Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efe k kerugian (loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut: Kelelahan (fatigue) Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition) Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training Karakteristik pekerjaan itu sendiri. Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatankegiatan orang lain. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan pengendalian kegiatan‐kegiatan yang dilakukan oleh orang‐orang yang tergabung dalam suatu bentuk kerja sama. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan ditemukan ada dua model yaitu rational organisation theory dan socio-technical system theory. Rational organisation theory menekankan pada pendekatan top-down,penerapan sistem manajemen keselamatan didasarkan pada kebijakan atau instruksi dari top level manajemen dan diteruskan sampai pada level yang paling bawah. Sementara socio-technical system theory melakukan pendekatan dengan intervensi organisasi yang didasarkan pada analisa hubungan antara teknologi,orientasi dari pekerja dan struktur organisasi (Gallagher,2001). Gallagher juga mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe,yaitu: 1. Safe Person Control Strategy; strategi pencegahan difokuskan pada kontrol perilaku pekerjaan 2. Safe Place Control Strategy; strategi pencegahan difokuskan pada bahaya dari sumbernya melalui identifikasi,kajian dan pengendalian. 3. Traditional Management; Peran kunci dalam K3 dipegang oleh supervisor dan EHS specialis. Integrasi sistem manajemen keselamatan ke dalam sistem manajemen yang lebih luas masih sangat rendah. Keterlibatan karyawan masih rendah. 4. Innovative Management; Peran kunci dalam K3 dipegang oleh senior dan line manager. Integrasi sistem manajemen keselamatan kedalam sistem manajemen yang lebih luas sudah sangat baik. Keterlibatan karyawan tinggi. Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. 1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. 2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja. 3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja. 4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan. 5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama. Pekerjaan-pekerjaan tekhnik bangunan banyak berhubungan dengan alat,baik yang sederhana sampai yang rumit, dari yang ringan sampai alat-alat berat sekalipun. Sejak revolusi industri sampai sekarang,pemakaian alat- alat bermesin sangat banyak digunakan. Pada setiap kegiatan kerja, selalu saja ada kemungkinan kecelakaan. Kecelakaan selalu dapat terjadi karena berbagai sebab.berperan sangat penting dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. tujuannya karena adanya fasilitas yang maka pelaksanaan aktivitas pekerjaan berjalan dengan baik,begitu pula sebaliknya. 1. Mencegah terjadinya kecelakaan ditempat kerja. 2. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. 3. Mencegah/mengurangi kematian akibat kerja 4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap 5. Mengamankan material,konstruksi,pemakaian,peme liharaan bangunan-bangunan,alat- alat kerja,mesin-mesin,dan instalasi- instalasi. 6. Meningkatkan produktivas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. 7. Menjamin tempat kerja yang sehat,bersih,nyaman,dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. 8. Memperlancar,meningkatkan dan mengamankan produksi,industri serta pembangunan.Kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia ( Bambang Endroyo 1989 ). Sistem manajemen K3 adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan. System manajemen K3 mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Apabila tujuan- tujuan tersebut telah tercapai, dapat membawa manfaat bagi perusahaan atau industri,lingkungan, dan juga bagi pekerja yang bersangkutan, dimana manfaat tersebut dapat berupa manfaat secara langsung maupun tidak langsung.