Anda di halaman 1dari 24

OUTLOOK

Ekonomi Makro
Mikro Syariah
Indonesia

2016
OUTLINE:
1. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN DOMESTIK
2. PERKEMBANGAN INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH
3. PERKEMBANGAN KURIKULUM EKONOMI DAN
KEUANGAN DI PERGURUAN TINGGI
PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN DOMESTIK
Pertumbuhan Ekonomi Global mengalami Perlambatan
…terjadi pada negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA SELAMA SEMESTER I 2015, EKONOMI GLOBAL MELAMBAT


IMF-WEO menurunkan proyeksi ekonomi tahun 2015 dari ditandai dengan melemahnya pertumbuhan beberapa negara kunci dan
sebelumnya 3,3% (Jul’15) menjadi 3,1% (Okt ‘15). menurunnya volume perdagangan.

4 Ekonomi AS masih lemah dengan tingkat pertumbuhan pada Q3


3.8
3.8 2015 sebesar 2,0% YoY, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
3.6 3.5 3.5 pertumbuhan di Q2 2015 dan per 28 Oktober 2015, The Fed
3.4 masih mempertahankan tingkat bunga.
3.4 3.3 3.3
3.2 3.1
Ekonomi EU masih tumbuh, namun tidak secepat yang
3 diperkirakan. Program stimulus yang dilakukan oleh ECB
2.8 mendorong peningkatan kredit. ECB melanjutkan program
2.6 tersebut hingga September 2016.
WEO Okt WEO WEO WEO Jul'15 WEO Okt
14 Jan'15 Apr'15 '15
Sumber: WEO Ekonomi Jepang pada Q2 mengalami pertumbuhan negatif (qtq)
setelah 2 kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan positif.
PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN HARGA KOMODITAS
Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya ekspor karena
Perlambatan ekonomi berdampak pada menurunnya harga komoditas.
menurunnya permintaan dari negara berkembang.
6.0 200 BOJ masih memperthankan kebijakan stimulus melalui
5.4
5.5 180 peningkatan monetary base pada laju tahunan sebesar 80 triliun
5.0 160
Yen.
4.5 4.2
140 Perekonomian negara berkembang selain menghadapi
4.0
3.4 3.3 3.4 120 permasalahan perlambatan juga dihadapkan pada risiko
3.5 3.1
3.0 100 terjadinya capital flight seiring dengan rencana kenaikan suku
2.5 80 bunga oleh The Fed.
2.0 60 Selain itu, penurunan harga komoditas global berdampak pada
2010 2011 2012 2013 2014 2015 menurunnya kinerja ekspor negara-negara yang mengandalkan
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Imdeks Harga Komoditas
p - RHS
Sumber: WEO dan Bloomberg
ekspor berbasis komoditas.

4 4
Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global Menjadi Fenomena Umum
…terjadi pada negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (% YoY)


10 Slowdown continues in Q2-2015 Rilis PDB Q3 2015 beberapa negara
Amerika Serikat
Source: CEIC

-- 8 masih menunjukkan tren menurun


diharapkan 6 dibanding Q1 dan Q2 2015
menjadi motor
4
penggerak 2.0 2.3 1.4 Q1 vs Q2 vs Q3 2015 (%)
perekonomian 2
Amerika Serikat : 2,9  2,7  2,0
global, terus 0 United Kingdom : 2,7  2,4  2,3
mengalami
perlambatan di -2 Korea Selatan : 2,6  2,0  1,4
Q2 dan Q3 2015. -4
Tiongkok : 7,0  7,0  6,9
U.S Canada U.K. Australia South Korea Singapura : 2,6  2,0  1,4
Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 Q3 '15

Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market (% YoY)


10
Perlambatan ekonomi terjadi di 6.9
8
negara-negara kunci emerging
6
market
4 1.4
2
Source: CEIC

0
-2
-4
-6
Brazil Russia Cina Indonesia Malaysia Mexico Singapore Thailand India Taiwan

Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 Q3 '15

5 5
Pertumbuhan PDB Indonesia relatif stabil
...sektor konsumsi RT dan Pulau Jawa merupakan kontributor utama

Pertumbuhan PDB Spasial Kontribusi Pertumbuhan per Daerah


Bali & Nusa 2015Q2 Pertumbuhan PDB : 4.7%
Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku & Papua
Tenggara
Pertumbuhan PDB Pertumbuhan PDB Pertumbuhan PDB
Pertumbuhan PDB
Pertumbuhan PDB Maluku & Papua:
2014: 4.7% 2014: 3.2% 2014: 6.9% 2014: 4.3% Sulawesi: 11% 4%
2014: 5.9%
2015Q1: 3.5% 2015Q1: 1.1% 2015Q1: 7.3% 2015Q1: 3.7%
2015Q1: 8.9% Sumatera: 13%
2015Q2: 2.9% 2015Q2: 1.5% 2015Q2: 8.6% 2015Q2: 10.2%
2015Q2: 8.9%
Kalimantan: 2%

Java Bali & Nusa


Pertumbuhan PDB
2014: 5.6% Tenggara: 2%
2015Q1: 5.2%
2015Q2: 5.1%

Jawa:
Source: BPS 63%
Source: BPS

Pertumbuhan PDB Nasional Shifting from Commodity-based economy

2013 2014 2015  Pertumbuhan konsumsi RT masih stabil didukung oleh


Komponen Pengeluaran(%) inflasi yang terjaga
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Konsumsi Rumah Tangga 5.5 5.2 5.4 5.4 5.4 5.1 5.1 5.0 5.0 5.0  Sektor eksternal masih melemah
Konsumsi LNPRT 6.5 6.4 6.7 12.8 23.7 22.8 5.6 -0.2 -8.3 -7.9  Jawa masih dapat tumbuh dengan baik didukung oleh
Konsumsi Pemerintah 3.0 3.2 12.4 7.9 6.1 -1.5 1.3 2.8 2.2 2.3 industri manufaktur dan perdagangan
PMTB 7.9 5.5 6.0 2.1 4.7 3.7 3.9 4.3 4.4 3.6  Pertumbuhan Bali dan Nusra didukung oleh sektor jasa –
Ekspor 3.5 2.1 1.3 9.4 3.2 1.4 4.9 -4.5 -0.9 -0.1 pariwisata
Impor 2.9 0.9 4.9 -0.9 5.0 0.4 0.3 3.2 -2.3 -6.8  Perlambatan terjadi di daerah yang ditopang oleh sektor
PDB 5.6 5.6 5.5 5.6 5.1 5.0 4.9 5.0 4.7 4.7 komoditas
Source: BPS

6
Perkembangan Indikator Utama Ekonomi Indonesia
…menunjukan ekonomi Indonesia masih positif didukung dengan pertumbuhan investasi yang positif dan konsisten

Neraca Perdagangan Indonesia Jan-Sep 2015:


Trade Surplus Perkembangan Realisasi Investasi Langsung
2014: Q2-2015
2012: 2013: US$7,13bn Total Investasi Langsung Naik 16,3% (YoY)
3000 Trade Deficit
Trade Deficit Trade Deficit US$1.89bn PMA Naik 18,2% (YoY)
US$1.66bn US$4.08bn PMDN Naik 16,1% (YoY)
2000
PMA PMDN Total

1000
Juta USD

-1000

-2000 Sept.Trade Surplus:


US$1,02Bn
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
-3000
2011 2012 2013 2014 2015
2012-J

