KALIMANTAN
DISUSUN OLEH
01
SITI NUR NAAFIAH
1 8 4 0 5 2410 2 2
02
ROSITA NURINDAH PUTRI
1 8 4 0 5 24 4 0 3 8
DISUSUN OLEH
03
HAJAR NURHASTUTI
1 8 4 0 5 24 4 0 0 2
04
B AY U P U T R A P R A T A M A
1 8 4 0 5 2410 5 2
Sebaran Unit Geomorfologis Kalimantan
Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan / perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan
sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %), dan lain lain (0,93 %).
Geologi Pulau Kalimantan
Pulau Kalimantan merupakan bagian dari kerak Sunda (Sundaland) dan kerak Sunda ini
merupakan bagian dari lempeng benua Eurasia. Morfologi Pulau Kalimantan didominasi oleh
perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya, sedangkan dataran terdapat pada
daerah sepanjang pantai. Morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal tersusun oleh batuan
berumur Pra Tersier dan Tersier, sedangkan morfologi dataran tersusun oleh batuan berumur
Kuarter. Sebagian besar Pulau kalimantan tersusun oleh berumur Pra Tersier dan Tersier.
KALIMANTAN
BARAT - TENGAH
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
• Zona Embaluh meliputi Pegunungan Kapuas Hulu, Nieuwenhuisatau, Pegunungan Iran dan Wilayah
Apokajan.
• Zona Kuching merupakan suatu sistem sabuk pegunungan yang membentang arah timur barat
diantara Pegunungan Kapuas Hulu dan Pegunungan Schwanner.
• Perbedaan dari Zona Embaluh yaitu terdiri dari lipatan lemah dan struktur-struktur patahan.
KALIMANTAN BARAT
• Berupa pegunungan geantiklinal yang batuannya terdiri dari granit dan
batuan berumur Termocarbon.
• Menurut Van Bemmelen, batuan ini adalah batuan yang berumur tua di
Indonesia.
Pegunungan Niut
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
KALIMANTAN TENGAH
• Merupakan geantiklinal yang di beberapa tempat menunjukkan aktivitas
vulkanis yang tidak aktif lagi, misalnya : pegunungan Iran.
Sungai Kapuas
SUNGAI KAPUAS
Merupakan sungai utama yang mengalir di Kalimantan Barat. Mengalir ke arah barat menuju palung di bagian barat yang bermuara dengan beberapa cabang ke
Dangkalan Sunda dekat Pontianak. Setelah memotong punggungan di antara Semitau dan Singkang dengan arah timur – barat aliran Sungai Kapuassampai pada Basin
Melawi. Dari Sekadau sungai ini mengalir melalui tanah pegunungan rendah kemudian mencapai deltanya, yaitu massa tanah berawa-rawa yang luas, dengan beberapa
bukit terpencil dari zaman Pre-tersier. Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru sekitar Putussibau di bagian tengah Pulau Kalimantan.
DELTA KAPUAS
Delta Kapuas adalah sistem delta aktif yang terbentuk dalam kondisi lingkungan tropik,berada di Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat. Delta Kapuas terbentuk di
Muara Sungai Kapuas akibat dari pelepasan sedimen dari Sungai Kapuas ke arah Laut China Selatan. Wilayah sekitar delta membentuk rawa berlumpur yang menyediakan
habitat mangrove dan hutan rawa dataran rendah Morfologi Delta Kapuas dengan lima lengan membentuk kipas aluvial, tersusun atas dataran delta atas, dataran delta bawah,
muka delta dan pro delta
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
SESAR •
Lempeng Benua Asia.
Pada Selat Makassar, Sesar Adang sekaligus menjadi batas mikrokontinen paternoster
ADANG •
dengan cekungan kutai, maka dikenal sebagai Sesar Adang-Paternoster.
Sesar Adang-Paternoster merupakan sesar normal yang mengalami reaktivasi. Kawasan sesar
Megashear Lupar – Adang-Paternoster menjadi kawasan rentan gempa apabila Paternoster mengalami
• Merupakan suatu depresi tetonik yang hanya terdiri dari sedimen paleogene yang
terekspos.
• Sedimen yang terdapat di basin ini terendapkan pada basin setelah fase diastropisme pada
pada akhir cretaceous diantara Punggung Semitau di sebelah utara dan Pegunungan
Schwanner di sebelah selatan.
• Diatas Lapisan Melawi terdapat Plateau Batupasir yang kemungkinan terbentuk akibat
terjadinya patahan berundak pada Punggung Semitau
CEKUNGAN KETUNGAU
• Cekungan Ketungau terletak di Propinsi Kalimantan Barat
memiliki dimensi panjang 200 km dan lebar 50 km dengan
bentuk cekungan memanjang berarah timur tenggara-utara
barat laut
• Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi
Daerah Aliran Sungai Kapuas.
• Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan yang tergenang menjadikan Danau Sentarum Airnya
bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di
sekitarnya
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
WILAYAH KONTINENTAL
Wilayah Continental merupakan bagian dari sistem wilayah geomorfologis
yang berturut-turut memanjang dari pematang Natuna di Laut China
Selatan ke arah Distrik China sebelah utara Pontianak dan dari sana
memotong Delta Kapuas dan Distrik Selatan Kalimantan (Ketapang) ke
Pegunungan Schwaner.
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
Distrik Cina
• Bagian paling utara Distrik China merupakan kelanjutan dari Zona Natuna yang ada di Dangkalan Sunda
• Memiliki bentuklahan yang kompleks antara lain terdiri dari lembah-lembah aluvial, dataran dengan relief
bergelombang serta sistem punggung dan pegunungan
• Bagian utaranya adalah Pegunungan Asuangsang yang kecil dan terpencil, yang nampak sebagai bukit-bukit
dengan lereng-lereng curam (escarpment) membatasi sisi-sisinya.
• Bagian tenggaranya adalah dataran dan Bukit-bukit Ledo, terdiri dari lembah-lembah aluvial sempit dengan
teras-teras rendah yang berpasir dan rawa-rawa
• Bagian selatannya adalah Pegunungan Bengkawang terdiri dari 4 pegunungan yang muncul di atas
dataran dengan relief bergelombang. Pegunungan ini terdiri dari puncak yang sempit dan tidak teratur, lereng
yang sangat curam dan taji-taji yang menonjol.
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
GUNUNG NIUT
• Gunung Niut merupakan gunung vulkanik purba yang sudah tidak aktif dan telah terkikis yang
terletak di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat
• Wilayah ini tersusun atas Formasi Gunung Api Niut dengan batuan Basalt, Plistosen, Kapur dan
Intrusif serta Plutonik Basa
• Sisa aktivitas vulkanik yang ada yaitu dataran lava basalt dengan relief bergelombang
• Disebalah barat terdapat susunan Batupasir Kayan dan Formasi Pedawan dengan batuan
Serpih, batu pasir, batulumpur karbonan
Sungai Kapuas
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
GUNUNG BAWANG
• Gunung Bawang merupakan gunung yang terdapat di Kabupaten Bengkayang, Provinsi
Kalimantan Barat. Gunung ini mempunyai bentuk menyerupai pegunungan karena memanjang
sekitar 18 km.
• Gunung Bawang sebagai pusat dari Pegunungan Bawang yang menjulang tinggi diantara
punggungan pendek di sekelilingnya. Pegunungan Bawang terdiri dari punggungan
pendek yang rendah.
• Di Wilayah Kabupaten Bengkayang didominasi oleh sesar dan kelurusan dalam batuan gunung
api dan plutonik berarah utara-barat daya. Terdapat juga sekumpulan retakan yang
saling berhubungan berarah utara-timur laut.
• Sebagian wilayah Kabupaten Bengkayang berada di Batuan Gunung Api Raya sisa dari bagian
Gunung Bawang
gunung api yang terkikis luas
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
ZONA SCHWANNER
• Zone pegunungan Schwanner membujur dari pontianak ke timur sampai ke pegunungan
Schwanner di kalimantan tengah
• Merupakan bagian dari sistem Dangkalan Sunda yang muncul di atas permukaan laut
• Terdiri dari pegunungan struktural-denudasional yang terkikis kuat dengan lereng-lereng terjal
membatasi sisi-sisinya
• Batuan penyusunnya berusia tua yaitu dari jaman kapur atau sebelumnya. Diatas batuan ini tuf
vulkanik, breksi, aglomerat, dan lava, terletak tidak teratur dan terselingi oleh batuan intrusi
diorite
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
PEGUNUNGAN SCHWANNER
• Pegunungan Schwaner adalah deretan pegunungan yang melintasi wilayah perbatasan
Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah yang membujur ke arah timur laut dari daerah
Ketapang sampai daerah Tumbang Hiran
• Pegunungan ini merupakan daerah sebaran batuan metamorf yang diintrusi oleh tonalit pada
Kapur Awal dan dintrusi oleh granit Sukadana yang bersifat alkali dan berumur Kapur Tua
• Pada wilayah ini ditemukan kandungan mineral berupa uranium dalam batuan granit maupun
batuan metamorf
• Pegunungan Schawaner umumnya berlereng terjal di puncak- puncak sebelah Utara, sedangkan
di sebelah Selatan relative landai
Pegunungan Schwanner
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN BARAT - TENGAH
KETAPANG AREA
• Ketapang area berada di sebelah selatan Zona Schwaner
• Pegunungan di wilayah ini pendek-pendek dan berlereng curam, pada dasar lereng tersebut terbentuk kipas-
kipas aluvial sebagai deposisi sedimen hasil erosi pada bagian atas pegunungan maupun lereng
• Di bagian puncak dan lereng atas banyak dijumpai singkapan batuan. Dataran aluvial tidak dapat berkembang
karena adanya pengikisan yang aktif oleh jalur-jalur aliran pada kipas aluvial tersebut
• Dibedakan menjadi dua bagian yaitu Kompleks Ketapang dan Kompleks Matan. Kedua wilayah tersebut terlipat
kuat dan terselingi oleh batuan intrusi granit yang menempati bagian bagian agak luas
• Kompleks Ketapang merupakan wilayah deposisi sedimen, yang berkembang di dasar formasi vulkanik dari
Kompleks Matan. Pegunungan yang ada di Ketapang Area antara lain Pegunungan Melawaicundung,
Pegunungan Biwa, dan Pegunungan Juring
• Kompleks Matan merupakan wilayah bekas aktivitas vulkanik dengan Gunung Pahang sebagai pusatnya
KALIMANTAN
TENGGARA
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN TENGGARA
BASIN BARITO
Secara tektonik Cekungan Barito terletak pada batas bagian
tenggara dari Pegunungan Schwanner. Cekungan ini dibatasi oleh
Tinggian Meratus pada bagian Timur dan pada bagian Utara
terpisah dengan Cekungan Kutai oleh pelenturan berupa Sesar
Adang, ke Selatan masih membuka ke Laut Jawa, dan ke Barat
dibatasi oleh Paparan Sunda.
