Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA NY.

N DENGAN DIAGNOSA MEDIS


STROKE INTRACEREBRAL HEMORRHAGE DENGAN TINDAKAN CRANIOTOMY
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
KHOERUR ROSID AL ISLAM
A11501038 

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018/2019

 
PENDAHULUAN 
 Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini.
Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh
dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat mengakibatkan
kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut
(Junaidi, 2011)
 Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat stroke sebesar
51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan
sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh.
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan
konsentrasi glikoprotein, yang merupakan pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar
glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan meluasnya
area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobik
yang merusak jaringan otak (Rico dkk, 2008).
 Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di Indonesia
meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga
kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24
tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-
laki (7,1%).dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan tempat tinggal,
prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan
(5,7%).
ANATOMI DAN FISIOLOGI STROKE 
NEXT….. 
 Stroke hemoragik dapat terjadi karena adanya ruptur arteri, sehingga
menyebabkan darah mengalir keluar ke jaringan sekitar. Stroke
hemoragik tidak hanya menyebabkan penurunan aliran darah tetapi
juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak pada tempat ruptur
karena adanya darah yang mengisi jaringan tersebut. Mekanisme yang
paling sering adalah adanya hipertensi pada pembuluh darah kecil
yang menyebabkan terbentuknya aneurisma yang kapan saja bisa
terjadi ruptur.hemoragik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
 perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid. Perdarahan
intraserebral disebabkan karena perdarahan yang terjadi karena ruptur
dari pembuluh darah yang malformasi. Sedangkan perdarahan
subaraknoidterjadi karena ruptur aneurisma, malformasi atriovenosus,
diseksi arteri intrakranial.
DEFINISI
 Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
(Smeltzer C. Suzanne, 2008).
 Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah disfungsi
neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang
timbul secara mendadak sesuai dengan tanda dan gejala daerah lokal
pada otak yang terganggu. Stroke Hemoragik adalah kondisi pecahnya
salah satu arteri dalam otak yang memicu perdarahan di sekitar organ
tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau
terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat
cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen.
TANDA DAN GEJALA
 Menurut Pujianto (2008):

 Kehilangan motorik : hemipelgi (paralisys pada suatu sisi) karena lesi


pada sesi otak yang berlawanan,hemiparesis atau kelemahan salah satu
sisi tubuh.
 Kehilangan komunikasi:disartria (kesulitan bicara),disfasia atau afasia
(bicara deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan
untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya).
 Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual,gangguan hubungan
visual spasial,kehilangan sensori.
 Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis.
 Disfungsi kandung kemih.
PATOFISIOLOGI

 Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus,


emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan
umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
 Perdarahan intra serebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak membentuk
massa atau hematoma yang menekan jaringan otak dan menimbulkan
edema disekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat
dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra serebral sering dijumpai di daerah putamen,
thalamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum.
Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding
pembuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 CT scan untuk membedakan stroke infark dan stroke
Hemoragik ( pada kasus ini terdiagnosa stroke hemoragik)
 Pemeriksaan laboratorium tidak normal :

No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

1 Lekosit 287 mm3 4-10

2 Neutrofil 91 % 50-70

3 Limfosit 8 % 20-40

4 Monosit 0 % 2-8

5 Trombosit 457 ribu/mm3 150-450


THERAPY
 Keperawatan:
 Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan sirkulasi.
 Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
 Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak
ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang.
 Farmakologi:

No Jenis Obat Dosis Aturan Pakai Indikasi


1 Infus RL 500 ml 20 tpm Penambahan Cairan
2 Ondansetron 4 mg 1x1 Anti Mual Muntah
3 Ketorolak 30 g 2x1 Anti Nyeri
4 Ceftriaxone 2 gr 1x1 Antibiotik
5 Manitol 250 ml 1x1 Menurunkan TIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERIOPERATIF

 Pre Operasi:
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan Hipertensi
 Intra Operasi:

Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pembedahan)


 Post Operasi:

Risiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik


KASUS

 Ny.N usia 66 tahun datang ke IGD RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta


pada tanggal 6 desember 2018 dengan kesadaran somnolen GCS: E :
1, V: 3, M : 5, TTV : TD: 223/115 mmHg, RR: 20 x/menit, S: 37º C,
N: 100 x/menit, dengan berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm,
pasien di pindahkan ICU, pasien terdiagnosa Stroke Intracerebral
Hemorrhage dan akan di lakukan operasi Craniotomy pada tanggal 07
desember 2018 di Instalasi Bedah Sentral.
PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN
 Hari : Jum’at
 Tanggal : 07 Desember 2018
 Tempat : IBS RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
 Jam :16.00 WIB
 Metode : Wawancara dan observasi
 Sumber : Keluarga pasien
 Oleh : Khoerur Rosid Al Islam
A. Identitas Pasien  
 Nama : Ny. N
 Umur : 66 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Bantul, Yogyakarta
 Pekerjaan : Swasta
 Status : Kawin
 Diagnosa : Stroke Intracerebral Hemorrhage
 No.RM : 13-44-xx
 Tgl.Masuk : 07 Desember 2018
B. Penanggung Jawab
 Nama : Ny.S
 Umur : 49 Tahun
 Alamat : Bantul, Yogyakarta
 Hubungan dengan pasien : Anak pasien
C. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama :

Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh pusing

2. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien rujukan dari RS PKU Muhammadiyah Gamping datang ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dengan Stroke Intracerebral Hemorrhage,dan di pindahkan ke ICU, Pasien ke IBS di lakukan
craniotomy pada tanggal 07 Desember 2018 jam 16.00 wib.

3. Riwayat dahulu:

Keluarga Pasien mengatakan pasien mengalami hipertensi sudah sejak lama sekitar 10 tahun yang lalu..

4. Riwayat penyakit keluarga:

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di alami pasien
FOKUS POLA VIRGINIA HENDERSON
1. Keb. Nutrisi
 Sebelum dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien makan 2-3 x/hr, dengan lauk pauk seadanya, porsi
habis. Minum 6-8 gelas sedang perhari dengan minum air putih.
 Saat dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien makan menggunakan sonde sesuai dengan diit yang
diberikan rumah sakit, pasien dipuasakan sejak pukul 10.00 WIB pada tanggal 07 Desember 2018.
2. Keb. Gerak dan keseimbangan tubuh
 Sebelum dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien mampu beraktivitas tanpa bantuan orang lain, pasien
tetap melakukan aktivitas sehari-hari.
 Saat dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien hanya bisa berbaring di tempat tidur karena kesadaran
menurun GCS: E : 1, V: 3, M : 5
3. Keb. Istirahat dan tidur
 Sebelum dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien dapat tidur dengan nyenyak tanpa gangguan orang
lain
 Saat dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien tidur berkurang sering gelisah dan kesadaran menurun
4. Keb. Komunikasi dengan orang lain
 Sebelum dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada gangguan dalam berkomunikasi kepada
orang lain.
 Saat dikaji : keluarga pasien mengatakan pasien terdapat gangguan dalam komunikasinya karena penyakit
stroke yang di alaminya
E. Keadaan Umum
 Suhu : 37º C
 Nadi : 100 x/menit
 TD : 223/115 mmHg
 RR : 20x/menit
 BB : 80 kg
 TB : 160 cm
F. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Buruk
 Kesadaran : Somnolen, GCS: E : 1, V: 3, M : 5
 Fokus pemeriksaan fisik
1. Ekstremitas
 Atas : Simetris, tangan masih lengkap, tidak cacat,capillary refill time (CRT) 3
detik kanan,kiri 4 detik. tidak ada oedema, pada tangan kanan terpasang infus RL 20 tpm dan
tidak ada lesi. Balutan infus terlihat bersih.
 Bawah : Tidak ada cacat,CRT 3 detik kaki kanan, CRT kiri 4 detik
 kekuatan otot :
 5 1

 5 1
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN OPERASI

 Set Bak Instrumen

No  Nama alat  Jumlah  13 Adson cirugis 1


alat  14 Tatah 1
1 Bengkok 1 15 Scalpel kecil 1
2 Kom 2 16 Haak bergigi 3 1
3 Handle mess 1 17 Canul section 1
4 Klem bengkok sedang 6 18 Knable tang 1
5 Dendy klem 10 19 Handle gigli 2
6 Pinset cirugis 3 20 Mata bor cranio 3
7 Pinset anatomis 4 21 Gigli 1
8 Neddle holder 2 22 Bor 1
9 Gunting jaringan 2 23 Selang suction 1
10 Gunting benang 1 24 bipolar 1
11 Klem lurus 1
12 Koker gigi lurus 1
 Bahan Habis Pakai

