Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
FILOSOFI RESEP
4
• Terapi farmakologis dapat bersifat
profilaktik, simtomatik, atau kausal dan
diwujudkan dalam bentuk resep.
5
Tujuan Pembelajaran
Mampu
memberikan obat &
menulis resep yang
baik dan rasional
6
• Motto yang harus diingat dalam
farmakoterapi adalah 4T1W:
1. Tepat obat
2. Tepat dosis
3. Tepat bentuk sediaan obat (disingkat:
BSO)
4. Tepat signatura/cara pakai
5. Waspada efek samping
7
PENGERTIAN RESEP
• Resep adalah suatu permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan yang diberi ijin berdasarkan
peraturan perundang-udangan yang
berlaku kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-
obatan bagi penderita.
8
• Menurut undang-undang, yang
dibolehkan menulis resep adalah :
• dokter umum
• dokter spesialis
• dokter gigi
• dokter hewan.
9
• Pada prinsipnya resep adalah bentuk
komunikasi antara dokter dan apoteker,
maka prinsip dasar komunikasi berlaku
dalam penulisan resep yaitu kejelasan
informasi dari dokter sehingga dapat
dipahami oleh apoteker.
10
• Menurut cara peracikan obat maka resep
dibagi atas formula magistralis dan
officinalis
• Pada resep formula magistralis atau
dikenal juga sebagai resep racikan, resep
disusun sendiri oleh dokter.
11
• Pada resep dengan formula officinalis
dokter meresepkan obat standar sesuai
buku pedoman obat, macam obat terbatas
dengan BSO sederhana.
12
Pemilihan obat
Faktor penderita
keadaan, umur,
kondisi sosial ekonomi
penderita
14
Penulisan resep LENGKAP
15
Ketentuan dan kaidah penulisan resep yang benar
16
• Umur penderita harus dicantumkan dengan jelas,
terutama pada anak. Ini penting bagi apoteker untuk
mengkalkulasi apakah dosis obat yang ditulis pada
resep sudah cocok dengan umur si anak.
• Di bawah nama penderita hendaknya dicantumkan
alamatnya. Hal ini penting dalam keadaan darurat
(misalnya salah obat) sehingga penderita dapat
langsung dihubungi.
• Alamat penderita pada resep juga akan mengurangi
kesalahan/tertukarnya pemberian obat bila penderita
dengan nama yang kebetulan sama.
17
• Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep,
hindarilah menggunakan angka desimal untuk
menghindari kemungkinan kesalahan. Contoh: Untuk
obat yang diberikan dalam jumlah kurang dari satu gram
maka ditulis dalam miligram; misalnya jika obat diberikan
setengah gram maka ditulis 500 mg (bukan 0,5 gram).
• Untuk obat yang dinyatakan dengan satuan Unit jangan
disingkat menjadi U.
18
• Untuk obat atau jumlah obat berupa
cairan, dinyatakan dengan satuan ml,
hindari menulis satuan cc atau cm3.
19
Komponen resep dan penulisan resep pada
keadaan tertentu
I. INSCRIPTIO
• Identitas dokter: Nama, alamat dan nomor izin
praktek dokter. Dapat dilengkapi dengan nomor
telepon, jam praktek serta hari praktek.
• Nama kota & tanggal penulisan resep.
• Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan
resep. Tanda ini adalah singkatan dari recipe
yang berarti ”harap diambil”.
• Ctt: Sebagian literatur menggolongkan tanda R/ sebagai
superscriptio (terpisah dari inscriptio).
• 20
II. PRAESCRIPTIO
• Inti resep dokter atau komposisi berisi:
Nama setiap jenis/bahan obat, dan jumlah
bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka
Arab. Untuk penulisan jumlah obat dalam
satuan biji (tablet, kapsul, botol) dalam
angka Romawi.
21
Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari:
22
• Perintah pembuatan bentuk sediaan obat
yang dikehendaki, misalnya f.l.a. pulv =
fac lege artis pulveres = buatlah sesuai
aturan, obat berupa puyer.
23
III. SIGNATURA
• Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah
obat dan saat obat diminum, informasi
lain), umumnya ditulis dengan singkatan
dalam bahasa Latin. Aturan pakai ditandai
dengan signa yang disingkat dengan S.
24
• Identitas pasien di belakang kata Pro:
Nama pasien, umur, alamat lengkap. Bila
penderita seorang anak harus ditulis
umurnya.
• Bila resep untuk orang dewasa
dicantumkan Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu
diikuti nama penderita dan umurnya.
25
IV. SUBSCRIPTIO
• Tanda tangan atau paraf dokter penulis
resep untuk menjadikan suatu resep
otentik.
• Resep obat dari golongan narkotika harus
dibubuhi tandatangan dokter, tidak cukup
dengan paraf saja.
26
• Resep yang mengandung obat
golongan narkotika:
• Tidak boleh ada tanda iter (iterasi), m.i
(mihi ipsi), dan u.c (usus cognitus).
Mihi ipsi artinya untuk pemakaian
sendiri.
• Resep tidak boleh diulang, harus
dengan resep asli, resep baru.
27
• Resep yang perlu penanganan segera:
• CITO (segera)
• STATIM (penting)
• URGENT (sangat penting)
• PIM (periculum in mora = berbahaya bila ditunda)
• Urutan yang didahulukan: PIM, Urgent, Statim, dan
Cito
• Penulisan tanda segera di atas digarisbawahi dan
diberi tanda seru, kemudian diparaf/tandatangan di
belakang Cito (CITO! paraf).