Cekungan Barito merupakan cekungan asimetrik, memiliki
cekungan depan (foredeep) pada bagian paling Timur dan berupa
platform pada bagian Barat. Cekungan Barito mulai terbentuk pada
Kapur Akhir, setelah tumbukan (collision) antara Microcontinent
Paternoster dan Baratdaya Kalimantan.
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN TENGGARA
BASIN KUTAI
Secara tektonik cekungan Kutai di sebelah utara
berbatasan dengan Bengalon dan Zona Sesar
Sangkulirang, di selatan berbatasan dengan Zona
Sesar Adang, di barat dengan sedimen-sedimen
Paleogen dan metasedimen Kapur yang terdeformasi
kuat dan terangkat dan membentuk daerah
Kalimantan Tengah, sedangkan di bagian timur
terbuka dan terhubung dengan laut dalam dari
Cekungan Makassar bagian Utara.
DELTA MAHAKAM
PEGUNUNGAN MERATUS
Pegunungan Meratus adalah sebuah pegunungan ofiolit yang sejak
Paleogen telah terletak di sebuah wilayah yang jauh dari tepi-tepi
konvergensi lempeng. Pegunungan Meratus mulai terangkat pada Miosen
Akhir dan efektif membatasi Cekungan Barito di sebelah baratnya pada
Plio-Pleistosen.
KALIMANTAN
TIMUR LAUT
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN TIMUR LAUT
Pegunungan Schwanner
NEGERI SERIBU MENARA KARST
SANGKULIRANG - MANGKALIHAT
Istilah kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat digunakan sebagai indentitas kawasan karst yang
terletak di Semenanjung Mangkalihat, di sisi timur Pulau Kalimantan. Kawasan karst tersebut
terbagi ke dalam beberapa blok, dari wilayah pesisir hingga jauh ke arah hulu.
GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
BAGIAN TIMUR LAUT KARST
SANGKULIRANG –
MANGKALIHAT
• Kars Sangkulirang-Mangkalihat bahkan menyebar sampai ke
pesisir-pesisir, lalu muncul sebagai pulau-pulau kars kecil di Laut
Sulawesi, seperti di Kepulauan Derawan, Birahbirahan atau Miang
Besar.
• Fenomena kedua adalah alur sungai yang mengikis salah satu sisi dari kaki gunung-
gunung kars. Jenis kikisan ini menghasilkan gua-gua yang sejajar dengan alur
sungai yang mengikisnya, sekaligus mengikuti lekukan-lekukan kaki gunung kars
• Fenomena ketiga adalah terjebaknya air di lembah kars, membentuk rawa atau
danau kars. Jumlahnya sangat banyak. Rawa yang terkenal misalnya rawarawa di
wilayah Gergaji-Marang yang dikenal sebagai Danau Tebo.
Sungai Marang
Terdapat ‘danau’ air tawar di tengah laut. Fenomena ini sebenarnya adalah
muara sungai kars bawah tanah yang debitnya sangat besar sehingga mampu
menyibak air laut. Walaupun berat jenis air laut lebih tinggi, namun air laut
tersibak ke samping oleh tekanan tinggi air tawar, sehingga terbentuklah
danau air tawar di tengah-tengah air asin. Fenomena seperti itu dapat ditemui
pula di daerah kars di utaranya, seperti di Labuan Cermin dan Bidukbiduk.
Menjelang hulu sungai, lembah sudah sempit, dangkal, dan rimbun. Pada beberapa kelokan,
sungai mengikis tebing kars dan membentuk ceruk tinggi yang memayungi aliran sungai.