No  Nama alat  Jumlah  15 NaCl 500 ml 1


alat  16 Underpet 1
1 Masker 4
17 Sikat  4
2 Povidon iodin 1
18 Bone wax 1
3 Alcohol  1
19 Sufratul  1
4 Sarung tangan  No.7,5 1
20 ETT 20 1
5 Sarung tangan  No. 7 3
6 Sarung tangan tidak  1 21 Lyostip  1
steril  22 TT  No 7 1
7 Kassa  20 lmbr 23 Daryantul  1
8 Bisturi No. 11,23 1 24 Softban  1
9 Softsilk 3.0 1 25 Hs gamex,AMS,biogel 3
10 Safil 2.0 1 26 Kassa lipat  3
11 Filapev 2.0 1 27 Infus set 1
12 Hypafik  30 cm
13 Aqua injeksi 20 ml 1
14 Spuit 10 cc 1
 Linen

No Nama Jumlah
1 Jas operasi 4
2 Duk besar 2
3 Duk sedang 2
4 Duk kecil 2

 Laporan perhitungan instrumen

No Nama alat Jumlah alat


Sebelum Sesudah
1 Bengkok 1 1
2 Kom 2 2
3 Handle mess 1 1
4 Klem bengkok sedang 6 6
5 Dendy klem 10 10
6 Pinset cirugis 3 3
7 Pinset anatomis 4 4
8 Neddle holder 2 2
9 Gunting jaringan 2 2
10 Gunting benang 1 1
11 Klem lurus 1 1
12 Koker gigi lurus 1 1
13 Adson cirugis 1 1
14 Tatah 1 1
15 Scalpel kecil 1 1
16 Haak bergigi 3 1 1
17 Canul section 1 1
18 Knable tang 1 1
19 Handle gigli 2 2
20 Mata bor cranio 3 3
21 Gigli 1 1
22 Bor 1 1
23 Selang suction 1 1
24 bipolar 1 1
PELAKSANAAN ASISTENSI INSTRUMEN
NO TINDAKAN ALAT

1 Persiapan Alat Duk kecil 2, handscoon 1

2 Desinfeksi Kom 2, betadin, alcohol, Klem ovarium 1, kasa steril 4lbr

3 Drapping Duk besar 1, duk sedang 2, duk
kecil 2, 
4 Pemasangan slang suction Canul suction, selang section

5 Pemasangan bipolar Set Alat bipolar

6 Sayat area frontal  siap bisturi 23, dan kasa

7 Adanya perdarahan Siap klem, kasa , bipolar.

8 Menghentikan perdarahan klemarteri, kassa steril, pinset,    bipolar, suction

9 Insisi selaput cranium bisturi 11

10 Mengamankan kulit kepala dan selaput  Kasa basah 2 lembar, klem dendy
cranium
11 Cek perdarahan Kasa, pinset anatomis, bipolar

12 Bor cranium  Bor , mata bor cranio

13 Melepas cranium frontalis Handle gigli, gigli

14 Mengamankan cranium Kom besar, Nacl


15 Membuka duramater,arachnoid,piamater Bisturi no.11, pinset cirugis

16 Cek perdarahan Kasa, pinset anatomis, bipolar

17 Irigasi Nacl dan Suction perdarahan di otak Canul saction, nacl

18 Draping perdarahan Daryantul, lyostip, Bone wax

19 Membersihkan area Nacl

20 Membuat irigasi Infuse set, klem, bisturi 11

21 Menyipan cranium kasa

22 Penutupan selaput cranium Softsilk 3.0, needle holder,pinset cirugis, gunting benang

23 Penutupan skin frontalis Safil 3.0 needle holder,pinset cirugis, gunting benang

24 Cek perdarahan Kasa, pinset anatomis

25 Membersihkan area hackting Kasa basah

26 Penutupan luka Sufratul, kasa kering 6 lembar, plester area insisi


ASKEP PRE OPERASI
 Analisa data pre operasi

No Hari /tgl/jam Data fokus Masalah Etiologi


1 Jum’at 07 DS:- Ketidakefekti Hipertensi
Desember 2018 DO: fan perfusi
Jam 16.00 wib Tampak cemas, jaringan
gelisah
TTV: TD: 223/115
N: 100x/mnt RR:
20x/mnt
Ekstermitas atas
bawah kiri lemah,
motorik = 1