28
Contoh resep formula magistralis
dr. Aliya Mustika
SIP No. 228/DKK/2002 inscriptio
Umur : 30 tahun
Alamat
: Jl. Abdul Muis 23 Jati, Padang
signatura
29
Contoh resep formula officinalis
Umur : 30 tahun
Alamat
: Jl. Abdul Muis 23 Jati, Padang
30
dr. A
Jalan Kenari 50 Jakarta
SP/SIP.01/DU/19xxx Tilp/Hp. 0816xxx
31
Nama dokter Alamat SP/SIP
Identitas Dokter Tilp/Hp
................., tgl....................
Obat R/
Superscriptio Remidium cardinale ................................ 10 mg
Inscriptio/prescriptio (obat pokok)
Remidium adjuvan .................................. 2 mg
Subscriptio (obat tambahan)
Corrigens (vehiculum) ............................ qs (mengubah
Signatura rasa/bau/aroma obat,zat pembawa)
Mfla............................................................. No ......
(perintah pembuatan bentuk sediaan obat)
S ...................................................................................
(tandailah)
Paraf/tanda tangan
32
Pedoman penulisan resep dokter
33
• Penulisan jumlah obat:
– Satuan berat : mg, g
– Satuan volume/ unit : ml, l, UI
– Penulisan jumlah obat dlm satuan biji : Romawi
– Penulisan alat penakar : C = sendok makan (15 ml)
– Cth = sendok teh (5 ml)
34
• Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian:
– Ditulis secara benar.
– Pemakaian yang rumit ditulis dengan S.U.C (signa usus
cognitus = pemakaian diketahui).
35
• Setiap selesai penulisan resep diberi tanda penutup
berupa garis penutup atau tanda pemisah diantara dua
R/ dan paraf atau tanda tangan.
• Penulisan tanda iter (iteretur) dan N.I (Ne Iteretur)
disebelah kiri atas dari resep apabila diulang/tidak
diulang seluruhnya. Bila tidak semua resep diulang,
maka ditulis dibawah setiap resep. Demikian juga untuk
N.I.
36
• Tanda Cito atau PIM (resep segera dilayani)
dituliskan disebelah kanan atas.
37
Tepat Dosis
• Dosis yang lazimnya menyembuhkan.Tercantum
Dosis lazim dalam literatur
Parenteral, Rektal,Topikal,Inhalasi
40
Tepat Waktu Pemberian Obat
41
Formula Resep
• Resep yang formula obatnya disusun sendiri oleh
dokter penulis resep dan menentukan dosis serta
Magistralis BSO sendiri sesuai penderita yang dihadapi.
(racikan • Untuk dapat menyusun ini dokter harus memahami sifat
obat, mengetahui obat tak tercampurkan dan berusaha
sendiri) untuk menghindari
Mencari DM
• DOSIS
• Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per
individual. Hal ini mengingat bahwa respon penderita
terhadap obat sangat individualistis.
• Penentuan dosis perlu mempertimbangkan:
1) kondisi pasien (seperti: umur, berat badan, fisiologi dan fungsi
organ tubuh)
2) kondisi penyakit ( akut, kronis, berat/ringan)
3) Indeks terapi obat (lebar/sempit)
4) variasi kinetik obat
5) cara/rumus perhitungan dosis anak ( pilih yang paling teliti)
44
• Perhitungan dosis pada anak secara ideal
menggunakan dasar ukuran fisik (berat badan
atau luas permukaan tubuh).
• Apabila dosis anak dihitung dengan
perbandingan dengan dosisi dewasa, yaitu
dengan memakai rumus perhitungan dosis anak
(antara lain Young, Clark), maka perlu
diperhatikan tentang ketelitian dari rumus yang
dipakai.
45
• JADWAL PEMBERIAN
• Jadwal pemberian ini meliputi frekuensi,
satuan dosis per kali dan saat/waktu
pemberian obat. Dalam resep tertuang
dalam unsur signatura.
46
• FREKUENSI
• Frekuansi artinya berapa kali obat yang
dimaksud diberikan kepada pasien. Jumlah
pemberian tergantung dari waktu paruh obat,
BSO, dan tujuan terapi.
• Obat anti asma diberikan kalau sesak (p.r.n)
namum bila untuk menjaga agar tidak terjadi
serangan asma dapat diberikan secara teratur
misal 3 x sehari (t.d.d).
47
• SAAT/WAKTU PEMBERIAN
• Hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam
pemberiannya memiliki efek optimal, aman dan mudah
diikuti pasien.
• Misal: Obat yang absorbsinya terganggu oleh makanan
sebaiknya diberikan saat perut kosong 1/2 – 1 jam
sebelum makan (1/2 – 1 h. a.c), obat yang mengiritasi
lambung diberikan sesudah makan (p.c) dan obat untuk
memepermudah tidur diberikan sebelum tidur (h.s), dll.
48
• LAMA PEMBERIAN
• Lama pemberian obat didasarkan perjalanan penyakit
atau menggunakan pedoman pengobatan yang sudah
ditentukan dalam pustaka/RS.
• Misalkan pemberian antibiotika dalam waktu tertentu (2
hari setelah gejala hilang untuk menghindari resistensi
kuman, obat simtomatis hanya perlu diberikan saat
simtom muncul (p.r.n), dan pada penyaklit kronis (misal
asma, hipertensi, DM) diperlukan pemberian obat yang
terus menerus atau sepanjang hidup (ITER!)
