Anda di halaman 1dari 53

Case Sulit

OD Ulkus Kornea dengan


Perforasi dan Prolaps Iris

Pembimbing : dr. Rinanto Prabowo,


Sp.M, M.Sc
Oleh : Vinsensia Dita
11.2015.114
I. Identitas Pasien

• Nama : Tn. S
• Usia : 40 Tahun
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Dk Kunden Rt 04/ Rw 02
Pulosari, Ponorogo
• Tanggal Pemeriksaan : 25 Juli 2017 Pk. 12.30
II. Pemeriksaan
• Anamnesis : 25 Juli 2017, pukul 12.30
• Keluhan utama :
mata kanan terasa mengganjal sejak 2 minggu
yang lalu
• Keluhan tambahan :
-
Riwayat Penyakit Sekarang
Dipasang lensa
kontak dan dirujuk
ke RS Dr. Sardjito
Pada tanggal 8 mei untuk dilakukan CXL
Awal bulan Mei 2017

Pasien berobat ke Pasien beberapa kali


kontrol ke RS Mata Dr.
•Penglihatan pada Polikilinik RS Mata Dr. Yap,
dengan keluhan: Yap setelah rawat inap,
mata kanan kabur
•Pandangan mata kanan pasien mengeluh :
•Mata terlihat merah
•Penglihatan pada
•Mata berair dan semakin kabur
•Mata merah mata kanan masih
mengeluarkan kotoran
•Terasa silau kabur
•Keluar kotoran dari mata •Merah pada matanya
berkurag
Beberapa hari sebelumnya
Visus mata kanan 0,25/60 dan
pasien mengatakan
mata kiri 6/6, dokter
terkena serpihan debu
mendiagnosa pasien menderita
kelapa sawit pada mata
ulkus kornea, pasien
kanannya
direncanakan rawat inap untuk
tindakan injeksi subkonjungtiva
25 juli 2017

Pasien datang kembali ke Poliklinik RS


Mata Dr. Yap, dengan keluhan :
Oleh dokter pasien
•Mata kanan terasa mengganjal sejak 2
didiagnosis OD prolaps
minggu yang lalu
iris dan dianjurkan
•Pada mata kanan terlihat seperti ada
untuk rawat inap untuk
benjolan berwarna putih keabuan
dilakukan tindakan CCT
•Mata terlihat merah
•Terasa nyeri
•Penglihatan mata kanan nya masih
buram
• Riwayat penyakit dahulu • Riwayat keluarga
Hipertensi : Tidak Ada Ayah, Ibu dan saudara pasien
Kencing Manis : Tidak Ada tidak ada yang mengalami
Asma : Tidak Ada penyakit katarak, glaukoma,
Alergi Obat : Tidak Ada kebutaan, hipertenis dan
Riw penggunaan kacamata : Tidak Ada diabetes melitus.
Riwayat operasi mata : Tidak Ada
Riwayat trauma mata: Tidak Ada • Riwayat Pribadi
Pasien mempunyai riwayat
merokok sejak berusia 18 tahun .
Konsumsi alkohol tidak ada.
III. Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Suhu : 36,2° C
• Tekanan darah : 100/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernapasan : 12 kali/menit, reguler,
• Tinggi badan : 172 cm
• Berat badan : 66 kg
 Kepala : Normosefalus, wajah simetris
 Hidung : Deviasi septum nasi (-), pernapasan cuping hidung(-)
 Telinga : Gangguan pendengaran (-)
 Mulut : Bibir sianosis (-)
 Leher : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)
 Paru : Pergerakan dada simetris, Suara Nafas Vesikuler +/+
 Jantung : Bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
 Abdomen : Supel, massa (-), simetris, bising usus (+)
 Ekstrimitas : Akral hangat (+), edema (-)
IV. Status oftalmikus
• Visus

Keterangan OD OS

Axsis Visus 1/300 6/6

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Addisi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Distansia Pupil 60 mm 60 mm

Kacamata Lama Tidak ada Tidak ada


 Kedudukan bola mata

Keterangan OD OS

Eksofthalmus Tidak ada Tidak ada

Enopthalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

 Supersilia

Keterangan OD OS

Warna Hitam Hitam

Simetris Simetris Simetris


 Palpebra superior dan inferior

Keterangan OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blepharospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Punctum Lakrimal Normal Normal
Fissura Palpebra Normal Normal
Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 Konjungtiva superior dan inferior