 Rumusan Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi
 Rencana pre operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Ketidak Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 10 1.Tentukan faktor- 1.Untuk Mempengaruhi
Efektifan menit diharapkan masalah Ketidak faktor yang penetapan intervensi.
perfusi jaringan Efektifan perfusi jaringan dapat teratasi berhubungan dengan 2.Untuk Perubahan dalam
dengan kriteria hasil : keadaan isi kognitif dan bicara
klien/penurunan merupakan indikator dari
perfusi serebral dan lokasi gangguan sersbral
Indikator A T
potensial terjadinya dan mungkin
TTV Stabil 1 5 peningkatan TIK. mengindikasikan
2. kaji fungsi-fungsi penurunan/peningkatan
Tidak ada tanda  2 5 yang lebih tinggi, TIK
seperti fungsi bicara 3.Untuk Menurunkan
tanda peningkatan  jika pasien sadar hipoksia yang dapat
TIK 3.berikan oksigen menyebabkan vasodilatasi
sesuai indikasi serebral dan tekanan
Keterangan : 4. berikan obat sesuai meningkat/ pembentukan
1:Berat indikasi : edem
2:Cukup berat antikoagulasi dll 4.Untuk mempercepat
3:Sedang 5 .pantau pemeriksaan penurunan TIK
4:Ringan laboratorium indikasi 5.Memberikan informasi
5:Tidak ada seperti masa tentang keefektifan
protrombin,kadar pengobatan
dilantin
 Pelaksanaan Dan Evaluasi Pre Operasi

No .Dx Tanggal /jam Implementasi Evaluasi


1 Jum’at 07 1. Menentukan faktor-faktor S:-
Desember 2018 yang berhubungan dengan O : pasien tampak gelisah,
Jam 16.10 wib keadaan klien/penurunan KU : buruk, wajah datar
perfusi serebral dan potensial S:-
terjadinya peningkatan TIK. O : Terdengar rintihan dan
2. Mengkaji fungsi-fungsi tampak cemas, ekstermitas
yang lebih tinggi, seperti kiri atas dan bawah lemah,
fungsi bicara jika pasien sadar motorik =1
KU : Buruk, TD : 223/115
mmHg.
ASKEP INTRA BEDAH
 Analisa Data Intra Operasi

No Hari /tgl/jam Data fokus Masalah Etiologi


1 Jum’at 07 Ds : ­ Resiko  Prosedur 
Desember 2018 Do : pasien  infeksi  invasif 
Jam 16.15 wib dilakukan  (pembedahan)
pembedahan di 
frontalis dengan 
metode 
craniotomy TD : 
223/115, N : 
100x/mnt, SpO2 : 
100 %,

 Rumusan Diagnosa Keperawatan


1. Resiko infeksi Berhubungan Dengan Prosedur invasif (Pembedahan)
 Rencana Intra Operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan 1.Untuk
keperawatan selama 1 x 2 scrubbing mengurangi
jam, diharapkan masalah 2. Lakukan bakteri dari
risiko infeksi dapat teratasi gowning kontak tangan
dengan kriteria hasil : 3. Lakukan 2.Untuk savety
gloving diri sendiri dan
4. Lakukan pasien
Indikator A T 3.Untuk savety
desinfektan
Peralatan steril 4 5 5. Lakukan diri sendiri dan
draping pasien
Desinfektan 3 5 4.Untuk
membersihkan
Keterangan : dari bakteri
1:Berat 5. Untuk
2:Cukup berat melokalisi area
3:Sedang insisi
4:Ringan
5:Tidak ada
 Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi

No . Tanggal Implementasi Evaluasi


Dx /jam
1 Jum’at 07 1.Melakukan Ds : -
Desember Do : tampak tertidur
Scrubbing
2018 karena tindakan
Jam 16.15 2.Melakukan Gowning anestesi
wib
3.Melakukan Gloving
4.Melakukan
Desinfektan
5.Melakukan Draping
ASKPE POST OPERASI
 Analisa Data Pasca Operasi
No Hari /tgl/jam Data fokus Masalah Etiologi
1 Jum’at 07 Ds : - Risiko Jatuh Anastesi
Desember 2018 Do : Narkotik
Jam 17.10 wib Pasien terdapat bekas
luka pada pada
frontalis,klien
mengalami kelemahan
ekstermitas, mobilitas
terbatas. KU : Buruk,
TD : 223/115, N : 100,
RR : 20, S : 37ºC, SpO2
: 100%.