49
• Ada 3 formula resep yang dapat digunakan untuk
menyusunan preskripsi dokter (Formula marginalis,
officialis aau spesialistis). Pemilihan formula tersebut
perlu mempertimbangkan:
• Yang dapat menjamin ketepatan dosis (dosis individual)
• Yang dapat menajaga stabilitas obat
• Agar dapat menjaga kepatuhan pasien dalam meminum
obat
• Biaya/harga terjangkau
50
• Preskripsi lege artis maksudnya adalah
ditulis secara jelas, lengkap (memuat 6
unsur yang harus ada di dalam resep) dan
sesuai dengan aturan/pedoman baku
serta menggunakan singkatan bahasa
latin baku, pada blanko standar (ukuran
lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm)
51
Pemberian informasi bagi penderita yang tepat
52
PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER
53
• Penulisan jumlah obat
– Satuan berat: mg (milligram), g, G (gram)
– Sataun volume: ml (mililiter), l (liter)
– Satuan unit: IU/IU (Internasional Unit)
– Penulisan jumlah obat dengan satuan biji
menggunakan angka Romawi. Misal: - Tab Novalgin
no. XII
Tab Stesolid 5 mg no. X (decem)
• m.fl.a.pulv. dt.d.no. X
54
Penulisan alat penakar:
55
• Catatan: Hindari penggunaan sendok teh
dan sendok makan rumah tangga karena
volumenya tidak selalu 15 ml untuk
sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh.
Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat
lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan
dalam sediaaan cair paten.
56
– Arti prosentase (%)
• 0,5% (b/b) 0,5 gram dalam 100 gram
sediaan
• 0,5% (b/v) 0,5 gram dalam 100 ml sediaan
• 0,5% (v/v) 0,5 ml dalam 100 ml sediaan
– Hindari penulisan dengan angka desimal
(misal: 0,...; 0,0....; 0,00...)
57
• Penulisan kekuatan obat dalam sediaan
obat jadi (generik/paten) yang beredar di
pasaran dengan beberapa kekuatan,
maka kekuatan yang diminta harus
ditulis, misalkan Tab.
• Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10
mg
58
• Penulisan volume obat minum dan berat
sediaan topikal dalam tube dari sediaan
jadi/paten yang tersedia beberapa
kemasan, maka harus ditulis, misal:
– Allerin exp. Yang volume 60 ml atau 120 ml
– Garamycin cream yang 5 mg/tube atau
15mg/tube
59
• Penulisan bentuk sediaan obat
(merupakan bagian subscriptio) dituliskan
tidak hanya untuk formula magistralis,
tetapi juga untuk formula officialis dan
spesialistis
• Misal: m.f.l.a.pulv. No. X
• Tab Antangin mg 250 X Tab Novalgin mg
250 X
60
• Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian
(bagian signatura)
– Harus ditulis dengan benar
• Misal: s.t.d.d. pulv. I.p.c atau
s.p.r.n.t.d.d.tab.I
61
• Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian
”tapering up/down” gunakan tanda s.u.c (usus
cognitus = pemakaian sudah tahu). Penjelasan
kepada pasien ditulis pada kertas dengan
bahasa yang dipahami.
62
• Setiap selesai menuliskan resep diberi
tanda penutup berupa garis penutup
(untuk 1 R/) atau tanda pemisah di antara
R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan
pada setiap R/.
• Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-
ragu, hindari coretan, hapusan dan
tindasan.
63
• Penulisan tanda Iter (Itteretur/ harap diulang) dan N.I.
(Ne Iterretur/tidak boleh diulang)
• Resep yang memerlukan pengulangan dapat diberi
tanda: Iter n X di sebelah kiri atas dari resep untuk
seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep,
maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang.
• Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda: NI di
sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang
tidak boleh diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis
di bawah setiap resep yang diulang.
64
• Penulisan tanda Cito atau PIM
• Apabila diperlukan agar resep segera
dilayani karena obat sangat diperlukan
bagi penderita, maka resep dapat diberi
tanda Cito atau PIM dan harus ditulis di
sebelah kanan atas resep.
65
DOSIS OBAT DALAM PRESKRIPSI
66
• Dosis obat dalam preskripsi adalah besarnya dosisi per
kali untuk pasien dan mungkin dalam sehari dapat
diberikan beberapa kali sesuai dengan frekuensi
pemberian yang tertulis di dalam resep.
• Penentuan dosis tersebut didapatkan darai dosis terapi
(dosis lazim) yang tercantum dalam literatur. Untuk dosis
anak biasanya dicantumkan dengan misalnya 20-40
mg/kg BB/hari.
67
• Sehingga perlua adnya penentuan dosis yang
cermat bagi anak. Ada beberapa obat yang
mencantumkan dosis hanya untuk orang
dewasa, sehingga bila obat itu akan diberikan
kepada anak maka perlu perhituanan dengan
membandingkan dengan dosis dewasa, dengan
menggunakan rumus ( misalkan R. Clark, R.
Young, dll)
68
CARA MENGHITUNG DOSIS ANAK
69
• Diketahui: Dosis Amoxycillin anak di
bawah BB 20 kg adalah 20-40 mg/kg BB/
hari diberikan dalam dosis terbagi tiap 6-8
jam.
• Untuk dosis dewasa adalah 250-500 mg,
diberikan tiap 6-8 jam.
70
• Perhitungan:
• Berdasarkan individual dengan ukuran
fisik BB:
• 17 X (20-40) mg = 340- 780 mg/hari
• Bila dipilih diberikan 3X sehari, maka dosis
per kali pemberian = 113,33 - 226,67 mg
71
• Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus
Clark
• 17 X (250-500) mg = 60,71 – 121,43
• 20 mg/kali
72
• Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus
Young
• 4 x (250-500) mg = 62,5-125 mg/kali
• 16
73
• Berdasarkan dosis dewasa dengan Tabel
J.Hahn:
Anak 4 tahun, BB 13,0-16,3 kg = 23%
dosis dewasa
• = 57,5-115 mg/kali
74
• Hasil di atas menunjukkan bahwa cara
perhitungan tersebut menghasilkan dosis yang
berbeda. Dengan mempertimbangkan kondisi
penyakit dan kondisi penderita, maka dokter
dapat menentukan besarnya dosis per kali dan
per hari dalam resepnya.