2013-J

2014-J

2015-J
O
F

J
J

F
M
A
M

A
S
O

M
A

J
J
M

A
S

J
J
N
D

M
A
M

J
A
N
D

M
A

J
M

S
Sumber: BPS, Sumber: BKPM

Pergerakan Inflasi 2014 vs 2015


Sep Inflation - Neraca Pembayaran Indonesia
20.00% 0,05% (mtm);
18.00% USD mn Cadangan Devisa per September 2015: US$101,7 bn USD mn
16.00% 6,83%(yoy); 15000 15000
Goods Income Services Curr. Trsfs Current Account (RHS)
14.00% 2,24% (ytd).
12.00% 10000 10000
10.00%
8.00% 5000 5000
Core
6.00%
0 0
4.00% 5,07% (yoy),
2.00%
Admin P. : -5000 -5000
0.00%
Jul-11

Jul-12

Jul-13

Jul-14

Jul-15
Jan-11

Sep-11
Nov-11
Jan-12

Nov-12
Jan-13

Nov-13
Jan-14

Nov-14
Jan-15
Sep-12

Mar-13

Sep-13

Sep-14

Sep-15
Mar-11
May-11

Mar-12
May-12

May-13

Mar-14
May-14

Mar-15
May-15

11,26% (yoy), -10000 -10000

Volatile F. : -15000 -15000


CPI (% YoY) CPI: Core (% YoY) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
8,52% (yoy).
CPI: Administered (% YoY) CPI: Volatile (%YoY) 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: BPS, data diolah
Sumber: Bank Indonesia
77
Pergerakan Nilai Tukar, Yield SUN, dan IHSG
... Nilai tukar Rupiah menguat terhadap dolar AS, Indeks saham menguat dan tingkat imbal hasil SUN turun

Indeks Nilai Mata Uang terhadap USD


Pergerakan IHSG vs Net Capital Flow
1 Jan 2014 = 100, per 30 Oktober 2015
140.0 per 30 Okt 2015
*DXY Curncy (Dollar Index) : Adalah angka indeks kekuatan mata uang US dollar 25,000 6,000
terhadap 6 mata uang utama dunia (EUR, Yen, Pound, $ Kanada, Krona Swedia 5,519
130.0 dan Franc Swiss) – ke atas = menguat 20,000 5,220 5,288 5,500
15,000 4,983
120.0 10,608 5,000
10,000 5,896 4,500
110.0 5,000 4,455
212 132 4,000

Miliar Rp
4,121
0
100.0 3,500
-5,000
-3,460 -4,089
-5,426 -4,710 3,000
90.0 -10,000 -7,183
-9,820
-15,000 2,500
80.0
Jan-14 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Oct-15 -20,000 2,000
5 1423 3 1224 5 1625 6 1524 6 1827 8 1726 7 22311121 1 1021 1 1222
Indeks Dolar AS Indonesia Malaysia Thailand
Filipina Singapura Korea JanuariFebruari Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt
Sumber: Bloomberg NFB Kumulatif YTD NFB Kumulatif/bulan IHSG - RHS
Perkembangan Yield SUN Sumber: Bloomberg

10.5
10 • Penundaan kenaikan suku bunga The Fed berdampak pada
9.5 mengalirnya arus modal ke negera berkembang.
9
• Rupiah terus mengalami penguatan hingga di kisaran 13.288 per
8.5
US$ (Posisi per 15 Oktober 2015)
8
7.5 • Masuknya aliran modal ke bursa saham mendorong IHSG naik
31-Des-14
7 31-Mar-15 sampai ke level 4.691. (Posisi per 26 Oktober 2015)
6.5 30-Sep-15
6
30-Okt-15 • Diharapkan kondisi ini terus membaik dan bertahan dalam waktu
1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y10Y 15Y 20Y 30Y yang lama
8 Sumber: Bloomberg 8
Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
…Upaya-upaya untuk mengatasi tantangan yang membebani pertumbuhan ekonomi Indonesia