 Rumusan Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Jatuh Berhubungan Dengan Anestesi Narkotik

  
 Rencana Pasca Operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan posisi 1. Untuk mencegah


keperawatan selama 1 x 10 menit yang nyaman cidera saat operasi
diharapkan masalah risiko jatuh dapat 2. Siapkan bantalan/ 2. Untuk member
teratasi dengan kriteria hasil : posisi yang nyamna posisi yang nyaman
yang di butuhkan 3. Untuk
Indikator A T sesuai prosedur memudahkan dalam
3. Stabilkan meja memindahkan
Identifikasi faktor risiko 3 5 operasi saat pasien
jatuh memindahkan ke 4. Untuk
bankar keselamatan pasien
Mempertahankan restrain 3 5
4. Pasang restrain 5. Untuk
indikator fall risk 3 5 untuk savety memastikan pasien
5. Monitor keadaan dalam keadaan yang
pasien saat post aman dan nyaman
Keterangan : operasi
1:Berat
2:Cukup berat
3:Sedang
4:Ringan
5:Tidak ada
 Pelaksanaan Dan Evaluai Pasca Operasi
No .Dx Tanggal /jam Implementasi Evaluasi
1 Jum’at 07 1. Memberikan posisi yang Ds : -
Desember 2018 nyaman Do : pasien tampak nyaman
Jam 17.10 wib dengan posisi supinasi dan
2. Mensiapkan bantalan/ terpasang restrain sesuai
posisi yang nyamna yang SPO rumah sakit.

di butuhkan sesuai
prosedur
3. Menstabilkan meja operasi
saat memindahkan ke
bankar
4. Memasang restrain untuk
savety
5. Memonitor keadaan pasien
saat post operasi
ANALISIS JURNAL
PERBANDINGAN ANTARA TINDAKAN DEKOMPRESI HEMICRANIOTOMY EVAKUASI
TERHADAP HASIL LUARAN PASIEN PERDARAHAN INTRACEREBRAL SPONTAN
DENGAN GLASGOW COMA SCALE < 9

METODE 
Populasi adalah seluruh pasien dewasa dengan PIS dikarenakan hipertensi yang
menjalani terapi kraniotomi evakuasi atau dekompresi hemikraniektomi evakuasi
yang dirawat di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi
sebagai berikut: Semua penderita PIS dewasa, disebabkan oleh hipertensi, letak
NEXT….. 
 perdarahan di ganglia basal, GCS < 9, volume perdarahan ≥ 30cc pada
CT scan dan dilakukan tindakan kraniotomi evakuasi atau dekompresi
hemikraniektomi evakuasi. Dengan kriteria eksklusi: Penderita PIS
dengan penyakit penyerta lain (ginjal, liver, kelainan darah, dsb.),
menolak untuk dilakukan tindakan operasi, meminum obat
antihipertensi secara teratur, tidak lengkap data rekam medisnya sesuai
dengan variabel penelitian yang diperlukan.
 Desain penelitian ini merupakan penelitian kohort analitik dengan
rancangan penelitian analitik komparatif. Analisis statistik akan
menggunakan uji-t tidak berpasangan jika sebaran data nomal,
dilanjutkan dengan Mann Whitney jika sebaran data tidak normal.
HASIL 

 Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil luaran lebih baik dengan
menggunakan skor NIHS antara dekompresi hemikraniektomi
evakuasi dengan kraniotomi evakuasi pada pasien PIS spontan di
ganglia basal dengan GCS < 9. Hal ini menunjukkan bahwa
dekompresi hemikraniektomi evakuasi merupakan tindakan
pembedahan yang efektif dan aman untuk keadaan pasien diatas.

 vol06no01Pebruari2017AchmadAdam.pdf

Anda mungkin juga menyukai