Keterangan OD OS
Hiperemis Ada, merah meradang Tidak ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
 Konjungtiva bulbi

Keterangan OD OS
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Ada Tidak Ada
Injeksi Siliar Ada Tidak Ada
Perdarahan Sulit dinilai Tidak ada
Subkonjungtiva
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguecula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
 Sklera

Keterangan OD OS

Warna Sulit dinilai Putih

Ikterik Sulit dinilai Tidak ada

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada


 Kornea

Keterangan OD OS
Kejernihan Keruh Jernih
Permukaan Tidak Rata Licin
Ukuran Sulit dinilai Normal, 12 mm
Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Infiltrat Ada (putih keabuan) Tidak Ada
Keratik Presipitat Sulit dinilai Tidak Ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Ada Tidak ada
Perforasi Ada Tidak ada
Arcus Senilis Sulit dinilai Ada
Edema Ada Tidak ada
Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 Bilik mata depan (COA)
Keterangan OD OS

Kedalaman Sulit Dinilai Dalam

Kejernihan Sulit Dinilai Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndal Tidak ada Tidak ada

 Iris
Keterangan OD OS

Warna Sulit dinilai Cokelat tua

Kripte Sulit dinilai Normal

Sinekia Sulit dinilai Tidak ada

Koloboma Sulit dinilai Tidak ada


 Pupil

Keterangan OD OS
Letak Sulit dinilai Sentral
Bentuk Sulit dinilai Bulat
Ukuran Sulit dinilai 5 mm
RC Langsung Sulit dinilai Positif
RC Tidak Langsung Sulit dinilai Positif

 Lensa
Keterangan OD OS
Kejernihan Sulit dinilai Jernih
Letak Sulit dinilai Tengah
Shadow Test Sulit dinilai Negatif
 Badan kaca
Keterangan OD OS

Kejernihan Sulit dinilai Jernih

 Fundus okuli
Keterangan OD OS
Batas Sulit dinilai Tegas
Warna Sulit dinilai Jingga
Ekskavasio Sulit dinilai Normal
Rasio Arteri:Vena Sulit dinilai 2:3
C/D Rasio Sulit dinilai 0,3
Makula Lutea Sulit dinilai Normal
Eksudat Sulit dinilai Normal
Perdarahan Sulit dinilai Tidak Ada
Sikatriks Sulit dinilai Tidak Ada
Ablasio Sulit dinilai Tidak Ada
 Palpasi

Keterangan OD OS
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Normal per palpasi Normal per palpasi
Tonometri Schiots Tidak dilakukan Tidak dilakukan

 Fundus okuli

Keterangan OD OS

Tes Konfrontasi Sulit dinilai Sesuai pemeriksaan


Pemeriksaansatuan
HEMATOLOGI Penunjang
nilai rujukan
Darah Rutin
WBC 6,6 103 / mm3 3.5 – 10
RBC 4.90 103 / mm3 3.8 – 5.8

JenisHb 15.4
Hasil g/dl
Satuan Nilai 11 –Ketera
16.5
Hasil
Pemeriksaan Hct 41,4 % 35 – 50
pemeriksaa Rujuka ngan
Penunjang Plt 342 103/ mm3 150 – 390
n n
MCV 85,5 µm3 80 – 97
KIMIA
MCH 31,4 Pg 26.5 – 33.5
KLINIK
MCHC 109
Glukosa 37,2 mg/dl
g/dl < 19931.5 – 35

DarahRDW 14,2 % 10 – 15
Lym 38,9 % 17 – 48
Sewaktu
Mxd 15,5 % 4 – 10
Neu 45,5 % 43 – 76
IMUNOLOGI
HBsAg Non Non
reactive reactive

GDS

90 mg/dl

•Pemeriksaan penunjang anjuran


1. kultur sekret
2. florenscein angiografi
3. ocular coherence tomography (OCT)
IV. Resume
• Seorang laki-laki berusia 40 tahun yang mengeluh penglihatan mata
kanannya kabur, merah, berair, keluar kotoran dari mata, dan sejak awal
Mei.Beberapa hari sebelumnya pasien mengatakan terkena serpihan debu kelapa
sawit saat bekerja