Mengakibatkan

Tekanan Ekonomi

Ditangani dengan
Pertumbuhan
Meningkatnya
melambat
• Permintaan global melemah (Advanced Economies & EMEs). ketidaksetaraan
• Ketidakpastian di pasar keuangan global (di bawah target)
• Volatilitas harga komoditas
• Kompetisi global yang ketat
Reformasi Anggaran
Keterbatasan Anggaran Untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan
• Sisi Penerimaan
• Investasi di sektor • Sumber daya yang
• Sangat bergantung pada sektor komoditi
• Rasio pajak yang rendah infrastruktur berkualitas
• Kepatuhan pajak yang rendah • Investasi pada sumber • Infrastruktur yang lebih
• Expenditure Side daya (kesehatan dan baik (energi, jalan,
• Banyak belanja konsumtif, sedkit belanja produktif pendidikan) pelabuhan, dll)
• Anggaran subsidi lebih besar dari anggaran infrastruktur • Insentif dan fasilitas • Meningkatkan iklim
• Subsidi salah sasaran
perpajakan investasi dan bisnis

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi,


merata, dan berkesinambungan
9
Kebutuhan menciptakan anggaran yang lebih sehat untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkesinambungan
…baik kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang

strategi JANGKA
MENCIPTAKAN
PANJANG
PERTUMBUHAN
melalui
EKONOMI YANG
BERKELANJUTAN,
BUDGET Optimalisasi Kualitas Kesinambungan
ADIL, DAN
MERATA
TANTANGAN EKONOMI REFORM Pendapatan Belanja Sumber
Negara Pembiayaan

Kondisi
Masalah
Ekonomi
Struktural
Global
Penyerapan
strategi JANGKA anggaran
MENDUKUNG
PENDEK Peningkatan PERTUMBUHAN
melalui daya beli EKONOMI
MELEWATI
STIMULUS Insentif dunia usaha KETIDAKPASTIAN
EKONOMI GLOBAL
FISKAL Kebijakan lainnya
10
APBN terkini disusun untuk menjawab tantangan ekonomi terkini, baik global
maupun domestik
…perubahan struktural HARUS dilakukan SEKARANG dan dalam jangka menengah maupun panjang

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan merata


OPTIMALISASI PENDAPATAN NEGARA

Reinventing policy; e-faktur; Perubahan skema subsidi Defisit anggaran yang


Compliance risk BBM; Kenaikan signifikan terjaga;
management; anggaran infrastruktur, Menggunakan sumber
Pajak sumber daya alam; kesejahteraan rakyat dan pembiayaan bilateral dan
Perbaikan administrasi PMN untuk BUMN; Cashless multilateral yang kompetitif;
pajak; Revisi regulasi smart cards; Dana desa; Jenis instrumen pembiayaan

KESINAMBUNGAN SUMBER
perpajakan (amandemen Memberdayakan yang beragam (kurs, produk,
UU, KUP, UU PPh, UU PPn), pemerintah daerah; Skema jangka waktu).
Pembentukan Badan Khusus subsidi untuk sektor lain
Pengelolaan Pajak,

• Mengalihkan sumber • Mewujudkan • Menjaga pembiayaan


KUALITAS BELANJA
pendapatan yang pertumbuhan ekonomi APBN yang sehat
bersumber dari komoditas yang berkelanjutan, adil, • Menggunakan surat utang
• Memperluas cakupan dan merata domestik dan
basis pendapatan • Mengalihkan belanja internasional secara

PEMBIAYAAN
• Meningkatkan tingkat konsumtif ke produktif efektif dan efisien
kepatuhan pajak • Merancang skema target • Mengoptimalkan skema
• Menghindari kebocoran subidi yang lebih tepat pembiayaan kepada
pajak, terutama restitusi sasaran BUMN guna mendukung
PPN • Mengoptimalkan program belanja
pemerintah daerah untuk infrastruktur.
• Memperkuat institusi
pajak menstimulus
pertumbuhan ekonomi
11
11
Realokasi belanja ke arah yang lebih produktif
…untuk pertama kalinya, anggaran pembangunan infrastruktur pada 2015 lebih tinggi dari subsidi energi, dan akan berlanjut

