a. Ginjal
Ginjal merupakan organ retro peritoneal yang
terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang
punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur
komposisi dan volume cairan pada tubuh. Ginjal
juga menyaring bagian darah untuk di buang
dalam bentuk urine sabagai zat sisa yang tidak
di perlukan oleh tubuh .
Proses ini terjadi dengan dua langkah utama
yaitu : Kandun g kemih secara progresif terisi
sampai ketegangan di dinding nya meningkat di
atas nilai ambang,yang kemudian mencetuskan
langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang di
sebut refleks miksi (refleks berkemih) yang
berusaha mengosongkan kantong kemih atau
jika ini gagal,setidak tidak nya menimbul kan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
b. Kandung kemih (bladder,buli-buli)
Merupakan sebuah kantong yang terdiri
dari otot halus yang berfungsi sebagai
penampung urine. Dalam kandung
kemih,tedapat lapisan jaringan otot yang
memanjang di tengah dan melingkar di sebut
sebagai detrusor dan berfungsi untuk
mengeluarkan urine. Penyaluran rangsangan
ke kandung kemih dan rangsangan motoris ke
otot lingkar bagian dalam di atur oleh sistem
simpatis.
c. Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk
menyalurkan urine kebagian luar. Pada pria
dan wanita fungsi nya berbeda yaitu pada pria
sebagai tempat pengliran urine dan sekaligus
sebagai sistem reproduksi tetapi pada wanita
hanya menyalurkan urine kebagian luar tubuh.
1. Diet dan asupan (intake)
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor
utama yang memengaruhi output urine (jumlah
urine). Protein dapat menentukan jumlah urine
yang di bentuk.
4. Stres psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan
meningkatnya frekuensi keinginan berkemih.
Hal ini karna meningkatnya sensivitas untuk
keinginan berkemih dan jumlah urine yang di
produksi.
5. Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot
vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria
menyebabkan kemampuan pengontrolan
berkemih menurun dan kemampuan tonus otot
di dapat kan dengan beraktivitas.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan
juga dapat memengaruhi pola berkemih.
7. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi urine,
seperti diabetes melitus.
8. Sosiokultural
Budaya dapat mengaruhi pemenuhan
kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya
kultur pada masyarakat tertentu yang melarang
untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan
melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit
10. Tonus Otot Tonus otot yang memiliki peran penting dalam
membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot
abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam
kontrakraksi pengontrolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan Efek pembedahan dapat
menyebabkan penurunan pemberian obat anestesi,
menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat
mempengaruhi jumlah produksi urine.