• Misalkan diputuskan memberikan amoxycillin
per kali 125 mg
• Bila frekuensinya 3 kali sehari, maka dosis per
hari adalah 375 mg.
75
• R/ Paracetamol mg 120
Sacch. Lactis q.s
m.f.l.a. pulv.d.t.d. No. X
s.p.r.n.t.d.d.pulv I (febris)
76
• Ambilkan paracetamol 120 mg dan sacch
lactis secukupnya, campur dan buatlah
menurut aturan puyer sebanyak 10
bungkus, masing-masing bungkus
mengandung 120 mg paracetamol dan
sacch lactis secukupnya. Tandailah: bila
panas dapat diberikan 3 X sehari 1
bungkus
77
• R/ Paracetamol 1200 gram
Sacch. Lactis q.s
m.f.l.a. pulv. No. X
s.p.r.n.t.d.d.pulv I (febris)
78
• Ambilkan paracetamol 1200 gram dan
sacch lactis secukupnya, campur dan
buatlah menurut aturan puyer sebanyak
10 bungkus. Tandailah: bila panas dapat
diberikan 3 X sehari 1 bungkus
79
DOSIS ANAK MENURUT J.HAHN
Umur Berat Badan (kg) Perbandingan Dosis terhadap Dosis Dewasa (%)
12 bulan 7.7 - 10 14
80
2 tahun 10.1 - 12.5 18
81
12 tahun 29.7 - 34.8 50
82
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
1. Tablet
2. Kapsul
3. Serbuk Bagi
4. Serbuk Tak terbagi
5. Pil
6. Suppositoria
7. Ovulla
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
BENTUK SEDIAAN
OBAT PADAT
BENTUK SEDIAAN
OBAT CAIR
1. Solutio (larutan)
2. Suspensio (suspensi)
3. Emulsi
4. Eliksir
5. Guttae (tetes)
6. Injectio (injeksi)
7. Aerosol
BENTUK SEDIAAN
OBAT CAIR
BENTUK SEDIAAN
OBAT CAIR
BENTUK SEDIAAN
OBAT CAIR
BENTUK SEDIAAN
OBAT CAIR
BENTUK SEDIAAN
SETENGAH PADAT
1. Linimentum (obat gosok)
2. Ungentum (salep)
3. Pasta
4. Sapo (sabun)
5. Emplastrum (plester)
6. Krim
7. Gel
BENTUK SEDIAAN OBAT
SETENGAH PADAT
BENTUK SEDIAAN OBAT
SETENGAH PADAT
BSO : PULVERES (magistralis)
Dosis sekali miuum Dosis sekali miuum x jumlah puyer
98
BSO : kapsul (magistralis)
R/ Parasetamol 500 mg
DMP 15 mg
CTM 1 mg
m.f caps dtd. no.X
S. p.r.n. 3 dd tab I
Pro :Tn.A
99
BSO : kapsul (spesialitis)
R/Eritromec 500 mg caps no. X Apabila sediaan obat
S.o 8.h caps I mempunyai > 1 dosis
yang tersedia,
Pro:Tn H cantumkan dosis yang
akan diberikan pada
penderita. Misal sediaan
250 mg, 500, 750 mg
100
BSO :Tablet
R/ Bioneuron tab no.XV R/Yariflam 25 mg tab no. XV
S.1.dd tab I S.2.dd tab I
• Vag. : intravagina
• S.u.c = signatur usus cognitus = cara pemakaian sudah tahu
• Supp : lewat anal taruh daerah rektum 103
BSO : solutiones (magistralis)
R/ Codein HCL mg 60
CTM mg 20
Sir.Thymi ml 20
Pot.alba c tussim ad ml 100
M.f.Potio
S. p.r.n. 4 dd. Cth.I
Pro :An. N
Ket :
• Potio = obat untuk diminum
• Cth. = cochlear theae = sendok teh = 5 cc
• fl. =botol
104
SPESIALITIS
Solutiones obat dalam Solutiones obat luar
R/ Antiza fl. No. I R/ Betadine sol. 30 ml fl. NoI
S. p.r.n. 3 dd. Cth II S. u.e.
Elixir
R/ batugin elixir fl. No.I
S. 3 dd. C I
Pro :Tn.Y
Guttae/tetes mata
R/ Neosporin eye drops.fl. No.I
S 3 dd. gtt I ODS
Pro :An.D
Ket :
Gutt = guttae = tetes
Auric : dalam telinga
ODS= Oculi dextra sinistra = mata kanan dan kiri 106
Guttae/spray hidung Guttae/tetes hidung
R/ afrin nasal spray. fl.No.I R/ antistin-Privin drops. fl.No.I
S. 2 dd. Nasal sprayI S. 3 dd. gutt nasal II
Inhaler Gargarisma/kumur
R/ alupent inhaler fl no I R/ betadine gargle&mouthwash fl. No.I
S.p.r.n 3 dd. Puff.I S. 3 dd.Garg.