Rata-rata belanja produktif pada tahun 2015-2016 naik signifikan dibandingkan dengan 2011-2014
2015: APBNP, 2016: RAPBN

PENDIDIKAN INFRASTRUKTUR
 28,3% 408.5
424.8  103,4% 313.5
290.3
375.5
345.3

310.8 177.9
155.9
145.5
266.9 114.2

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016

SUBSIDI ENERGI KESEHATAN


 57,6%  76,6% 106.1
350.3
306.5 310

255.6
77.4
67.5

137.8 52.7
121 46.6
41

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016

12
Stimulus fiskal sebagai pendukung pertumbuhan jangka pendek (1)
…untuk mempertahankan pertumbuhan di antara tekanan perekonomian global

JILID I : 9 SEPTEMBER 2015 JILID II : 29 SEPTEMBER 2015

#PERSETUJUAN TAX ALLOWANCE & TAX


#AKSELERASI PENYERAPAN ANGGARAN
HOLIDAY
Mendorong realisasi program-program prioritas
Mempercepat layanan investasi dalam bentuk
pemerintah dan mendorong pertumbuhan
memangkas perizinan investasi di kawasan
ekonomi.
industri

#INSENTIF PPN IMPOR BARANG TERTENTU


#PENINGKATAN DAYA BELI
Memberikan kelonggaran PPn tidak dipungut
Mempertahankan daya beli masyarakat dengan
untuk beberapa industri alat transportasi
mendorong tingkat pertumbuhan konsumsi
(utamanya untuk galangan kapal, kereta api,
rumah tangga dan menjaga kestabilan harga.
pesawat, dan suku cadangnya)

#INSENTIF DUNIA USAHA #PEMBENTUKAN PUSAT LOGISTIK BERIKAT


Memberikan stimulus pertumbuhan sektor
Menyiapkan dua pusat logistik berikat yaitu
prioritas melalui pertumbuhan investasi,
Cikarang terkait manufaktur dan Merak, Banten,
penguatan daya saing produk dalam negeri, dan
terkait Bahan Bakar Minyak (BBM).
insentif penunjang lainnya.

#KEBIJAKAN LAINNYA #INSENTIF PAJAK DEPOSITO


Menurunkan pajak deposito bagi eksportir yang
Memperkuat daya saing potensi lainnya dan
melaporkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) kepada
menstimulus perkembangan potensi- baru.
Bank Indonesia (BI)
13 13
Stimulus fiskal sebagai pendukung pertumbuhan jangka pendek (2)
…untuk mempertahankan pertumbuhan di antara tekanan perekonomian global

JILID III : 7 OKTOBER 2015 JILID IV : 15 OKTOBER 2015 JILID V : 23 OKTOBER 2015

INSENTIF PAJAK REVALUASI


#PENINGKATAN ASET (Sebelumnya Tarif Pajak
KESEJAHTERAAN PEKERJA 10%)
#PENYESUAIAN HARGA BBM
Pemberian Jaring Pengaman
DAN ENERGI Dengan revisi aturan
melalui kebijakan upah
Penurunan harga BBM, Listrik mengenai revaluasi aset,
minimum dengan sistem
dan Gas untuk industri maka:
formula untuk memastikan
pekerja/buruh tidak jatuh ke • Revaluasi aset hingga
dalam upah murah 31 Desember 2015,
tarif PPh 3%
• Revaluasi aset 1 Januari
hingga 30 Juni 2016,
#PENYEDERHANAAN IZIN tarif PPh 4%
LAHAN UNTUK AKTIVITAS
#KEBIJAKAN KUR YANG • Revaluasi aset 1 Juli
INVESTASI hingga 31 Desember
LEBIH MURAH DAN MELUAS
Simplifikasi permohonan izin 2016, tarif PPh 6%
Penurunan Tingkat Bunga
pemangkasan lahan,
dari 22% menjadi12%
pengukuran lahan, dan
perizinan HGU dan HGB
MENGHAPUSKAN PAJAK
BERGANDA ATAS KONTRAK
KOLEKTIF DANA INVESTASI
#MENDORONG EKSPOR
REAL ESTATE (REITS)
UNTUK MENCEGAH PHK
Dukungan kepada usaha kecil
#PERLUASAN PENERIMA KUR Mendorong pelaku usaha
menengah yang berorientasi
Memperbesar kriteria industri sektor properti dan
ekspor maupun terlibat pada
penerima KUR infrastruktur di Indonesia
kegiatan yang mendukung
untuk menerbitkan REITS di
ekspor melalui Lembaga
dalam negeri
Pembiayaan Ekspor
14 Indonesia 14
PERKEMBANGAN INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH
Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia:
Keuangan Syariah dari Masa ke Masa

