasan keluarga dalam merawat partisipan
sehari-hari. yakni mengenai pengaturan pola makan,
olahraga, pengontrolan kadar gula darah, ketepatan
suntik insulin dan kontrol rumah sakit serta perawatan
kaki.
Teori dan temuan diatas mendukung hasil penelitian
yang di kemukakan peneliti yang menunjukan bahwa
pada partisipan kurang dalam menjalani diet DM,
sehingga informan terkadang sempat jengkel dalam
memberikan motivasi kepada partisipan terkait pola
makan, keluarga selalu melarang partisipan untuk
makanan/minuman yang manis, informan dan anaknya
selalu menyediakan makanan pada waktunya, namun
makanan yang dikonsumsi sama dengan yang
dikonsumsi oleh keluarga lainnya, itu artinya dalam
keluarga belum mengerti tentang pengontrolan gula
darah melalui pola makan. Dan keluarga mendorong
partisipan untuk ketepatan waktu dalam penyuntikan
insulin yang selalu di suntikan oleh anaknya setiap
harinya. Keluarga juga sering berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan dalam perawatan kaki dan
pengontrolan gula darah sehingga dengan adanya tenaga
kesehatan tersebut akan memberikan dorongan terhadap
pasien terhadap pengobatan yang harus dijalankan dan
kerutinan pengontrolan gula darah.
Setelah melakukan penelitian dan analisa data maka dapat
disimpulkan bahwa peran keluarga Ny.R dengan Diabetes
Mellitus dalam melakukan perawatan mandiri di rumah cukup
baik hal ini dibuktikan dengan keluarga mampu memenuhi
kebutuhan pasien dari pola makan, pola eliminasi, personal
hygine, pola aktivitas, pengontrolan kadar gula darah,
pengobatan serta perawatan kaki

Diharapkan keluarga memberikan peran yang aktif dalam


melakukan perawatan, dan lebih memperluas ilmu maupun
pengalaman dalam merawat keluarganya yang menderita
diabetes melitus agar dapat meminimalisir komplikasi dari
penyakit diabetes mellitus. Dan selalu memberi dukungan
terhadap partisipan agar dapat menjaga pola makannya
serta sering mengontrol kadar gula darahnya.

Anda mungkin juga menyukai