Ket :
Puff = semprot
Garg = kumur dan buang 107
Enema
R/ stesolid 10 mg rectal tube no.II R/ Microlax enema tube no I
S.p.r.n. Rectal tube I S.m. tube I
108
Injeksi
R/ zotam 1 gram vial no.I Wadah injeksi ada 3
Aqua pro injection 5 ml amp No. IV macam : ampul untuk
S.i.m.m dosis tunggal,
vial/flacon untuk dosis
Pro : Ny.T ganda, botol dipakai
untuk larutan injeksi
R/ tixon vial no. I volume besar.
S.i.m.m
Pro : Ny.T
Gel Gel
R/ Daktarin oral gel 20 g tube no I R/ Albothyl gel c aplikator tube no I
S.4 dd.cth ½ S.u.c
110
Cito : berbahaya bila Iter : ulangi
ditunda
111
• Istilah-‐istilah dan singkatan Latin yang
berkaitan dengan penulisan resep
• a.c. = ante coenam = sebelum makan
• a.n. = ante noctem = malam sebelum tidur
• ad us. ext. = ad usum externum = untuk obat luar
• ad. us. int = ad usum internum = untuk obat dalam
• agit. = agitation = kocok
• alt. hor. = alternis horis = tiap jam
• aq.dest. = aqua destilata = air suling
112
• c. = cohlear = sendok makan =15 ml
• c.th. = cochlear theae = sendok teh
= 5 ml
• caps. = capsulae = kapsul
• collut.or. = collutio oris = obat kumur
(cuci mulut)
• collyr. = collyrium = obat cuci mata
113
• da.in.dim = da in dimidio = berilah
separuhnya
• d.in 2plo = da in duplo = berilah dua
kali banyaknya
• d.c. = durante coenam = sedang
makan
• d.d. = de die = sehari
114
• 1.d.d.=s.d.d. = semel de die = sekali
sehari
• 2.d.d.=b.d.d.=b.i.d.=bis de/in die = dua
kali sehari
• 3.d.d.=t.d.d.=t.i.d.= ter de/in die = tiga
kali sehari
115
• 4.d.d.=q.d.d.=q.i.d.=quarter de/in die = empat
kali sehari
• d.t.d = da tales doses = berilah sekian
takaran
• dext. = dexter = kanan
• dext.et sin. = dexter et sinister = kanan
dan kiri
• o.d./o.s. = oculus dexter et oculus sinister=mata
kanan dan mata kiri
116
• f. = fac= buat, harap dibuatkan
• f.l.a = fac lege artis = buat menurut
semestinya
• fls. =fles = botol
• g. = gramma = gram
• gr. = granum = 65 mg, grain
117
• garg. = gargarisma = obat kumur
• gtt. = guttae = tetes
• gtt.ad aur = guttae ad aures = tetes
telinga
• gtt.auric = guttae auriculares = tetes telinga
• gtt.nasal = guttae nasals = tetes hidung
• gtt.ophth.= guttae ophthalmicae= tetes mata
118
• h. = hora = jam
• h.s. = hora somni = jam sebelum tidur
• i.m.m. = in manum medici = berikan ke
tangan dokter
• inj. = injectio = obat suntik
• iter. = iteratur = harap diulang
• iter. 1x = iteretur 1 x = harap diulang satu
kali
119
• ne iter. = ne iteratur = tidak diulang
• lin. = linimentum = obat gosok
• lot.= lotio = obat cair untuk pakai luar
• m. = misce = campurlah
120
• m.f. = misce fac = campurlah dan
buatlah
• m.f.l.a. = misce fac lege artis=
campur&buat menurut semestinya
• man. = mane = pagi
• m.et .v. = mane et vespere = pagi dan
sore
• mg. = milligramma = miligram
121
• o.h. = omni hora = tiap jam
• o.b.h. = omni bihorio = tiap 2 jam
• o.t.h. = omni trihorio = tiap 3 jam
• o.4.h. = omni quaterhorio = tiap 4 jam
• o.m. = omni mane = tiap pagi
• o.n. = omni nocte = tiap malam
• o.h.c. = omni hora cochlear= tiap jam 1
sendok makan
122
• p.c. = post coenam = sesudah makan
• p.r.n. = pro re nata = kalau perlu
• pulv. = pulvis = serbuk (tunggal)
• pulv. = pulveres = serbuk terbagi
(puyer)
• pulv. adsp. = pulvis adspersorius=
serbuk tabur (bedak)
123
• R/ = recipe = ambillah
• S = signa = tanda
• S.L. = saccharum lactis = gula susu
(bahan pemanis obat)
• s.q. = sufficiante quantitate = dengan
jumlah yang cukup
• q.s. = quantum satis = secukupnya
124
• si op. sit = si opus sit = bila perlu
• sol. = solutio = larutan
• u.c. = usus cognitus = aturan
pakai diketahui
• u.n. = usus notus = aturan pakai
diketahui
• ung. = unguentum = salep
125
• u.e. = usum externum = dipakai
untuk luar
• u.i.= usum internum = dipakai untuk
dalam
• S.s.d.d.c = semel de die cochlear= 1
kali sehari sekali sendok makan
126
• t.d.d.c. = ter de die cochlear = 3 kali
sehari sekali sendok makan
127
Contoh resep yang lengkap
– Skenario 1
• Ny. Nensi, berusia 50 tahun, memeriksakan diri ke sebuah Puskesmas di
dengan keluhan sakit kepala sejak beberapa hari yang lalu. Dokter
Puskesmas melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosis hipertensi
esensial derajat I. Setelah memberikan informasi dan edukasi diet serta
anjuran kegiatan fisik kepada pasien, dokter akan memberikan obat diuretik
oral hydrochlorothiazide dalam bentuk sediaan tablet 12,5 mg. Obat ini
diberikan sebanyak satu tablet, satu kali sehari di pagi hari, dan harus
diminum setiap hari untuk pengendalian tekanan darah. Pada pengobatan
pertama ini dokter berencana memberikan obat untuk sepuluh hari.