1992 1997 2000 2003 2004 2006 2008 2014


Pengaturan Bank Syariah Office
Bank Syariah Channelling
PERBANKAN Bank Muamalat 1st Shariah Business
Unit
UU Bank Syariah
1st Islamic Banking
Accounting Standard

1st Asuransi Pengaturan asuransi RBC Asuransi


ASURANSI Syariah syariah Syariah

SYARIAH As Takaful Keluarga 1st Shariah 1st Retakaful Amandmen UU


Business Unit ReIndo Syariah Asuransi
Pengaturan
Multifinance Syariah
MULTIFINANCE 1st Multifinance
Amanah Finance

1st reksadana syariah Daftar Efek Syariah


Danareksa Syariah Berimbang

PASAR Jakarta Islamic


UU SBSN

MODAL Index 1st SBN


1st Corp. Sukuk Pengaturan Pasar
Mudharabah Indosat
Modal Syariah
1994 1999 2002 2005 2007 2011
Perkembangan Penerbitan Sukuk Negara

Total Outstanding:
Total Penerbitan: Rp 370,93 Triliun
Rp 281,32 Triliun
Distribusi berdasarkan tenor:
Oct 19, 2015 103.60 > 10 years
IDR41.53T
14.76%
2014 75.54

2013 53.18
0 - 5 years
6 - 10 years
2012 57.09 IDR161.65T
IDR78.14T
57.46%
27.78%

2011 33.31

2010 26.97 Distribusi berdasarkan mata uang:


2009 16.55
USD,
IDR94.94T
2008 4.70 (IDR trillion) 33.75%

0 20 40 60 80 100 120 IDR,


IDR186.38T
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Oct 19, 2015 66.25%

IFR 4.70 1.28 6.15 4.61 0.40 - - -


Distribusi
SR - 5.56 8.03 7.34 13.61 14.97 19.32 21.97 berdasarkan tradability:
Non-
SNI - 7.03 - 9.04 9.64 17.24 17.75 26.42 tradable,
IDR35.20T
SDHI - 2.69 12.78 11.00 15.34 - 12.86 3.00 12.51%

SPN-S - - - 1.32 1.38 11.65 16.17 9.74


PBS - - - - 16.71 9.32 9.45 42.48
Total 4.70 16.55 26.97 33.31 57.09 53.18 75.54 103.60
Tradable,
IDR246.1T
87.49%
*Data Per 19Oktober2015

17
Sukuk Negara Global
USD Miliar

Indonesia 7,000
“Indonesia merupakan
UAE 5,000
negara dengan Malaysia 4,750
outstanding sukuk Qatar 4,000
internasional Turkey 2,750
(denominasi USD) Hong Kong 2,000
terbesar di dunia.” Pakistan 1,000
Bahrain 750
South Africa 500