• Pada tanggal 8 Mei 2017 pasien kemudian berobat ke polikinik RS Mata Dr. Yap
dengan keluahan penglihatan pada mata kanan nya semakin kabur, mata kanan
merah, tampak putih-putih yang menutupi bagian hitam mata, terasa nyeri, silau,
dan keluar kotoran dari matanya. Saat diperiksa visus mata kanan 0,25/60, visus
mata kiri 6/6. Dokter mendiagnosis pasien menderita ulkus kornea

• Pasien beberapa kali kontrol ke RS Mata Dr.Yap setelah rawat inap, namun pasien
mengatakan keluahnnya belum berkurang. Penglihatan pada mata kanan pasien
semakin kabur. Namun merah pada matanya mulai berkurang. Oleh dokter pasien
sempat dipasangi kontak lensa dan dirujuk ke RS Dr Sardjito untuk tindakan
penyinaran pada mata.
• Pada tanggal 22 Juli 2017 pasien datang ke Polikinik RS Mata Dr.Yap dengan
keluahan mata kanan terasa mengganjal sejak 2 minggu yang lalu. Pada mata
kanan pasien terlihat seperti ada benjolan berwarna putih keabuan pada
bagian hitam matanya. Keluhan juga disertai mata merah, teras nyeri, dan
pasien mengatakan penglihatannya semakin hari semakin buram.

• Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada mata, pasca operasi mata, tidak ada
riwayat sakit TBC, tekanan darah tinggi, dan DM.

• Pada pemeriksaan fisik secara umum dalam batas normal


Status Oftalmologis
OD KETERANGAN OS
1/300 Visus 6/6
Tidak ada Nyeri Tekan Palpebra Tidak ada
Ada Konjungtiva Hiperemis Tidak ada
Keruh, Ulkus(+) Kornea Jernih

Sulit dinilai Kedalaman Bilik Mata Depan Dalam

Tidak ada Efek Tyndal Tidak ada


Sulit dinilai Bentuk Pupil Bulat / Ditengah
Sulit dinilai Ukuran Pupil +/- 3 mm
Sulit dinilai Refleks Cahaya Langsung Positif

Sulit dinilai Refleks Cahaya Tak Langsung Positif

Sulit Diniali Kejernihan Lensa Jernih


Refleks Fundus - Funduskopi Refleks Fundus +
Tidak ada Nyeri Tekan Palpasi Tidak ada
N/palpasi Tensi Okuli N/palpasi

Sulit Dinilai Tes Konfrontasi Sesuai lapang pandang pemeriksa


V. Diagnosis
• Working diagnosis :
OD ulkus kornea dengan Perforasi dan Prolaps
Iris

• Differential diagnosis:
Benda asing intraokuli
Laserasi kornea sklera
VI. Tatalaksana
• Asam mefenamat tab 2 x 500 mg
• Gentamicin 0,3 % eye drops 2 x 1
• Rujuk dokter spesialis mata
• OD CCT

Pre OP:
Galucon 2 x 250 mg
Diazepam tab 1 x 5 mg
Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
VII. Prognosis
OD OS

Ad Vitam Ad malam Ad Bonam

Ad Functionam Dubia Ad Malam Ad Bonam

Ad Sanationam Dubia Ad Malam Ad Bonam


Gambar mata
pasien
Follow up tanggal 26 juli 2017

Subjektif Tidak ada keluhan.

Objektif Mata kanan merah, tampak iris prolaps


TD 120/82 mmHg, Nadi 76x/menit, Napas 20x/menit, Suhu 36.0
Assessment OD Ulkus kornea dengan prolpas iris

Planning OD CCT dengan lokal anstesi jam 18.00 WIB , Diet Biasa

Follow up tanggal 27 juli 2017

Subjektif Pusing (+) , efek anestesi umum


Objektif Tidak dapat diperiksa mata ditutup. TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Napas
12x/menit, Suhu 36.7⁰C
Pemeriksaan mata kanan tidak dilakukan
Assessment OD post CCT
Planning - Ketokonazole 2%( 1x 1 OD)
- Ciprofloxacin eyedrops (2x 1 tetes OD)
- Asam mefenamat tab (3x 500 mg)
- Timol ( 2x 1 tetes)
Metal Prednisolon tab1 x 16 mg
Anatomi Kornea