Setelah tiga hari pengobatan pasien diminta datang kembali untuk monitor
keberhasilan terapi.
• Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep untuk
Ny. Nensi?
128
PUSKESMAS
Jl. RAJA ALI HAJI
S.s.d.d.tab.1 mane
Umur : 50 tahun
Alamat
: Jl. HANG TUAH
129
• Skenario 2
• Qonita, 10 tahun, dibawa ibunya berobat ke dokter praktek umum
karena matanya tampak merah sejak satu hari yang lalu. Pada
anamnesis diketahui bahwa kedua mata terasa gatal dan lengket
namun penglihatan tidak terganggu. Pada pemeriksaan tampak
konjungtiva merah dan banyak sekret kental kekuningan pada
kelopak mata. Dokter menegakkan diagnosis konjungtivitis
bakterialis dan meresepkan antibiotik topikal dalam bentuk tetes
mata. Tetes mata ini mengandung bahan aktif Chloramphenicol
dengan konsentrasi 0.5% dan diberikan sebanyak 2 tetes pada
tiap mata dengan frekuensi pemberian setiap 4 jam.
• Jika anda adalah dokter di atas, bagaimana anda menuliskan resep
untuk Qonita?
130
dr. Firman Abdiansyah
S.o.4.h.gtt.2 o.d./o.s.
Pro : Qonita
Umur : 10 tahun
131
• Skenario 3
• Tito, 22 tahun, datang ke instalasi gawat darurat (IGD) sebuah
rumah sakit dengan keluhan tertusuk paku pada telapak kaki
kanannya satu hari yang lalu ketika sedang bekerja memperbaiki
dinding rumahnya. Pada pemeriksaan tampak luka tusuk yang kecil
namun cukup dalam. Dokter jaga IGD berencana memberikan terapi
profilaksis tetanus dengan memberi injeksi serum anti tetanus (anti
tetanus serum/ATS) pada Tito sebanyak 250 IU immunoglobulin
tetanus manusia. Dokter menuliskan resep untuk satu ampul ATS
dan sebuah spuit 1 ml kemudian meminta keluarga Tito untuk
segera menebusnya di apotik rumah sakit kemudian menyerahkan
ATS dan spuit kepada dokter jaga.
• Jika anda adalah dokter jaga tersebut, bagaimana anda menuliskan
resep di atas?
132
• Sebelum Tito pulang, dokter jaga meresepkan obat antibiotik
amoxycillin tablet 500 mg yang diminum 3 kali satu tablet
sehari, metronidazole tablet 500 mg yang diminum 3 kali satu
tablet sehari, dan antinyeri mefenamic acid tablet 500 mg yang
diminum bila kaki terasa nyeri dengan pemberian maksimal 4 kali
satu tablet sehari setelah makan. Jika anda dokter tersebut,
bagaimana anda menuliskan resepnya? Jumlah obat yang diberikan
adalah untuk lima hari, kecuali untuk mefenamic acid yang diberikan
untuk tiga hari, dan resep tidak boleh diulang.
133
INSTALASI GAWAT DARURAT Cito!
RUMAH SAKIT KOTA BATAM
R/ Spuit 1 ml No. I
S.i.m.m
Pro : Tito
Umur : 22 tahun
134
N.I. INSTALASI GAWAT DARURAT
S.t.d.d.tab.1
S.t.d.d.tab.1
S.p.r.n.max.q.d.d.tab.1 p.c.
Pro : Tito
Umur : 22 tahun
135
• Contoh resep yang dapat dibaca dan sulit
dibaca (identitas dokter sengaja dihilangkan)
136
Kelompok obat Golongan AINS
• Aspirin
• Merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagai analgesik, antipiretik
dan antiinflamasi.
• Tersedia dalam bentuk tablet 100 mg
untuk anak dan tablet 500 mg untuk
dewasa.
137
• Indikasi : Antipiretik. Dewasa 325 –
650 mg tiap 3 – 4 jam
• Anak-anak 15 – 20 mg/kgBB tiap 4 – 6
jam (DM < 3,6 g/hari)
138
• Acetaminophen (Parasetamol).
• Efek analgetik dapat menghilangkan nyeri
ringan sampai sedang, dan menurunkan
suhu tubuh diduga juga berdasarkan efek
sentral seperti aspirin.
139
• Sediaan. Parasetamol tersedia sebagai
obat tunggal berbentuk tablet 500 mg atau
sirup yang mengandung 120 mg/5 ml.
• Dewasa 300 mg – 1 g/ kali (maks 4 g/hari)
• Anak 6 – 12 thn 150 – 300 mg/kali (maks 1,2 g/hari)
• 1 – 6 thn 60 – 120 mg/kali (maks 6x sehari)
• Bayi < 1 thn 60 mg/kali (maks 6x sehari)
140
• Asam mefenamat dan Meklofenamat
• Asam mefenamat digunakan sebagai
analgetik. sebagai antiinflamasi kurang
efektif dibanding aspirin. Meklofenamat
digunakan sebagai antiinflamasi pada
terapi artritis reumatoid dan osteoartritis.
141
• Karena efek toksiknya maka tidak
dianjurkan untuk diberikan pada anak
dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan
pemberian tidk lebih dari 7 hari.
142
• . Dosis asam mefenamat 250 – 500 mg 2
– 3 x sehari
• Meklofenamat 200 – 400 mg sehari
•
143
• Natriumdiklofenak.