- 1,500 3,000 4,500 6,000 7,500

Penerbitan Sukuk Global (SNI) 2009-2015


SNI-14 (2009)* SNI-18 (2011)* SNI-22 (2012) SNI-19 (2013) SNI-24 (2014) SNI-25 (2015)
Islamic GMTN Program, Islamic GMTN Prog., Reg Islamic GMTN Prog., Islamic GMTN Prog.,
Format 144 A / Reg S 144 A / Reg S
Reg S/144 A S/144 A Reg S/144 A Reg S/144 A
Tenor 5 years 7 years 10 years 5.5 years 10 years 10 years
Issue date April 23, 2009 November 21, 2011 November 21, 2012 September 17, 2013 September 10, 2014 May 28, 2015
Maturity date April 23, 2014 November 21, 2018 November 21, 2022 Maret 15, 2019 September 10, 2024 May 28, 2025
Coupon 8.80% p.a 4.00% p.a 3.30% p.a 6.125% p.a 4.35% p.a 4.325 % p.a.
Structure Ijarah Sale and Lease Back Wakalah
Orderbook USD4.76 billion USD6.5 billion USD5.3 billion USD5.7 billion USD10 billion USD6.8 billion
Issue size USD650 million USD1 billion USD1 billion USD1,5 billion USD 1.5 billion USD2 billion
Bank (17%), Funds (59%), Bank (35%), Funds (40%), Bank (34%), Funds (51%), Bank (42%), Funds (39%),
Bank (28%), Funds (57%),
Distribusi tipe Bank (37%), Funds (45%), Central Bank & SWF Central Bank & SWF (17%), Central Bank & SWF (7%), Central Bank & SWF
Central Bank & SWF
investor Asuransi (4%), Retail (14%) (11%), Private banks (7%), Private banks (5%), Asuransi Private banks (4%), Asuransi (15%), Private banks (2%),
(13%), Lainnya (2%)
Asuransi (6%) (3%) (4%) Asuransi (2%)
Timur Tengah (20%), Eropa Timur Tengah (35%), Timur Tengah (41%),
Distribusi Timur Tengah (30%), Eropa Timur Tengah (30%), Timur Tengah (30%), Eropa
(16%), Asia (25%), Indonesia Eropa (15%), Asia (20%), Eropa (16%), Asia (12%),
demografi (11%), Asia (32%), Indonesia Eropa (18%), Asia (32%), (15%), Asia (23%), Indonesia
(15%), US (24%) Indonesia (10%), US Indonesia (10%), US
investor (8%), US (19%) Indonesia (12%), US (8%) (20%), US (12%)
(20%) (21%)
18
Sukuk Negara Ritel

Description SR-001*) SR-002*) SR-003*) SR-004 SR-005 SR-006 SR-007


30 Jan - 20 Feb 25 Jan - 5 Feb 23 Feb – 6 Mar
Offering Date 7 - 18 Feb 2011 5 - 16 Maret 2012 8 - 22 Feb 2013 14 - 28 Feb 2014
2009 2010 2015
Issuance date 25 Feb 2009 10 Feb 2010 23 Feb 2011 21 Mar 2012 27 Feb 2013 5 Mar 2014 11 Mar 2015
Maturity date 25 Feb 2012 10 Feb 2013 23 Feb 2014 21 Sept 2015 27 Feb 2016 5 March 2017 11 Mar 2018
Tenor 3 years 3 years 3 years 3,5 years 3 years 3 years 3 years
Coupon 12.00% 8.70% 8.15% 6.25% 6.00% 8.75% 8.25%
Structure Ijarah Sale and Lease Back Ijarah Asset to be Leased
13 18 20 24 25 28 22
(5 Banks; 8 (10 Banks; 8 (11 Banks; 9 (13 Banks; 11 (16 Banks; 9 (19 Banks; 9 (17 Banks; 5
Selling Agent
Securities Securities Securities Securities Securities Securities Securities
Companies) Companies) Companies) Companies) Companies) Companies) Companies)
Maximum
No No No IDR5 billion IDR5 billion IDR5 billion IDR5 billion
order
Issuance
IDR 5.56 trillion IDR8.03 trillion IDR7.34 trillion IDR13.6 trillion IDR14.96 trillion IDR19.32 trillion IDR21.96 trillion
volume
Total Investor 14,295 17,231 15,487 17,606 17,783 34,692 29,706