• Kornea merupakan dinding depan


bola mata, berupa jaringan
transparan dan avaskuler
• Batas antara sklera dan kornea
disebut limbus kornea.
• Kornea merupakan lensa cembung
dengan kekuatan refraksi sebesar +
43 dioptri
• Kornea berfungsi untuk
mentransmisikan sinar
Lapisan Kornea
Anatomi Iris
• Iris berbentuk membran datar dan merupakan kelanjutan
kedepan dari badan silier.
• Iris berarti pelangi dan disebut demikian karena warna
iris berbeda-beda sesuai etnik (ras)
• Ditengah iris terdapat pupil yang penting untuk mengatur
jumlah sinar yang masuk ke dalam mata.
• Pada iris terdapat dua macam otot yang mengatur
besarnya pupil, yaitu muskulus dilator papillae ( yang
melebarkan pupil) dan musculus sphincter papillae (yang
mengecilkan pupil)
Ulkus Kornea dengan Preforasi
dan Prolaps Iris
• Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya:
a. infiltrat supuratif disertai
b. defek kornea bergaung
c. diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma.
Epidemiologi
• Di Amerika insiden ulkus kornea bergantung pada
penyebabnya. Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah
5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan
predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi
karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-
kadang tidak di ketahui penyebabnya.
• Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan
pada tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950
keratomikosis diperhatikan. Berdasarkan kepustakaan di
USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea
Etiologi Ulkus Kornea
Infeksi Non-infeksi Reaksi imunologi

1. Bakteri 1. Bahan kimia 1. Granulomatos


2. Virus 2. Radiasi / suhu wagener
3. Jamur 3. Sindrome sjorgen 2. Rheumatoid
4. Acahntamoeba 4. Deff vit A artritis
5. Obat – obatan
Klasifikasi Ulkus Kornea
Ulkus streptokokus
Bakteri
Ulkus staphilokokus
sentral Jamur
Ulkus pseudomonas

Acanthamoeba Ulkus pneumokokus


Berdasarkan
lokasi Ulkus herpes simpleks
Virus
Ulkus herpes zoster
Ulkus
marginal
Perifer
Ulkus mooren

Ring ulcer
Ulkus Kornea Sentral
• Bakteri
Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke
arah tengah kornea (serpinginous).

Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik


kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek
epitel.

Ulkus Pseudomonas: Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral Ulkus kornea
kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam bakterialis
kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi
kornea dalam waktu 48 jam.

Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang


dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga
memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen

Ulkus korena
pseudomonas
• Ulkus korena fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa
hari sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat
menimbulkan infeksi jamur ini. Pada permukaan lesi
terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang
agak kering

• Ulkus karena virus Ulkus


kornea fungi
1. Ulkus herpes simpleks
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan
lesu. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem
palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh
2. Ulkus herpes zooster
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar
yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di
permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit Ulkus kornea
atau bintang infiltrasi. herpetik
Ulkus Kornea Perifer
• Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk
simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu
dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau alergi
dan gangguan sistemik

Ulkus • Ulkus Mooren


marginal Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer
kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat
pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui

• Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea
terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea,
di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang
timbul perforasi
Ulkus morren
Patofisiologi
Patologi ulkus tanpa Lesi pada kornea
perforasi :
1. Fase infiltrasi progresif
2. Fase ulserasi aktif
3. Fase regresi Epitel kornea
4. Fase sikatrik rusak

Terbentuk gambaran
Patogen menginvasi opasitas
dan berkolonisasi di
stroma
Perforasi

Patogen imenginvasi
seluruh lapisan
Terbentuk kornea
desmatokel
Stroma atrofi dan
melekat pada
membran descemen
Gejala Klinis
A. Gejala Subjektif B. Gejala Objektif
• Eritema pada kelopak mata • Injeksi siliar
dan konjungtiva • Hilangnya sebagian jaringan
• Sekret mukopurulen kornea, dan adanya infiltrat
• Merasa ada benda asing di • Hipopion
mata
• Pandangan kabur
• Mata berair
• Bintik putih pada kornea,
sesuai lokasi ulkus
• Silau
• Nyeri
Diagnosis
• Anamesis : adanya keluhan subyektif, riwayat trauma,
benda asing, riwayat penggunaan obat tetes mata
kortikosteroid , penyakit imunosuppresan ( HIV,
keganasan)

• Pemeriksaan fisik : injeksi siliar, edem kornea, infiltrat,


hilangnya jariangan kornea, visus menurun.