• Dosis Dewasa 100 – 150 mg sehari
(terbagi 2 atau 3 dosis)
• Indometazin
• Digunakan untuk pengobatan artritis
reumatoid dan sejenisnya. Juga memiliki
efek antiinflamasi, analgetik – antipiretik
yang sama dengan aspirin.
144
• Dosis. 2 – 4 x 25 mg sehari. Untuk
mengurangi gejala reumatik di malam hari
diberikan 50 – 100 mg sebelum tidur.
• Piroksikam
• Tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil,
penderita tukak lambung dan penderita yang
sedang minum antikoagulaan
• Dosis untuk penyakit inflamasi 10 – 20 mg
sehari.
145
• Fenilbutazon dan Oksifenbuazon
• Fenilbutazon tersedia dalam bentuk tablet
salut gula 100 mg dan 200 mg
• Indikasi. Digunakan untuk mengobati
penyakit pirai akut, artritis reumatoid dan
gangguan sendi.
• Dosis untuk atritis reumatoid 3 – 4 x 100
mg/hari selama seminggu
146
Golongan Narkotik
• Morfin
• Efek analgetik Morfin dan opioid lain
sangat efektif dan tidak disertai oleh
hilangnya fungsi sensorik lain yaitu rasa
raba, rasa getar, penglihatan dan
pendengaran, bahkan persepsi stimulasi
nyeri pun tidak selalu hilang setelah
pemberian morfin dosis terapi.
147
• Dosis Morfin untuk nyeri pasca bedah 10
mg/70 kgBB subkutan
• Meperidin
• Efek analgetik serupa dengan morfin, efek ini
mulai timbul 15 menit setelah pemberian oral
dan mencapai puncak dalam 2 jam.
• . Meperidin HCl tersedia dalam bentuk tablet 50
mg dan 100 mg dan ampul 50 mg/ml.
148
• Metadon
• Efek analgetik 7,5 – 10 mg metadon sama
kuat dengan efek 10 mg morfin.
• Tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 10 mg
dan sediaan suntikan dalam ampul atau
vial dengan kadar 10 mg/ml. Dosis
analgetik metadon oral untuk dewasa 2,5
– 15 mg, dan dosis parenteral 2,5 10 mg
149
Kelompok obat batuk
150
Golongan Antitusif non opioid
Dekstrometorfan
• Obat ini meningkatkan ambang rangsang
refleks batuk secara sentral dan
kekuatannya sama dengan kodein.
• Tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan
sirop dengan kadar 10 mg dan 15 mg/5
ml.
• Dosis. Dewasa 10 – 30 mg (3 – 4 x
sehari).
151
Noskapin
• Pada dosis terapi obat ini tidak berefek
terhadap SSP kecuali sebagai antitusif.
• Dosis 3 – 4 x 15 – 30 mg sehari
• Dosis tunggal 60 mg pernah digunakan
untuk batuk paroksimal.
152
• Ekspektoran
• Ekspektoran adalah obat yang dapat
merangsang pengeluaran dahak dari saluran
napas.
• Amonium klorida
• Pemberian dosis besar dapat menimbulkan
asidosis metabolik, dan hati-hati
penggunaannya pada pasien dengan
insufisiensi hati, ginjal dan paru-paru.
• .Dosis dewasa 300 mg (5 ml) tiap 2 – 4 jam.
153
• Gliseril guaiakolat
• Tersedia dalam bentuk sirop 100 mg/5 ml.
Dewasa 2 – 4 x 200 – 400 mg sehari
154
• Mukolitik
• Adalah obat yang dapat mengencerkan
sekret saluran napas sengan jalan
memecaha benang- benang mukoprotein
dan mukopolisakarida dari sputum.
155
• Bromheksin
• Digunakan sebagai mukolitik pada
bronkitis atau kelainan saluran napas yng
lain. Juga digunakan secara lokal di
bronkus untuk memudahkan pengeluaran
dahak pasien yang dirawat di ugd.
• Dosis oral dewasa 3 x 4 – 8 mgsehari
156
• Ambroksol
• Suatu metabolit bromheksin diduga sama
cara kerja dan penggunaannya.
• Asetilsistein
• Diberikan secara semprotan atau obat
tetes hidung
• Menurunkan viskositas sekret paru pada
pasien radang paru.
157
Pulveres (puyer)
• Penulisan resep utk puyer
• Contoh:
R/ amoksisilin 100mg
s. lact q.s.
m.f. pulv. dtd. no. XXI
S 3dd pulv I p.c
• Amoksisilin • Parasetamol
R/ Caps amoksisilin 500mg R/ Tab parasetamol 500 mg
no. XXI no. X
S 3 dd caps I p.c
S 3 dd tab I p.c. p.r.n demam
** bentuk sediaannya bisa
diliat di MIMS
Sirup
• Mengandung byk gula sering jd bentuk obat pilihan
utama untuk anak-anak
• Biasanya bentuk kemasannya dalam flask (fls)
• Takaran minumnya biasanya sesuai dengan ukuran
sendok asli / bawaannya
• Biasa sering ada istilah forte artinya dosis yg
tingginya
• Contoh amoksisilin sirup ada yg 125mg/5cc atau ada jg
yg 250mg/5cc nah yg 250mg/5cc ini bisa disingkat
jadi amoksisilin sirup forte
Contoh kasus
• An. Puri, 18bln, BB 12kg, dibawa ke
dokter krn demam tinggi sejak 2 hari lalu.