*) jatuh tempo

19
Penerbitan Sukuk Negara Melalui Lelang (SPN-S, IFR, PBS)

(Rp Triliun) (Kali)


160 10.00
(RHS)
9.00
140
8.00
120
7.00
100
6.00

80 5.00

4.00
60
3.00
40
2.00
20
1.00

0 0.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 Oct-15
Incoming Bid 11.46 21.59 33.71 56.08 71.21 67.75 138.74
Awarded Bid 1.28 6.15 5.93 18.49 20.97 21.62 51.24
Bid-to-Cover (RHS) 8.97 3.51 5.68 3.03 3.4 3.13 2.7

20
Project Financing Sukuk 2013-2016

2013 2014 2015 2016


Rp 800 Milyar Rp 1,5 Triliun Rp 7,1 Triliun Rp 13,67 Triliun

• Rel Jalur Ganda • Rel Jalur Ganda Cirebon – • Rel kereta api di • Rel kereta api di
Cirebon – Kroya di Kroya di bawah Jabodetabek, Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa
bawah Kementerian Kementerian Perhubungan dan Sumatera di bawah Tengah, dan Sumatera di
Perhubungan. (lanjutan). Kementerian Perhubungan. bawah Kementerian
• Jalan dan jembatan di Perhubungan.
• Rel Jalur Ganda Manggarai
– Jatinegara di bawah beberapa provinsi di bawah • Jalan dan jembatan di
Kementerian Perhubungan. Kementerian Pekerjaan beberapa provinsi di
Umum. bawah Kementerian
• Asrama Haji di beberapa
• Infrastruktur Pendidikan Pekerjaan Umum.
propinsi di bawah
Kementerian agama. Tinggi dan Kantor Urusan • Infrastruktur Pendidikan
Agama di bawah Tinggi dan Kantor Urusan
Kementerian Agama. Agama di bawah
Kementerian Agama.

21
Perkembangan Terkini Keuangan Syariah: 22
Total Aset Keuangan Syariah Indonesia
(dalam Triliun Rp)

Juni 2015
Jenis 2010 2011 2012 2013 Q1 2014 Jul-14
Per Industri

Perbankan Syariah 97,52 145,47 195,02 242,28 240,93 250,55*) 273,49

Asuransi Syariah 6,97 9,15 13,1 16,66 18,41 19,26T*) 24,20

Pembiayaan Syariah 2,36 3,62 22,66 24,64 24,24 23,49T**) 19.61

Saham Syariah n.a 1.968,10 2.451,33 2.557,85 2.860,66 2.955,79 2.763

Sukuk Korporasi 7,82 7,92 9,79 7,55 7,19 6,96 8.28

Reksa Dana Syariah 5,23 5,56 8,05 9,43 9,23 9,51 11.3

Sukuk Negara 44,34 77,73 124,36 169,29 178,83 179,10 290,20

Data per Agustus 2015


Selain lembaga-lembaga keuangan, Indonesia juga
memiliki lebih dari 5000 Baitul Maal wat Tamwil, dan lebih
dari 500 lembaga zakat swasta.
PERKEMBANGAN KURIKULUM EKONOMI DAN KEUANGAN
DI PERGURUAN TINGGI
Pilar Pengembangan Pendidikan Ekonomi Islam 24
Garis Besar Arah Pengembangan
Bahwa boomingnya pendidikan ekonomi syariah harus dibarengi dengan empat pilar utama

1. Penyusunan
kurikulum yang match
dengan kebutuhan pasar

2. Tersedianya
4. Kualitas dan
sarana, prasarana
akreditasi prodi
& dosen yang
Ekonomi Islam
berkualitas

3. Tersedianya text
books Ekonomi dan
Keuangan Islam

Anda mungkin juga menyukai