• Pemeriksaan penunjang : keratometri, pewarnaan


kornea dengan zat fluoresensi, analisa atau kultur
(pulasan gram, giemsa, atau KOH)
Tatalaksana Ulkus Korena
• Penatalaksanaan Medikamentosa
1. Sulfas atropin sebagai salep atau larutan
2. Analgesik
3. Antibiotik (kombinasi antibiotik fortified
(aminoglikosdia dan cefalosporin)
4. Antijamur

Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat


dilakukan kauterisasi
• Jika mengalami perforasi spontan
berikan sulfas atropine, antibiotik
dan balut yang kuat. Segera
berbaring dan jangan melakukan
gerakan-gerakan.

• Tatalaksana Bedah :
1. Keratoplasti
2. keratoprosthesis
Indikasi keratoprosthesis : Indikasi keratoplasti :
1. Kerusakan kornea sangat 1. Jika terjadi jaringa n parut
berat yang mengganggu
2. Hasil flap konjungtiva atau penglihatan
keratoplasti hasilnya sangat 2. Kekeruhan pada kornea
buruk
• Komplikasi • Prognosis
Prognosis ulkus kornea
– Kebutaan parsial atau
komplit dalam waktu tergantung pada tingkat keparahan
sangat singkat dan cepat lambatnya mendapat
– Kornea perforasi dapat pertolongan, jenisMikroorganisme
berlanjut menjadi
endoptalmitis dan penyebabnya, dan ada tidaknya
panopthalmitis komplikasi yang timbul. Semakin
– Prolaps iris
tinggi tingkat keparahan dan
– Sikatrik kornea
– Katarak lambatnya mendapat pertolongan
– Glaukoma sekunder serta timbulnya komplikasi, maka
Prognosisnya menjadi lebih buruk
Prolaps Iris
• Definisi
Prolaps iris terjadi jika bagian dari iris atau ada
jaringan iris yang keluar dari tempat seharusnya.

• Etiologi
Etiologi dari prolaps iris antara lain akibat
adanya trauma pada mata (laserasi kornea dan
laserasi sklera), tindakan bedah (katarak dan
transplantasi kornea), perforasi ulkus kornea.
Epidemiologi
• Tidak diketahui secara pasti insiden prolaps
iris, hal ini tidak dipengaruhi oleh faktor ras,
maupun usia meskipun dilaporkan lebih sering
mengenai laki-laki dewasa muda. Prolaps iris
merupakan suatu kondisi yang
membahayakan jika tidak ditangani karena
dapat menimbulkan infeksi pada mata dan
hilangnya penglihatan.
Patofisiologi

Humor aquos
Trauma mata Perforasi pada akan cepat
atau ulkus kornea kornea keluar

Mendorong iris Terakumulasi di


keluar depan iris
Gejala Klinis Komplikasi
a. Pada saat terjadi prolaps • Komplikasi berat akibat
pasien akan mengeluh prolaps iris yang mungkin
nyeri terjadi antara lain:
b. Pada kasus prolaps iris a. endopthalmitis
perifer dapat menimbulkan b. adanya epitelisasi berlebih
sinekia anterior parsial. dan pembentukan jaringan
c. Akan tetapi bila prolaps iris fibrosis
berada ditengah maka c. iritis,
dapat menimbulkan sinekia d. cystoids macular edema
anterior total e. glaukoma skunder.
Tatalaksana Prolaps Iris
• Medikamentosa
Jika prolaps iris sudah beralngsung lama , maka
a. Pemberian obat tetes mata antibiotik dan cyclopeglika selama fase akut.
biarkan saja prolaps nya sampai menjadi
b.Antibiotik secara intravena dapatleukoma,
diberikandanpada
kitakasus yang berat
melakukan dan masif
tatalaksana
seperti ulkus biasa
• Tindakan Bedah
a. Teknik paracentesis pada kasus incarserata iris sentral
b. Jika teknik incis paracentesis tidak berhasil maka dapat dilakukan injeksi
viscoelastic pada bilik anterior di region iris yang mengalami prolaps
c. Jika metode viskoelastik tidak berhasil, maka siklodialisis spatula
d. Jika iris tidak tampak viable, maka iris akan dipotong
e. Jika prolaps iris terjadi setelah operasi, prinsip yang sama digunakan.
f. Bila prolaps iris terjadi setelah perforasi kornea, iris dapat direposisi
kembali ketempat awal.dengan perekat cyanoacrylate dan lensa kontak
perban
Pembahasan Kasus
Seorang laki – laki berusia 40 tahun, datang dengan
keluhan :
•Mata kanan terasa mengganjal
•Pada mata kanan seperti terdapat benjolan berwarna
putih abu-abu
•Penglihatan pada mata kanan kabur
•Mata tampak merah
•Terasa nyeri
•Silau
Anmanesis