• Berikan antibiotik sirup
– Amoksisilin, dosis anak 25-50 mg/kg BB/hari,
3x sehari, selama 7 hari, minum sesudah
makan,
Penyelesaian
• 25-50mg/kg BB/hari 300 – 600mg/hari
100 – 200mg/kali
• Karena 100-200mg/kali minum dan
ukurannya ada yg 125mg/5cc ama
250mg/5cc kita pilih yg 125mg/5cc
• 3x7 21 kali minum 21x 5cc 105 cc
• 1 botol amoksisilin sirup isinya 60ml, jadi
butuh 2 botol
Penulisan resep
R/ Amoksisilin syr 125mg/5cc fls No. II
S 3dd c.orig I p.c.
Sendok original/bawaan
dari obatnya (dlm hal ini
5cc)
Contoh kasus
• Resepkan obat kumur berikut untuk
pasien faringitis!
– Solusio povidon iodin 1% dikumur 2x sehari
(kumur untuk faring)
• Penyelesaian:
R/ Sol Povidon iodin 1% fls No. I
S 2 dd garg Flask botol
kaca
Solusio
Contoh kasus
• Tn. T, 44 th, mengeluh gatal2 di kepala dan berketombe.
Selain itu di lipat paha kanan dan kiri juga terdapat
bercak merah kehitaman yg gatal.
• DK : tinea kapitis dan tinea kruris
• Tulis resep untuk terapi topikal
– Tinea kapitis Ketokonazol 2% shampo. 1 botol
isinya 100ml. Oles dan bilas setelah 5-10 menit, 2x
seminggu selama 14 hari, pada pagi hari.
– Tinea kruris Ketokonazol krim 2% (pilihan
kemasan ada tube yg 5g dan 10g), 2x sehari (pagi
dan malam) selama 3 hari, oleskan pada bagian yang
sakit.
Penulisan resep
• Tinea kapitis • Tinea kruris
R/ Shampo Ketokonazol 2% R/ cream ketokonazol 2% tube 10g
100ml fls No.I No.I
S 2x seminggu o.m. S u.e. 2dd applic part dol m.et.v
** o.m. (omni mane) tiap ** u.e (usus externum) untuk
pagi obat luar
**applic part dol oleskan pada
daerah yang sakit
**m.et.v (mane et vespere) pagi
dan malam
Infus dan Injeksi
• Untuk infus dan injeksi kita butuh:
– Obatnya bentuknya biasanya bubuk/serbuk jadi jgn lupa utk
ngeresepin air utk ngelarutin obatnya
– Water for Injection
– Infus setnya (kalo ga ada infus set ya gak mungkin bisa nginfus)
– Spuit (ada ukurannya)
– Cairan infusnya (e.g. dextrose, dll)
– Kanul intravena
• Masing2 diatas ini butuh peresepan sendiri2 ya.
Perhitungan tetes2an infus
• 1cc infus dewasa 20 tetes
• 1cc infus anak 60 tetes
• 1cc blood set 15 tetes
• Contoh perhitungan
– 100 cc infus + obat 30 ccdalam 30 menit untuk
infus orang dewasa
– (100+30) x 20 : 30 = 86 tetes/menit
Contoh kasus
• Tn. A 40 th, ke IGD dgn keluhan demam tinggi
sore hari. Kesadaran berkabut, bradikardi relatif,
lidah kotor, nyeri abdomen, hepatomegali
• DK : demam tifoid
• Resepkan terapi antibiotik sediaan injeksi
– Ceftriakson injeksi 1g, 1x3g dalam dextrose 5%
100cc selama 30menit selama 3-5 hari
– **setiap 1g obat harus larutkan ke dalam 10mL
aquabidest pro injeksi IV
Penyelesaian
• Dextrose 5% cairan infusnya mesti dimasukin obatnya 3g
ke cairan infus ini.
• Setiap hari cuman diinfus sekali selama 30 menit terapi
selama 3-5 hari. Anggeplah kita pake yg 5 hari.
• Total obat yg diperluin 15 vial (3g x 5hr)
• Karena obat 3g/hari, jadi kita butuh Water for injection (WfI)
sebanyak 30ml untuk pelarutnya
• Sediaan WfI yg tersedia itu 25ml/flc. Jadi dalam 1 hari butuh 2
flc.
• Karena kita selama 5 hari butuh 10flc WfI
• Butuh spuitnya yg 10cc krn kita mesti campur obatnya dgn
10ml WfI tiap 1g
Untuk
Penulisan resepnya
R/ Inj Ceftriaxon 1g vial No.XV
S pro inj
R/ Spuit 10cc No. V
S pro inj
R/ Water for Injection flc No. X
S pro inj
Boleh diganti
R/ Infus set No.I Sol (solusio)
S pro infus
R/ Infus Dextrose 5% 100cc kolf No. V
Ukurannya
S pro infus
Venflon ini nama
R/ Kanul intravena (Venflon) 18 No.I merknya. Boleh ditulis
kanul intravenanya.
S pro infus
Obat tetes
• Telinga auric
• Mata oculo
Contoh kasus tetes mata
• Tn. Tegar 55 th, ke IGD krn mata kanan kiri merah dan pedih kalo
kena cahaya. 2 hr lalu krn kemasukan serpihan logam.
Pengelihatan buram
• DK: ulkus kornea ODS e.c. bakteri
• Berikan obat
– Antibiotik topikal gentamycin tetes mata (solusio) 1 tetes tiap
jam pada mata kanan dan kiri
– Antibiotik topikal gentamycin salep oles 1x sehari malam hari
sebelum tidur pada mata kanan dan kiri
– Siklopegik sulfas atropin tetes mata 1 tetes 3x sehari pada
mata kanan dan kiri
Penulisan resep
R/ Gentamycin eyedrops fls No.I Tiap jam