•Pasien beberapa bulan yang lalu di diagnosa menderita


ulkus kornea.
•Memiliki riwayat terkena serpihan debu kelapa sawit
•Riwayat trauma mata, operasi pada mata, dan
penggunaan obat jangka panjang disangkal
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
pasien: kompos mentis, keadaan umum: tampak
Pemeriksaan sakit ringan, tekanan darah: 100/80 mmHg,
fisik frekuensi nadi: 80 x/menit, frekuensi napas: 12
x/menit, suhu: 36,2o C. Pemeriksaan generalis
dalam batas normal.

visus mata kanan 1/300 dan mata kiri 6/6, pada


Pemeriksaan konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva dan
oftalmologi injeksi siliar, pada kornea tampak keruh, teradapat
infiltrat berwara putih , ulkus yang hampir
menutupi seluruh permukaan kornea , dan
perforasi. Iris sulit dinilai dan tampak menonjol
keluar.

Diagnosis WD : OD ulkus kornea dengan perforasi dan


prolaps iris
DD: Benda asing intraokuler, Laserasi korneo-
sklera
• Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • LIVOR MORTIS
    LIVOR MORTIS
    Dokumen5 halaman
    LIVOR MORTIS
    Angel Mella
    100% (1)
  • 1 Ju
    1 Ju
    Dokumen3 halaman
    1 Ju
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • 29 April
    29 April
    Dokumen3 halaman
    29 April
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • 29 April
    29 April
    Dokumen3 halaman
    29 April
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen3 halaman
    Makalah
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Bedakan Lebam Mayat dan Memar pada Otopsi Forensik
    Bedakan Lebam Mayat dan Memar pada Otopsi Forensik
    Dokumen2 halaman
    Bedakan Lebam Mayat dan Memar pada Otopsi Forensik
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Lebam Mayat
    Lebam Mayat
    Dokumen4 halaman
    Lebam Mayat
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Dafpus
    Dafpus
    Dokumen2 halaman
    Dafpus
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen2 halaman
    Makalah
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Dafpus
    Dafpus
    Dokumen2 halaman
    Dafpus
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • DIMAIO
    DIMAIO
    Dokumen2 halaman
    DIMAIO
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • LEBAM MAYAT
    LEBAM MAYAT
    Dokumen5 halaman
    LEBAM MAYAT
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Makala
    Makala
    Dokumen3 halaman
    Makala
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Kornea Od
    Ulkus Kornea Od
    Dokumen31 halaman
    Ulkus Kornea Od
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • BAB I Referat
    BAB I Referat
    Dokumen20 halaman
    BAB I Referat
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen2 halaman
    Makalah
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Fix PPT Referat
    Fix PPT Referat
    Dokumen26 halaman
    Fix PPT Referat
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Status Ilmu Penyakit Dalam 1
    Status Ilmu Penyakit Dalam 1
    Dokumen8 halaman
    Status Ilmu Penyakit Dalam 1
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen15 halaman
    Makalah
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen14 halaman
    Translate Jurnal
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Fix Mati 2
    Fix Mati 2
    Dokumen4 halaman
    Fix Mati 2
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Refrat Poag
    Refrat Poag
    Dokumen30 halaman
    Refrat Poag
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Referat Pcag
    Referat Pcag
    Dokumen37 halaman
    Referat Pcag
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Gabung
    Jurnal Gabung
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Gabung
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Translate
    Jurnal Translate
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Translate
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Fix Mati 2
    Fix Mati 2
    Dokumen4 halaman
    Fix Mati 2
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Translate
    Jurnal Translate
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Translate
    Angel Mella
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen27 halaman
    Referat
    BerlieNeonufa
    Belum ada peringkat
  • Case Sulit Jessica
    Case Sulit Jessica
    Dokumen31 halaman
    Case Sulit Jessica
    Angel Mella
    Belum ada peringkat